Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH AUDITING

PENGENDALIAN INTERNAL
TERHADAP PEMERIKSAAN KAS
PADA PT BINTANG SELATAN AGUNG PALEMBANG

Disusun Oleh :

Meike Nanda Putri Nasution 2013.4.21004


Gita Swara Mahardhika 2013.4.21006
Selmia Aliyannanda 2013.4.21014
Juwita Mardiyani 2013.4.21055

KEUANGAN 4C

POLITEKNIK APP JAKARTA


2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah Auditing. Kami
menyadari akan keterbatasan serta hambatan dan rintangan dalam pembuatan makalah ini,
namun berkat kesadaran kami sebagai mahasiswa dan kemauan keras serta tekad yang kuat,
akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan.

Kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya atas bantuan
dari berbagai pihak yang berpartisipasi membantu, hingga terselesainya penyusunan makalah
ini. Tak lupa kami ingin menyampaikan rasa terima kepada Bapak Entjep Mawardi, SE.
MBA. selaku dosen mata kuliah Auditing yang selalu membimbing dan mendampingi kami.

Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Untuk itu kami memerlukan saran dan kritik yang bermanfaat dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat diterima dan
dimengerti banyak orang.

Jakarta, Juni 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I

PENDAHULUAN ..................................................................................................5

BAB II

TEORI

A. Pengertian Kas ...................................................................................................6


B. Komposisi Kas ....................................................................................................7
C. Ciri dan Sifat Kas...............................................................................................8
D. Tujuan Pemeriksaan Kas .................................................................................8
E. Prosedur Pemeriksaan Kas ..............................................................................10
F. Manajemen dan Pengendalian Kas .................................................................12
G. Prosedur Pengawasan .......................................................................................14
H. Hal yang perlu di perhatikan dalam Pengelolaan Kas ..................................15
I. Kriteria Pengolahan Kas ..................................................................................16
J. Prinsip Pengendalian Intern ............................................................................16
K. Keterbatasan Pengendalian Intern..................................................................17

BAB III

KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan..............................................................................................18
B. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................................19
C. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas..................................................19
D. Kasus ..................................................................................................................20

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22


BAB I

PENDAHULUAN

Audit internal dapat diartikan sebagai aktivitas pemeriksaan dan penilaian dalam suatu
perusahaan secara menyeluruh, yang bertujuan membantu semua tingkatan manajemen dalam
melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif melalui pemberian saran yang berguna untuk
memperbaiki kinerja di setiap tingkatan manajemen.

Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis, maka tingkat kecurangan dapat terjadi
semakin tinggi. Sebagai contoh yang tingkat kecurangan tinggi adalah kas. Kecurangan
dalam kas dalam dikaitkan dengan kecurangan oleh pihak manajemen, walaupun semua
kecurangan melibatkan suatu bentuk kesalahan penyajian keuangan. Untuk dapat
digolongkan sebagai skema kecurangan laporan keuangan, laporan itu sendiri harus
memberikan manfaat keuangan, baik langsung maupun tidak langsung kepada pelakunya.

PT. Bintang Selatan Agung merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
kontraktor. Dengan adanya internal auditor yang independen dapat memberikan kegiatan
operasi yang positif, sehingga dapat mengantisipasi terjadinya penyimpangan kas yang
merupakan pusat dari kegiatan operasi PT Bintang Selatan Agung Palembang.
BAB II

TEORI

A. Pengertian Kas

Menurut Sukrino Agoes


Kas adalah investasi berjangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk
memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan.
Kas merupakan aktiva yang paling likuid.
Kas didalam pengertian akuntansi didefinisikan sebagai alat pertukaran yang
dapat diterima untuk pelunasan hutang dan dapat diterima sebagai suatu setoran
ke bank dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan dalam bank atau
tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. (Zaki Baridwan,1980:4)
Menurut Munawir (1983:14)
Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para
pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand
deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan
menggunakan cek atau bilyet).
Menurut Theodarus M. Tuanakotta, AK, (1982:150)
Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung
dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas
dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang
tunai dan cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.
B. Komposisi Kas

Kas terdiri dari :


Uang kertas.
Uang logam.
Cek yang belum disetorkan.
Simpanan dalam bentuk giro atau bilyet.
Rekening tabungan.
Traveller’s checks.
Wesel bank (bank draft).
Cek kasir (cashier’s cheks).
Money order.
Kas kecil.
Uang kembalian.
Kas yang ada di cabang – cabang tetap.

