Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kesalahan bahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit
kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang menyimpang dari system
kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang
menyimpang dari system ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan
sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. S. Piet Corder dalam bukunya Introducing Applied Linguistics
menjelaskan bahwa kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode
bahasa. Pelanggaran ini disebabkan kurang sempurnanya penguasaan dan
pengetahuan terhadap kode. Kesalahan berbahasa tidak hanya dibuat oleh siswa
yang mempelajari B2 (bahasa yang dipelajari siswa), tetapi juga dibuat siswa
yang belajar BI (bahasa ibu).
Kesalahan berbahasa biasanya ditentukan berdasarkan ukuran
keberterimaan. Apakah bahasa (ujaran atau tulisan) si pembelajar bahasa itu
berterima atau tidak bagi penutur asli atau pengajarnya. Jadi, jika pembelajar
bahasa Indonesia membuat kesalahan, maka ukuran yang digunakan adalah
apakah kata atau kalimat yang digunakan pembelajar benar atau salah menurut
penutur asli bahasa Indonesia. Jika kata atau kalimat yang digunakan pembelajar
bahasa tadi salah, dikatakan pembelajar bahasa membuat kesalahan. Ukuran
berbahasa yang baik ini adalah ukuran intrabahasa atau intralingual. Ukuran
kesalahan dan ketidaksalahan intrabahasa adalah ukuran kebahasaan.

1.2 Masalah Penelitian


Bagaimakah kesalahan-kesalahan berbahasa yang terdapat pada proposal
kerja praktek karya Bilal Maulana Ichsan, Dewi Liyanti, Lukman Nulhakim Tahun
2017 ?

1
2

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui kesalahan kesalahan berbahasa pada proposal kerja
praktek karya Bilal Maulana Ichsan, Dewi Liyanti, Lukman Nulhakim Tahun 2017.

1.4 Metode Penelitian


Makalah ini menggunakan metode penelitian kepustakaan. Menurut
Koentjaraningrat teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data
bermacam-macam material yang terdapat diruang kepustakaan, seperti koran, buku-
buku, majalah, naskah, dokumen dan sebagainya yang relevan dengan penelitian (
Koentjaraningrat,1983 :420). Berdasarkan pengertian tersebut, maka penelitian
tentang analisis kesalahan berbahasa menggunakan bermacam-macam material
yang terdapat diruang kepustakaan, seperti dokumen, arsip, skripsi mahasiswa, dan
sebagainya yang relevan dengan penelitian.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi
penulis, maupun pembaca dalam pembuatan skripsi maupun karya ilmiah
lainnya.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah
wawasan pengetahuan dalam bidang linguistik khususnya dalam aspek
kebahasaan yaitu menulis skripsi dengan memperhatikan unsur-unsur fungsional
kalimat yaitu sintaksis berdasarkan jenis kesalahan yangdilakukan mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
penulis maupun pembaca yang menjadi sasaran utama dalam pembelajaran
bahasa. Bagi penulis maupun pembaca, penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan kebahasaan dan menghindari kesalahan kalimat dalam
menulis karangan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Bahasa


Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk
menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh
pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui
bahasa yang diungkapkan.
Bahasa menurut KBBI adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. Bahasa tidak hanya mengandung sistem lambang bunyi,
melainkan percakapan dan simbol yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan
komputer, terutama untuk memasukan instruksi-instruksi komputer melalui kata-kata
yang mudah dipahami dan kemudian diterjemahkan ke dalam kode mesin.

2.2 Arti Kesalahan Berbahasa


Banyak sekali definisi kesalahan berbahasa, diantaranya; Menurut Pramono
(1996), Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu teori yang dipergunakan untuk
menganalisis bahasa antara (interlanguage) pembelajar bahasa. Lebih lanjut
Pranomo memaparkan bahwa analisis kesalahan berbahasa merupakan usaha untuk
membantu tercapainya tujuan belajar bahasa pembelajar dengan mengetahui sebab-
sebab dan cara mengatasi kekeliruan-kekeliruan berbahasa yang mereka lakukan
dalam proses menguasai bahasa kedua.
Menurut Ellis (1987), Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur
yang digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan
sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasiannya
berdasarkan sebab-sebabnya yang telah dihipotesiskan, serta pengevaluasian
keseriusannya.

3
4

2.3 Objek Analisis Kesalahan Berbahasa


Objek analisis kesalahan berbahasa tidak berbeda dengan objek linguistik
artinya yang dijadikan objek analisis kesalahan berbahasa adalah secara umum
pemakaian bahasa yang dilakukan oleh peserta didik. Namun bukan semua jenis
pemakaian bahasa menjadi objek analisis kesalahan berbahasa, melainkan hanya
pemakaian bahasa yang bersifat formal atau resmi, antara lain pemakaian bahasa
tulis pada laporan penelitian, karya ilmiah (skripsi, tesisi, disertasi, dan makalah),
laporan kegiatan (seperti kegiatan workshop, lokakarya, seminar, praktik kerja
lapangan, dan lain-lain).

2.4 Ruang Lingkup Analisis Kesalahan Berbahasa


Ruang lingkup analisis kesalahan berbahasa sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan ilmu yang digunakan sebagai dasar analisis berbahasa, yaitu fonologi,
morfologi, sintaksis, dan semantik. Jadi ruang lingkup analisis kesalahan berbahasa
adalah pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.

2.5 Tujuan Analisi Kesalahan Berbahasa


1) Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan
buku teksmisalnya urutan mudah sukar,
2) Menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan latihan
berbagai butir bahan yang diajarkan,
3) Merencanakan latihan dan pengajaran remedial,
4) Memilih butir-butir bagi penngujian kemahiran siswa (Tarigan, 1990: 69).

2.6 Jenis Kesalahan Berbahasa


 Kesalahan Acuan
 Kesalahan Register
 Kesalahan Sosial
 Kesalahan Tekstual
 Kesalahan Penerimaan
 Kesalahan Pengungkapan
 Kesalahan Perorangan
5

 Kesalahan Kelompok
 Kesalahan Menganalogi
 Kesalahan Trasfer
 Kesalahan Lokal
 Kesalahan Global

2.7 Daerah dan Sifat Kesalahan Berbahasa


2.7.1 Daerah Kesalahan Fonologi
Ejaan fonemik (EYD), penulisan nama orang, penulisan huruf kapital,
penulisan kata dasar, penulisan kata depan, penulisan gabungan kata, penulisan
angka dan lambang bilangan, penulisan kata ulang, tanda baca.

2.7.2 Daerah Kesalahan Morfologi


Kata baku dan kata tidak baku, tata bentuk kata, tata kalimat.

2.7.3 Daerah Kesalahan Sintaksis


Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa,
klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Analisis kesalahan
dalam bidang tata kalimat menyangkut urutan kata, kepaduan, susunan frase,
kepaduan kalimat, dan logika kalimat (Lubis Grafura : 2008). Bidang tata
kalimat menyangkut urutan kata dan frase dikaitkan dengan hukum-hukumnya
(DM, MD) (Maharsiwi : 2009). kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan
erat dengan kesalahan pada morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata itu
sebabnya daerah kesalahan sintaksis berhubungan misalnya dengan kalimat
yang berstruktur tidak baku, kalimat yang ambigu, kalimat yang tidak jelas,
diksi yang tidak tepat yang menbentuk kalimat, kalimat mubazir, kata serapan
yang digunakan di dalam kalimat dan logika kalimat.

2.7.4 Daerah Kesalahan Semantik


Kesalahan berbahasa dalam semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis
maupun bahasa lisan. Kesalahan berbahasa ini dapat terjadi pada tataran
fonologi, morfologi, dan sintaksis. Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik
6

ini penekanannya pada penyimpangan makna, baik yang berkaitan dengan


fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Jadi, jika ada sebuah bunyi, bentuk kata,
ataupun kalimat yang maknanya menyimpang dari makna yang seharusnya,
maka tergolong ke dalam kesalahan berbahasa ini.
a. Kesalahan penggunaan kata-kata yang mirip
b. Kesalahan pilihan kata atau diksi.
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis
a. Kesalahan penulisan huruf kapital, yaitu “studi”
b. Pemborosan kata, yaitu “perlu untuk”
c. Kesalahan pemilihan kata, yaitu “didapat di bangku”
d. Kesalahan penulisan tanda baca, yaitu “kegiatan/proses”
e. Pemborosan kata, yaitu “orang mahasiswa”

3.2 Daerah Kesalahan


a. Bidang Fonologi yaitu penulisan huruf kapital
b. Bidang Morfologi yaitu pemborosan kata
c. Bidang Morfologi yaitu pemilihan diksi
d. Bidang Fonologi yaitu penggunaan tanda baca garis miring
e. Bidang Morfologi yaitu pemborosan kata

3.3 Pembetulan Kesalahan


a. Program Studi Teknik Industri.
b. Oleh karena itu, industri manufaktur perlu menyiapkan segala faktor.
c. Mahasiswa Teknik Industri dirasa perlu menyesuaikan ilmu yang didapat
pada bangku perkuliahan.
d. Meliputi observasi kegiatan atau proses yang berjalan di tempat kerja.
e. Peserta adalah mahasiswa Program Studi Teknik Industri.

7
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Dari makalah ini kami dapat menyimpulkan bahwa kesalahan penulisan kata
dan bahasa masih banyak dilakukan oleh masyarakat dan mahasiswa. Oleh karena
itu, kita perlu meluruskan kembali dengan diadakannya makalah penelitian ini.

4.2 Saran
Salah satu cara untuk meningkatkan wawasan masyarakat dan mahasiswa
dalam berbahasa dengan meningkatkan kembali ketertarikan masyarakat untuk
membaca. Karena membaca merupakan gerbang menuju kesempurnaan dalam
pembuatan makalah, skripsi, maupun lainnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aprillia, Inggito. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Tidak diterbitkan. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas 19
November : Sulawesi Tenggara

Riyanmoko, S.2017. BAB III Skripsi analisis kesalahan berbahasa dalam karya tulis
mahasiswa. Tidak diterbitkan.

Pramono. 1996. Analisis Kesalahan Berbahasa.

Ellis. 1987

Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah.

Norrish, 1983:127

Valdman (1975) yang dikutip Ruru dan Ruru (1985:2).

Kridalaksana (2002).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988:244).

Abdul Chaer (2003:102).

9
LAMPIRAN

10
11

Anda mungkin juga menyukai