Anda di halaman 1dari 6

Apakah Akuntansi Sektor Publik Berbeda dengan Akuntansi Bisnis ?

Pendahuluan
Dalam memahami konsep akuntansi di sektor publik maupun bisnis harus dimulai
dengan pemahaman dari definisi akuntansi itu sendiri. Definisi akuntansi yang
diungkapkan oleh Halim dan Kusufi (2012) merupakan suatu kegiatan jasa yang
berfungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif yang bersifat keuangan bagi entitas
ekonomi agar berguna bagi pengambilan keputusan ekonomi (Accounting Principle
Board, 1970). Definisi terkait menjelaskan bahwa akuntansi merupakan penyedia
informasi bagi suatu entitas yang ditujukan agar entitas dapat memakai informasi
tersebut untuk mencapai tujuannya. Informasi yang dihasilkan dipengaruhi oleh
karakteristik dari organisasi yang dihasilkan dari lingkungan akuntansi itu sendiri
(Radebaugh & Gray, 1997). Faktor-faktor yang mempengaruhi informasi ini menurut
Radebaugh dan Gray (1997) diantaranya sifat kepemilikan perusahaan, aktivitas usaha,
sumber pendanaan dan pasar modal, sistem perpajakan, eksistensi dan pentingnya
profesi akuntan, pendidikan dan riset akuntansi, sistem politik, iklim sosial, tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, tingkat inflasi, sistem perundang-undangan,
dan aturan-aturan akuntansi, sifat kepemilikan perusahaan, aktivitas operasi, sumber
pendanaan, dan sistem politik.
Pada umumnya ada beberapa kondisi dimana sifat dari akuntansi baik yang berada
pada sektor publik maupun bisnis memiliki konsep yang sama yaitu sama-sama
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem ekonomi di suatu negara,
memiliki sumber daya yang terbatas, membutuhkan informasi yang handal dan relevan
dalam pengambilan keputusan manajemen, dan keduanya terikat pada peraturan atau
ketentuan hukum yang berlaku (Mardiasmo, 2009).
Pada sisi yang lain karakteristik akuntansi sektor publik dan bisnis adalah bagian
yang berbeda karena keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Sektor publik berfokus
kepada pencapaian kinerja non keuangan yang mengarah kepada manfaat sosial yang
dihasilkan seperti pada bidang kesehatan masyarakat, pendidikan, transportasi dan
penyediaan barang kebutuhan pokok masyarakat dimana hal ini berbeda dengan sektor
publik yang mengarahkan perusahaan kepada pencapaian profit yang sebesar-besarnya
(Halim & Kusufi, 2014). Sifat kepemilikan organisasi akan mengarahkan kepada pola

1
pertanggungjawaban yang berbeda pula. Sektor publik bertanggung jawab kepada
masyarakat luas dan kepada otoritas yang lebih tinggi misalnya kepada pemerintah
daerah atau pusat kemudian pemerintah pusat kepada parlemen. Berbeda dengan sektor
bisnis yang akan bertanggung kepada pemegang saham dan kreditor sebagai sumber
dana (Mardiasmo, 2009).

Peranan Akuntansi
Akuntansi merupakan serangkaian proses yang akan menghasilkan informasi guna
pengambilan keputusan bagi manajemen. Pada sektor publik, akuntansi mencakup
proses manajerial dan pertanggungjawaban (Halim dan Kusufi, 2014). Proses
manajerial mencakup proses perencanaan, penganggaran, dan ratifikasi anggaran yang
melingkupi penentuan pos-pos kegiatan beserta anggaran dananya. Pertanggungjawaban
mencakup semua laporan mengenai realisasi anggaran dan kegiatan. Hal ini pada
dasarnya juga sama pada sektor bisnis, bahwa akuntansi akan berperan dalam setiap
aktivitas bisnis organisasi dalam menghasilkan keuntungan. Hanya saja, karakteristik
sektor bisnis yang berbeda dengan sektor publik menghasilkan informasi yang akan
berbeda.
Karakteristik yang dimaksud adalah : sektor publik memiliki karakteristik yang
sangat kompleks dengan domain yang luas multifungsional disertai ketidakpastian yang
tinggi, sedangkan pada sektor bisnis lebih spesifik, pembagian fungsi yang lebih jelas,
dan ketidapastian bisa dikenadalikan. Selain itu, struktur organisasi pada sektor publik
yang cenderung birokratis, kaku dan hierarkis, sedangkan pada sektor bisnis lebih
fleksibel. Proses pada sektor publik penuh dengan nuansa politik sedangkan pada sektor
bisnis nuansa politik tidak sebesar pada sektor publik. Kemudian sumber dana pada
sektor publik adalah dari masyarakat atau publik, sedangkan sektor bisnis dari pemilik,
kreditur, dan investor (Halim dan Kusufi, 2014).

Lembaga Akuntansi
Lingkungan akuntansi pada sektor bisnis mencakup orang-orang yang ada didalam
perusahaan itu sendiri kemudian kaitannya dengan pihak eksternal serta lingkungan
tempat perusahaan itu beroperasi. Secara kelembagaan struktru organisasi sektor bisnis
lebih fleksibel yang dapat berbentuk datar, piramid, lintas fungsional sesuai dengan

2
pilihan organisasi (Mardiasmo, 2009). Jadi bisa tergantung pada kebutuhan organisasi
atau mempertimbangkan kuantitas dari sumber daya manusia dalam organisasi tersebut.
Jika dibandingkan dengan sektor publik yang dalam hal inilah pemerintah, lingkungan
entitasnya cenderung lebih luas dan sangat kompleks. Entitas pemerintahan terbagi
menjadi pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah (Halim dan Kusufi, 2014). Entitas
pemerintah pusat meliputi lembaga keprisidenan, kementerian dan lembaga negara,
sedangkan pemerintah daerah mencakup pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten,
dan pemerintah kota. Dalam prosesnya, entitas dalam sektor pemerintahan dibagi
menjadi dua yang dalam hal ini memiliki fungsi yang berbeda yaitu :
1. Entitas pelaporan merupakan unit dalam struktur pemerintahan baik pusat
maupun daerah yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut
ketentuan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan keuangan
(Ritonga, 2010) dalam (Halim dan Kusufi, 2014).
2. Entitas Akuntansi merupakan unit pemerintah pengguna anggaran yang
berkewajiban dalam menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan untuk digabungkan pada entitas keuangan (Ritonga, 2010) dalam
(Halim dan Kusufi, 2014).
Secara kelembagaan struktur organisasi sektor publik cederung lebih kaku,
birokratis dan hierarkis dimana terdapatnya pengaruh politik yang sangat tinggi.
Tipologi pemimpin, termasuk pada pilihan dan orientasi kebijakan politik, akan sangat
berpengaruh pada struktur birokrasi pada sektor publik. Selain itu, sektor ini memiliki
kompleksitas yang cukup tinggi sehingga akan turut mempengaruhi struktur organisasi
(Mardiasmo, 2009). Selain itu cakupan fungsi dari sektor publik memiliki fungsi yang
lebih luas seperti pada bidang pertahanan dan keamanan, perlindungan sumber daya
alam dan sosial, penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia, hubungan luar
negeri, manajemen ekonomi makro, regulasi sektor swasta, pemberian barang dan
pelayanan publik, distribusi pendapatan dan kekayaan, dan stabilitas ekonomi dan
politik.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa ruang lingkup organisasi yang
berbeda akan mempengaruhi informasi akuntansi yang dihasilkan, tergantung pada
kebutuhan dan orang-orang mana saja yang akan menggunakan informasi terkait dalam
pengambilan keputusan ataupun kebijakan dalam organisasi.

