Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pembibitan tanaman merupakan proses penciptaan calon tanaman baru (bibit)
melalui biji/benih. Biji yang cocok untuk pembibitan ialah biji yang bulat, permukaaan
halus, kadar air rendah, bebas hama penyakit dan lain sebagainya. Pembibitan dapat
dilakukan melalui berbagai media. Media yang sering digunakan dalam pembibitan ialah
tanah, sekam padi maupun rockwoll. Kelembapan yang tinggi dalam media dapat
mendorong biji untuk berkecambah.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah suatu senyawa organik bukan hara yang
berfungsi mempengaruhi proses fisiologis pada tanaman. Tanaman pada dasarnya telah
memproduksi sendiri hormon (endogen) untuk pertumbuhannya secara alami tetapi
terkadang tidak maksimal. Sehingga dibutuhkan ZPT yang dibuat secara organik untuk
memicu pertumbuhan tanaman dari luar (exogen). ZPT terdiri dari berbagai macam.
Fungsi umum dari ZPT adalah untuk mempercepat pertumbuhan tanaman.
Indigofera merupakan leguminosa dengan spesies dan kegunaan sangat beragam.
Masyarakat industry pakaian mengenal Indigofera sebagai tanaman sumber pewarna
alami yang sudah digunakan turun temurun. Spesies Indigofera zollingeriana telah
banyak digunakan karena kelebihannya secara agronomis maupun nutrisi menjadikannya
salah satu pilihan sumber pakan berkualitas. Pengetahuan agronomi tanaman Indigofera
masih perlu disosialisaikan kepada masyarakat agar penggunaan hijauannya lebih luas.
Beberapa informasi yang berhasil diperoleh dari penelitian selama ini menunjukan
bahwa Indigofera secara agronomis mudah untuk dikembangkan secara generatif dan
memiliki kemampuan produksi hijauan yang tinggi serta regrowing yang cepat, selain
itu memiliki kemampuan adaptasi kekeringan.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya praktikum Pembibitan Indigofera adalah untuk
mengetahui pengarah konsentrasi ZPT terhadap pertumbuhan indigofera.
B. Tinjauan Pustaka
Indigofera sp adalah tanaman leguminosa pohon tropis yang memiliki kandungan
nutrisi yang baik untuk ternak ruminansia. Indigofera dahulu dikenal dengan nama tanaman
tarum (nila) karena mengandung zat pewarna alami biru nila, memiliki sekitar 700 spesies
64
65
lebih, berasal dari daerah tropis Afrika, Asia, Australia, Amerika Utara dan Selatan. Sekitar
280 spesies tanaman nila merupakan tumbuhan asli Afrika dan lebih dari 40 spesies asli
berasal dari Asia Tenggara (Tjelele 2016) .
Indigofera zollingeriana adalah legum yang dapat digunakan sebagai pakan ternak
dan relatif baru dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini memiliki kandungan protein kasar
yang tinggi setara dengan alfalfa (25-31%), kandungan mineral yang tinggi ideal bagi ternak
perah, struktur serat yang baik dan nilai kecernaan yang tinggi bagi ternak ruminansia.
Indigofera sp. tergolong tanaman yang baik sebagai sumber bahan baku pakan berkualitas,
namun peternak belum banyak memanfaatkan hijauan tanaman ini karena masih terbatas
ketersediaannya akibat belum banyak diproduksi (Abdullah et al. 2010).
Indigofera memiliki perawakan perdu, perdu kecil, terna (berkayu di pangkal
batangnya) atau pohon kecil dengan percabangan yang tegak atau memencar, tertutup
indumentum berupa bulu bercabang. Daun berseling, biasanya bersirip ganjil, kadang
beranak daun tiga atau tunggal. Bunga-bunga tersusun dalam suatu tandan di ketiak daun,
bertangkai, daun kelopak berbentuk genta bergerigi lima, daun mahkota berbentuk kupu-
kupu. Buah umumnya bertipe polong, variasi bentu buah menjadi pembeda karakter setiap
jenis, berisi 1-20 biji yang berbentuk bulat-menjorong (Muzzazinah 2016).
Indigofera sp. sangat balk dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak dan
mengandung protein kasar 27,9%, serat kasar 15,25%, kalsium 0,22% dan fosfor 0,18%.
