Posbindu diadakan sejak 2017, berlangsung setiap 2 bulan. Mulai tahun 2019 dilaksanakan tiap
sebulan sekali, mengikuti aturan pemerintah. Pelaksanaan tiap bulan mengikuti tanggal yang
sudah ditentukan masing-masing Posbindu, atau jika ada halangan bisa bergeser maju/mundur.
Posbindu diselenggarakan di masing-masing kantor kelurahan, dengan jarak masing-masing
warga ke kantor kelurahan bervariasi.
Jumlah Posbindu awalnya 1 buah (2017), mulai tahun 2018 terdapat 6 posbindu, tersebar di 6
kelurahan.
Jumlah kader lebih dari sepuluh orang untuk tiap Posbindu, namun kader masih merangkap
kader posyandu lansia dan kader lainnya. Jumlah peserta berkisar antara 20-50 orang. Untuk
data individual pasien dipegang oleh masing-masing Posbindu, dari Puskesmas hanya
menyimpan data jumlah peserta dan kader yang datang.
Sarana prasarana seperti reagen, buku Posbindu, dan konsumsi untuk kader disediakan oleh
Puskesmas. Kader tidak diberi insentif. Kader diberi pelatihan/pembekalan sebelum dilantik
menjadi kader. Setelah dilantik, tidak ada pelatihan kembali (hanya1x). Dana diambilkan dari
Dana BOK (bantuan Operasional Kesehatan) Puskesmas.
Beberapa Posbindu mendapatkan bantuan dana dari LPMK. Peserta Posbindu tidak ditarik iuran
karena dari Propinsi menyarankan demikian (?).
Setiap Posbindu membuka 5 meja (pendaftaran, anamnesis, pemeriksaan fisik, lab meliputi gula
darah saja, dan konseling). Untuk cek lab selain GDS, diarahkan untuk GMC (General Medical
Check-up) meliputi 8 komponen pemeriksaan (GDS, kolesterol, trigliserida, asam urat, Ur/Cr,
OT/PT) mengikuti program gratis dari Pemerintah (sesuai Perwali) untuk pasien berusia >40 th,
dengan syarat KK&KTP, maksimal 1x/tahun. Diadakan juga penyuluhan terkait PTM disesuaikan
dengan kondisi masyarakat (prevalensi PTM tertinggi).
Sistem pelaporan manual, baik kader maupun Puskesmas memiliki datanya. Untuk pelaporan
online sistem pusat masih berubah-ubah sehingga data yang lama tidak bisa diakses kembali.
Sementara itu, sistem yang baru belum disosialisasikan.
Posbindu selanjutnya diadakan setelah lebaran.
Kendala: aksesibilitas beberapa daerah masih jauh dari Posbindu (>10 km), undangan Posbindu
kurang tersebar merata, diadakan pada jam kerja sehingga tidak semua target pemeriksaan
dapat tercakup.
Terkait PTM lain, pengendalian rokok ikut PromKes (KTR: Kawasan Tanpa Rokok yang dimonitor
oleh karang taruna; Kampung Bebas Asap Rokok), Prolanis dilakukanedukasi, tatalaksana, dan
penyuluhan terkait aktivitas fisik pada pasien-pasien penyakit kronis. SADANIS ditanyakan (tidak
dilakukan) saat Posbindu, sementara IVA test dilakukan di Puskesmas.