Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa asing sangat penting diajarkan di sekolah – sekolah sampai perguruan
tinggi,karena banyak informasi dibidang ilmu pengetahuaan teknologi menggunakan bahasa asing. Salah
satu bahasa asing yang diajarkan di sekolah dan perguruaan tinggi adalah bahasa jerman.

Dalam mempelajari bahasa jerman terdapat 4 keterampilan penting yang harus dikuasai yaitu,
keterampilan menyimak(Hӧren), keterampilan berbicara(sprechen), keterampilan membaca(lesen) dan
keterampilan menulis(schreiben). Untuk memperoleh keterampilan berbahasa jerman yang baik berbagai
usaha dilakukan oleh para pembelajar dan pengajar, dimulai dari memilih tempat belajar,sumber belajar
yang baik, teman yang memiliki motivasi belajar yang kuat, metode, model ,pendekatan dan strategi
pembelajaran yang sesusai dan juga berbagai alat atau sarana dalam pembelajaran. Tentu semua ini
bertujuan agar bahasa jerman dapat dikuasai dengan baik dan para pembelajar dapat terhinadar dari
kejenuhan dalam proses pembelajarannya

Proses pembelajaran memiliki beberapa komponen yang memegang peranan penting dan tidak
dapat dipisahakann. Komponene – komponen tersebut yaitu guru,siswa dan kurikulum. Berhasil atau
tidaknya sisiwa dalam belajar tergantung dari kesiapan seorang guru ketika mengajar.oleh sebab itu
seorang guru harus memperhatikan dan membuat persiapan sebelum mengajar

Guru sebagai komponen penting dalam proses belajar mengajar mempunyai peran yang sangat
strategis dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas . dalam hal ini guru
melaksanakan tugasnya sebagai perencanaan pengajaran, sebagai pelaksana maupun sebgai evaluator
pengajar . bahkan guru diharapkan memodifikasi rancangan dan pelaksaanaan pengajaran,berperan aktif
serta menempatkan kedudukanya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyaraka yang
semakin berkembang untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan harapan. Namun pada
praktek nyata dilapangan selama ini hal tersebut kurang mendapat perhatian serius. Sebagian pengajar
khususnya para guru hanya menikmati tugas mengajarnya yaitu menyiapkan materi
pembelajaran,menjelaskan materi dengan metode ceramah dan seseskali Tanya jawab, dan kemudian
memberikan soal latihan untuk dikerjakan. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh pada hasil belajar yang
nantinya akan diperoleh siswa. Disisi lain para guru dihadapakan dengan fakta bahwa tidak semua siswa
memiliki tingkat kognitif yang sama tinggi sehingga bisa dengan mudah memahami apa yang
disampaikan hanya dengan satu kali pembelajaran.

Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses
belajar mengajar adalah semangat belajar siswa. Semangat dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang
memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya akan muncul dalam
diri siswa manakala siswa membutuhkannya. Oleh sebab itu, dalam rangka membangkitkan semangat
siswa, guru harus dapat menunjukan pentingnya materi belajar bagi kehidupan siswa. Dengan demikiaan
siswa akan belajar bukan hanya sekedar untuk memperoleh nilai atau pujian tetapi didorong oleh
keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan pengamatan penulis ketika mengikuti PPL 2 di SMA Negri 3 Ambon bahwa strategi
pembelajaran yang dilakukan guru kurang bervariasi baik dalam metode pembelajaran,media dan
permainan dalam belajar, seperti kegiatan- kegitan pelepas stres yamg diselingi dengan bernyanyi dan
sebagainya sehingga membuat siswa terlihat asik mengobrol dengan temannya dan tidak memperhatikan
guru dalam menyampaikan materi. Selain itu, pada saat pembagian kelompok siswa tidak bekerja dalam
kelompok tetapi mereka sibuk dengan kesibukan mereka masing – masing seperti bermain hp,menonton
video dan mengajak teman untuk bercerita. Padahal seharusnya ketika dibagi kelompok mereka harus
saling bertukar pikiran dan bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini
menyebabkan daya serap siswa terhadap pembelajaran bahasa jerman kurang dan tentu akan berdampak
terhadap hasil belajar mereka.

Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran bahasa jerman perlu diterapkan model pembelajaran
yang sesuai yang dapat mengubah suasana belajar, dari suasana belajar yang membosankan ke suasana
belajar yang meriah. Cara ini diyakini akan mampu menggali kemampuan berbahasa dari siswa - siswi
SMA Negeri 3 Ambon.

Model pembelajaran Inside Outside-Circle (lingkaran besar - lingkaran kecil) adalah salah satu
model pembelajaran cooperative yang terdiri dari dua kelompok siswa yang berpasangan membentuk
lingkaran. Lingkaran terdiri dari dua bagian, yaitu lingkaran luar dan lingkaran dalam. Dua siswa yang
berpasangan dari lingkaran luar dan lingkaran dalam berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa
dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan, kemudiaa siswa yang berada di luar
lingkaran diam ditempat,sementara siswa yang berada di lingkaran dalam bergeser satu atau dua langkah
searah jarum jam.

Melalui model Inside Outside Circle selain dapat meningkatkan kemampuan siswa secara
individu juga dapat melatih siswa bekerja sama dalam kelompok. Tujuan dari model pembelajaran Inside
Outside Circle adalah melatih siswa belajar mandiri dan belajar menyampaikan informasi kepada orang
lain,selain itu dapat melatih kedisplinan dan ketertiban, menumbuhkan minat belajar, sehingga dengan
penggunaan model pembelajaran Inside Outside Circle minat dan keaktifan siswa untuk belajar akan
tumbuh karena tidak mengalami kejenuhan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian mengenai “pengaruh
penggunaan model pembelajaran Inside Outside- circle terhadap hasil belajar bahasa jerman siswa SMA
Negeri 3 Ambon”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas , maka penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:

1. Mengapa hasil belajar bahasa jerman siswa SMA Negeri 3 Ambon belum optimal?
2. Apakah karena kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa jerman?
3. Apakah karena belum diterapkannya model pembelajaran yang tepat?
4. Apakah karena model pembelajaran inside outside-circle belum diterapkan di SMA
Negeri 3 Ambon?
5. Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran inside outside-circle
terhadap hasil belajar Bahasa jerman sisiwa SMA Negeri 3 Ambon?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis melihat bahwa ada cukup banyak masalah
yang dapat diteliti. Namun agar penelitian ini lebih terarah dan atas pertimbangan
keterbatasan waktu, maka penulis membatasi masalah tersebut dengan hanya berfokus pada
“penggunan model pembelajaran inside outside-circle terhadap hasil belajar Bahasa jerman
siswa SMA Negeri 3 Ambon”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran inside outside – circle terhadap
hasil belajar bahasa jerman siswa SMA Negeri 3 Ambon?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran inside outside-
circle terhadap hasil belajar bahasa jerman siswa SMA Negeri 3 Ambon.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi siswa dan guru, yaitu;

1. Bagi Siswa: Melalui model pembelajaran inside outside circle diharapkan


memotivasi siswa dalam belajar bahasa jerman dan akan mendorong hasil belajar
siswa.
2. Bagi guru: hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru sebagai
acuan untuk menggunakan model pembelajaran inside outside circle
di kelas serta berkontribusi positif untuk memaksimalkan hasil belajar
mahasiswa.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Hasil Belajar

Anda mungkin juga menyukai