Leguminosa Indigofera sp. memiliki kandungan protein yang tinggi, toleran terhadap musim
kering, genangan air dan tahan terhadap salinitas. Dengan kandungan protein yang tinggi
(26 - 31%) disertai kandungan serat yang relatif rendah dan tingkat kecernaan yang tinggi
(77%) tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan baik sebagai pakan dasar maupun
sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi, terlebih untuk ternak dalam status
produksi tinggi (Iaktasi). Keunggulan lain tanaman ini adalah kandungan taninnya sangat
rendah berkisar antara 0,6 - 1,4 ppm (jauh di bawah taraf yang dapat menimbulkan sifat anti
nutrisi). Rendahnya kandungan tanin ini juga berdampak positif terhadap palatabilitasnya
(disukai ternak) (Hassen et al. 2017)
Budidaya Indigofera meliputi 4 langkah: pembenihan, pesemaian, persiapan lahan,
pemeliharaan dan pemanenan. Dalam pembenihan dipilih biji dari tanaman yang sudah tua
berumur sekitar 12 bulan dan belum pernah dipanen sama sekali. Buah dijemur hingga
kering dan diremas untuk dipisahkan dengan bijinya, setelah itu biji yang diambil dijemur
selama 2 hari. Biji dihindarkan dari kelembapan sehingga perlu dikering anginkan selama
24 jam, selanjutnya siap disimpan dalam bentuk kemasan yang rapat dan dapat dibuka
66
kembali saat hendak disemai. Langkah yang dilakukan dalam persemaian antara lain adalah
menyiapkan media dalam polibag atau tray semai dengan pupuk organik sebagai pupuk
dasarnya. Tahap kedua adalah merendam benih di dalam air untuk memisahkan benih yang
baik dan tidak baik, dimana benih yang baik adalah benih yang tenggelam di dasar. Tahap
ketiga adalah menjemur benih selama 2 hari. Benih yang sudah dijemur 2 hari diangin-
anginkan semalam dan dapat disemaikan pada pagi harinya. Benih yang digunakan
sebanyak dua butir untuk satu lubang tanam. Pemupukan selama dalam pesemaian tidak
boleh lebih dari 1,5 gram pupuk makro, sedangkan penyiraman dapat dilakukan sebelum
jam enam pagi dan setengah lima pada sore harinya. Bibit siap dipindah tanam setelah
berumur 30 hari setelah semai (Muzazzinah 2014).
Budidaya Indigofera dapat dilakukan secara generatif dengan biji dan vegetatif
melalui stek batang. Tanaman dapat menghasilkan biji setiap saat, tidak seperti halnya pada
jenis leguminosa pohon lain yang umumnya hanya berbunga dan berbuah satu musim sekali
yaitu pada musim kemarau. Penanaman dengan biji dilakukan melalui beberapa tahap,
antara lain perendaman biji dengan air dingin selama satu malam, pengecambahan selama
satu bulan, pemindahan ke polybag dan penanaman. Penanaman dapat dilakukan secara
monokultur, tanaman sela (intercroping), tanaman campuran dengan tanaman pangan (alley
croping) dan tanaman pagar (hedgrow). Jarak tanam yang direkomendasikan untuk produksi
hijauan pakan dengan pola tanam monokultur yaitu 3x3 m dan dipanen setiap 90 hari,
sehingga tinggi tanaman dipertahankan 1,5 m dari tanah. Pola tanam intercroping dan alley
croping, jarak tanam yang direkomendasikan untuk leguminosa pohon adalah 4-5 m dengan
tinggi tanaman dipertahankan 1,5 m, guna menghindari terjadinya penaungan (shading)
terhadap tanaman utama. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan
stek cabang dari yang paling baik pertumbuhannya, terutama pada lahan yang sudah
berproduksi. Pemotongan perlu dilakukan dengan pisau yang tajam untuk menghindari
memar/sobek sepanjang ±30 cm. Stek - stek tersebut tidak segera ditanam tetapi diikat dan
dibiarkan selama satu sampai tiga hari di tempat teduh/dingin dengan ujung stek diletakkan
di atas, setelah itu stek dapat ditanam di lapangan (Herdiawan dan Krisnan 2014).
Kadar air benih Indigofera untuk penyimpanan bisa mencapai 8-9%. Benih normal I.
zollingeriana berkecambah pada umur 4 hari dengan persentase perkecambahan (daya
kecambah) 28-35% jika benih pernah mengalami penyimpanan selama 2 bulan. Pada
umumnya daya kecambah yang rendah disebabkan oleh kulit benih yang tebal dan invasi
jamur pada saat perkecambahan. Pengalaman di laboratorium Agrostologi Fakultas
Peternakan IPB menunjukkan pemberian bahan 66egetat (pupuk 66egetat) pada media
67
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara 6 Pembibitan Indigofera dilaksanakan pada hari Selasa, 9
Oktober 2018 pukul 13.00-15.00 WIB di Laboratorium Ekologi dan Manajemen
Produksi Tanaman dan Rumah Kaca C, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gelas aqua
2) Cetok
3) Penggaris
4) Alat tulis
b. Bahan
1) ZPT dengan berbagai konsetrasi
2) Benih indigofera (Indigofera sp.)
3) Campuran tanah dan pupuk (1:1)
3. Cara Kerja
a. Rendam benih indigofera dalam konsentrasi ZPT (0, 100, 200, 300, 400) ppm.
b. Isi gelas aqua dengan media tanah+pupuk.
c. Tanam benih indigofera dalam media.
69
DAFTAR PUSTAKA