Anda di halaman 1dari 15

ENERGI1

Program Studi Pendidikan Fisika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

ABSTRAK
Energi adalah suatu kemampuan untuk melakukan kerja atau kegiatan. Tanpa
energi dunia ini akan tetap diam atau beku. Dalam kehidupan manusia selalu
terjadi kegiatan yang perlukan energi. Ketidak percayaan terhadap metafisika di
dalam sains tidak hanya diakui oleh pihak ilmuwan sebagai pelaku sains,
melainkan juga dari para pemikir filsafat. Pada dasarnya tidak ada sesuatu hal pun
di alam ini yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera, namun demikian,
merupakan suatu kemustahilan untuk menangkap secara inderawi suatu
keseluruhan alam semesta. Karena alasan itulah kosmologi (alam semesta)
ditempatkan sebagai objek kajian metafisika. Di dalam Al-Qur'an sejumlah besar
ayat-ayat yang dimaksudkan untuk memperkuat keyakinan kepada Allah selalu
diberikan pada argumen ilmiah yaitu studi tentang sistem alam semesta.

Kata Kunci: Energi, Alam Semesta, Metafisik

A. Telaah Ayat dan Hadits Energi


1. Energi
Energi adalah suatu kemampuan untuk melakukan kerja atau kegiatan.
Tanpa energi dunia ini akan tetap diam atau beku. Dalam kehidupan
manusia selalu terjadi kegiatan dan untuk kegiatan otak serta otot di
perlukan energi. Energi diperoleh melalui proses oksidasi (pembakaran) zat
makanan yang masuk ketubuh berupa makanan. Kegiatan manusia lainnya
dalam memproduksi barang, transportasi, dan lainnya juga memerlukan
energi yang diperoleh dari bahan sumber energi atau sering disebut sumber
daya alam (natural resources).
a. Sumber daya alam itu dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable) atau hampir
tidak dapat habis misalnya: tumbuhan, hewan, air, tanah, sinar
matahari, angin dan sebagainya.
2) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable)
atau habis, misalnya : minyak bumi atau batu bara.
Selanjutnya secara terinci energi dibedakan atas butir-butir dan perlu
diketahui bahwa energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya.
Misalnya, energi potensial air (air terjun) dapat diubah menjadi energi
gerak, energi listrik dan seterusnya.

