PUSKESMAS GONDANG
DINAS KESEHATAN KAB. TULUNGAGUNG
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG
Jl. Raya Gondang, Ds. Gondang, Kec. Gondang, Kab. Tulungagung Telp. (0355)
326404 Email :puskesmasgondang@gmail.comKodePos : 66263
KATA PENGANTAR
Gondang,
KEPALA UPTD PUSKESMAS GONDANG,
BAB II
RUANG LINGKUP
Pada dasarnya dalam pelaksanaan manajemen resiko, terdapat beberapa tahapan dalam
manajemen resiko. Salah satu tahapannya adalah :
1. Identifikasi resiko
2. Menafsirkan kerugian atau resiko yang dapat terjadi
3. Menangani resiko
4. Pengimplementasian
5. Memonitor dan mengevaluasi pengimplementasiannya
Tahapan pertama dalam manajemen resiko adalah tahap identifikasi resiko.
Identifikasi resiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus menerus
dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya resiko atau kerugian. Proses
identifikasi resiko ini mungkin adalah proses terpenting, karena dengan proses inilah
semua resiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu pekerjaan harus
diidentifikasikan. Adapun proses identifikasi harus dilakukan secara secara cermat dan
komprehensif, sehingga tidak adaresiko yang terlewatkan atau tidak teidentifikasi. Dalam
pelaksanaannya, identifikasi resiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik antara lain :
1. Incident investigation
2. Inspection
3. Checklist
4. Auditing
Puskesmas adalah upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan. Puskesmas merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan
pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dengan berbagai fasilitas dan peralatan kesehatan.
Potensi bahaya di sarana pelayanan kesehatan, selain penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi tempat pelayanan tersebut seperti
bahan kimia berbahaya, gangguan psikososial.
Semua potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi kehidupan karyawan,
pasien maupun pengunjung yang ada di lingkungan Puskesmas.Sarana pelayanan
kesehatan mempunyai karakteristik khusus yang dapat meningkatkan peluang kecelakaan.
Misalnya jari jemari acap kali menjadi tempat goresan kecil dan luka, meningkatkan resiko
infeksi terhadap pathogen yang ditularkan lewat darah. Untuk itu perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu
manajemen resiko di tempat pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik.
BAB III
TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO
1. Identifikasi risiko
Masing-masing unit pelayanan dan jaringan Puskesmas menyusun daftar risiko
yang berpotensi membahayakan pasien dan petugas yang bisa didapatkan dari:
- Hasil temuan pada audit internal
- Keluhan pasien/pelanggan Puskesmas
- Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah terjadi di unit pelayanan
tersebut
Contoh daftar risiko pada layanan klinis di Puskesmas:
Unit Layanan Risiko
Loket Pendaftaran dan - Kesalahan pemberian identitas rekam medis
- Kesalahan pengambilan rekam medis
Rekam Medis
Unit Pelayanan umum, - Kesalahan diagnosis
- Kesalahan identifikasi pasien/salah orang
Unit Pelayanan Anak
- Kesalahan pemberian terapi
dan UGD - Kesalahan pemberian resep
- Kesalahan tindakan yang menimbulkan
perlukaan
- Monitoring pengobatan atau tindakan yang
Unit Layanan Risiko
kurang baik
- Insiden tertusuk jarum bekas pakai
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka terbuka atau cairan tubuh
pasien
- Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
- Menggunakan peralatan tidak steril
3. Evaluasi risiko
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan
risiko.Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan Analisis
Akar Masalah (RCA/Root Cause Analysis) kemudian ditentukan apakah memerlukan
tindakan perbaikan (treatment) ataukah tidak.
Program Risiko
Posyandu Balita - Kesalahan penentuan kebutuhan imunisasi
- Kesalahan cara pemberian imunisasi
- Kesalahan jenis imunisasi
- Kesalahan dosis vaksin
- Insiden kegagalan pemberian imunisasi
- Insiden efek samping imunisasi
- Ceceran limbah medis
- Insiden petugas tertusuk jarum
- Insiden balita terluka pada proses penimbangan
menggunakan dacin
- Kesalahan cara penimbangan
- Kesalahan pencatatan hasil pengukuran dan
pemeriksaan
2. Analisis risiko
Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim
Mutu. Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari
risiko (severity assessment) dan dengan metode FMEA (Failure Mode and
Effect Analysis) seperti dalam Formulir terlampir
3. Evaluasi risiko
Risiko yang teridentifikasi dianalisi menggunakan formulir FMEA dan
analisis penyebab dengan menggunakan metode RCA (Root Caused
Analysis).Tingkat risiko yang memiliki nilai yang tinggi merupakan
prioritas untuk dilakukan pemecahan masalah. Identifikasi risiko dilaporkan
kepada Tim Mutu Puskesmas
4. Tindakan perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu merekomendasikan
rencana tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan.