Yang tidak termasuk kas meliputi :


1. Cek Mundur ( Post Dated Checks)
Cek mundur tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal dimana cek tadi dapat
diuangkan.
2. Bon Utang
Bon utang diperlakukan sebagai piutang.
3. Uang Muka Perjalanan
Uang muka perjalanan diperlakukan sebagai piutang jika uang muka tersebut
akan tagih dari karyawan atau dikurangkan dari gajinya.
4. Perangko Pos
Perangko pos diperlakukan sebagai persediaan perlengkapan (supplies) kantor
atau toko atau sebagai beban dibayar dimuka.
5. Dana kas untuk tujuan khusus misalnya dana yang disisihkan untuk
pembayaran utang obligasi.
C. Ciri dan Sifat Kas

Ciri – ciri Kas adalah dapat digunakan segera sebagai alat bayar sebesar nilai
nominalnya, sedangkan alat bayar yang tidak dapat digunakan segera sebagai alat
bayar dan tidak sesuai dengan nilai nominalnya tidak dapat dipakai sebagai alat
bayar.

Sifat – Sifat Kas antara lain :


a. Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.
b. Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi
serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda
pemilik.
c. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.

D. Tujuan Pemeriksaan (Audit Internal) Kas dan Bank

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan
bank serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Beberapa ciri - ciri internal control :
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab antara yang menerima dan yang
mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otoritas
atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank.
b. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang
mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus
ditelaah oleh kepala bagian akuntansi.
c. Digunakannya impress fund system untuk mengelola kas kecil.
d. Penerimaan kas, cek& giro harus di setor ke bank dalam jumlah seutuhnya.
e. Uang kas disimpan di tempat yang aman
f. Uang kas harus dikelola dengan baik
g. Dan lain-lain
2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca pertanggal
neraca betul – betul ada dan dimiliki oleh perusahaan. Maksudnya auditor harus
meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan betul-
betul ada dan dimiliki perusahaan dan bukan milik pribadi direksi atau pemegang
saham. Karena itu auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi
ke bank (Existence).

3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan dalam penggunaan saldo kas dan bank.
Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan
pelunasan obligasi berikut bunganya maka dana tersebut tidak dapat dilaporkan
sebagai bagian dari kas di harta lain. Begitu juga jika ada saldo rekening giro
yang dibekukan karena perusahaan tersangkut suatu masalah hukum, maka saldo
tersebut tidak boleh dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar.

4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dalam valuta asing, apakah saldo
tersebut sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs dengan
Bank Indonesia pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan.

5. Untuk memeriksa apakah penyajiannya dineraca sesuai dengan prinsip akuntansi


yang berlaku umum di Indonesia. Menurut SAK Kas disajikan di neraca sebagai
harta lancar. Kas yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukan dalam aktiva
lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk
melunasi kewjiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku
selama satu tahun. Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok
kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek.
E. Prosedur Pemeriksaan Kas dan Bank

1. Evaluasi internal control atas bank serta transaksi penerimaan dan pengeluaran
Kas dan Bank. Proses memahami dan mengevalusi inetrnal control atas kas dan
setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluran kas dan Bank merupakan
bagian yang sangat penting dalam suatu proses pemeriksaan akuntan. Kas dan
setara kas dalam perusahaan sering dikatakan sebagai darah dalam tubuh
manusia.
Jika perusahaan mengalami kesulitan uang, sama seperti manusia yang “lesu
darah“ atau “kekurangan darah”.

2. Buat Top schedule cash on hand in bank pertanggal neraca.


(misal: 31 Desember 20XX), atau kalau belum selesai, boleh per 31 Oktober
20XX atau 30 November 20XX, penambahan mutasi akan diperiksa kemudian,
apakah ada hal-hal yang unsual (diluar kebiasaan) atau tidak.
Top Schedule adalah salah satu jenis Kertas Kerja Pemeriksaan yang berfungsi
sebagai lembar awal yang menunjukkan hasil audit kita secara umum tau
kesimpulan atas pos yang bersangkutan.

3. Lakukan cash count (perhitungan fisik kas) pertanggal neraca, bisa juga sebelum
atau sesudah tanggal neraca.
Tujuan dari cash count adalah menghitung Kas perusahaan apakah telah sesuai
dengan laporan keuangannya.

4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak
dilakukan kas opname.
Cash Opname adalah pemeriksaan fisik pada uang kas tunai antara saldo yang
terdapat pada Catatan Akuntansi dengan Uang kas yang ada di brankas/di tangan
(cash on hand).

5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan.


Asersi utama mengenai pengujian konfirmasi adalah eksistensi serta hak dan
kewajiban. Teknik ini juga dapat memberikan bukti mengenai penilaian atau
alokasi kelengkapan serta penyajian dan pengungkapan.
6. Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan per 31 Desember 20XX),
kalau terpaksa, kalau belum selesai yang Desember, dapat diminta per 30
November 20XX.
Rekonsiliasi bank tersebut nantinya akan diperiksa kebenarannya.

7. Lakukan pemeriksaan atas rekonsilitas bank.


Rekonsiliasi bank harus dibuat oleh klien dan tugas auditor adalah memeriksa
kebenaran rekonsiliasi tersebut.

8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk
mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan.

9. Periksa inter bank transfer +/- minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk
mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window dressing.
Kitting adalah : Suatu penipuan yang dilakukan dengan menggunakan cek. Cek
tersebut ditarik dari suatu bank, kemudian disetorkan kepada bank lain. Bank
tempat menyetorkan ini biasanya terdapat di kota lain.

Window dressing adalah manuver yang seringkali dilakukan oleh perusahaan,


bank, reksadana dll, pada akhir periode akuntansi untuk membuat para pemegang
saham dan pemangku kepentingan lain terkesan dengan menyajikan laporan
keuangan yang lebih baik daripada kondisi sebenarnya.

10. Periksa transaksi kas sesuai tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent
collection), sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.
Subsequent collection ( penagihan sesudah tanggal laporan posisi keuangan
(neraca), sampai mendekati tanggal selesainya pekerjaan lapangan / audit field
work ), yang harus dilaksanakan dalam pemeriksaan piutang dan barang dalam
perjalanan.
Subsequent payment (pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) sampai mendekati tanggal selesainya audit field work), yang harus
dilaksanakan dalam pemeriksaan liabilitas dan biaya yang masih harus dibayar.
11. Periksa apakah penyajian kas dan bank di neraca dan catatan atas laporan
keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia.

12. Buat kesimpulan di Top Schedule kas atau di memo tersendiri mengenai
kewajaran dari Cash on hand dan in bank, setelah kita menjalankan seluruh
prosedur audit di atas.

F. Manajemen dan Pengendalian Kas

Prinsip pengendalian internal terhadap kas menetapkan bahwa harus ada


pemisahan fungsi – fungsi yang berhubungan dengan pengelolaan kas yaitu
pemisahan antara fungsi penyimpanan, pelaksana dan pencatatan.
Jelasnya harus dipisahkan misalnya fungsi penerimaan, pengeluaran,
penyimpanan dan pencatatan (akuntansi) kas. Alasan Pengendalian Kas itu penting :
1. Kas merupakan satu – satunya aset yang mempunyai sifat segera dapat
dikonversikan menjadi jenis aset lain. Kas ini mudah digelapkan dan di
pindahtangankan dan hampir secara universal diinginkan setiap orang.
2. Jumlah kas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan harus diatur secara seksama
sehingga tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit yang tersedia pada setiap
saat. Jika terjadi kelebihan (idle cash) perusahaan kehilangan kesempatan
untuk memperoleh penghasilan. Jika kas tersebut dapat diinvestasikan,
sehinga sering dikatakan tidak produktif. Tetapi jika kekurangan kas akan
menyebabkan perusahaan kesulitan likuiditasnya.

Selain pemisahan fungsi penerimaan dan pengeluaran serta serta penyimpanan,


pengendalian internal terhadap kas dapat dilakukan dengan menerapkan sistem
berikut ini :
1. Penggunaan Rekening Bank
Kas yang dimiliki oleh perusahaan tidak semuanya disimpan di dalam
perusahaan, tetapi disimpan di bank (rekening bank). Simpanan di bank yang
memenuhi kriteria sebagai kas misalnya tabungan dan giro. Rekening bank
yang dimiliki perusahaan bisa lebih dari satu bank.

2. Transfer Dana Elektronik (TDE)


Pemindahan dana dari satu pihak kepada pihak lainnya tidak selalu
menggunakan media kertas misalnya jika kita mau mengirimkan uang
ke pemasok kita harus datang ke bank dengan mengisi formulir
pengiriman uang.
Metode yang memanfaatkan teknologi seperti telepon,
telegraf, komputer, satelit atau peralatan elektronik lainnya dapat dengan
mudah digunakan untuk memindahkan dana dari satu pihak ke pihak
lainnya.

3. Sistem Kas Kecil


Untuk pembayaran dalam jumlah yang kecil seperti bayar makan siang,
ongkos taksi, sumbangan, beli perlengkapan kantor yang kecil – kecil, tidak
mungkin dilakukan dengan mengeluarkab cek. Oleh karena itu perusahaan
harus menyediakan dana sebagai kas kecil untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.

4. Proteksi Fisik atas Saldo Kas


Tidak hanya melalui pemisahan fungsi penerimaan, pengeluaran dan
pencatatan saja yang diperlukan dalam pengendalian terhadap kas, tetapi juga
perlu melindungi secara fisik kas yang disimpan di perusahaan (cash on hand)
dan kas di bank. Perlindungan secara fisik dilakukan dengan menyediakan
lemari besi, peti penyimpanan atau laci kas yang terkunci.

5. Rekonsiliasi Saldo Bank


Karena uang perusahaan ada yang disimpan di bank, dan seringkali
terjadi perbedaan dan keterlambatan informasi mengenai mutasi kas di
bank maka secara periodik perlu dilakukan pencocokan antar catatan
menurut bank dan menurut perusahaan untuk menentukan saldo yang
benar pada tanggal tertentu misal pada tanggal pelaporan keuangan.
Pengendalian internal penerimaan kas. Penerimaan uang dalam suatu
perusahaan bisa berasal dari beberapa sumber-sumber lain dari penjualan
tunai, pelunasan piutang atau dari pinjaman.

G. Prosedur – Prosedur Pengawasan

1. Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain:


a. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi - fungsi dalam penerimaan kas dan
setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan di setor ke bank.
b. Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatatan
kas.
c. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan
kas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas, pengendalian internal
pengeluaran kas. Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan itu adalah untuk
membayar bermacam – macam transaksi. Apabila pengawasan tidak
dijalankan dengan ketat, seringkali jumlah pengeluaran diperbesar dan
selisihnya digelapkan.

2. Beberapa prosedur pengawasan yang penting adalah sebagai berikut:


a. Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran –
pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.
b. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.
c. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti – bukti (dokumen –
dokumen) yang lengkap atau dengan kata lain digunakan system voucher.
d. Dipisahkan antara orang – orang yang mengumpulkan bukti – bukti
pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat
pengeluaran kas.
e. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu.
f. Diharuskan membuat laporan kas harian.
H. Hal yang perlu di perhatikan dalam Pengelolaan Kas

1. Pengendalian Penerimaan Kas


Prosedur dan pengawasan dalam penerimaan kas perlu dirancang sedimikian rupa
sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang seharusnya
diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur dan pengawasan
dalam penerimaan kas perlu memperhatikan beberapa hal berikut :
a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, mencatat, daan yang
menerima uang. Untuk perusahaan kecil pemisahan tugas seperti demikian
tidak dapat dilakukan, maka penggabungan antara ketiga tugas tadi hanya
dapat dilakukan oleh pemilik perusahaan.
b. Setiap penerimaan uang langsung disetorkan ke Bank sebagaimana adanya.
Untuk pembayaran piutang maupun pembayaran dalam jumlah besar dari
pelanggan bisa juga dengan cara pelanggan tersebut langsung mentransfer
pembayaran itu ke Bank.
c. Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas atau bukti kas masuk.
Bukti transaksi tersebut hendaklah perlu juga dilengkapi dengan lampiran-
lampiran untuk menguatkan adanya bukti transaksi tersebut. Dan setelah itu
dari bukti transaksi tersebut akan di catat pada jurnal penerimaan kas.
d. Menggunakan penomoran dokumen transaksi untuk mencegah transaksi
dicatat lebih dari sekali.
e. Mengadakan pemeriksaan kas secara fisik.
f. Menetapkan laporan kas setiap hari. Laporan mengenai setiap pengeluaran
dan penerimaan kas.

2. Pengendalian Pengeluaran Kas


Seperti halnya dengan penerimaan kas, pengeluaran kas juga memerlukan
prosedur dan pengawasan yang baik sehingga perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Semua pengeluaran uang yang relatif besar dialakukan dengan menggunakan
check sedangkan untuk pengeluaran-pengeluaran yang relatif kecil dilakukan
dengan menggunakan kas kecil.
b. Mengadakan pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran
kas, yang menyimpan uang kas, dan yang mencatat pengeluaran kas.
c. Melakukan pemeriksaan Intern dalam waktu yang tidak tentu.
d. Setiap pengeluaran kas dibuatkan bukti pengeluaran kas atau kas masuk serta
dilengkapi dengan lampiran-lampiran. Setelah itu bukti transaksi akan dicatat
dalam jurnal pengeluaran kas.

3. Melakukan Rekonsiliasi Bank


Setiap bulan biasanya perusahaan akan menerima rekening koran dari Bank,
rekening koran tersebut digunakan untuk mencocokkan saldo kas yang ada di
Bank tersebut dengan saldo kas yang ada di perusahaan.

4. Perencanaan Arus Kas (Cash Flow Planning)


Perencanaan arus kas dapat dilakukan dengan membuat anggaran kas (cash
budget) unutk periode-periode tertentu. Anggaran kas dapat digunakan sebagai
alat pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas. Pada kala tertentu anggaran
kas dibandingkan dengan realisasinya. Apabila terjadi penyimpangan-
penyimpangan yang mencolok, manajemen perusahaan segera dapat melakukan
tindakan perbaikan.

I. Kriteria Pengolahan Kas


a. Diakui secara umum sebagai alat pembayaran yang sah.
b. Dapat digunakan setiap saat bila dikehendaki.
c. Penggunaannya secara bebas
d. Diterima sesuai nilai nominalnya pada saat diuangkan tersebut.

J. Prinsip – Prinsip Pengendalian Intern


1. Pemisahan Fungsi
2. Prosedur Pemberian Wewenang
3. Prosedur Dokumentasi
4. Prosedur dan Catatan Akuntansi
5. Pengawasan Fisik
6. Pemeriksaan Intern secara bebas

K. Keterbatasan Pengendalian Intern


1. Pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah.
2. Pengendalian intern dapat rusak karena kekeliruan dan kesalahan.
3. Pengendalian tidak efektif karena adanya kolusi.
4. Manajemen mengesampingkan pengendalian intern
5. Biaya pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan.

L.
BAB III

KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan

PT. Bintang Selatan Agung (BSA) Palembang merupakan perusahaan yang


bergerak di bidang konstuksi dan rental alat berat berdiri pada tahun 1981 berdasarkan
akte No. 14 di Palembang. PT. Bintang Selatan Agung diawali berdirinya samapi saat ini
selalu berusaha dan berupaya untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan (pengguna
jasa) serta melakukan upaya untuk mencapai peningkatan berkesinambungan di dalam
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001-2008.

PT. Bintang Selatan Agung berlokasi di Jalan Soekarno Hatta No.01, Palembang –
Sumatera Selatan. Untuk tujuannya, PT. Bintang Selatan Agung memperkerjakan tim
profesional kompeten dan berpengalaman dibidangnya dalam mengerjakan proyek –
proyek konstruksi jalan dan pengaspalan.

Kesuksekan dalam implementasi strategi perusahaan tergantung pada tim


manajemen yang dituntut tegas tapi adil, disiplin, jujur, berkomitmen pada tugas dan
memiliki kredibilitas sesuai dengan tuntutan pengetahuan teknis dan pengalaman yang
diperlukan. Dengan tujuan dan sasaran yang jelas manajemen harus menciptakan
lingkungan kerja yang terbuka dan transparan, dan pada waktu yang bersamaan mampu
memotivasi dan mengarahkan anggota tim dan seluruh karyawan kesasaran atau target
yang tepat.
B. Visi dan Misi Perusahaan

PT Bintang Selatan Agung yang berdiri sejak tahun 1981 , memiliki visi dan misi
sebagai berikut :
Visi :
Untuk menjadi salah satu perusahaan yang terdepan serta mempunyai kompetensi
yang tinggi dibidangnya.
Misi :
Selalu berusaha dan berupaya untuk memberikan kepuasan pelanggan (pengguna
jasa) serta melakukan upaya untuk mencapai peningkatan berkesinambungan di
dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001-2008.

C. Prosedur Pengeluaran Kas dan Penerimaan Kas

Prosedur pengeluaran kas yang terjadi pada PT Bintang Selatan Agung antara
lain:
1. pemohon membuat permintaan pengeluaran kas (cash request) lalu diajukan ke
bagian keuangan dan pembukuan.
2. Bagian keuangan dan pembukuan menganalisa cash request apakah layak untuk
diterima sebagai pengeluaran.
3. Cash request diterima kasir dan mencatat kedalam buku kas.

Penerimaan kas dari penjualan tunai di laksanakan melalui prosedur sebagai


berikut :
1. Pembeli memesan barang secara langsung di bagian penjualan.
2. Bagian kasir menerima pembayaran dari pembeli.
3. Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk menyerahkan barang
kepada pembeli.
4. Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
5. Bagian kasir menyetrokan kas yang diterima ke bank.
6. Bagian pembukuan mencatat penerimaan kas.
D. Kasus

KASUS Rekomendasi
Terdapat kesalahan Pada akun sebelum dan sesudah Sebaiknya staff melakukan
pencatatan yang dilakukannya audit berbeda. Hal ini pengecekan ulang apa
dilakukan oleh staff menimbulkan ketidakefektifan kas, yang telah dicatat, agar
karena apa yang ada pada kas fisik kesalahan pencatatan yang
berbeda dengan ada di catatan. membuat kas menjadi
tidak akurat tidak terulang
kembali.
Hilangnya nota Kurang terjaganya nota rangkap Rekomendasi yang
pengeluaran mengakibatkan dokumentasi yang diberikan adalah sebaiknya
rangkap. dilakukan oleh staff. semua nota pengeluaran
Pada saat dilakukannya audit kurang hendaknya dijaga dan staff
akuratnya data yang ada pada buku sebaiknya melakukan
dengan yang ada di tangan. pemeriksaan setiap hari
dan melaporkan kepada
kepala bagian agar di cek
kebenaran pengeluaran
tersebut. Maka kehilangan
maupun kesalahan
pencatatan dapat di cegah.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Terdapat nota pengeluaran maupun pendapatan yang hilang yang belum


diserahkannya kepada pihak pembukuan.
2. Kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh staff yang tidak diperiksa kembali oleh
atasan bagian tersebut.

Saran

1. Bukti pengeluaran kas hendaknya di jaga dan simpan dengan baik agar pada saat
diperlukan semua bukti pengeluaran kas dapat dipertanggung jawabkan.
2. Sebaiknya setiap hari ataupun dalam waktu berjangkja saldo kas kecil sebaiknya
diperiksa oleh pengawas ataupun atasan yang bersangkutan sehingga kesalahan
pencatatan dapat dihindari karena telah diperiksa lagi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Agus, Sukrisno 2012, Auditing, FAkultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.


2. Amin Wijaya Tunggal 2000, Auditing, Edisi Kesatu, Edisi Ketiga, Semesta Media,
Jakarta.
3. Elok Izza Afrianiswara 2010, Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas
Pengendalian Internal Kredit Investasi pada PT Bank Mandiri Kanwil VIII Surabaya,
Surabaya.
4. Effendi Rizal 2009, Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi Ketiga, Semesta Media, Jakarta.
5. Larry F. Konrath. 1999, Auditing, Concepts and Applications: A Risk Analysis
Approach, South-Western College Publishing.
6. Mulyadi 2002, Auditing, Edisi Keenam cetakan kesatu, Salemba Empat, Jakarta.
7. Napisa 1999, Audit Operasional Terhadap Siklus Pendapatan pada PT Multi Galaksi
Utama Palembang, Palembang.
8. Soemarso SR. 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, Jakarta.
9. Sugiyono 2006, Statiska Untuk Penelitian, Cetakan Sembilan, CV Alfabeta, Bandung

Anda mungkin juga menyukai