Tonsilofaringitis
Tonsilofaringitis
1. Definisi
Tonsilofaringitis adalah peradangan yang terjadi pada faring dan tonsil
yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri. Tonsilofaringitis
termasuk infeksi akut pada faring yang berlangsung hingga 14 hari.
Faringitis adalah peradangan akut membran mukosa faring dan
struktur lain di sekitarnya.
2. Epidemiologi
- Sering terjadi pada anak-anak, puncaknya pada umur 4-7 tahun
- Perbandingan laki-laki dan perempuan sama
3. Faktor Risiko
Usia, musim, lingkungan, exposure
4. Etiologi
- Virus (merupakan etiologi paling banyak)
a. Adenovirus
b. Rhinovirus
c. Parainfluenza
d. Epstein Barr Virus
e. Campak
f. Cytomegalovirus
g. Herpes simplex
h. Measles
- Bakteri
Streptokokus Beta Hemolitikus Grup A, merupakan bakteri
terbanyak menyebabkan tonsilofaringitis akut yaitu 15-30% pada
anak, sedangkan pada dewasa hanya sekitar 5-10% kasus. Group
C and G Streptococci, Staphylococcua aureus, Haemophilus
influenzae bacteroides fragilis, neisseria gonorroeae. Chlamydia
dan Mycoplasma dapat menyebabkan infeksi tapi sangat jarang
terjadi. Streptococcus grup C dan D berkaitan dengan makanan dan
air yang terkontaminasi.
5. Manifestasi Klinis
Gejala faringitis yang khas akibat bakteri Streptokokus berupa nyeri
tenggorokan dengan demam yang mendadak.
Faringitis akibat streptokokus sangat mungkin jika dijumpai gejala
dan tanda berikut : o mual muntah
o faring hiperemis o demam
o nyeri tenggorokan o tonsil
bengkak dengan eksudasi o
pembesaran KGB anterior
leher diserati nyeri
o uvula bengkak dan merah
o ptechie palatum mole
Sedangkan faringitis akibat
bukan streptokokus sangat
mungkin jika dijumpai gejala
dan tanda berikut :
- Usia dibawah 3 tahun
- Munculnya bertahap
- Kelainan melibatkan beberapa mukosa
- Konjungtivis, diare, batuk, pilek, suara serak
- Wheezing
- Ulseratif : lesi berupa ulser
Ulkus di palatum mole dan dinding faring serta eksudat di palatum dan
tonsil, tetapi sulit dibedakan dengan eksudat pada faringitis
Streptokokus. Gejala yang timbul menghilang dalam 24 jam,
berlangsung 4-10 hari (self limiting disease), jarang menimbulkan
komplikasi, dan berprognosis baik.
6. Diagnosis
- Anamnesis : mual muntah, demam, nyeri tenggorokan, diare,
batuk, pilek, suara serak, wheezing
- PE : RR dan T meningkat, rinoskopi anterior
- Lab : pemeriksaan kultur dari apusan tenggorokan, rapid antigen
detection test untuk mendeteksi antigen Streptokokus grup A.
7. DD
Nasopharyngitis, Diphteria, Pharyngoconjunctivaval fever
8. Treatment
- Terapi suportif : istirahat yang cukup dan dan pemberian cairan
yang sesuai. Pemberian gargles (obat kumur) dan lozenges (obat
hisap) yang dapat meringankan nyeri tenggorokan.
- Medikamentosa : antibiotik Penicilin V oral 15-30
mg/kgBB/haridibagi 3 dosis selama 10 hari atau bisa diganti
dengan amoxicilin dengan dosis 50 mg/kgBB/hari dibagi 2 selama
6 hari. Untuk anak yang alergi beri eritromisin etil suksinat 40
mg/kgBB/hari dengan pemberian 2,3, atau 4 kali per 10 hari,
11. Patogenesis