Setiap tindakan perbaikan dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan
dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas lainnya
1. ANALISA RESIKO
Analisa dilakukan dengan menentukan skore resiko atau insiden tersebut untuk
snentukan prioritas penanganan
a. Peluang
TINGKAT RESIKO DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI
1 Sangat jarang/rare( > 5 tahun / kali )
2 Jarang/unlikely ( >2-5 tahun / kali )
3 Mungkin/Possible1 - 2 tahun / kali )
4 Sering/likely ( beberapa kali /tahun )
5 Sangat sering / almost certain(tiap minggu / bulan)
b. Dampak
DESKRIPSI
TINGKAT
PELUANG DAMPAK
RESIKO
/ FREKUENSI
1 Tidak significant Tidak ada cedera
2 Minor Cedera ringan, mis iuka lecet
Dapat diatasi dengan P3K
3 Moderat Cedera sedang, mis Iuka robek
Berkurangnya fungsi
motoric/sensorik/psikologis
/intelektual (reversible),tidak
berhubungan dengan penyakit)
Setiap kasus yang memperpanjang
perawatan
4 Mayor Cedera luas/ berat, mis cacat,
lumpuh
Kehilangan fungsi
motoric/sensorik/psikologis/intelek
tual (ireversibel), tidak
berhubungan dengan penyakit
5 Katatropik Kematian yangtidak
berhubungandengan perjalanan
penyakit
2. EVALUASI RESIKO
Resikoyang sudah dianalisa akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan grading
yang di dapat :
SKOR RESIKO = DAMPAK x PELUANG
3. KELOLA RESIKO
LEVEL TINDAKAN
Ekstrem Memerlukan tindakan segera, paling lambat 2 x 24 jam
Tinggi Kaji dengan detail dan perlu tindakan segera, sampai 2 minggu
Sedang Dilakukan penelitian sederhana paling lama 2 minggu.
Sebaiknya menilai dampak terhadap bahaya dan kelola resiko. Traget
waktu pengendalian sampai 6 minggu
Rendah Dilakukan penelitian sederhana paling lama 1 minggu,
diselesaikan dengan prosedur rutin. Target waktu pengendalian sampai
12 minggu
Respon Manajemen
Setelah resiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa, tim manajerial
akan memulai memformulasikan strategi penanganan resiko yang tepat. Strategi ini
didasarkan kepada sifat dan dampak potensial dari resiko itu sendiri. Adapun tujuan dan
strategi ini adalah untuk memindahkan dampak potensial resiko sebanyak mungkin untuk
meningkatkan control terhadap resiko.
SENTINEL RCA
RISK GRADING
LAMPIRAN III
Petugas pencatat
(notulis)
II. Identifikasi akibat jika terjadi failure mode untuk tiap-tiap failure mode:
III. Identifikasi kemungkinan penyebab dari tiap failure mode, dan deskripsikan
upaya-upaya yang sudahdilakukan (kalauada) untuk mengatasi failure mode:
Tahap Failur Akiba S Kemungkina O Upayakendali D RPN Kegiatan yang Penanggungja Waktu
an e t nsebab ygsdhdilakuka direkomendasi wab
Proses Mode n kan
s
VII. Pelaksanaankegiatandanevaluasi:
Taha Failu Akiba S Kemung O Upaya D RP Kegiatan yang Penanggu Kegiatan S O D RPN
pan re t kinan kendali N direkomendasi ng jawab yang
Pros Mod sebab Yang kan dilakukan
es es Sudah
dilakukan
VIII. Susun SOP baru sesuai dengan hasil analisis dan pelaksanaan FMEA:
LAMPIRAN IV
ROOT CAUSE ANALYSIS
Analisisterhadap KTD:………………….
Tim RCA:
Ketua
Anggota
Diskripsisingkatkejadian:
Kronologikejadian:
Rencana solusi:
ImplementasidanTindaklanjut:
Pelaporan:
LAMPIRAN V
FORM ANALISIS AKAR MASALAH (RCA)
2. Tim RCA.
Anggota 1......................................................................................................
(pastikan 2......................................................................................................
semua 3......................................................................................................
area 4......................................................................................................
5.dst.
terkait
terwakili)
Petugas
pencatat .........................................................................................................
(notulis)
3. Tanggalpelaksanaan RCA.
c. Wawancara:
Waktu
Kejadian
Informasitambahan
Good Practice
(kalauada)
MasalahPelayanan
Stafpelaku Waktu
f. Identifikasimasalahdalampengelolaanpelayananpasien:
Masalah Penjelasan
5. Analisissebabmasalah.
a. Tehnikmengapa
Masalah:
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
b. AnalisisPenyimpangan:
d). Administrasi
g). Pendidikan/pelatihan/
kompetensi
a). Bangunan
b). Lingkungan
c). Peralatan/perlengkapan
b). Konsistensi
pelaksanaan tugas
Staf
a). Kompetensi
Tugas
Pasien
(kepribadian, bahasa,
kondisi sosial, keluarga,
dsb)
c). Pengobatan
e). Hubungan
interpersonal staf dan
pasien
Komunikasi
6. Rekomendasidanrencanatindaklanjut.
I. DATA PASIEN
Nama : ...........................................................................................................
No MR : .......................................... Ruangan : ..............................................
Umur : .... Bulan .... Tahun
Kelompok
0-1 bulan > 1bulan – 1 tahun
Umur * :
> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
Jenis Laki-laki Perempuan
kelamin :
2. Insiden : ................................................................................................................
3. Kronologis Insiden :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
4. Jenis Insiden* :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak Diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel (sentinel
event)
Kejadian Tidak Cedera / KTC (No harm)
KPC
Kematian
Cedera Inversible / Cedera Berat
Cedera Reversible / Cedera sedang
Cedera Ringan
Tidak ada cedera
12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan
hasilnya : ...............................................................................................................
...............................................................................................................................
..............................................................
...............................................................................................................................
.......................