Disusun Oleh :
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2015
Analisis Nilai Corporate Sosial Responsibilty PT General Electric
Sejak tahun 1940 GE telah menjadi bagian dari hidup jutaan warga Indonesia dengan
produk dan jasanya termasuk lokomotif kereta api, elektronika rumahtangga, lampu sampai
pembiayaan bagi nasabah perorangan. Di tahun 1970 an GE merintis berbagai kerjasama di
bidang teknologi dan bisnis dengan berbagai institusi Indonesia, dan sejak itu kehadiran GE
tumbuh berkembang dengan dibentuknya PT GE Finance Indonesia, PT GE Lighting
Indonesia, juga perusahaan patungan PT Astra Sedaya Finance dan PT GE Technology
Indonesia yang kemudian melahirkan PT GE Nusantara Turbine Services. Jumlah Karyawan
GE saat ini mencapai 1700 orang yang tersebar di 4 lokasi (Jakarta, Bandung, Semarang dan
Surabaya).
B. Visi dan Misi GE
Berdasarkan (David, 2009), Visi bisa berarti apa yang kita inginkan sedangkan
pernyataan misi adalah pernyataan tujuan yang secara jelas membedakan satu bisnis dari
perusahaan-perusahaan lain yang sejenis. Pernyataan misi secara umum menggambarkan
arah masa depan suatu organisasi.
Visi GE
GE sekarang merupakan perusahaan paling berharga dan paling kompetitif di dunia. CEO
General Electric yang sekarang Jeffrey Immelt, yang menggantikan Jack Welch, terus
menerus menyatukan berbagai jenis bisnis General Electric. Perubahan terus dilakukan
dalam GE, termasuk mengganti slogan sekaligus visi perusahaan “We Bring good things
life” menjadi “Imagination at Work”. Visi tersebut mempunyai tujuh program inti yang
dinamakan dengan: “Welch’s Seven-Point Program for Management by
Leadership” yaitu:
GE menggunakan cara tersendiri dalam membuat pernyataan misi dan tujuan jangka
panjang. Tidak seperti perusahaan lain, GE menyatakan misi dan tujuan jangka panjangnya
dalam Filosopi GE.
1. Imagine
Kami menggunakan imajinasi pada pekerjaan untuk pelanggan, orang-orang, dan
masyarakat kami
2. Solve
Kami membantu menyelesaikan beberpa masalah berat dunia
3. Build
Kami adalah suatu kultur berkinerja yang membangun pasar, orang-orang, dan nilai
pemegang saham
4. Lead
Kami adalah meritrocacy yang memimpin melalui pembelajaran, inklusif, dan perubahan
Untuk mendukung empat filosofi dasar GE, diciptakan 8 nilai yang dinamakan dengan GE
Values.
1. Value no 1 : Curios
2. Value no 2: Passionate
3. Value no 3: Resourceful
4. Value no 4: Accountable
5. Value no 5: Teamwork
Membangun kepercayaan dengan menghargai ide dan kontribusi dari setiap orang
Bekerja sama dengan orang lain secara baik
Melatih dan memberikan dukungan terus-menerus kepada orang lain
Memberikan kontribusi untuk membangun sikap dan semangat positif dalam tim
kerjasama
Menghargai perbedaan dan kultur global
6. Value no 6: Committed
Menetapkan sasaran yang jelas dan terukur
Memfokuskan perhatian pada prioritas bisnis
Berani membuat keputusan penting dengan segala konsekuensinya
Memperlihatkan ketekunan dan kegigihan tanpa memandang hambatan
7. Value no 7: Open
8. Value no 8: Energizing
Perusahaan multinasional yang dirintis oleh ilmuwan Thomas Alva Edison, General
Electrics, sudah siap mengeksekusi rencana pendirian pusat pembelajaran dan teknologi di
Indonesia. “Dimulai 2013, GE akan mendirikan sebuah learning centre. Dan ketiga BUMN
yang menjadi customer utama GE telah berkomitmen untuk bersama-sama
menggunakannya, BUMN yang dimaksud adalah Pertamina, Garuda Indonesia, dan PLN.
Dana yang digelontorkan mencapai US$ 300 juta. Dana sebesar itu akan dialokasikan
untuk tiga subproyek. Pertama, GE Learning Centre and Technology yang
menyelenggarakan kelas pengembangan SDM di BUMN dengan pengajar dan kurikulum
yang dipersiapkan GE sendiri. Kedua, Engineering Centre untuk kepentingan SDM GE.
Engineering centre dibuat sebagai pusat pendidikan untuk lulusan baru dari berbagai
sekolah teknik. Para lulusan tersebut akan mengikuti pelatihan beberapa tahun kemudian
ditempatkan di luar Indonesia sebagai karyawan GE. Ketiga, Pusat Teknologi. Subproyek ini
akan mengaplikasikan semua penelitian yang telah dilakukan oleh divisi research and
development GE di AS dan India. Intinya, melihat pertumbuhan ekonomi tahun lalu,
diharapkan Indonesia makin berkembang dan GE punya kontribusi untuk itu.
Tenaga kerja yang akan bertugas di fasilitas high bay untuk vertical subsea tree terbaru
tersebut akan dilatih sesuai dengan standar prosedur dari GE Oil & Gas Center of
Excellence yang berlokasi di Aberdeen, Skotlandia. Mereka juga akan menerima pelatihan
tambahan guna memenuhi kebutuhan dan persyaratan dalam negeri untuk diterapkan pada
teknologi GE. “Salah satu tantangan untuk industri ini adalah kurangnya tenaga ahli di
sektor migas secara global, dan GE dapat memberikan kontribusi dalam bidang ini serta
membantu Indonesia dalam mengembangkan sumber daya manusia yang kuat,”
Selain subsea dan Artificial Lift yang menjadi jawaban untuk peningkatan produksi
minyak, GE baru-baru ini mempersembahkan portofolio solusi sumber daya non-
konvensional yang mencakup peluncuran sistem LNG in a Box. Sistem LNG in a
Box merupakan plug-and-play berskala kecil, re-deployable liquefied natural gas (LNG)
atau solusi gas alam cair berdasarkan teknologi yang sudah terbukti. Dengan
menggabungkan teknologi, efisiensi rantai pasok dan kemampuan industrialisasi pada skala
yang lebih kecil memungkinkan pemilik atau operator untuk dapat menggunakan solusi gas
alam cair LNG selama jangka waktu dua bulan. Sistem tersebut menawarkan solusi
pengisian bahan bakar standar modular yang meliputi berbagai rangkaian produksi LNG
dari 10.000 sampai 50.000 galon per hari.
Pada bulan Februari tahun ini, Jeff Immelt, Chairman dan CEO GE, mengunjungi
Indonesia dan mengumumkan rencana GE untuk menginvestasikan US$ 300 juta dalam
lima tahun ke depan untuk mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. Hingga saat
ini, GE telah menginvestasikan lebih US$ 1 miliar di Indonesia.
Analisis dari Sisi Etika Bisnis
Berdasarkan pada program CSR yang telah dilakukan PT. Djarum dengan Djarum
Fondationnya merupakan suatu bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan
akan lingkungan, hubungan antara perusahan dan masyarakat, dan juga sebagai investasi
sosial perusahaan (corporate philantrophy). Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa
kalangan dunia usaha mesti merespon dan mengembangkan tanggung jawab sosial sejalan
dengan operasi usahanya.
Perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan
memperhatikan kepentingan masyarakat.
Kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis
mutualisme.
Kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan
menghindari konflik sosial.
Dimana perusahaan yang menerapkan hal ini akan lebih menekankan pembangunan
sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sehingga akan menggali potensi masyarakat
lokal yang menjadi modal sosial perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat
menciptakan peluang-peluang sosial-ekonomi masyarakat, dan menyerap tenaga kerja, cara
ini juga dapat membangun citra positif bagi perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan Hasil
Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh Environics International
(Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum
(London) di antara 25.000 responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk
opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap karyawan,
dampak terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) akan paling berperan.
Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan & brand image-lah yang akan paling
memengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis
fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau
manajemen. Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak
melakukan CSR adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli produk
dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan
perusahaan tersebut. Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya
berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini:
Sumberdaya Manusia
Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan memperjakan masyarakat
sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon
pelamar pekerjaan, terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan.
Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan,
terutama pada saat perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki
kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas
kinerja sosial dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang
memiliki nilai-nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer
kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam
kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas,
baik itu bentuknya "penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan
(volunteering) dalam bekerja untuk masyarakat.
Manajemen risiko
Manajemen resiko merupakan salah satu hal paling penting dari strategi
perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat
musnah dalam sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan
perusakan linhkungan hidup. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang
tidak diinginkan dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu
budaya kerja yang "mengerjakan sesuatu dengan benar", baik itu terkait dengan aspek tata
kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan--yang semuanya merupakan komponen
CSR--pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya hal-hal negatif tersebut.
Membedakan merek
Di tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk membuat
suatu cara penjualan yang unik sehingga dapat membedakan produknya dari para
pesaingnya di benak konsumen. CSR dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen
atas dasar nilai khusus dari etika perusahaan yang juga merupakan nilai yang dianut
masyarakat.
Menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, setidaknya ada dua jenis kegiatan CSR yang
bisa mendatangkan keuntungan terhadap merek, yaitu corporate social marketing (CSM)
dan cause related marketing( CRM). Pada CSM, perusahaan memilih satu atau beberapa isu
biasanya yang terkait dengan produknya yang bisa disokong penyebarluasannya di
masyarakat, misalnya melalui media campaign.
Dengan terus menerus mendukung isu tersebut, maka lama kelamaan konsumen akan
mengenali perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian pada isu itu.
Segmen tertentu dari masyarakat kemudian akan melakukan pembelian produk perusahaan
itu dengan pertimbangan kesamaan perhatian atas isu tersebut.
Perusahaan yang membuka usaha diluar negara asalnya dapat memastikan bahwa
mereka diterima dengan baik selaku warga perusahaan yang baik dengan memperhatikan
kesejahteraan tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan demikian
keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya yang sangat tinggi tidak
dipersoalkan.
Kritik atas CSR akan menyebabkan suatu alasan dimana akhirnya bisnis perusahaan
dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program CSR seringkali dilakukan
sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas masalah etika dari bisnis
utama perseroan.
http://www.google.com/swa.co.id/business-strategy/tergiur-potensi-indonesia-ge-gandeng-3-bumn-
sekaligus. Diakses 06 April 2015 pukul 15.35
http:// www.google.com/swa.co.id/corporate/ge-challenge-indonesia-cara-ge-kembangkan-bakat-
pemuda. Diakses 06 April 2015 pukul 15.35
http:/ www.google.com//swa.co.id/technology/ge-distributed-power-solusi-bagi-masyarakat-di-
daerah-terpencil. Diakses 06 April 2015 pukul 15.35
http:// www.google.com/swa.co.id/business-research/global-innovation-barometer-2014-kolaborasi-
dorong-inovasi. Diakses 06 April 2015 pukul 15.35
http:// www.google.com/swa.co.id/corporate/ge-indonesia-dan-mitranya-bangun-12-rumah-untuk-
kelurga-miskin. Diakses 06 April 2015 pukul 15.35
http:// www.google.com/swa.co.id/business-strategy/menjadi-pemimpin-masa-depan-lewat-jalan-
pemimpin. Diakses 06 April 2015 pukul 15.35
http:// www.google.com/swa.co.id/business-research/ge-komitmen-investasi-pada-human-capital-di-
indonesia. Diakses 06 April 2015 pukul 15.35