PENDAHULUAN
1. Analisa Singkat Situasi Tempat Kerja
a. Organisasi
• Visi, misi organisasi
• Strukutur organisasi dan pejabat
• Susunan pengurus GKM
b. Uraian tugas dan fungsi
2. Ketentuan – Ketentuan
3. Kebijaksanaan umum
a. Definisi
b. Batasan-batasan
4. Rencana Kegiatan
• Langkah 1 : Idendifikasi masalah / menentukan masalah
Anggota gugus bersama-sama menentukan masalah-masalah ditempat kerjanya,
masing-masing mengeluarkan pendapat secara bebas dengan metode pemecahan masalah.
Menetapkan prioritas masalah yangs selanjutnya menjadi tema.
• Langkah 2 : Analisis penyebab masalah
Setelah masalah prioritas diselesaikan ditetapkan, dianalisis sebab-sebab yang
menyangkut atas masalah tersebut dengan metode pemecahan masalah / analisis sebab
masalah.
• Langkah 3 :Mencari penyebab masalah yang menentukan ( penyebab utama )
Dicari penyebab-penyebab yang amat dominant yang berperan besar adanya masalah,
dengan metode statistic dan lain-lain.
• Langkah 4 : Menyusun rencana perbaikan / perbaikan / perbaikan
Berdasarkan adanya penyebab utama yang mengakibatkaan masalah, dibuat rencana
perbaikan, sasaran dan targetnya, bila perlu engan alternative solusi pemecahan masalah (
alternative-alternatif perbaikan ). Rencana perbaikan tersebut dapat mengacu pada pola 5
W + 1 H.
Persetujuan atasan. Setelah rencana perbaikan disusun, perlu dukungan manajemen
atas, mungkin ada petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan rencana perbaikan dan
dukungan bagi penyediaan sumber daya yang diperlukan dalam perbaikan yang
direncanakan tersebut ( biaya ), konsultan, peralatan dan sebagainya.
• Langkah 5 : Melaksanakan kegiatan perbaikan / peningkatan
Pelaksanaan kegiatan perbaikan memperhatikan pola piker seperti telah dikemukakan
dalam langkah sebelumnya 5 W + 1 H
Semua kegiatan yang dilaksanakan dicatat dan didokumnetasikan dengan cermat, untuk
keperluan evaluasi yang akan dating
Dalam proses pelaksanaan kegiatan selalu dimonitoring dari segala aspek untung rugi,
efek samping, kemudahan, penyempurnaan-penyempurnaan yang diperlukan, peralatan-
peralatan yang diperlukan, waktu, pembiayaan, teknik-teknik metodologi, efisiensi,
efektifitas, pedoman teknis yang diperlukan dan sebagainya.
Hasil monitoring, catatan, dokumentasi-dokumentasi tersebut diperlukan supaya dapat
dipakai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan perbaikan dan dapat sebagai bahan
acuan bagi petugas lain yang akan mengerjakan pekerjaan yang sama, bahan-bahan
standarisasi.
• Langkah 6 : Memeriksa ( Check ) dan menilai ( Evaluasi ) Hasil perbaikan
Data-data kegiatan perbaikan yang dilaksanakan pada langkah kelima atau dokumen-
dokumen, diperiksa dan diteliti. Baik data-data pelaksanaan sewaktu proses perbaikan
berjalan ataupun hasilnya dievaluasi, dianalisis apa keuntungannya dan kerugiannya, dan
analisis SWOT, dan kemungkinan terjadinya akibat sampingan lainnya sehubungan
dengan adanya peraikan tersebut.
• Langkah 7 : Standarisasi
Tindakan-tindakan perbaikan yang dilaksanakan, yang telah dianggapmenyelesikan
masalah, yang dikerjakan pada langkah kelima ditelaah sebaik-baiknya, disusun menjadi
standar kegiatan untuk menyelesaikan masalah yang sama bila terjadi lagi.
Standarisasi dapat pada proses atau persoalan perbaikan ( standar proses ) dan hasil
produksi ( standar hasil ) maupun standarisasi sumber daya yang diperlukan maupun
dukungan-dukungan lain yang diperlukan mungkin dari manajemen atas atau diluar
GKM.
Setelah standar disusun, perlu dikukuhkan oleh manajemen atas, setelah dipertahankan
kebenarannya didepan pertemuan bersama pemimpin dalam suatu presentase yang
dihadiri pimpinan dan yang terkait ( tenaga ahli atau profesionalisme )
Pengakuan keberhasilan standar ( baru ) ini, merupakan kebanggaan tersendiri bagi
GKM.
• Langkah 8 : Menetapkan rencana berikutnya
Seringkali masalah yang satu berkaitan dengan masalah yang lain.
Kalau tidak ada lagi masalah yang berkaitan dengan proses, GKM perlu identifikasi
masalah lain yang mungkin ada ditempat kerjanya dan mulai lagi dengan data-data awal.