3
Pengukuran Kinerja
Pengukuran Kinerja pada sektor bisnis lebih mudah dan terarah karena informasi
beruapa data yang relevan yang dibutuhkan dalam pengukurannya tersedia pada
manajemen. Dalam pengukuran kinerja pada sektor publik lebih bersifat non keuangan
hal ini dikarenakan tujuan dari organisasi terkait adalah untuk kesejahteraan
masyarakat. Pada sektor publik atau yang identik dengan pemerintahan, pemerintah ada
untuk melakukan tugas kepemerintahan, bagaimana mereka melakukannya adalah
masalah penilaian hukum, politik, ekonomi, sosial dan sejarah (Jones & Pendlebury,
2010). Penilaian ini dapat merujuk pada kinerjanya selama periode yang signifikan
secara historis, kebijakan utama, ataupun layanan kesehatan nasional. Dalam membuat
penilaian ini, data yang digunakan untuk mengukur tergantung pada metodologi tertentu
yang diadopsi. Pengukuran kinerja ini mengharuskan pemerintah untuk melihat
aspek-aspek penting pemerintahan sebagai penyedia layanan khusus kepada
masyarakat.
Pengukuran kinerja dalam hal ini memerlukan perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan dalam menjalankan program yang ditetapkan. Semakin spesifik program
yang dilakukan semakin relevan pengukuran kinerja yang akan dihasilkan. Elemen
penting yang harus diperhatikan dalam pengukuran kinerja adalah input, output dan
outcome (Mardiasmo, 2009). Input merupakan sumber daya yang digunakan dalam
pelaksanaan program yang diukur dengan biaya yang dikeluarkan dan juga dengan
ukuran non finasial seperti jumlah karyawan, output adalah hasil yang dicapai dalam
bentuk layanan apa yang diberikan kepada masyarakat yang pada umumnya diukur
menggunakan non finasial dan outcome adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu
aktivitas tertentu yang diukur dengan pertimbangan kualitatif.

Akuntabilitas
Akuntanbilitas adalah kewajiban agen dalam hal ini pihak yang menjalankan fungsi
operasional organisasi untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,
melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas organisasi kepada prinsipal yang
memiliki hak dan kewenangan dalam meminta pertanggungjawaban (Mardiasmo,
2009). Akuntabilitas pada sektor bisnis merupakan hal tidak sulit untuk dilakukan
karena ada standar yang jelas kemudian didukung oleh informasi yang relevan, sehingga

4
dalam menyediakan laporan pertanggungjawaban dapat dengan mudah disajikan karena
dukungan data yang terukur yang tersedia setiap waktunya melalui sistem di dalam
organisasi.
Hal yang berbeda terjadi pada sektor publik, yang cakupan pertanggungjawabannya
sangat luas. Akuntabilitas sektor publik terdiri dari dua macam yaitu vertikal dan
horizontal. Pertanggungjawaban vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan
dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban pada unit-unit
kerja, kepada pemerintah daerah, pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dan
pemerintah pusat kepada MPR. Sedangkan pertanggungjawaban horizontal merupakan
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas (Mardiasmo, 2009).

Kesimpulan
Akuntansi antara sektor bisnis dan publik sangatlah berbeda melihat ruang lingkup
dan tujuan organisasi secara menyeluruh berbeda. Tetapi peran akuntansi secara umum
tetaplah sama sebagai proses untuk mendapatkan informasi bagi pengambilan keputusan
baik itu pada sektor publik maupun pada sektor swasta. Persamaan ini juga mengacu
kepada kedua sama-sama merupakan bagian yang integral dala sistem ekonomi,
kemudian baik sektor bisnis maupun publik, secara bersama-sama mengahdapi
permasalahan mengenai keterbatasan sumber daya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
walaupun kedua sektor ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang akan
menentukan informasi seperti apa yang akan dihasilkan, tetapi pada prinsipnya tetap ada
kondisi-kondisi tertentu yang menjadi persamaan di antara keduanya.

5
DAFTAR PUSTAKA

Halim, A., & Kusufi, M. S. (2012). Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan
Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, A., & Kusufi, M. S. (2014). Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi Sektor
Publik. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Jones, R., & Pendlebury, M. (2010). Public Sector Accounting. England: Pearson
Education Limited.

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Radebaugh, L., & Gray, S. (1997). International Accounting and Multinational


Enterprises Fourth Edition. USA: John Wiley and Sons.

Anda mungkin juga menyukai