1
Nenden Shalhah Nasiatul Atsiah, Tika Kurniawati, Sarah Amalia, Welly Apriliyana
2. Pandangan Al-Qur’an dan Sains mengenai Energi
a. Q.S.Yunus ayat 5
‫مقواٗ ا‬
‫ل ل ذت ومعل و ه‬ ‫مور هنوءٓراٗ ووقوققد لوره هۥ و‬
‫من وققاَزذ و‬ ‫ق و‬ ‫ضوياَءٓء ووٱمل و‬
‫س ذ‬‫شمم و‬ ‫ل ٱل ل‬ ‫جعو و‬‫ذي و‬ ‫ههوو ٱل ل ذ‬
‫فصقق ه أ‬ ‫ك إلل بققٱمل ب‬
‫ت‬ ‫ل ٱملأي ذوقق ذ‬ ‫حقق ي ه و س‬ ‫ه ذ ذول ذقق و ذ ذ و‬ ‫خل وقو ٱلل لقق ه‬ ‫ماَ و‬‫ب و‬‫ساَ ب ب‬
‫ح و‬‫ن ووٱمل ذ‬‫سذني و‬‫ع ود ود و ٱل س‬
٥‫ن‬ ‫مو و‬ ‫قمومم ي ومعل و ه‬
‫لذ و‬
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan
bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan
(waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan
hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang
yang mengetahui.”
Allah memberi tahu tentang apa yang diciptakan yang menjadi tanda-
tanda kekuasaan Nya dan kesempurnaan kuadrat Nya, dan Dia
menjadikan sinar matahari sebagai penerang di waktu siang dan cahaya
bulan bagi penerang di waktu malam. Juga telah di tetapkan bagi bulan
manzilah-manzilah, sehingga pada awal bulan ia tampak kecil berbentuk
sabit kemudian membesar. Lalu kembali mengecil sampai mencapai
manzilah terakhirnya dan kembali pada keadaan semula pada permulaan
bulan.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT menciptakan langit dan bumi
dan yang besemayam di atas ‘Arasy-Nya. Dialah yang menjadikan
matahari bersinar dan bulan bercahaya. Matahari dengan sinarnya adalah
sebagai dasar hidup dan kehidupan, sumber panas dan tenaga yang dapat
menggerakkan makhluk-makhluk Allah yang diciptakan Nya. Dengan
cahaya bulan dapatlah manusia berjalan dalam kegelapan malam dan
bersenang-senang melepaskan lelah di malam hari. Ayat ini
membedakan antara cahaya yang dipancarkan matahari dan yang di
pantulkan oleh bulan, yang dipancarkan matahari disebut diya (sinar) dan
yang di pantulkan oleh bulan adalah nur (cahaya).
Matahari adalah sebuah planet yang mengandung pembakaran api
yang sangat dahsyat, yang mengeluarkan sebagian sinarnya memantul
kepermukaan bulan, karena ia bersinar dan terang pada malam hari.
Tumbuh-tumbuhan mengambil kekuatan (energi) yang berasal dari
matahari, lalu manusia memanfaatkan kekuatan yang tersimpan didalam
tumbuhan, pohon serta tanaman-tanaman sebagai penghangat dan untuk
memasak yaitu dengan membakarnya. Oleh karena itu, matahari sebagai
sumber kekuatan (energi) dimuka bumi ini.
Allah menjadikan matahari untuk kita dan memudahknnya untuk
bergerak, pada pagi hari ia mengirimkan sinarnya untuk kita yang
membawa panas dan cahaya, mengandung sebab-sebab yang di butuhkan
dalam kehidupan.
b. Q.S. At-Thariq ayat 1–4
‫ب‬ ‫ماَ ٱل ل‬
‫ ٱلن ل جج ه م‬٢ ‫طاَرذقه‬
‫مج ٱلث لققاَقذ ه‬ ‫ماَ أ ومدورى ذ و‬
‫ك و‬ ‫ وو و‬١ ‫ق‬ ‫طاَرذ ذ‬‫ماَذء ووٱل ل‬ ‫س و‬
‫ووٱل ل‬
٤ ‫حاَفذظظ‬ ‫ماَ ع ول مويوهاَ و‬
‫س لل ل‬‫ل ن ومف م‬
‫ ذإن ك ه ل‬٣
“1. dengan menyebut nama Allah Yang Maha pemurah lagi Maha
Penyayang
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
4. Yang menguasai di Hari Pembalasan”
Pada awal surat, Allah bersumpah memakai nama langit dan
bintang yang cahayanya menembus kegelapan malam, Dia
bersumpah bahwa jiwa-jiwa manusia tidak akan dibiarkan begitu saja
tanpa ada yang memeliharanya, tetapi jiwa-jiwa tersebut telah ada
yang menjaga dan menghitung apa yang dilakukan olehnya, Dia
adalah Allah.
Bintang adalah bola gas yang bercahaya luar biasa terang, gas
tersebut yang terdiri dari hidrogen tidaklah menyala seperti nyala api.
Bintang adalah benda raksasa yang mempunyai kekuatan gravitasi
sangat besar yang bersifat menarik kebagian pusat. Desakan tekanan
di bagian pusat bintang sangat kuat sehingga partikel-partikel
hidrogen saling bertabrakan dan membentuk unsur baru yaitu helium.
Pada proses yang disebut juga reaksi fusi nuklis (penggabungan inti),
sejumlah energi di lepaskan. Energi inilah yang menyebabkan bintang
bersinar, kadang-kadang hingga milyaran tahun lamanya. Dilangit
malam bintang-bintang terlihat seperti titik cahaya yang diam tak
berubah, padahal sebenarnya tidak demikian. Bintang-bintang baru
