BERWAWASAN LINGKUNGAN
BAB I
PENDAHULUAN
Di abad Milenium ini, kemajuan akan ilmu pengetahuan dan teknologi ((IPTEK) seakan
menimbulkan polemik terhadap lingkungan hidup manusia.Hal ini karena kebanyakan
manusia hanya mementingkan kepentingan individu tanpa memikirkan dampak bagi
lingkungan hidup dalam penggunaan sumber daya alam(SDA). Selain itu penyebab
kerusakan lingkungan akibat ulah manusia juga disebabkan karena kurangnya kesadaran akan
etika lingkungan.
Dari latar belakang di atas dapat di rumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Menurut Prof. Dr. Emil Salim Lingkungan Hidup adalah segala benda dan kondisi yang ada
dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal-hal yang hidup termasuk kehidupan
manusia.
Menurut UU No.4 Tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan Lingkungan Hidup, jumto
UU No. 23 Tahun 1997, Pasal I bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya.
Menurut Prof.Dr.Otto Soemarwoto, Lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi
yang ada dalam ruang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.
KOMPONEN-KOMPONEN EKOSISTEM
Unsure fisik yang terdapat didalam lingkungan hidup terdiri atas tanah, air, sinar mathari,
senyawa kimia, dan sebagainya.fungsi unsure fisik didalam lingkungan sebagai media untuk
berlangsungnya kehidupan. Sebagai contoh air dioperlukan oleh semua makhluk hidup untuk
mengalirkan zat-zat makanan dan matahari merupakan energi utama untuk bergerak atau
berubah.
c.Unsure Budaya
Disamping lingkungan fisik alamiah, manusia juga memiliki lingkungan lain sebagai
pelengkap kehidupan yang disebut dengan lingkungan budaya. Lingkunga budaya merupakan
abtraksi yang berwujud nilai, norma, gagasan dan konsep dalam memahami dan
menginterpretasikan lingkungan. (Agustinarahmayani,2008)
DEFINISI PEMBANGUNAN
Pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup secara bertahap dengan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki negara secara bijaksana.
Tranformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern yang lebih produktif.
Ciri-cirinya :
c. Kegiatan politik dan pemerintahan masih rendah berada pada tuan tanah
2. Tahap Prasyarat Lepas Landas ( The pra condition for take off) Ciri-cirinya :
pasar-pasar baru.
Ciri-cirinya :
a. Kondisi masyarakat sudah secara efektif mengunakan teknologi modern di hamper
semua kegiatan produksi dan kekayaan alam.
c. Struktur dan keahlian para tenaga kerja mengalami perubahan di mana sector industry
semakin penting sementara sector pertanian menurun.
Pembangunan berkelanjuan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas
daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan
ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB,
terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling
terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Skema pembangunan berkelanjutan:pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi Universal
Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan
berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa “…keragaman budaya penting bagi manusia
sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam”. Dengan demikian “pembangunan
tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk
mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”. dalam pandangan ini,
keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan
berkelanjutan.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi
berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
2. Melaksanakan rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna dalam
menghasilkan barang dan jasa yang unggul, tangguh dan berkualitas tinggi, yang
berdampak positif bagi kelangsungan hidup pembangunan itu sendiri.
Di dalam kebijakan pengelolaan lingkungan hidup titik tekannya ada di daerah, untuk itu
seyogyanya di dalam program pembangunan nasional/daerah merumuskan program
pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, yang mencakup :
1. Program Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup. Bertujuan memperoleh dan menyebarluaskan informasi mengenai
potensi dan produktivitas sda dan lh melalui inventarisasi dan evaluasi serta
penguatan sistem informasi.
5. Program Peningkatan Peranan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup. Bertujuan meningkatkan peranan dan
kepedulian semua pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sda dan pelestarian
fungsi lh.
1. Ego sektoral dan daerah, yang terjadi adalah pengelolaan hidup dilaksanakan
overlaping antar sektor satu dengan sektor yang lain.
5. Eksploitasi sumberdaya alam masih terlalu mengedepankan profit dari sisi ekonomi.
Agar pembangunan yang berwawasan lingkungan ini dapat berjalan dengan baik, maka
pembangunan tersebut perlu memiliki pandangan jauh ke depan yang dirumuskan sebagai visi
pembangunan. Dan dapat diimplementasikan ke dalam pembangunan jangka panjang secara
ideal serta berorientasi kepada kepentingan seluruh rakyat. Visi pembangunan yang dimaksud
adalah tercapainya peningkatan kulitas hidup seluruh masyarakat melalui pengembangan
kecerdasan, pengembangan teknologi, keterampilan dan moral pembangunan sumber daya
manusia yang tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan serta seni untuk mengelola
sumber daya alam secara bijaksana dan berkesinambungan.
