ANALISA SITUASI
A. Gambaran Umum
Ruangan Bedah Kelas I merupakan salah satu ruangan di RSUD Prof. Dr. H.
Aloei Saboe. Ruangan Bedah Kelas 1 merupakan ruangan rawat pasien laki-laki dan
perempuan dengan kapasitas tempat tidur berjumlah 10 buah. Analisa situasi ruangan
di dalam ruangan bedah kelas 1 dikaji berdasarkan M1-M5 dengan hasil analisa :
A. Sumber daya M1 (Man)
1. Ketenagaan
a. Struktur Organisasi
Ruangan bedah kelas 1 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe dipimpin oleh kepala
ruangan dan di bantu oleh 2 ketua tim, 10 perawat pelaksana,1 administrasi dan 2
petugas evakuasi. Berdasarkan hasil observasi saat dilakukan pengkajian sudah
terdapat struktur organisasi yang terpasang didalam ruangan tetapi masih
menggunakan struktur organisasi yang lama. Hal ini tidak sesuai dengan posisi yang
ada sekarang, dimana sudah terdapat perubahan posisi seperti kepala ruangan, ketua
tim, perawat pelaksana, serta tim evakuasi yang sudah bertambah 1 orang.
Pengadaan Struktur organisasi di dalam ruangan penting hal ini dikarenakan dengan
adanya struktur organisasi dapat menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta dapat
memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas sampai batas tertentu, selain itu
struktur organisasi menjelaskan hirarki dan susunan kewenangan, serta hubungan
pelaporan (Husein, 2013).
STRUKTUR ORGANISASI RUANGAN BEDAH KELAS 1
RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE
Direktur
Dr. Andang Ilato, SH, MM
Kepala ruangan
H. Ramdan Nayu, S.Kep
Administrasi Evakuasi
Usman Mohamad Suleman Nusi
Direktur
Dr. Andang Ilato, SH, MM
Kepala ruangan
Ni Wayan Sriyanti, S.Kep.Ns
Jumlah = 18 jam
b. Keperawatan tidak langsung : 6 orang x 1 jam = 6 jam
c. Penyuluhan kesehatan : 6 orang x 0.25 jam = 1,5 jam
Total jam keseluruhan = a + b + c
= 18 jam + 6 jam + 1,5 jam
= 25,5 jam (26 jam)
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien
perhari :
Total jam keperawatan = Total jam keseluruhan : jumlah pasien/hari
= 26 jam : 6 orang
= 4,3 jam
3. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut
adalah langsung dengan menggunakan rumus gilies di atas, sehingga
didapatkan hasil sebagai berikut :
=Total jam perawatan/pasien x jumlah pasien/hari x jumlah hari per periode
(jumlah hari per periode-lossday) x total jam kerja/hari
= 4,3 jam/klien x 6 pasien x 365 hari
(365-86 hari/ tahun) x 7 jam
= 9.417 jam/hari
1.953 jam/hari
= 4,82 (5 orang)
= 5 orang
Jadi, jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 5 orang/hari
4. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan
perhari yaitu :
𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
ℎ𝑎𝑟𝑖
Jumlah kebutuhan perawat = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖
= 6 x 4,3
7
= 3,6 orang (4 Orang)
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 4 orang
b. Kebutuhan tenaga perawat rumus Douglas
Pada suatu pelayanan profesional jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung
pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut Douglas (1984),
Loveridge & Cumming (1996) klasifikasi dan derajat ketergantungan pasien dibagi
3 kategori
Tabel 3.5 Klasifikasi dan Derajat Ketergantungan Pasien Menurut Douglas
Klasifikasi Klien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Klien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1. 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2. 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3. 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst.
Tabel 3.6 Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shif Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan Pasien Di Ruang Bedah Kelas 1 Tahun 2018
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat
Jumlah Pasien Pagi Sore Malam
Ketergantungan
Minimal 0 0 x 0,17 0 x 0,14 0 x 0,07
Parsial 6 6 x 0,27 6 x 0,15 6 x 0,10
Total 0 0 x 0,36 0 x 0,3 0 x 0,10
Jumlah 6 1,62 = 2 0,9 = 1 0,6 = 1
n = 52 + 22 + 12 x 4
279
= 1,23 orang (1 Orang)
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas non keperawatan :
= (Kebutuhan tenaga perawat + Faktor koreksi) x 25%
= (4+1) x 25%
= 1,25 Orang
Jumlah tenaga perawat yang diperlukan
= tenaga yang tersedia + faktor koreksi
= 5 + 1,25 = 6,25 atau 6 orang
Menurut analisa yang didapatkan bahwa penggunaan metode perhitungan
tenaga keperawatan menurut Gilllies yang paling efektif. Hal ini dibuktikan
dengan jumlah tenaga perawat di ruangan bedah kelas 1 sudah mencukupi.
Penggunaan metode ini didukung oleh Hendrich, et. al., (2008) dimana dengan
menggunakan metode ini dapat memperhitungkan beban kerja perawat, dan
juga memperhitungkan jam kerja serta loss day sehingga lebih
mempertimbangkan beban kerja perawat, dimana tidak semua waktu digunakan
sepenuhnya oleh seorang perawat untuk bekerja.