terbentuk setiap waktu. Bintang-bintang tersebut terlahir didalam
awan-awan gas dingin dan debu yang gelap dan luas.
Bintang merupakan oven raksasa penampung atom semesta yang
memproses serangkaian reaksi nuklir, yang disebut proses fusi nuklir
yang menghasilkan segala unsur yang di butuhkan oleh bumi dan
langit dunia. Disamping gaya gravitasi yang mengikat bintang-bintang
dilangit antara satu dengan sama lain secara kuat, disana terdapat
sejumlah daya lain yang mengikat suatu materi yang ada dalam bumi
juga yang ada dalam setiap benda yang ada di angkasa, dan di
lembaran langit dunia (hingga tidak terjatuh dan tidak berbenturan
satu sama lain). Diantara daya pengikat yang kita kenal adalah nuklir
yang sangat kuat, daya nuklir lemah, dan daya listrik atau magnetik
(elektomagnetik) daya-daya inilah yang mengikat dan mencengkram
materi yang ada dalam bagian semesta yang kita ketahui. Mengingat
begitu besarnya massa bintang-bintang, maka dengan daya
tariknyapun mereka menguasai planet, planetoid, satelit, komet dan
segala bentuk materi yang ada dalam orbit.
B. Kekekalan Energy Dalam Perspektif Islam Dan Sains

Di sekitar kita selalu ada yang namanya energy. Meskipun tida data
dilihat dengan kasatmata, dipegang dengan tangan, tapi kita bisa mmerasakan
daya kerjanya. Jumlah energy di alam semesta ini menurut teori Hukum
Kekekalan energy (HKE) bersifat tetap. Ia tidak akan diciptakan lagidan tidak
aakn pernah hilang. Artinya energy di alam semesta jumlahnya semu, sejak awal
penciptaan hingga kemusnahannya nanti. Tuhan menciptaan alam semesta
secara sempurna dan tidak mugkin melakukan tambal sulam. Semuanya telah
disiapkan secara lengkap, termasuk besaran energy didalamnya..
Kendatipun jumlahnya selalu tetap, energy dapat berubah bentuk. Energy
bisa berubah dari air menjadi uap, dll. Satu yang ajaib, energy tidak pernah
berurang jumlahnyya. Artinya bila satu energy dikeluarkan, maka neergi yang
lain akan segera menggatikannya. Dengan berlakukan hukum HKE ini dalam
kehidupan manusia, berarti semua bentuk energy yang kita keluarkan pasti tidak
aan pernah hilang. Alam yang menjamin nilai dari bentuk energy yang kita
hasilkan akan sama dengan nilai energy yang kita keluarkan.2
1. Penyamaan Energi dangan Tuhan
Manakala James Ray dalam The Secret mengatakan:
“Kebanyakan orang merumuskan dirinya sebagai tubuh yang terbatas,
tetapi Anda bukanlah sebuah tubuh yang terbatas. Bahkan di bawah
mikroskop, Anda adalah sebuah ladang energi. Yang kita ketahui tentang
energi adalah: ANDA pergi ke seorang fisikawan kuantum dan berkata, “Apa
yang menciptakan dunia?” Dan ia akan berkata, “Energi.” Baiklah, jelaskan
energi itu. “Baiklah, energi tidak pernah dapat diciptakan atau dihancurkan,
dulu, sekarang, maupun nanti; energi selalu ada, segala sesuatu yang pernah
ada selalu ada. Energi bergerak ke dalam bentuk, melalui bentuk, dan keluar
dari bentuk.” Anda pergi ke seorang teolog dan bertanya, “Apa yang
menciptakan Semesta?” Dan ia akan berkata, “Tuhan.” Baiklah, jelaskan
tentang Tuhan. “Dulu, sekarang, maupun nanti, Tuhan selalu ada, tidak
pernah bisa diciptakan atau dihancurkan, segala sesuatu yang pernah ada,
akan selalu ada, selalu bergerak ke dalam bentuk, melalui bentuk, dan keluar
dari bentuk.” Anda lihat, ini adalah penjelasan yang sama, dengan terminologi
yang berbeda. Jadi, jika Anda berpikir Anda adalah sekadar “seonggok
daging” yang berlarian ke sana-kemari, coba pikirkan lagi. Anda adalah
makhluk spiritual! Anda adalah ladang energi, yang beroperasi disebuah
ladang energi yang lebih besar”.
Secara umum dan juga dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
ada penyamaan antara energi dengan Tuhan. Energi tidak dapat diciptakan
dan dimusnahkan dan hanya dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yang
lain. Berarti energi itu tidak berawal dan berakhir karena tidak
dapatdiciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Padahal dalam keimanan
muslim hanya Allah yang tidak berawal dan berakhir, Allah adalah Tuhan
yang Maha Kekal yang tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan.

2
Miftahur Rahman El-Banjary,”Keajaiban Seruby Dinar”, ( Jakarta:Gramedia 2012), hlm. 137-138
Energi diciptakan karena energi itu timbul dengan sebuah rumus
tentunya:
1 Joule = 1 kg m2/s2 = 1 kg dikalikan kecepatan kuadrat.
1 Joule = 1 newton meter (simbol: N.m).
Allah adalah kekekalan, semua yang ada adalah ciptaan Allah. Dalam
menciptakan sesuatu Allah memberi ketetapan energi pada masing-masing
ciptaanNya. Seperti energi manusia yang kadang kuat dan kadang lemah, dan
tidak meletakkan kekekalan padanya.3
Pola islamisasi sains sebenarnya baru muncul abad 20, ketika dunia Islam
sudah tidak lagi memiliki ilmuwan-ilmuwan atau saintis-saintis handal kelas
dunia. Islamisasi Sains berusaha menjadikan penemuan-penemuan sains besar
abad-20 yang mayoritas terjadi di Barat, dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan keimanan umat Islam. Di luar paradigma ini ada usaha-usaha
untuk “menggantikan” asumsi-asumsi dasar yang ada pada “sains-sekuler” saat
ini dengan Islam. Misalnya mengganti “teori-kekekalan-massa-energi” di
fisika, dengan alasan yang kekal hanya Allah. Tetapi sebenarnya penggantian
asumsi ini tidak relevan dengan sains itu sendiri, karena yang dimaksud
“kekekalan massa-energi” dalam fisika adalah “kekekalan pada skala
laboratorium”. Fisika tidak membahas dunia di saat penciptaan ataupun di saat
kiamat nanti, karena tidak bisa diuji. Kita memang mengasumsikan bahwa
hukum-hukum fisika yang kita kenal itu berlaku di seluruh jagad raya dan
kapanpun. Mengapa? Karena kita tidak bisa mendapatkan hukum-hukum fisika
lain di sesuatu yang tidak bisa kita hadirkan untuk diuji. Jadi asumsi dasar
apakah dunia diciptakan Allah (sebagaimana keimanan seorang muslim) atau
muncul dengan sendirinya (seperti keyakinan)4
Implikasi dari persamaan E= m.c2 adalah bahwa alam semesta adalah
statis (kekal), akibatnya persepsi ini telah membawa perdebatan panjang
dengan ajaran agama, dengan ajaran agama (teisme) menganggap bahwa alam
semesta ini tidak kekal dan akan hancur pada suatu saat, dan pada saat itulah
terjadi hari kiamat (pembalasan).
Dalam al-qur’an dijelaskan bahwa alam semesta ini tidak kekal dan terus
melakukan ekspansi dan sehingga alam semesta terus kehilangan gaya
gravitasinya yaitu sebagai akibat dari dipisahkannya alam semesta seperti
dalam surah ad-dzariyat ayat 47:
‫و‬
٤٧ ‫ن‬
‫سهعو و‬ ‫ماَءو ب ون م وين ذووهاَ ب ذأميي ا مد ووإ ذلناَ ل و ه‬
‫مو ذ‬ ‫س و‬
‫ووٱل ل‬
“Artinya. Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan
Sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya.”
Dari ayat tersebut di atas jelas bahwa alam semesta ini adalah dahulunya
sesuatu yang padu kemudian berpisah dan meluas sampai sekarang. Dari alam
semesta yang terus mengembang ini akan menyebabkan gaya gravitasi planet
melemah. Karena massa dan energi yang ada dalam planet juga mengalami
sebuah penyusutan massa yang drastis. Dari pengurangan massa ini akan
menyebabkan gaya gravitasi akan semakin kecil, karena gaya gravitasi itu
3
Muhammad Nurdin, “The Law Of Attraction Dan Doa Dalam Islam”, Universitas Merdeka Ponorogo,
hlm 235-236
4
Fahmi Amhar,dkk, “Peran Sains dan Teknologi dalam Membangun Peradaban Islam” JKPIs, Vol. 1 No.
1, 2018, hlm 20
sendiri bergantung pada massa sebuah benda; makin besar massa sebuah benda
maka semakin besar pula gaya gravitasi yang dimiliki oleh benda teresbut
demikian juga sebaliknya semakin kecil massa dari benda tersebut maka
semakin kecil jaga gaya gravitasi yang dimilikinya. maka apabila sangkakala di
tiup sekali tiup. dan bumi dan gunung-gunung diangkat dan dibenturkan sekali
bentur. maka pada waktu itu terjadilah hari kiamat. dan terbelalah langit karena
pada waktu itu langit melemah (Q.S.al-haqqah ayat 13-16).
‫و‬
ٓ‫ل فوققد هك لوتاَ د وك لقق ء‬
‫ة‬ ‫ض ووٱمل ذ‬
‫جب وققاَ ه‬ ‫ت ٱملأمر ه‬
‫مل و ذ‬‫ح ذ‬ ‫خظة وذو ذ‬
‫ وو ه‬١٣ ‫حد وظة‬ ‫صورذ ن ومف و‬
‫خ ذفيِ ٱل ل‬ ‫ف و‬ ‫فوإ ذ و‬
‫ذاٗ ن ه ذ‬
‫مئ ذقق مذ وواٗه ذي وققظة‬
‫يِ ي موو و‬ ‫م‬ ‫ فوي ومو و‬١٤ ٓ‫حد وة ء‬
‫ماَهء فوهذقق و‬ ‫س و‬
‫ت ٱل ل‬
‫ق ذ‬‫ش ل‬‫ ووٱن و‬١٥ ‫ة‬
‫واٗقذعو ه‬ ‫ت ٱل و‬‫مئ ذ مذ ووقوعو ذ‬ ‫وذو ذ‬
١٦
“Artinya : Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiu, dan diangkatlah bumi dan
gunung-gunung. Lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu
terjadilah hari kiamat. dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit
menjadi lemah”
Dari hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa alam statis yang
merupakan implikasi dari persamaan E = m.c2 bertentangan dengan al-Qur’an.
Dan E = m.c2 itu sendiri menurut ujen zainal merupakan eksistensi dari zat
tuhan yang absolot5
Ketertinggalan umat islam akan sains dan teknologi memumculkan
keprihatinan yang mendalam di akalngan sarjna musim kontemporer. Kesadaan
da tekad untuk kembali menguasai sains dan teknologi, sebagaimana pada msa
kejayaan sarjana muslim awal, pun mnyeruak dimana-mana. Misi khalifah yang
rahmatan lil ‘alamin tidak mungkin dapat direalisasikan jika umat islam menjadi
umat yang bodoh, lemah dan bergantung pada belas kasihan pihak luar.
Perkembangan terpenting pada waktu itu adalah lahirnya ilmu pengetahuan alam
modern yang berdasarkan metode eksperimental dan matematis. Sains adalah
ilmu pengetahuan yang dodasarkan pada observasi dan eksperimen, sedangkan
ilmu pengetahuan yang murni mengandalkan silogisme adalah filsafat. Sains
dipisahkan dari filsafat, meskipun dalam perkembangan sains melahirkan fisafat
baru, filsafat sain.6
Dalam psikologi behavioris materialistis yang dirintis oleh John B. Watson,
digambarkan bahwa tindaka-tindakan manusia disebabkan oleh materi dan
strukturnya. Manusia tidak ubahnya satu materi lembam yang bereaksi atas
dorongan dari luar. Tindakan manusai adalah mekanisme repons dari
rangsangan. Karena manusia tidak lebih dari sekadar entitas materi, tidak ada
alasan untuk menolak bahwa manusai dapat deprogram seperti mesin.7
Manusia, karena hanya merupakan kumpulan materi belaka, sebagaimnaa
mesin yang memiliki daya penggerak, seperti uap air atau listri, meskipun pusat
daya penggerak berupa insting dan hasrat atau nafsu. Pikiran tidak berperan
5
https://www.allaboutworldview.org/islam-and-science.htm, pada 15 oktober 2018
6
Agus Purwanto, “nalar ayat-ayat semester”, (bandung:Pt. Mizan, 2015) Hlm. 160
7
Ibid, hlm 161
mengatur karena pikiran adlaah prosuk dari mater. Satu-satunya kunci
memahami psikologi manusai adlaha insting dan hastra sebagai sumber kegiatan
pengatur manusia utama. Naluri palin dasar yang menggerakkan manusia
menueut Thomas Hobbed, adalah taut pada kematian,8
Menurut Islam dan pandangannya tentang sains, Tuhan selalu ada. Dia abadi
dan mandiri. Dia menciptakan segalanya dan mengatur semesta secara
berurutan. Menggemakan Kejadian 1; kita membaca dalam Al-Qur'an bahwa
ketika Tuhan berbicara, dunia diciptakan. “Kepada-Nya adalah karena asal
muasal dari langit dan bumi: ketika Ia menyesatkan suatu hal, Dia berkata
kepadanya: 'Jadilah,' dan itu adalah” (2: 117). Ketika perawan Maria
menemukan dirinya dengan anak, dia bertanya bagaimana bisa begitu. “Dia
berkata, 'Ya Tuhanku! Bagaimana saya harus mempunyai seorang putra ketika
tidak ada seorangpun yang menyentuh saya? ”Dia berkata: 'Demikian juga:
Tuhan menciptakan apa yang Dia kehendaki: ketika Dia telah menetapkan
sebuah Rencana, Dia tetapi berkata kepadanya,“ Jadilah, ”dan itu benar!'”
(3:47).9
Al-Qur'an sejumlah besar ayat-ayat yang dimaksudkan untuk memperkuat
keyakinan pada Allah, ketergantungan selalu diberikan pada argumen ilmiah. Al-
Qur'an Suci di sebagian besar ayat-ayatnya tentang kesatuan Allah mengacu
pada metode pertama, yaitu studi tentang sistem alam semesta. Ini menyerukan
kepada semua untuk mempelajari sistem yang luar biasa ini. Terkadang itu
merujuk untuk rahasia penciptaan surga. Ia mengatakan: "Dalam penciptaan
langit dan bumi, dan dalam perubahan malam dan siang, ada banyak tanda bagi
orang-orang yang berakal sehat. "10
C. Pembentukan Minyak Bumi dalam Al Qur’an
Para ahli berpendapat bahwa minyak bumi terbentuk dari pelapukan sisa
kehidupan purba (hewan, tumbuhan, dan jasad-jasad renik) yang terpendam
bersama air laut dan masuk ke dalam batuan pasir, lempung, atau gamping yang
terdapat di dalam lapisan kerak bumi selama berjuta-juta tahun melalui proses
fisika dan kimia. Adapun proses terbentuknya minyak bumi yaitu:
1. Pada zaman purba, di darat dan di dalam lautan hidup beraneka ragam
binatang dan tumbuh-tumbuhan.
2. Selama berjuta-juta tahun, sungai-sungai menghanyutkan pasir dan lumpur ke
dasar laut dan membuat lapisan batuan yang bercampur dengan fosil-fosil
binatang dan tumbuh-tumbuhan.
3. Akibat peristiwa alam, lapisan dan permukaan bumi mengalami perubahan
besar berupa pergeseran-pergeseran sehingga fosil hewan dan tumbuhan yang
terkubur di perut bumi masuk ke celah-celah lapisan bumi yang bersuhu dan
bertekanan tinggi. Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan tekanan
8
Ibid, hlm 162-153
9
Usama hasan, “islam & science”, (london: muslim world scince intiative,2016) hlm. 57
10
https://www.al-islam.org, pada 15 oktober 2018
beban lapisan batuan di atasnya, menyebabkan binatang dan tumbuh-
tumbuhan yang mati tadi mengalami proses penguraian berupa perubahan
kimia, berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak yang berbentuk
cairan kental dan gas. Akibat pengaruh yang sama, maka endapan lumpur
berubah menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari lumpur
yang mengandung bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk atau
“source rock”.
4. Karena ringan, minyak bumi akan terdorong dan terapung, lalu bergerak
mencari tempat yang lebih baik (berimigrasi menuju tempat yang bertekanan
lebih rendah) untuk berhenti dan terperangkap dalam batuan sedimen yang
kedap atau kadang-kadang merembes ke luar permukaan bumi. Batuan
sedimen tersusun atas fragmen-fragmen atau butiran mineral dari yang halus
sampai yang kasar satu sama lain saling terikat oleh materi yang sangat halus
dan berfungsi sebagai “semen”, sehingga di antaranya terdapat pori-pori.
Pada kondisi tertentu, pori-pori ini dapat mengandung fluida minyak, gas,
atau air. Peristiwa terperangkapnya minyak bumi dan gas alam dalam batuan
sedimen disebut proses “akumulasi”.
Teori tentang pembentukan Minyak Bumi sebagai berikut:
1. Teori Biogenesis (organik)
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali
mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan
hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti,
New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer.
Mereka menyatakan bahwa: Minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut
yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan
dalam perut bumi.
2. Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat
logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan
bersentuhan dengan CO2 membentuk -asitilena. Kemudian Mandeleyev
(1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya
pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih
ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa
minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi
terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan
tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam
beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
Tetapi, teori yang sering dikemukakan yaitu teori biogenesis karena
seiring dengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi.
Berdasarkan teori ini, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil
yang permanen dalam siklus karbon.
Pembentukan Minyak Bumi dalam Al-Qur’an11
Pada surat Al-A’la ayat 3-5,
٥ ‫ فددجدعلدهۥُغ غغدثاَءء أدرحدوىى‬٤ ‫يِ أدرخدردج ٱَرلدمرردعىى‬
‫ دوٱَلدذذ ي‬٣ ‫دوٱَلدذذيِ قددددر فدهدددىى‬
“3. dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk
4. dan yang menumbuhkan rumput-rumputan
5. lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman”(Q.S. Al-A’la
ayat 3-5)
Ada dua elemen yang teridentifikasi menyatakan secara jelas urutan
pembentukan minyak bumi. Pertama, sangat mungkin kata al-mar’a yang berarti
rumput menunjuk pada bahan organik pembentuk minyak bumi. Kedua, kata
ahwa yang biasa digunakan untuk menunjukkan warna hitam, hitam kehijauan,
dan warna jelaga bisa jadi menggambarkan bagaimana bahan organic yang
menumpuk di dalam tanah berasal dari tanaman akan membusuk dan secara
perlahan berubah warna menjadi kehitaman.

D. Energy Fisik Dan Metafisik Persepektif Islam Dan Sains


1. Metafisik dan Sains
Ketidak percayaan terhadap metafisika di dalam sains tidak hanya diakui
oleh pihak ilmuwan sebagai pelaku sains, melainkan juga dari para pemikir
filsafat. Sebut saja. Kant yang menyatakan bahwa metafisika merupakan
ketidakwajaran dalam pemahaman (understanding). Bahkan bagi para
pemikir yang terinspirasi oleh Kant, metafisika dianggap telah kehilangan
kontak dengan yang empiris
Namun perlu diketahui bahwa kritik terhadap metafisika itu tidak hanya
dilancarkan oleh pihak-pihak yang memang ingin memisahkan keduanya,
tetapi juga datang dari beberapa pemikir yang justru memberi ruang bagi
metafisika dalam filsafat ilmu. Sebut saja nama seperti Willard van Orman
Quine. Terlepas dari kritiknya terhadap salah satu tema metafisika yakni
modalitas, Quine sebenarnya memberi ruang bagi pemikiran metafisika. Bagi
Quine, fokus dari para metafisikus tidaklah berbeda dengan fokus para
ilmuwan yakni persoalan what there is.
Cakupan yang dimaksud adalah wilayah kerja baik metafisika maupun
sains. Para ilmuwan sibuk dengan berbagai penelitian lapangan serta
mengadakan eksperimen di laboratorium untuk menemukan apa yang aktual.
Sementara metafisikus berfokus pada apa itu aktual dan posibilitas secara
metafisik.
Disinilah letak batas antara metafisika dan sains. Sains menjadi lekat
dengan persoalan empiris sementara metafisika berdekatan dengan hal-hal
yang muncul sebagai a priori. Namun perdebatan mengenai batasan tegas
antara metafisika dan sains tidak benar- benar menghasilkan batas yang tegas.
11
Tim Tafsir Ilmiah Salman. Tafsir Salman. Bandung: Institute Teknologi Bandung
Hal ini dapat dibuktikan dengan mempelajari salah satu tema metafisika
yakni, persoalan modalitas. Modalitas mengacu pada karakteristik dari entitas
dan pernyataan peristiwa yang dideskripsikan oleh proposisi pengandaian.
Persoalan mengenai modalitas metafisis dalam pemikiran Kripke
merupakan salah satu pandangan yang dapat membawa kita pada
pemahaman akan sulitnya membatasi unsur metafisika dalam sains. Kripke
melihat bahwa kita memiliki intuisi yang kuat mengenai apa yang mungkin
(posibilitas) dan intuisi ini berasal dari wilayah modalitas metafisis.
Seluruh pemaparan di atas sebenarnya ingin menunjukkan bagaimana
para pemikir berusaha untuk memberikan batasan-batasan terhadap sains dan
metafisika. Ada yang benar- benar menolak metafisika tetapi ada juga yang
memberikan ruang bagi unsur metafisika tertentu. Setelah melihat usaha
pembatasan antara sains dan metafisika maka kita bisa menyimpulkan bahwa
ada relasi antara metafisika dan sains. Relasi antara sains dan metafisika akan
dijabarkan pada bagian selanjutnya, dimana pandangan mengenai relasi
keduanya terbagi menjadi tiga yakni; pandangan Realisme, Rancangan
Canberra, dan A posteriorisme.12
2. Metafisika Substansi Ilmu Logika
Ilmu logika berdasar perspektif metafisika substansi merupakan suatu
substansi yang mengandung di dalamnya aspek otonomi-relasi, permanensi-
kebaharuan, dan aspek imanensi-transendensi.. Penarikan kesimpulan
langsung secara oposisi ada empat macam, yaitu oposisi subalternasi,
kontradiktoris, kontraris, dan sub kontraris
1. Subalternasi
Subalternasi adalah hubungan yang terdapat antara dua proposisi
dengan subjek dan predikatnya sama, tetapi kuantitasnya berbeda.
2. Kontradiktoris
Kontradiktoris adalah hubungan antara dua proposisi dengan subjek
dan predikatnya sama, tetapi berbeda kualitas dan kuantitasnya

3. Konversi
Konversi adalah sebuah bentuk penyimpulan langsung dengan
subjek dan predikat sebuah proposisi ditukar atau dibalik tempatnya,
sehingga yang semula subjek menjadi predikat dan yang semula predikat
menjadi subjek, tanpa mengubah kualitas dan kebenaran yang terkandung
di dalamnya.
4. Obversi
Obversi adalah sebuah proses penyimpulan langsung dimana
proposisi afirmatif dinyatakan secara negatif dan sebaliknya proposisi
negatif dinyatakan secara afirmatif. Pola pikir obversi adalah mengubah
sebuah proposisi tanpa mengubah makna yang terkandung di dalamnya.
12
Meitty Josephin B, “Relasi Rumit Antara Metafisika dan Sains Dalam Filsafat Ilmu”, masih relevankah
konsep metafisika dalam sains, 2018, hlm.1
5. Kontraposisi
Kontraposisi adalah sebuah proses penyimpulan langsung dari satu
proposisi dengan subjek yang bersifat kontradiktoris dari predikat yang
diberikan. Proposisi yang diberikan disebut kontraponend dan proposisi
kesimpulannya disebut kontrapositif
6. Inversi
Inversi adalah suatu proses penyimpulan langsung dengan subjek
yang bersifat kontradiktoris dari subjek yang diberikan. Proposisi yang
diberikan disebut invertend, proposisi kesimpulannya disebut inverse

Aspek relasi ilmu logika, yaitu epistemologi sebagai kebenaran material.


