Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah manajemen keuangan berjalan beriringan sejalan dengan perkembangan fungsi-fungsi


yang lain, seperti manajemen pemasaran, manajemen produksi, dan manajemen sumber daya
manusia. Ada yang menyebut manajemen keuangan sebagai pembelanjaan, karena materi yang
dikaji pada intinya merupakan aktifitas pembelanjaan organisasi. Pada prinsipnya manajemen
keuangan memiliki fungsi dasar, yaitu menghimpun dana dan mendistribusikannya untuk
menopang semua kegiatan, sehingga tujuan organisasi tercapai dengan efektif dan efisien.
Dana yang terhimpun perlu didistribusikan secara efektif dan efisien keseluruh bagian dalam
suatu organisasi. Alokasi dana ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi pengeluaran
operasional dan pendapatan (revenue expenditure) dan pengeluaran modal.
Konsep manajemen budgeting (manajemen anggaran pengelolaan keuangan) yang bertujuan
untuk mengelola keuangan yang ada. Proses seperti inilah dapat melahirkan keefektifan dalam
pengelolaan keuangan sehingga masa depan lembaga pendidikan lebih terjamin. Mengenai
manajemen keuangan sekolah atau RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah),
akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana pengertian RAPBS/M?
2.Bagaimana pengalokasian RAPBS/M?
3.Bagaimana penyusunan RAPBS/M?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian RAPBS/M
Menurut Fattah, Penganggaran merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran
(budget). Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk
satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga
dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh suatu lembaga.
Penyusunan anggaran merupakan langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana yang
telah disusun. Kegiatan ini melibatkan pimpinan tiap-tiap unit organisasi. Pada dasarnya,
penyusunan anggaran merupakan negosiasi atau perundingan antara puncak pemimpin dengan
pimpinan dibawahnya dalam menentukan besarnya alokasi biaya suatu penganggaran. Hasil akhir
dari suatu negosiasi merupakakn suatu pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan yang
diharapkan dari setiap sumber dana.
Pada dasarnya anggaran terdiri dari dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi
penerimaan atau perolehan biaya ditentuka oleh besarnya dana yang diterima oleh lembaga dari
setiap sumber dana. Sedangkan, sisi pengeluaran terdiri dari alokasi besarnya dan biaya pendidikan
untuk setiap komponen yang harus dibiayai. Anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan
dan pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam memposisikan suatu
lembaga, oleh karena itu anggaran memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai alat penaksir
2. Sebagai alat otorisasi pengeluaran dana, dan
3. Sebagai alat efisiensi.1

Menurut Akdon, yang dikutip dari Fattah, Anggaran yang baik mengikuti prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Adanya pembagian wewenag dan tanggung jawab yang jelas dalam system manajemen dan
organisasi

1 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung : Rosda Karya, 2012), 47-49.
2. Adanya sistem akuntansi yang memedai dalam melaksanakan anggaran
3. Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi
4. Adanya dukungan dari pelaksana mulai tingkat atas sampai tingkat bawah.2

Menurut Abbudinata, RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) adalah
anggaran terpadu antara penerimaan dan penggunaan dana serta pengelolaannya dalam memenuhi
seluruh kebutuhan sekolah selama satu tahun pelajaran berjalan. Dimana sumber dananya berasal
dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan orangtua / wali peserta didik. Sumber
dana perolehan dan pemakaian dana dipadukan dengan kondisi objektif kepentingan sekolah dan
penyandang dana.3

B. Pengalokasian RAPBS/M
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) harus berdasarkan pada
rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari rencana operasional tahunan. RAPBS
setidaknya meliputi penganggaran untuk kegiatan pengajaran, materi kelas, pengembangan profesi
guru, renovasi bangunan sekolah, pemeliharaan, buku, meja dan kursi.4
Menurut Matin, Pengeluaran anggaran pendidikan untuk sekolah pada dasarnya diatur dalam
berbagai jenis pengeluaran yang baku. Pengeluaran rutin meliputi belanja pegawai (mata anggaran
110, 120, 130, dan 150), belanja barang (mata anggaran 210, 220, 230, dan 250), belanja
pemeliharaan (mata anggaran 310, 320, 330, dan 360), belanja perjalanan (mata anggaran 410 dan
420), subsidi/bantuan (mata anggaran 510). Pengeluaran pembangunan meliputi gaji/upah,
pengadaan tanah, pengadaan bahan, peralatan dan mesin, perjalanan, kontruksi dan lain-lain
seperti transport lokal, fisikal, dan kerja lembur.
Meskipun jenis pengeluaran dan mata anggaran sudah menunjukan kegiatan operasional,
namun lebih dijabarkan ke dalam kegiatan yang lebih khusus dengan sasaran yang dapat diukur.
Berikut adalah kegiatan yang tercantum dalam buku SKB Mendikbud dan Menteri Keuangan

2 Akdon dkk, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya


Offset, 2015) 78.
3 Abuddinata, Manajemen Pendidikan , (Bogor : Kencana, 2003), 102.
4 Ibid, 102.
No.0585/K/1987 dan No. 590/KMK.03/1987 tanggal 24 November 1987 tentan peraturan SPP dan
DPP sekolah menengah yaitu :

1. Pelaksanaan pelajaran
2. Pengadaan sarana dan prasarana
3. Pemeliharaan sarana dan prasarana
4. Kesejahteraan pegawai
5. Kegiatan pelajar
6. Penyelenggaraan EBTA/EBTANAS dan pengiriman/penulisan STTB/NEM
7. Perjalanan dinas supervise
8. Pengelolaan pelaksanaan pendidikan
9. Pendataan