Berhasil atau tidaknya visi ini sangat tergantung pada misi pembangunan melalui strategi
pembangunan yang dijalankan.
Strategi pembangunan adalah usaha untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia dalam
mendayagunakan sumber daya alam dengan segenap peluang serta kendalanya. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara :
2. Melaksanakan rekayasa ilmu pengetgahuan dan teknologi yang tepat guna dalam
menghasilkan barang dan jasa yang unggul, tangguh dan berkualitas tinggi, yang
berdampak positif bagi kelangsungan hidup pembangunan itu sendiri.
Selain itu pembangunan harus dilaksanakan sesuai misinya, seperti adanya rencana
pembangunan dan pemantauan, harus dilakukan pengevaluasian serta pengauitan. Bertujuan
untuk memberikan umpan balik yang diperlukan bagi penyempurnaan pelaksanaan maupun
tahap perencanaan pembangunan berikutnya.
Konsep pembangunan ini bertujuan membangun kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang
mampu menyelaraskan tanggung jawab moral dengan strategi pembangunan berwawasan
lingkungan. Hal ini perlu ditegaskan mengingat adanya kecenderungan gaya hidup
konsumerisme, hingga bergesernya potensi fisik alami manusia (nature of human physical
potention) akibat meluasnya pemanfaatan perangkat teknologi (dependent on technological
instruments) dalam proses pembangunan itu berlangsung.
Konsep pembangunan yang ramah lingkungan ini bersifat ekonomis, karena dapat
menghasilkan keuntungan lebih besar dengan modal yang lebih kecil yang bersifat
bekelanjutan (sustainable). Baik dari segi lingkungan biogeofisik-kimia karena tidak terjadi
kerusakan maupun sosial-ekonomi dan budaya.
Problem pembangunan yang hanya bertumpu pada satu aspek menyebabkan keterbelakangan
dan kemiskinan menjadi suatu hal yang anakronistis, yang memperdebatkan the gap between
poor and rich tentang perbedaan urgensi environmental priorities. Karena itu, strategi
pembangunan yang konseptual harus meletakkan konsep pembangunan dengan unsur SDM
yang integral dan bermoral.
Kompleksitas pembangunan melahirkan aneka pro dan kontra. Artinya, kolaborasi dampak
pembangunan biasanya melahirkan dua temperamen. Pertama, pembangunan akan
menghasilkan output yang bersifat positif, yang secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh pada perubahan kualitas hidup. Kedua, akan menimbulkan pula dampak negatif
yang tidak menguntungkan seperti berdirinya industri kimia. Di satu sisi bermanfaat untuk
menunjang kualitas hidup manusia, namun limbah industri tersebut menjadi problema bagi
lingkungan hidup(Syafruddin,2008).
Degradasi kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup (ecological losses) secara empiris
juga berarti: (1) Menghilangkan sebagian sumber-sumber kehidupan dan mata pencaharian
masyarakat (economic resources losses); (2) Mengerosi kearifan lokal melalui perusakan
sistem pengetahuan, teknologi, institusi, religi, dan tradisi masyarakat lokal (social and
cultural losses); dan (3) Mengabaikan hak-hak masyarakat dan kemajemukan hukum dalam
masyarakat (the political of legal pluralism ignorance).
Dari perspektif hukum dan kebijakan publik, degradasi sumberdaya alam dan lingkungan
hidup lebih dilihat sebagai akibat dari anutan politik hukum dan kebijakan pemerintah untuk
mendukung pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Instrumen hukum
(legal instrument) yang diproduk pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan
(state law) selama kurun waktu tiga dekade terakhir ini cenderung memperlihatkan
karakteristik yang bersifat eksploitatif, sentralistik, sektoral, represif, mengabaikan hak-hak
masyarakat, dan mengingkari adanya kemajemukan hukum dalam komunitas-komunitas
masyarakat.
Dalam sebagian kehidupan masyarakat dan budaya perkotaan telah berkembang gaya hidup
konsumtif, karena sebagian besar mereka tidak lagi mengkonsumsi berdasarkan nilai guna,
nilai pakai, tetapi sesuatu yang hanya merupakan “simbol” di mana image atau citra menjadi
sangat penting. Hal ini seiring dengan semakin pesatnya kemajuan dunia informasi dan
komunikasi. Permasalahan Lingkungan seperti pencemaran, degradasi lahan kritis, dan
kelangkaan sumberdaya alam akan cenderung berkembang sebagai dampak dari pola
produksi/ industri dan konsumsi yang berlebihan.
Konsumsi energi meningkat sekitar 5-8% per tahun. Konsumen terbesar adalah sektor
industri (49%), transportasi membutuhkah 32% dan selebihnya adalah untuk kebutuhan
rumah tangga. Berubahnya struktur ekonomi dari pertanian ke industri dan meningkainya
aktivitas ekonomi di berbagai sektor kehidupan, mempengaruhi Iaju peningkatan konsumsi
energi yang secara langsung juga akan meningkatkan emisinya. Untuk mencegah dan
mengatasi dampak emisi ini pola konsumsi dan produksi sumberdaya energi perlu segera
ditangani secara tepat dan cermat.
Semakin terbatasnya ketersediaan sumberdaya air, maka pola konsumsi air harus
mempertimbangkan sumberdaya air di masa mendatang. Bidang agrokompleks masih akan
tetap menjadi konsumen terbesar. Walaupun demikian, di beberapa wilayah, persaingan
pemanfaatan sumberdaya air akan canderung menajam antara pertanian, industri dan rumah
tangga. Beberapa hal yang perlu diprioritaskan adalah sebagai
Salah satu tantangan pokok abad 21 adalah agar kualitas hidup manusia terus meningkat dan
pembangunan tetap berlanjut. Dalam kaitan ini, hal yang sangat penting adalah bagaimana
mengaktualisasikan konsep pembangunan berkelanjutan menjadi komitmen dan arahan untuk
melakukan tindakan nyata dalam berbagai kegiatan pembangunan.
Sesuai dengan perhatian dan kepentingan semua pihak untuk menjaga keberlanjutan
pembangunan serta menjamin kelestarian bumi dengan segala isi dan kehidupannya, maka
dimensi penting dalam pembangunan SDA-LH, adalah:
Dipahami bahwa sebagai masyarakat yang sedang membangun, segala cita-cita, tujuan, dan
sasaran hanya dapat dicapai apabila institusi yang ada mampu menggerakan segala potensi
daerah yang tersedia dan peniadakan berbagai hambatan yang menghadang. Kemampuan
institusi akan meningkat apabila sumberdaya manusia yang menjalankan dan
menggerakkannya mempunyai kemampuan yang memadai. Dengan demikian peningkatan
sumberdaya manusia dan pemberdayaan masyarakat merupakan ujung tombak dari semua
Program Pembangunan.
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna
Tanah.
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan
pokoknya:
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan
hidup antara lain:
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan
masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang
disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah
dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan
lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan
terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus.
Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam
pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk
daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering
atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan
udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya
oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen
berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme.
Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap
bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih
dan sehat antara lain:
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu
memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan
tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu
tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan
ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta
dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas
ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di
atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar
ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan
akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan
global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi
dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar
yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan.
Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya
menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen,
penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan
pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut,
pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan
telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap
gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar
pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena
karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan
alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan
gangguan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi
kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora
dan fauna di antaranya adalah:
Pembangunan yang telah berlangsung selama tiga dasa warsa lalu lebih berorientasi untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi (economic growth development) dengan
mengeksploitasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Untuk mendukung orientasi
pembangunan tersebut diciptakan paradigma pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan
hidup yang berbasis negara (state-based resource management), yang pada kenyataannya
merupakan paradigma pembangunan yang berbasis pemerintah (government-based resource
management).
Pikiran Dasar
Pikiran dasar (Premis) penulisan ini adalah Pengembangan SDM merupakan hal yang harus
dilakukan untuk mendapatkan ketahanan dan kekuatan bangsa Indosesia dimasa sekarang dan
masa-masa yang akan datang.
Pengembangan SDM bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi seluruh
masyarakat Indonesia.
Pikiran dasar ini selanjutnya akan disandingkan dengan fakta yang penulis ambil dari literatur
buku maupun publikasi tulisan-tulisan di Internet. Kemudian ditarik kesimpulan.
Setelah Soeharto menduduki bangku Presiden Indonesia, maka terbentuklah suatu era yang
disebut dengan Orde baru yang merupakan era atau orde dimana bangsa Indonesia dibawah
pemerintahan Presiden Soeharto mulai membangun disegala aspek kehidupan, untuk
mengejar ketertinggalan dari negara lain. Pada era orde baru ini, perkembangan bangsa
Indonesia sangat pesat dan sempat tumbuh menjadi kekuatan yang cukup diperhitungkan
hingga mencapai puncaknya pada tahun 1996 sampai pertengahan 1997.
Pada saat krisis Ekonomi pada akhir tahun 1997 yang melanda negara-negara dikawasan Asia
dimana Indonesia juga didalamnya, mengakibatkan perekonomian dengan segala aspek
didalamnya menjadi hancur dan mengalami kemunduran dan terpuruk. Kondisi ini bisa
terlihat dengan banyaknya perusahaan yang tidak bisa bertahan dan ditutup, mengakibatkan
timbulnya pengangaguran yang cukup besar dan juga terjadi ketimpangan antara jumlah
kesempatan kerja dengan angkatan kerja. Kondisi ini turut memicu keterpurukan masyarat
Indonesia yang mengakibatkan meningkatnya tingkat kemiskinan diIndonesia. Dalam kondisi
krisis multi ekonomi ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan
perguruan tinggi. Sementara disisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus
meningkat. Merujuk HDI tahun 2004 dimana terjadi kesenjangan antara kesejahteraan dan
kesempatan hidup yang semakin terpuruh. Faktanya tidak adanya pembagian akses
kehidupan dan pendapatan yang merata.
Kondisi keterpurukan ekonomi yang berlangsung cukup lama ini mengindikasikan bahwa
dasar perekonomian Indonesia beserta SDM didalamnya tidak kuat menghadapi terpaan
goncangan ekonomi dari luar dan juga terpaan globalisasi yang semakin kuat masuk dalam
tatanan moral bangsa. Hal ini dikarenakan pembangunan perekonomian dan SDM Indonesia
dimasa orde baru terlalu otoriter dan tersentralisasi tanpa melibatkan daerah dan lapisan
masyarakat yang ada, sehingga pembangunan ekonomi dan SDM yang sudah bagus itu tidak
kuat dan rentan terhadap terhadap goncangan ekonomi dan globalisasi yang kuat.
Krisis ekonomi yang multi dimensional ditambah dengan globalisasi yang kuat merasuk
masuk ke Indonesia mengakibatkan kemunduran ekonomi disertai dengan keterpurukan
pengembangan SDM Indonesia sebagai akibat dari pengaruh globalisasi yang tidak pandang
bulu merasuki dan mempengaruhi semua kalangan dan lapisan masyarakat. Akibat dari krisis
yang berkepanjangan mengakibatkan banyak perusahaan yang bangkrut dan gulung tikar,
yang selanjutnya mengakibatkan angka pengangguran yang cukup besar. Kemudian
diperparah lagi dengan ketahanan dan kualitas SDM Indonesia yang tidak kuat dan tidak
mampu untuk menghadapi persaingan global yang kuat. Ketidak mampuan SDM ini
mengakibatkan Indonesia tidak mempunyai daya saing untuk mengangkat kembali
perekonomian dan mengembangkan SDMnya.
Kenyataan ini belum menjadi kesadaran bagi bangsa Indonesia untuk kembali memperbaiki
kesalahan pada masa lalu. Rendahnya APBN untuk sektor pendidikan (tidak lebih dari 12%)
pada pemerintahan era reformasi. Ini menunjukan belum adanya perhatian serius dari
pemerintah pusat terhadap perbaikan kualitas SDM. Padahal sudah saatnya pemerintah baik
tingkat pusat maupun daerah secara serius membangun SDM yang berkualitas, dan sudah
saatnya bangsa Indonesia secara benar dan tepat memanfaatkan potensi sumberdaya yang
dimiliki dengan kemampuan SDM yang tinggi sebagai kekuatan dalam membangun
perekonomian nasioanal.
Orang tidak bekerja alias pengangguran merupakan masalah bangsa yang tidak pernah
terselesaikan. Ada tiga hambatan yang menjadi alasan mengapa orang tidak bekerja, yaitu
hambatan kultur, kurikulum pendidikan dan pasar kerja. Hambatan kultur yang dimaksud
adalah budaya dan etos kerja. Sementara yang menjadi masalah dari kurikulum pendidikan
adalah belum adanya standar baku kurikulum yang mampu menciptakan dan
mengembangkan kemandirian SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Sedangkan
hambatan pasar kerja lebih disebabkan rendahnya kualitas SDM yang ada untuk memenuhi
kebutuhan pasar kerja.
Ekonomi abat ke 21 yang ditandai dengan globalisasi ekonomi merupakan suatu kegiatan
ekonomi perdagangan dimana negara-negara diseluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritori negara. Globalisasi sudah
pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia
usaha. Indonesia dikancah persaingan global menurut World Competitiveness Report
menempati urutan ke 45 atau terendah dari seluruh negara yang diteliti, dibawah Singapura
(8), Malaysia (34), cina(35), Filipina (38), dan Thailand (40).
Dengan demikian, pada era reformasi dewasa ini, alokasi SDM masih belum mampu
mengoreksi kecenderungan terciptanya konsentrasi ekonomi yang memang telah tercipta
sejak pemerintahan masa lalu. Sementara disisi lain Indonesia kekurangan berbagai keahlian
untuk mengisi berbagai tuntutan globalisasi.
Kalau kita melihat masing-masing indikator menurut HDI, kesejahteraan seperti usia harapan
hidup, melek huruf orang dewasa, rata-rata tahun bertahan disekolah dan pengeluaran
perkapita, maka dari tahun 1996 sebelum krisis ke tahun 1999 dan 2002 sesudah krisis
moneter, pada umumnya terjadi perbaikan indeks untuk seluruh Indonesia. Kecuali
pengeluaran perkapita dari 587,4 juta rupiah (1996) menurun ke 578,8 juta rupiah (1999)
tetapi lantas naik menjadi Rp 591,2 juta (2002).
Setelah itu dalam laporan UNDP 2007/2008 menyebutkan bahwa pembangunan sektor
kesehatan di Indonesia menunjukan kemajuan. Umum harapan hidup meningkat, angka
kematian bayi dan ibu menurun. Namun berbagai keberhasilan itu dikhawatirkan akan
mengalami guncangan karena penurunan anggaran pembangunan kesejahteraan dan
pendidikan, serta mundurnya pelaksanaan keluarga berencana akibat desentralisasi dan
otonomi daerah.
Dengan melihat kenyataan diatas, maka kita tidak boleh cepat berpuas diri, karena kita masih
tertinggal jauh dari negara-negara tetangga kita yang secara kultur dapat dikatakan sama
dengan kita. Namun meskipun tingkat kesejahteraan relatif meningkat, tetapi rendahnya
pembangunan pendidikan Indonesia mempengaruhi kualitas manusia Indonesia. Hal ini
sering dijadikan pegangan untuk melihat indeks pembangunan manusia (HDI) Indonesia amat
rendah. Padahal pengukuran HDI berdasarkan 3 indikator yaitu panjang usia, pendidikan dan
standar hidup.( Prof. DR. W.I.M. Poli.2007)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber
daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya
alam untuk menopangnya
Setelah Soeharto menduduki bangku Presiden Indonesia, maka terbentuklah suatu era yang
disebut dengan Orde baru yang merupakan era atau orde dimana bangsa IndonesiaPada era
orde baru ini, perkembangan bangsa Indonesia sangat pesat dan sempat tumbuh menjadi
kekuatan yang cukup diperhitungkan hingga mencapai puncaknya pada tahun 1996 sampai
pertengahan 1997.
Pada saat krisis Ekonomi pada akhir tahun 1997 yang melanda negara-negara dikawasan Asia
dimana Indonesia juga didalamnya, mengakibatkan perekonomian dengan segala aspek
didalamnya menjadi hancur dan mengalami kemunduran dan terpuruk. Hal ini dikarenakan
pembangunan perekonomian dan SDM Indonesia dimasa orde baru terlalu otoriter dan
tersentralisasi tanpa melibatkan daerah dan lapisan masyarakat yang ada, sehingga
pembangunan ekonomi dan SDM yang sudah bagus itu tidak kuat dan rentan terhadap
terhadap goncangan ekonomi dan globalisasi yang kuat.
Krisis ekonomi yang multi dimensional ditambah dengan globalisasi yang kuat merasuk
masuk ke Indonesia mengakibatkan kemunduran ekonomi disertai dengan keterpurukan
pengembangan SDM Indonesia sebagai akibat dari pengaruh globalisasi yang tidak pandang
bulu merasuki dan mempengaruhi semua kalangan dan lapisan masyarakat. Dengan demikian
maka akan sulit bagi bangsa Indonesia untuk bisa meningkatkan kualitas hidup dan SDMnya
jika kondisi ketimpangan ini tidak diperhatikan dan diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
http://dinazhar.multiply.com/journal/item/8?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://klh.tegalkota.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=14:pembangunan-berwawasan-
lingkungan&catid=6:berita&Itemid=14 Diacces tanggal 16 Oktober 2011.
http://agustinarahmayani.wordpress.com/2008/04/17/pemanfaatan-dan-pelestarian-
lingkungan-hidup/
http://afand.cybermq.com/post/detail/2405/linkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-
pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian- diacces tanggal 16 Oktober 2011
http://sammy-ekonomiku.blogspot.com/2008/03/pengembangan-sumber-daya-manusia.html