Anda di halaman 1dari 3

METODE PEMANTAUAN BANGUNAN INFRASTRUKTUR SIPIL

I. Permasalahan Degradasi Beton

Lokasi : Kos-kosan di daerah keputih

Gambar 1. Keropos pada pelat Gambar 1.2. Keropos pada kantilever

Terdapat beberapa permasalah pada dinding dan kantilever yang berada di kos-
kosan adalah sebagai berikut :

a. Keroposnya beton pada pelat hingga terlihat tulangan


b. Keroposnya beton pada kantilever hingga terlihat tulangan
c. Terjadi korosi pada tulangan

Analisa permasalahan:

a. Terjadi korosi pada tulangan karena keroposnya decking


b. Decking pada pelat dan kantilever tidak memenuhi standar
c. Jarak lokasi dekat dengan laut sehingga kandungan klorida lebih banyak
d. Lingkungan yang cenderung lembab dan tergerus oleh hembusan hujan
e. Kemungkinan sambungan bekisting kurang baik sehingga terdapat perbedaan tebal
selimut
f. Karbonasi pada beton sehingga mengakibatkan penurunan pH beton, karbonasi terjadi
karena lingkungan sekitar banyak aktivitas kendaraan bermotor.
II. Permasalahan Degradasi Beton

Lokasi : Graha Sepuluh Nopember ITS

Gambar 2.1. Keropos Beton Kolom Gambar 2.2. Keropos Beton pada kolom praktis

Gambar 2.3. Keropos Beton Kolom Gambar 2.4. keropos pada Pelat

Terdapat beberapa permasalah pada dinding dan kantilever yang berada di kos-
kosan adalah sebagai berikut :

a. Keroposnya beton pada pelat hingga terlihat tulangan


b. Keroposnya beton pada kolom hingga terlihat tulangan
c. Keroposnya beton pada kolom praktis
d. Terjadi korosi pada tulangan

Analisa permasalahan:

a. Terjadi korosi pada tulangan karena keroposnya decking


b. Decking pada dinding, pelat dan kolom tidak memenuhi standar (Sesuai SNI 2847-
2002 menyatakan, decking minimum dengan kondisi berhubungan langsung dengan
cuaca dan diameter dibawah D-16 adalah 40 mm.)
c. Jarak lokasi dekat dengan laut sehingga kandungan klorida lebih banyak
d. Lingkungan yang cenderung lembab
e. Karbonasi pada beton sehingga mengakibatkan penurunan pH beton, karbonasi terjadi
karena lingkungan sekitar banyak aktivitas kendaraan bermotor.

III. Pemantauan dengan uji yang sesuai

Uji core drill

Metode core drill adalah suatu metode yang melakukan pengambilan sampel beton
pada suatu struktur sebuah bangunan. sampel yang telah diambil tersebut (bentuk
silinder) selanjutnya akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan sebuah pengujian
seperti Kuat Tekan, Karbonasi dan Pullout Test.

Uji hammer

Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test. Concrete Hammer Test atau
Schmidt Hammer Test merupakan suatu metode uji yang mudah dan praktis untuk
memperkirakan mutu beton.

Uji half shell potential

Metode pengukuran half-cell potential merupakan salah satu metode yang bisa
digunakan untuk mengindikasikan tingkat korosi dari tulangan yang berada di dalam
beton. Cara uji korosi tulangan beton dengan salah satu metode pengujian tidak merusak
Nondestructive test ini memberi banyak keuntungan, karena selain hasilnya yang akurat
juga biaya yang dikeluarkan relatif murah.

Uji resistivity dan permeability

Adalah metoda untuk mengukur sifat batuan dan fluida pori (baca: minyak, gas dan
air) disepanjang lubang bor dengan mengukur sifat tahanan kelistrikannya. Permeabilitas
beton adalah kemudahan beton untuk dapat dilalui air. Uji aliran (flow test) yaitu
pengujian untuk mengukur permeabilitas beton terhadap air bila air dapat mengalir
melalui sampel beton. Dan uji penetrasi (penetration test) yaitu pengujian permeabilitas
beton tidak ada air mengalir terhadap sampel.

Anda mungkin juga menyukai