Agar kegiatan tersebut dapat diukur, maka diperlukan suatu satuan (unit) yang harus diikuti
dengan biaya satuannya. Misalnya biaya satuan siswa, biaya satuan orang/bulan, orang/hari,
kelompok belajar, hektar, meter persegi dan lain-lain. Biasanya satuan yang ideal adalah satuan
yang dapat memenuhi kebutuhan.5

C. Penyusunan RAPBS/M
Menurut Mulyono, Di dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS)
dilaksanakan dengan melibatkan beberapa unsur, di antaranya :
1. Kepala sekolah dibantu para wakilnya yang ditetapkan oleh kebijakan sekolah.
2. Orang tua murid dalam wadah Komite Sekolah.
3. Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten
4. Pemerintah Kota/Kabupaten setempat.
Semua komponen ini adalah pihak-pihak yang terkait langsung dengan operasional sekolah
sesuai kedudukan dan kapasitasnya.6

5 Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), 77-
79.

6 Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta : Ar Ruzz Media, 2016), 165.


Menurut Fattah, Strategi penyusunan RAPBS itu dipengaruh oleh misi organisasi atau
lembaga (sekolah) dan lingkungannya. Dalam hubungan ini penyusunan RAPBS memerlukan
analisis masa lalu dan lingkungan eksteren yang mencakup kekuatan (strenght), kelemahan
(weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).

Dunia pendidikan (sekolah) sangat terpengaruh oleh berbagai perubahan, baik dalam aspek
politik, sosial budaya, ekonomi, teknologi, industri, maupun informasi. Pembaharuan dalam
aspek-aspek tersebut menuntut para pengambil keputusan kebijakan pendidikan menyesuaikan diri
dengan perubahan tersebut. Dengan demikian dalam penyusunan RAPBS penting untuk
diperhatikan berbagai peluang pembiayaan pendidikan. Strategi pembiayaan pendidikan dalam
penyusunan RAPBS dimulai dengan mengkaji perubahan-perubahan peraturan perundang-
undangan, tuntutan peningkatan mutu pendidikan yang mungkin membuka peluang dalam
hubungan ini pemberian kewenangan kepada kepala sekolah (otonomi) untuk mengelola keuangan
sekolah yang menjadi tanggung jawabnya sehingga menjadi sangat strategis.

Pada dasarnya, konsep strategis menurut Alnaldo C. Hax dan Nicholas S. Majluf dalam
bukunya The Stategic Concept and Process : A Progmatic Approach, 1991 ada 6 konsep strategi,
yaitu sebagai berikut :
1. Suatu pola keputusan yang integrity, coherent, dan menyatu diantara setiap komponen.
2. Menentukan dan mengembangkan tujuan lembaga yang dinyatakan dalam sasaran jangka pendek,
jangka panjang, jangka menengah, program dan prioritasisasi dari alokasi sumber-sumber daya
pendidikan.
3. Memilih jenis kemampuan, ketrampilan, pengetahuan apa saja yang mungkin akan diperlukan
oleh masyarakat di masa yang akan datang.
4. Merespons dengan cepat semua peluang dan ancaman, kelemahan dan keunggulan yang ada di
bidang lembaga pendidikan.
5. Membangun komitmen dari semua pihak, siswa, orang tua, masyarakat, pemerintah, unit-unit
Depdikbud sampai pada internal sekolah (kepala sekolah-siswa) untuk bersama-sama
meningkatkan mutu sekolah.
6. Menentukan tingkat kontribusi dari setiap input pendidikan yang bermuatan biaya terhadap mutu
pendidikan atau prestasi belajar siswa (efesiensi internal) dan angka permintaan masyarakat
terhadap lulusan sekolah (efisiensi eksternal)

Dengan memahami keenam konsep strategi pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa
strategi RAPBS sangat dipengaruhi oleh misi dan faktor lingkungan pendidikan (sekolah).7

Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus menerapkan
prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan pengeluaran harus berimbang
diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan minus. Dengan anggaran berimbang tersebut maka
kehidupan sekolah akan menjadi solid dan benar-benar kokoh dalam hal keuangan, maka
sentralisasi pengelolaan keuangan perlu difokuskan pada bendaharawan sekolah, dalam rangka
untuk mempermudah pertanggung jawaban keuangan8

7 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, 54-55.


8 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 124.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) adalah anggaran terpadu antara
penerimaan dan penggunaan dana serta pengelolaannya dalam memenuhi seluruh kebutuhan
sekolah selama satu tahun pelajaran berjalan. Dimana sumber dananya berasal dari pemerintah
pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan orangtua / wali peserta didik. Sumber dana perolehan
dan pemakaian dana dipadukan dengan kondisi objektif kepentingan sekolah dan penyandang
dana.
2. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) harus berdasarkan pada rencana
pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari rencana operasional tahunan.
3. Strategi penyusunan RAPBS itu dipengaruh oleh misi organisasi atau lembaga (sekolah) dan
lingkungannya. Dalam hubungan ini penyusunan RAPBS memerlukan analisis masa lalu dan
lingkungan eksteren yang mencakup kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats).
DAFTAR PUSTAKA

Abuddinata, 2003, Manajemen Pendidikan, Bogor : Kencana.


Akdon dkk, 2015, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, Bandung : PT Rosda Karya Offset.
Fattah Nanang, 2004, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Fattah, Nanang, 2012, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung : Rosda Karya.
Matin, 2014, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Mulyono, 2016, Konsep Pembiayaan Pendidikan, Yogyakarta : Ar Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai