Anda di halaman 1dari 6

BAB V

Analisa Harga Satuan Pekerjaan Alat

5.1. Harga Satuan

Hasil kerja atau produksi peralatan adalah equivalen dengan jumlah biaya

yang dikeluarkan dalam penggunaan peralatan. Atas dasar itu maka nilai atau

harga hasil kerja per satu-satuan volume yang disebut Harga Satuan Pekerjaan

Alat adalah hasil bagi antara biaya penggunaan alat dengan hasil kerja atau

produksi alat.

Jadi :

HSP.A = B/Q  Rp/m3

dimana:

HSP.A = harga satuan pekerjaan alat  Rp/m3

B = biaya penggunaan alat  Rp/jam

Q = produksi alat  m3/jam

5.2. Kombinasi Alat

Umumnya tiap pekerjaan terdiri dari beberapa kegiatan secara berurutan (seri)

atau pararel dan masing-masing kegiatan diselesaikan secara khusus oleh alat

yang sesuai dengan kekhususannya.

V - 1
PTM dan Alat Berat
Sejalan dengan hal itu dapat dikatakan suatu pekerjaan membutuhkan suatu

kompisisi dan kombinasi alat agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan

permintaan.

Ketepatan pengaturan dalam metode kerja tentang komposisi dan kombinasi alat

sangat menentukan besar kecilnya harga satuan pekerjaan.

Ada 3 macam kombinasi alat, yaitu :

a. Kombinasi Seri.

Kombinasi seri adalh susunan dari peralatan berbeda jenis dan fungsi

yang bekerja pada masing-masing urutan kegiatan sesuai dengan ketentuan

bahwa hasil kerja alat yang satu harus habis diselesaikan oleh alat lain, dalam

ukuran waktu yang sama.

Jadi disini produksi suatu alat yang seri dengan perkataan lain, idealnya harus

sama, karena itu maka harga satuan pekerjaan adalah :

HSP(s) = B/Qs atau

= 1/Qs x B  Rp/m3

dimana :

HSP(s) : harga satuan pekerjaan alat secara seri  Rp/m3

Qs : produksi alat, yaitu :

Q = Q1 = Q2 = Qn  m3/jam

B : biaya penggunaan peralatan pada tiap-tiap seri  Rp/jam

V - 2
PTM dan Alat Berat
b. Kombinasi Pararel.

Kombinasi pararel adalah susunan peralatan sama jenis dan fungsi,

tetapi dapat berbeda kapasitas yang bekerja dalam suatu kegiatan untuk

mendapatkan pendapatan yang lebih besar dalam satu-satuan waktu. Jadi

disini produksi adalah produksi rata-rata dari keseluruhan alat.

Karena itu maka harga satuan pekerjaan adalah :

HSP(p) = (1/n.Qp) x B  Rp/m3

dimana :

B : biaya penggunaan per unit alat  Rp/jam

Qp : produksi rata-rata otimum

= 1/n x Q

n : jumlah pararel

c. Kombinasi Seri Pararel.

Kombinasi seri pararel adalah susunan peralatan dalam satu kelompok

seri pararel dengan kelompok seri yang lain untuk mendapatkan produksi

yang lebih besar dalam satu-satuan waktu tertentu. Jadi disini produksi adalah

penjumlahan dari produksi masing-masing seri.

V - 3
PTM dan Alat Berat
Karena itu harga satuan pekerjaan adalah :

HSP(sp) = 1/n x HSP(s)  Rp/m3

Dimana :

HSP(sp) : harga satuan pekerjaan seri pararel  Rp/m3

HSP(s) : harga satuan pekerjaan seri

n : jumlah gugus seri.

5.3. Bahan dan Tenaga

Bahwa untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, disamping peralatan juga

diperlukan bahan-bahan ( bukabn bahan-bahan untuk mesin ) dan tenaga

pengawas, pengatur dan pekerja.

Harga satuan pekerjaan untuk pengawas, pengatur dan pekerja didasarkan pada

produksi optimum peralatan yang diatur dan diawasi.

Jadi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bahan-bahan dan tenaga menjadi bagian

dari harga satuan pekerjaan.

5.4. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

Bahwa untuk menyelesaikan pekerjaan diperlukan peralatan, bahan-bahan dan

tenaga pengawas, pengatur dan pekerja. Karena itu perhitungan harga satuan

pekerjaan adalah :

HSP = B/Q  Rp/m3

dimana :

V - 4
PTM dan Alat Berat
B : total/biaya yang dikeluarkan per satu satuan waktu alat, bahan,

tenaga dan biaya umum.

Q : produksi optimum per satu satuan waktu yang menjadi target.

Dalam menghitung besarnya harga satuan pekerjaan, khususnya dalam

penggunaan alat berat, maka perlu diperhatikan sumber dari alat berat tersebut,

apakah alat tersebut milik proyek atau milik kontraktor.

Perhitungan harga satuan pekerjaan untuk keperluan penyusunan kontrak antara

proyek dengan kontraktor dapat dilakukan dengan memperhatikan :

1. Jika peralatan berasal dari kontraktor maka owning cost diperhitungkan.

2. Jika peralatan berasal dari proyek maka owning cost tidak diperhitungkan.

Adapun variasi dari cara kontrak adalah sebagai berikut :

PELAKS.
CARA PEMILIK PELAKS. HARGA SATUAN
OPERASIONAL
PEKERJAAN ALAT PERBAIKAN PEKERJAAN
& PERAWATAN
( I + II + III ) /
Kontrak K K K
Produksi Alat
( I.2 + I.3 + II + III ) /
Kontrak P K K
Produksi Alat
( I.2 + II + III ) /
Kontrak P K P
Produksi Alat

Keterangan :

V - 5
PTM dan Alat Berat
I : Biaya langsung yang terdiri dari :

I.1. : Biaya kepemilikan

I.2. : Biaya operasional

I.3. : Biaya perbaikan

II : Biaya tak langsung, biasanya diambil sebesar 20 % dari biaya

langsung.

III : Biaya yang terdiri dari Keuntungan dan Pajak

dimana :

Keuntungan, diperhitungkan sebesar 15 % dari biaya langsung dan

biaya tak langsung

Pajak, diperhitugkan sebesar 10 % dari biaya langsung + biaya tak

langsung + keuntungan.

V - 6
PTM dan Alat Berat

Anda mungkin juga menyukai