Logika material atau sering juga disebut epistemologi, yaitu suatu cabang
filsafat yang memandang isi atau materi pengetahuan dan bagaimana isi atau
materi pengetahuan tersebut bisa dipertanggungjawabkan. Logika Material
adalah logika yang membicarakan materi - materi atau realitas yang
berhubungan dengan pikiran. Logika material membicarakan persesuaian
antara pikiran dengan objek yang dipikirkan. Logika ini disebut juga dengan
istilah Epistemologi. Logika material sebagai koreksi isi dari logika formal.
Logika formal bisa menggunakan cara berpikir deduktif sementara logika
material menggunakan cara berpikir induktif, karena logika material tidak
membahas hukum-hukum, rumus-rumus atau patokan-patokan tertentu,
sepanjang isi dari pernyataan sesuai dengan kenyataan. Logika material
dimengerti sebagai isi dari suatu hal yang dapat dibuktikan atau dapat
diverifikasi (diuji) kesahihannya berdasarkan pada kenyataannya di dunia
nyata.
Hakikat ilmu logika semestinya memperhatikan harmonisasi antara
Proposisi dengan komprehensi dan ekstensi term secara serasi, sederajat, dan
seimbang. Kedua aspek tersebut semestinya dikembangkan secara
bersamasama untuk mendapatkan pemahaman yang utuh tentang ilmu logika
dan pengembangannya. Bahan dasar utama suatu proses penyimpulan adalah
proposisi. Ketepatan perumusan suatu proposisi merupakan langkah awal
dalam merumuskan suatu penyimpulan secara benar. Kesalahan merumuskan
dan mengidentifikasi suatu jenis proposisi akan menghasilkan penyimpulan
yang juga keliru. Ketepatan perumusan suatu proposisi sebenarnya haruslah
diawali oleh kecermatan memaknai komprehensi dan ekstensi term.
Komprehensi dan ekstensi term yang tertuang dalam konsep konotasi dan
denotasi term merupakan bagian tak terpisahkan dalam perumusan dan
pengidentifikasian proposisi. Harmonisasi antara proposisi dengan
Komprehensi dan ekstensi term itu pula yang diinginkan dalam perspektif
metafisika substansi. Harmonisasi antara aspek imanensi dan transendensi
ilmu logika.13
3. Metafisika Dalam Islam
Menurut para pemikir metafisis seperti Plato dan Aristoteles
memberikan asumsi dasar bahwa dunia atau realitas adalah yang dapat
dipahami (intelligible) yang mana setiap aliran metafisika mengklaim bahwa
akal budi memiliki kapasitas memadai untuk memahami dunia. Seolah-olah
akal budi memiliki kualitas “ampuh” untuk menyibak semua realitas
mendasar dari segala yang ada. Sedangkan menurut Hamlyn (1993)
metafisika adalah bagian kajian filsafat yang paling abstrak dan dalam
pandangan sementara orang merupakan bagian yang paling “tinggi” karena
berurusan dengan realitas yang paling utama, berurusan dengan “apa yang
sungguh-sungguh ada” yang membedakan sekaligus menentukan bahwa
sesuatu itu mungkin ataukah tidak. Sekalipun demikian, subjek yang pasti
dari kajian metafisika secara terus menerus dipertanyakan, demikian juga
validitas klaim-klaimnya dan kegunaannya. Berikut adalah pendapat para
ilmuwan tentang Metafisika. Alfred, J. Ayer menyatakan bahwa sebagian
besar perbincangan yang dilakukan oleh para filosof sejak dahulu
sesungguhnya tidak dapat dipertanggungjawabkan dan juga tidak ada
gunanya, problem yang diajukan dalam bidang metafisika adalah problem
semu, artinya permasalahan yang tidak memungkinkan untuk dijawab,
berkaitan dengan pendapat Ayer tersebut. Dan Katsoff menyatakan bahwa
sepertinya Ayer berupaya untuk menunjukan bahwa naturalism, materialism,
dan lainnya merupakan pandangan yang sesat. Adapun Penentang lain adalah
Luwig Winttgenstien yang menyatakan bahwa metafisika bersifat the
mystically, hal-hal yang tak dapat diungkapkan ke dalam bahasa yang bersifat
logis. Sedangkan menurut (Firman, 2006) Metafisika adalah kajian filsafat
yang mendasar dan komprehensif mengenai seluruh realita atau tentang
keberadaan. Dengan demikian, metafisika adalah bagian kajian filsafat
tentang sifat dan fungsi teori tentang realita.14
Kata “meta” bagi orang Yunani mempunyai arti “sesudah atau di
belakang”. Kata metafisika dipakai sekali untuk mengungkapkan isi
pandangan mengenai, “hal-hal di belakang gejala fisik”. Ketika Andronikos
dari Rhodos menyusun karya-karya Aristoteles, ia menemukan 14 buku tanpa
nama sesudah seluruh karya-karya mengenai fisika tersusun. Ia menyebut ke-
14 buku tersebut dengan nama “buku-buku yang datang sesudah fisika” (ta
meta ta physica). Dalam buku-buku ini, ia menemukan pembahasan
mengenai realitas, kualitas, kesempurnaan, yang ada, yang tidak terdapat pada

13
Ainur Rahman Hidayat, “Metafisika Substansi Ilmu Logika”, Nuansa. Vol. 13 No. 1 Januari – Juni
2016, hlm. 13.
14
Armansyah Putra, “Isu Metafisika Dalam sains”, jurnal Ilmiah Multi Science. Vol. XI No. 1. 2017 hlm.
1-6
dunia fisik, tetapi mengatasi dunia fisik. Sejak tahun 1950-an, pendirian ini
tidak dapat dipertahankan lagi.
Surat yang mengungkapkan kedahsyatan energi metafisika Ketuhanan yaitu
Ar Ra’ad ayat 31:
‫ض أدرو غكللدم بذذه ٱَرلدمروتد ىاى بدلللَ لدلذلل ٱَرلدرمللغر دجذميِءعللاا أدفدلدلل رم‬
‫طدعرت بذذه ٱَرلدرر غ‬ ‫دولدرو أددن قغرردءاَننا غسيِلدررت بذذه ٱَرلذجدباغل أدرو قغ ل‬
َ‫صلندغعواا‬ ‫صلليِبغغهم بذدمللا د‬ ‫س دجذميِنعاا دودل يِددزاَغل ٱَلدذذيِدن دكدفلغروااَ تغ ذ‬ ‫س ٱَلدذذيِدن دءاَدمنغيوااَ دأن لدرو يِددشاَغء ٱَدلغ لدهدددى ٱَلدنا د‬
‫يِدااريِ‍د ذ‬
٣١ ‫ف ٱَلذميِدعادد‬ ‫ر‬ ‫لذ إذدن ٱَدلد دل يِغرخلذ غ‬ ‫ر‬
‫دقاذردعةة أدرو تدغحلُلَ قدذريِ نبا لمن دداَذرذه رم دحتدىى يِدأتذدي دورعغد ٱَ د ل‬
“Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu
gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh
karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran
itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka
tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah
menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk
kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa
bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat
tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya
Allah tidak menyalahi janji” (QS. ar-Ra’du: 31)
Dalam surat Ar Ra’ad ayat 31 menjelaskan bahwa ayat ini diturunkan
ketika orang-orang kafir Mekah berkata kepada Nabi saw., "Jika engkau ini
benar-benar seorang nabi, maka lenyapkanlah gunung-gunung Mekah ini
daripada kami, kemudian jadikanlah pada tempatnya sungai-sungai dan mata
air-mata air supaya kami dapat bercocok tanam, dan bangkitkanlah nenek
moyang kami yang telah mati menjadi hidup kembali, untuk berbicara kepada
kami." (Dan sekiranya ada suatu bacaan yang dengan bacaan itu gunung-
gunung dapat dipindahkan) artinya dapat dipindahkan dari tempatnya yang
semula (atau dapat dibelah) dapat dipotong (karenanya bumi, atau oleh
karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara) seumpamanya
mereka dapat dihidupkan kembali karenanya, niscaya mereka tetap tidak akan
beriman juga. (Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah) bukan
kepunyaan yang lain-Nya. Oleh sebab itu maka tiada beriman melainkan
orang-orang yang telah dikehendaki oleh Allah untuk beriman, bukannya
orang-orang selain mereka sekali pun didatangkan kepada mereka apa yang
dipintanya itu. Sedangkan ayat selanjutnya ini diturunkan ketika para sahabat
berkehendak untuk menampakkan apa yang mereka minta, karena para
sahabat sangat menginginkan mereka mau beriman, yaitu firman-Nya: (Maka
tidakkah mengetahui) mengerti (orang-orang yang beriman itu, bahwasanya)
huruf an di sini adalah bentuk takhfif daripada anna (seandainya Allah
menghendaki tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya)
kepada keimanan tanpa melalui mukjizat lagi. (Dan orang-orang yang kafir
senantiasa) yakni penduduk Mekah yang kafir (ditimpa bencana disebabkan
perbuatan mereka sendiri) yakni oleh sebab kekafiran mereka itu (yaitu
berupa malapetaka) yang menimpa mereka dengan berbagai macam cobaan,
seperti dibunuh, ditawan, diperangi dan paceklik (atau bencana itu terjadi) hai
Muhammad terhadap pasukanmu (dekat tempat kediaman mereka) yaitu kota
Mekah (sehingga datanglah janji Allah) yaitu memberikan pertolongan-Nya
untuk mengalahkan mereka. (Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji) hal
ini telah terjadi di Hudaibiah sehingga tibalah saatnya penaklukan kota
Mekah.
Kant mengemukakan bahwa alam semesta sebagai keseluruhan senantiasa
sudah terdapat didalam setiap pemikiran orang dan sebagai keseluruhan itu
tidak pernah terdapat dalam tangkapan inderawi. Pada dasarnya tidak ada
sesuatu hal pun di alam ini yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera,
namun demikian, merupakan suatu kemustahilan untuk menangkap secara
inderawi suatu keseluruhan sebagai keseluruhan. Karena alasan itulah
kosmologi (alam semesta) ditempatkan sebagai objek kajian metafisika.15

DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwanto, “nalar ayat-ayat semester”, (bandung:Pt. Mizan, 2015) Hlm. 160
Ainur Rahman Hidayat, “Metafisika Substansi Ilmu Logika”, Nuansa. Vol. 13.1 Januari
- Juni 2016, hlm. 13.
Armansyah Putra, “Isu Metafisika Dalam sains”, jurnal Ilmiah Multi Science. Vol. XI
No. 1. 2017 hlm. 1-6
Bertens, Sejarah Filsafat, 153. Ariston adalah seorang tokoh Aristotelian dari
Aleksandria yang bersamaan munculnya dengan Nicholas dari Damaskus. Lihat
Lorenz Bagus, Kamus Filsafat, 80.
Fahmi Amhar,dkk, “Peran Sains dan Teknologi dalam Membangun Peradaban Islam”
JKPIs, Vol. 1 No. 1, 2018, hlm 20
Harus Hadiwijono, Sari Sejarah, 47. Baca pula Bernard Delfgaauw, Sejarah Ringkas
Filsafat Barat, ter. Soejono Soemargono (Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya, 1992).
Joko Siswanto, Sistem-Sistem Metafisika Barat dari Aristoteles Sampai Derrida
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998)

15
Op.cit
Meitty Josephin B, “Relasi Rumit Antara Metafisika dan Sains Dalam Filsafat Ilmu”,
masih relevankah konsep metafisika dalam sains, 2018, hlm.1
Miftahur Rahman El-Banjary,”Keajaiban Seruby Dinar”, ( Jakarta:Gramedia 2012),
hlm. 137-138
Muhammad Nurdin, “The Law Of Attraction Dan Doa Dalam Islam”, Universitas
Merdeka Ponorogo, hlm 235-236
Tim Tafsir Ilmiah Salman. Tafsir Salman. Bandung: Institute Teknologi Bandung
Usama hasan, “islam & science”, (london: muslim world scince intiative,2016) hlm. 57
https://www.allaboutworldview.org/islam-and-science.htm, pada 15 oktober 2018
https://www.al-islam.org, pada 15 oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai