Anda di halaman 1dari 28

Menjadi Pribadi yang Bermanfaat

(Nafi'un Li Ghairihi)
‫ ووِممنن‬،‫ا‬،‫ ونعوفذ به ِممن فشفروِمر أنف ِمسون‬،‫ ونستغففرفه‬،‫ ونستعيفنه‬،‫ وننحومفده‬،‫إنن الوحنمود ل‬
.‫اِمد ي لوفه‬،‫ وفال وه‬،‫ضِملنل‬ ‫ ومن في ن‬،‫ضنل لوفه‬ ‫ ومنن وينهِمده ال وفال فم ِم‬،‫ا‬،‫اِملن‬،‫اِمت أنعوم‬،‫سيئ‬
.‫ وأشهفد أنن فموحنمددا عنبفده وورفسوفله‬،‫أونشوهفد أنن ل إولوه إل الف وونحودفه ل وشِمريوك لوفه‬
‫صلل ى وعول ى فموحنم ٍدد وو وعول ى واِملِمه ووأو ن‬
‫اِمبِمه ووومنن وتِمبوع فهددى‬،‫صوح‬ ‫واللنفهنم و‬
‫اِمتِمه وول وتفموفتنن ِمإل ووأونفتنم فمنسِملفموون‬،‫ا انلِمذيون آومفنوا انتفقوا انلو وحنق فتوق‬،‫اأويوه‬،‫وي‬
‫ا‬،‫ا وووبنث ِممنفهوم‬،‫ا وزنووجوه‬،‫افس انتفقوا ورنبفكفم انلِمذ ي وخولوقفكنم ِممنن وننف ٍدس وواِمحود ٍدة وووخولوق ِممنوه‬،‫ا النن‬،‫اأويوه‬،‫وي‬
‫ا‬،‫اون وعلونيفكنم ورِمقيدب‬،‫اوم إِمنن انلو وك‬،‫اوءفلوون ِمبِمه ووالنروح‬،‫ادء ووانتفقوا انلو انلِمذ ي وتوس‬،‫ال وكِمثيدرا ووِمنوس‬،‫ِمروج‬
‫الوفكنم وووينغِمفنر لوفكنم‬،‫صِملنح لوفكنم أونعوم‬
‫ا انلِمذيون آومفنوا انتفقوا انلو ووفقوفلوا وقنول وسِمديددا * في ن‬،‫اأويوه‬،‫وي‬
‫ا‬،‫اوز وفنودزا وعِمظيدم‬،‫فذفنووبفكنم ووومنن فيِمطِمع انلو ووورفسولوفه وفوقند وف‬
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Suatu hari, sepeninggal Rasulullah SAW, Abu Hurairah r.a. beri’tikaf di masjid Nabawi. Ia
tertarik ketika mengetahui ada seseorang di masjid yang sama, duduk bersedih di pojok
masjid. Abu Hurairah pun menghampirinya. Menanyakan ada apa gerangan hingga ia tampak
bersedih. Setelah mengetahui masalah yang menimpa orang itu, Abu Hurairah pun segera
menawarkan bantuan.

”Mari keluar bersamaku wahai saudara, aku akan memenuhi keperluanmu,” ajak Abu
Hurairah.
"Apakah kau akan meninggalkan i'tikaf demi menolongku?" tanya orang tersebut terkejut.
”Ya. Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Sungguh berjalannya
seseorang diantara kamu untuk memenuhi kebutuhan saudaranya, lebih baik baginya
daripada i'tikaf di masjidku ini selama sebulan’”

Sabda Rasulullah SAW itu diriwayatkan oleh Thabrani & Ibnu Asakir. Dishahihkan Al Albani
dalamAs-Silsilah As-Shahihah.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Sebagaimana Abu Hurairah, seorang Muslim seharusnya juga memiliki keterpanggilan untuk
menolong saudaranya, memiliki jiwa dan semangat memberi manfaat kepada sesama,
memiliki karakter Nafi’un li ghairihi.

Kebaikan seseorang, salah satu indikatornya adalah kemanfaatannya bagi orang lain.
Keterpanggilan nuraninya untuk berkontribusi menyelesaikan problem orang lain. Bahkan
manusia terbaik adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Rasulullah SAW bersabda:

‫اس‬،‫اس أنفعهم للن‬،‫خير الن‬


Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, Thabrani,
Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)

Seorang Muslim, setelah ia membingkai kehidupannya dengan misi ibadah kepada Allah
semata, sebagaimana petunjuk Allah dalam surat Adz Dzariyat ayat 56, maka orientasi
hidupnya adalah memberikan manfaat kepada orang lain, menjadi pribadi yang bermanfaat
bagi sesama, nafi’un li ghairihi. Karenanya, Hasan Al Banna memasukkan nafi’un li ghairihi
ini sebagai salah satu karakter, sifat, muwashafat, yang harus ada pada diri seorang Muslim.

Siapapun Muslim itu, di manapun ia berada, apapun profesinya, ia memiliki orientasi untuk
memberikan manfaat bagi orang lain. Seorang Muslim bukanlah manusia egois yang hanya
mementingkan dirinya sendiri. Ia juga peduli dengan orang lain dan selalu berusaha
memberikan manfaat kepada orang lain.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa seharusnya setiap persendian manusia mengeluarkan
sedekah setiap harinya. Dan ternyata yang dimaksud dengan sedekah itu adalah kebaikan,
utamanya kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama.

Rasulullah SAW bersabda:

‫ وينعِمدفل وبنيون ا ِم‬، ‫صودوقةة فكنل وينو ٍدم وتنطلففع ِمفيِمه النشنمفس‬
‫لنثوننيِمن‬ ‫فكيل فس و‬
‫اِمس وعلونيِمه و‬،‫الوم ى ِممون النن‬
، ‫صودوقةة‬ ‫اوعفه و‬،‫ا وموت‬،‫ أونو وينروففع وعولنيوه‬، ‫ا‬،‫ وفوينحِممفل وعولنيوه‬، ‫ ووفيِمعيفن النرفجول وعول ى ودانبِمتِمه‬، ‫صودوقةة‬ ‫و‬
‫و‬ ‫ف‬
‫ ووفيِمميط الوذى وعِمن‬، ‫صودوقةة‬ ‫صو‬
‫الِمة و‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ي‬
‫ا إِمول ى ال ن‬،‫ ووفكل وخطوو ٍدة وينخطووه‬، ‫صودوقةة‬ ‫ن‬
‫ووانلوكِملومفة الطليوبفة و‬
‫صودوقةة‬ ‫النطِمريِمق و‬
Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedekah setiap harinya mulai matahari terbit.
Berbuat adil antara dua orang adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas
kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah.
Berkata yang baik adalah sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan
shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah sedekah. (HR.
Bukhari)

Demikianlah Muslim. Demikianlah Mukmin. Ia senantiasa terpanggil untuk menjadi pribadi


yang bermanfaat bagi orang lain, nafi'un li ghairihi. Seorang Muslim yang menjadi pedagang
atau pebisnis, orientasinya bukanlah sekedar meraup untung sebesar-besarnya, tetapi
orientasinya adalah bagaimana ia memberikan manfaat kepada orang lain, membantu mereka
memperoleh apa yang mereka butuhkan. Dengan demikian, pedagang dan pebisnis Muslim
pantang menipu customernya, ia bahkan memberikan yang terbaik kepada mereka, dan pada
saat dibutuhkan menjadi konsultan serta memberikan pilihan-pilihan yang lebih baik.

Seorang Muslim yang menjadi guru, orientasinya bukanlah sekedar mengajar lalu setiap
bulan mendapatkan gaji, tetapi orientasinya adalah bagaimana ia memberikan manfaat terbaik
kepada peserta didiknya, ia mengasihi mereka seperti mengasihi putranya sendiri, dan ia
selalu memikirkan bagaimana cara terbaik dalam melakukan pewarisan ilmu sehingg peserta
didiknya lebih cerdas, lebih kompeten dan berkarakter.
Seorang Muslim yang menjadi dokter, orientasinya adalah bagaimana ia memberikan
pelayanan terbaik kepada pasiennya, ia sangat berharap kesembuhan dan kesehatan mereka,
melakukan yang terbaik bagi kesembuhan dan kesehatan mereka.

Jama'ah Sholat jum'at yang dirahmati Allah,

Kelihatannya, memberikan manfaat kepada orang lain, membantu dan menolong sesama itu
membuat waktu kita tersita, harta kita berkurang, tenaga dan pikiran kita terporsir. Namun
sesungguhnya, saat kita memberikan manfaat kepada orang lain, pada hakikatnya kita sedang
menanam kebaikan untuk diri kita sendiri. Jika kita menolong orang lain, Allah akan
menolong kita.

Allah SWT berfirman:

‫إِمنن أونحوسنفتنم أونحوسنفتنم ِم و‬


‫لنفِمسفكنم‬
Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri (QS. 17:7)

Rasulullah SAW bersabda:

‫اوجِمتِمه‬،‫اون انلف ِمف ى وح‬،‫اوجِمة أوِمخيِمه وك‬،‫اون ِمف ى وح‬،‫ومنن وك‬


Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah membantu keperluannya.
(Muttafaq 'alaih)

Jika kita menolong dan membantu sesama, pertolongan dari Allah bukan sekedar di dunia,
tetapi juga di akhirat. Jika kita memberikan manfaat kepada orang lain, Allah memudahkan
kita bukan hanya dalam urusan dunia, tetapi juga pada hari kiamat kelak.

Rasulullah SAW bersabda:

‫اومِمة‬،‫ا وننفوس انلف وعنفه فكنروبدة ِممنن فكورِمب وينوِمم انلِمقوي‬،‫ومنن وننفوس وعنن فمنؤِمم ٍدن فكنروبدة ِممنن فكورِمب اليدنوي‬
‫ا ووالِمخورِمة‬،‫ووومنن وينسور وعول ى فمنعِمس ٍدر وينسور انلف وعولنيِمه ِمف ى اليدنوي‬
Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan2 dunia, Allah
akan menyelesaikan kesulitan2nya di hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang
sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat (HR. Muslim)

Sidang jum'at yang dirahmati Allah,

Dengan apa kita memberikan manfaat kepada orang lain? Dalam bentuk apa nafi'un li
ghairihi kita wujudkan? Sesungguhnya setiap manusia memiliki banyak potensi untuk itu.

Pertama, dengan ilmu. Yakni ilmu yang dianugerahkan Allah kepada kita, kita bagikan
kepada orang lain. Kita mengajari orang lain, melatih orang lain, dan memberdayakan
mereka. Ilmu ini tidak terbatas pada ilmu agama, tetapi juga ilmu dunia baik berupa
pengetahuan, keterampilan hidup, serta keahlian dan profesi.
‫‪Kedua, dengan harta. Kita manfaatkan harta yang dianugerahkan Allah untuk membantu‬‬
‫‪sesama. Yang wajib tentu saja adalah dengan zakat ketika harta itu telah mencapai nishab dan‬‬
‫‪haulnya. Setelah zakat ada infaq dan sedekah yang memiliki ruang lebih luas dan tak terbatas.‬‬

‫‪Ketiga, dengan waktu dan tenaga. Yakni ketika kita mendengar keluhan orang lain,‬‬
‫‪membantu mereka melakukan sesuatu, membantu menyelesaikan urusan mereka, dan‬‬
‫‪sebagainya.‬‬

‫‪Keempat, dengan tutur kata. Yakni perkataan kita yang baik, yang memotivasi, yang‬‬
‫‪menenangkan dan mengajak kepada kebaikan.‬‬

‫‪Kelima, dengan sikap kita. Sikap yang paling mudah adalah keramahan kita kepada sesama,‬‬
‫‪serta senyum kita di hadapan orang lain. Sederhana, mudah dilakukan, dan itu termasuk‬‬
‫‪memberikan kemanfaatan kepada orang lain.‬‬

‫‪Kelima hal nafi'un li ghairihi itu, jika kita lakukan dengan ikhlas, Allah akan membalasnya‬‬
‫‪dengan kebaikan dan pahala.‬‬

‫وفومنن وينعومنل ِممنثوق‪،‬اول وذنر ٍدة وخنيدرا ويورفه‬


‫‪Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah-pun, ia akan mendapatkan‬‬
‫)‪balasannya (QS. Al Zalzalah:7‬‬

‫‪Kutbah jumat Kedua‬‬

‫انلوحنمفد ِمنلِم انلِمذ ي أونروسول ورفسولوفه ِمب‪،‬انلفهودى ووِمديِمن انلوحلق ِملفينظِمهورفه وعول ى اللديِمن فكللِمه وولونو وكِمروه‬
‫انلفمنشِمرفكوون‬
‫‪.‬أونشوهفد أنن ل إولوه إل الف وونحودفه ل وشِمريوك لوفه‪ ،‬وأشهفد أنن فموحنمددا عنبفده وورفسوفله‬
‫وي‪،‬اأويوه‪،‬ا انلِمذيون آومفنوا انتفقوا انلو وحنق فتوق‪،‬اِمتِمه وول وتفموفتنن ِمإل ووأونفتنم فمنسِملفموون‬
‫صِملنح ولفكنم أونعوم‪،‬اولفكنم وووينغِمفنر ولفكنم‬ ‫وي‪،‬اأويوه‪،‬ا انلِمذيون آومفنوا انتفقوا انلو ووفقوفلوا وقنول وسِمديددا * في ن‬
‫فذفنووبفكنم ووومنن فيِمطِمع انلو ووورفسولوفه وفوقند وف‪،‬اوز وفنودزا وعِمظيدم‪،‬ا‬
‫صلننيوت ووسللنموت وعول ى إِمنبوراِمهنيوم‬ ‫صلل ووسللنم وعول ى فموحنم ٍدد وووعول ى آِمل فموحنم ٍدد‪ ،‬وكوم‪،‬ا و‬ ‫اللنفهنم و‬
‫وووعول ى آِمل إِمنبوراِمهنيوم‪ ،‬وووب‪،‬اِمرنك وعول ى فموحنم ٍدد وووعول ى آِمل فموحنم ٍدد‪ ،‬وكوم‪،‬ا وب‪،‬اورنكوت وعول ى إِمنبوراِمهنيوم‬
‫ض اللنفهنم وعنن فخلووف‪،‬اِمئِمه‬ ‫وووعول ى آِمل إِمنبوراِمهنيوم‪ِ ،‬مف ي الوع‪،‬اولِممنيون إِمنوك وحِممنيةد ومِمجنيةد‪ ،‬ووانر و‬
‫صوح‪،‬اوبِمة أونجومِمعنيون‪ ،‬وووعنن‬ ‫النراِمشِمدنيون‪ ،‬وووعنن أونزوواِمجِمه أفنموه‪،‬اِمت الفمنؤِممِمننيون‪ ،‬وووعنن وس‪،‬اِمئِمر ال ن‬
‫‪.‬الفمنؤِممِمننيون ووالفمنؤِممون‪،‬اِمت إِمول ى وينوِمم اللدنيِمن‪ ،‬وووعنن‪،‬ا وموعفهنم ِمبورنحومِمتوك وي‪،‬ا أونروحوم النراِمحِممنيون‬
‫صنودم‪،‬ا‪ ،‬وول‬ ‫اللنفهنم انجوعنل وجنموعون‪،‬ا وهوذا وجنمدع‪،‬ا ومنرفحنودم‪،‬ا‪ ،‬ووانجوعنل وتوفيروقون‪،‬ا ِممنن وبنعِمدِمه وتوفيردق‪،‬ا ومنع ف‬
‫‪.‬وتودنع ِمفنيون‪،‬ا وول وموعون‪،‬ا وشِمقيي‪،‬ا وول ومنحفرنودم‪،‬ا‬
‫‪.‬اللنفهنم إِمنن‪،‬ا وننسوألفوك انلفهودى وواليتوق ى ووالوعوف‪،‬اوف ووالِمغون ى‬
‫اللهم اعز السالم والمسلمين وأذل الشرك والمشركين‬
‫اللهم انصر المج‪،‬اهدين ف ى فلسطين اللهم انصر المج‪،‬اهدين ف ى كل مك‪،‬ان‬
‫صفنووففهنم‪ ،‬ووأونجِممنع وكِملوموتفهنم وعول ى الوحلق‪،‬‬ ‫الوم ووانلفمنسِملِممنيون‪ ،‬وووولحِمد اللنفهنم ف‬ ‫لنس و‬ ‫و‬
‫اللنفهنم أِمعنز ا ِم‬
‫لنمون ِملِمعب‪،‬اِمدوك أونجومِمعيون‬ ‫الوم ووا و‬
‫‪.‬ووانكِمسنر وشنووكوة النظ‪،‬اِملِمميون‪ ،‬ووانكفتِمب النس و‬

‫اللنفهنم ورنبون‪،‬ا انحوفنظ أونووط‪،‬اونون‪،‬ا ووأوِمعنز فسنلوط‪،‬اونون‪،‬ا ووأوليندفه ِمب‪،‬انلوحلق ووأوليند ِمبِمه انلوحنق وي‪،‬ا ورنب الوع‪،‬اولِممنيون‬
‫ضوك انلِممندوراِمر‪ ،‬ووانجوعنلون‪،‬ا ِممون النذاِمكِمرنيون ولوك ف ي الولنيِمل ووالنوه‪،‬اِمر‪،‬‬ ‫اللنفهنم ورنبون‪،‬ا انسِمقون‪،‬ا ِممنن وفني ِم‬
‫لنسوح‪،‬اِمر‬ ‫انلفمنسوتنغِمفِمرنيون لووك ِمب‪،‬انلوعِمشل ي ووا و‬
‫ض‪ ،‬وووب‪،‬اِمرنك لوون‪،‬ا ف ي‬ ‫لنر ِم‬‫اللنفهنم أو ن ِمزنل وعلونيون‪،‬ا ِممنن وبوروك‪،‬اِمت النسوم‪،‬اء ووأونخِمرنج لوون‪،‬ا ِممنن وخنيوراِمت ا و‬
‫لنكوراِمم‬ ‫‪ِ.‬مثوم‪،‬اِمرون‪،‬ا ووفزفرنوِمعون‪،‬ا وفكلل وأروزاِمقون‪،‬ا وي‪،‬ا وذا انلوج و‬
‫الِمل ووا ِم‬
‫‪.‬ورنبون‪،‬ا آِمتون‪،‬ا ف ي اليد ن وي‪،‬ا وحوسوندة ووف ي الِمخورِمة وحوسوندة ووِمقون‪،‬ا وعوذاوب النن‪،‬اِمر‬
‫‪.‬ورنبون‪،‬ا ل فتِمزنغ فقلفنووبون‪،‬ا وبنعود إِمنذ وهودنيوتون‪،‬ا‪ ،‬وووهنب لوون‪،‬ا ِممنن ولفد ن وك ورنحومدة‪ ،‬إِمنوك أو ن وت الوونه‪،‬افب‬
‫‪.‬ورنبون‪،‬ا وظلونمون‪،‬ا أونفوسون‪،‬ا ووإِمنن لونم وتنغِمفنر لوون‪،‬ا وووتنروحنمون‪،‬ا لوونفكنووننن ِممون الوخ‪،‬اِمسِمرنيون‬
‫لنموواِمت‪،‬‬ ‫لنحوي‪،‬اِمء ِممنفهنم ووا و‬ ‫اللنفهنم انغِمفنر ِملنلفمنؤِممِمننيون ووانلفمنؤِممون‪،‬اِمت‪ ،‬ووانلفمنسِملِممنيون ووانلفمنسِملوم‪،‬اِمت‪ ،‬ا و‬
‫‪.‬إِمنوك وسِممنيةع وقِمرنيةب فمِمجنيفب اليدوع‪،‬اِمء‬
‫لنحوس‪،‬اِمن ووإِمنيوت‪،‬اِمء ِمذ ي الفقنروب ى وووينوه ى وعِمن انلوفنحوش‪،‬اِمء‬ ‫ن‬
‫ِمعوب‪،‬اود الِم ‪:‬إِمنن الو ويأفمفر ِمب‪،‬انلوعندِمل ووا ِم‬
‫ووانلفمنوكِمر ووانلوبنغِم ي ويِمعفظفكنم لووعلنفكنم وتوذنكفرنوون‬
‫اته‬،‫السالم عليكم ورحمة ال وبرك‬
‫الهدى ودين الحق لظهره عل ى الككدين كلككه ولككو كككره‬،‫الحمد ل الذى أرسل رسوله ب‬
‫اشككهد أن‬, ‫اه نسككتعين‬،‫اه نعبد وإيكك‬،‫المشركون أشهد أن ل إله غال ال الواحد الصمد إي‬
:‫ا بعككد‬،‫ا منيككراز أمكك‬،‫ا إل ى ال بإذنه وسككراج‬،‫محمدا عبده ورسوله بشيرا ونذيرا وداعي‬
‫ فقككد‬.‫ا‬،‫از فوزا عظيم‬،‫ا المسلمون رحمكم ال أصيكم بنفس ى بتقوى ال فقد ف‬،‫ا أيه‬،‫في‬
‫ ووأونووح ى وريبوك إِمول ى الننحككِمل أوِمن انتِمخككِمذ ي ِممككون‬: ‫ابه العزيز‬،‫ال ى ف ى كت‬،‫انه وتع‬،‫ال ال سبح‬،‫ق‬
‫ا وينعِمرفشوون‬،‫ا ووِممون النشوجِمر ووِممنم‬،‫اِمل فبفيودت‬،‫انلِمجوب‬
Hadirin Jama’ah Jum’at di mulikan oleh Allah

Di dalam al-Qur’an ada tiga binatang kecil diabadikan ileh Allah menjadi
nama surah, yaitu al-Naml ( semut), al-‘Ankabut (laba-laba), dan al-
Nahl (lebah). Ketiga binatang ini masing-masing memiliki karakter dan
sifat, sebagimana digambarkan oleh al-Qur’an. Dan hal itu patut dijadikan
pelajaran oleh manusia.
Semut memiliki sifat suka menghimpun makanan sedikit demi sedikit
tanpa henti-hentinya. Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan
untuk bertahun-tahun sedangkan usianya tidak lebih dari satu tahun.
Kelobaanya sedemikian besar sehingga ia berusaha memikul sesuatu
yang lebih besar dari badannya, meskipun sesuatu tidak itu tidak berguna
baginya.

Hadirin Sidang Jum’at yang dimuliakan oleh Allah!

Lain halnya dengan laba-laba, sebagaimana digambarkan dalam al-Qur’an


bahwa sarang laba-laba adalah tempat yang paling rapuh,

‫ا ووإِمنن أونووهون انلفبفيككوِمت‬،‫اوء وكوموثِمل انلوع ن وكفبوِمت انتوخوذنت وبنيدت‬،‫وموثفل انلِمذيون انتوخفذوا ِممنن فدوِمن انلِم أونوِملوي‬
‫افنوا وينعلوفموون‬،‫لووبنيفت انلوع ن وكفبوِمت لونو وك‬
ia bukan tempat yang aman, apa pun yang berlindung di sana atau
disergapnya akan binasa. Jangankan serangga yang tidak sejenis,
jantannya pun setelah selesai berhubungan disergapnya untuk
dimusnahkan oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling
berdesakan hingga dapat saling memusnahkan.

Ayat di atas memberikan gambaran bahwa di dalam masyarakat atau


rumah tangga yang keadaannya seperti laba-laba; rapuh, anggotanya
saling tindih-menindih, sikut menyikut seperti anak laba-laba yang baru
lahir. Kehidupan ayah dan ibu serta anak-anak tidak harmonis, antara
pimpinan dan bawahan saling curiga.

Sidang Jum’at Yang Dimuliakan oleh Allah


Akan halnya dengan lebah, memiliki insting yang sangat tinggi, oleh al-
Qur’an digambarkan sebagimana dalam Firmannya :

)‫ا وينعِمرفشككوون‬،‫ا ووِممككون النشككوجِمر ووِممنمكك‬،‫اِمل فبفيودتكك‬،‫ووأونووح ى وريبوك إِمول ى الننحِمل أوِمن انتِمخِمذ ي ِممون انلِمجوب‬
‫ا وشكوراةب‬،‫انسككفلِمك ي فسككفبول ورلبككِمك فذلفدال وينخككفرفج ِممكنن فبفطوِمنوهكك‬،‫(فثنم فكِمل ي ِممنن فكككلل النثومككوراِمت وف‬68
‫اِمس إِمنن ِمف ي وذِملوك ولويدة ِملوقنو ٍدم ويوتوفنكفروون‬،‫اةء ِمللنن‬،‫فمنخوتِملةف أونلووافنفه ِمفيِمه ِمشوف‬
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-
pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
.benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan

Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar
tidak terjadi pemborosan dalam lokasi. Yang dimakannya adalah
kembang-kembang dan tidak seperti semut yang menumpuk-numpuk
makanannya, lebah mengolah makanannya dan hasil olahannya itulah
menjadi lilin dan madu yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk
dijadikan sebagai penerang dan obat. Lebah sangat disiplin, mengenal
pembagian kerja dan segala yang tidak berguna disingkirkan dari
sarangnya. Ia tidak mengganggu yang lainnya kecuali yang
mengganggunya, bahkan kalaupun menyakiti (menyengat) sengatannya
dapat menjadi obat.

Oleh karenanya, wajarlah kalau Nabi mengibaratkan orang mukmin yang


baik seperti lebah, sebagaimana dalam sabdanya:

‫ا‬،‫ا ول تضككع إل طيبكك‬،‫ مثل المؤمن مثل النحلككة ل تأكككل إل طيبكك‬: ‫ال رسول ال صم‬،‫ق‬
.‫وإن وقعت ف ى شئ ل تكسر‬
Rasulullah bersabda: Perumpaan seorang mukmin adalah seperti lebah. Ia
tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang baik, dan
bila berada pada suatu tempat tidak merusak”

Hadirin Jama’ah Jumat Yang Dimuliakan Oleh Allah

Dalam kehidupan kita di dunia ini contoh-contoh di atas seringkali


diibaratkan dengan berbagai jenis binatang. Bahkan kalau manusia tidak
mengetahui posisinya sebagai makhluk yang memiliki aturan dalam hal
ini petunjuk-petunjuk agama bisa saja menempati posisi lebih rendah dari
binatang bahkan lebih sesat dari binatang.

Jelas ada manusia yang berbudaya semut, yaitu suka menghimpun dan
menumpuk materi atau harta (tanpa disesuaikan dengan kebutuhan.
Menumpuk-numpuk harta tanpa ada pemanfaatan dalam agama (dalam
bentuk zakat dan sadaqah) tidak sedikit problem masyarakat bersumber
dari budaya tersebut. Pemborosan adalah termasuk budaya tersebut di
atas yaitu hadirnya berbagi benda baru yang tidak dibutuhkan dan
tersingkirnya benda-benda lama yang masih cukup bagus untuk
dipandang dan bermanfaat untuk digunakan. Dapat dipastikan bahwa
dalam masyarakat kita, banyak semut-semut yang berkeliaran.

Di dalam al-Qur’an dijelaskan tentang sekelompok manusia yang akan


tersiksa di akhirat, karena mereka bekerja keras tanpa
mempertimbangkan akibat buruknya:
‫(فتنسوق ى ِممنن وعني ٍدن وءاِمنوي ٍدة‬4)‫اِممويدة‬،‫ادرا وح‬،‫صول ى ون‬
‫(وت ن‬3)‫صوبةة‬
‫ا ِم‬،‫اِمملوةة ون‬،‫(وع‬2)‫اِمشوعةة‬،‫فوفجوةه وينوومِمئ ٍدذ وخ‬
“banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan,
memasuki api yang sangat panas diberi minum (dengan air) dari sumer
yang sangat panas”

Menurut riwayat ayat di atas menunjuk kepada sekelompok manusia yang


dalam kehidupan dunia melakukan kegiatan yang menjadikan badan
mereka letih dan capek, tetapi kegiatan mereka tidak sesuai dengan
tuntunan ajaran Islam, yaitu yang bersangkutan lengah dari kewajiban
keagamaannya. Mereka menjadi budak harta, tergila-gila dengannya
sehingga melupakan segala sesuatu, sehingga di akhirat mereka masuk
ke dalam neraka.

Entah berapa banyak jumlah laba-laba yang ada disekitar kita, yaitu
mereka yang tidak lagi butuh berpikir apa, di mana, dan kapan ia makan,
tetapi yang mereka pikirkan adalah siapa yang mereka jadikan mangsa,
siapa lagi yang akan ditipu, dan bagimana cara mengambil hak orang.

Hadirin Sidang Jum’at

Demikian pula di dalam masyarakat kita berapa banyak manusia-manusia


lebah, tidakkah lebih banyak manusia-manusia semut atau manusia laba-
laba. Manusia lebah itu adalah mereka yang tidak boros, tidak suka
makan atau mengambil haknya orang, yang dimakannya adalah saripati
bunga, dan ketika mengambil saripati itu tidak menjadikan bungan itu
rusak atau tidak menjadi buah. Itulah gambaran orang mukmin yang baik
tidak memakan makanan yang haram, mengambil uang negara untuk
kepentingan diri sendiri.

Kemudian apa yang keluar dari mulutnya bukan sesuatu yang menyakiti
perasaaan tetapi sesuatu yang menyejukkan dan menyenangkan. Dan
bila berada pada suatu tempat atau daerah tidak menjadi pengacau dan
penyebab kericuhan. Tetapi justru kehadirannya sangat diharapkan oleh
orang banyak.

Oleh karenanya, dalam kesempatan ini marilah kita merenungkan dan


mencontoh sifat-sifat yang dimiliki oleh lebah itu, tidak menconoth sifat-
sifat semut dan laba-laba, sehingga kita dapat mendapatkan nikmatnya
‫‪kehidupan di dunia ini, lebih-lebih nikmatnya kehidupan yang abadi di‬‬
‫‪akhirat nanti yaitu surga. Amin.‬‬

‫أعوذ ب‪،‬ال من الشيط‪،‬ان الرجيم بسم ال الرحمن الرحيم‬


‫وس‪،‬ارعوا إل ى مغفرة من ربكم وجنة عرضه‪،‬ا السموات والرض أعدت للمتقين‬
‫ب‪،‬ارك ال ل ى ولكم ف ى القرآن العظيم ونفعن ى وإي‪،‬اكم من الي‪،‬ات والذكر الحكيم وتقبل‬
‫من ى ومنكم إله هو الغفور الرحيم‪.‬‬

‫‪Khutbah Jumat Kedua‬‬

‫لوشِمرنيوك ولفه‪ِ .‬مانروغ‪،‬ادم‪،‬اِملومنن‬ ‫للف وونحوده و‬ ‫وانلوحنمفدِمللِم وحنمدداوكِمثنيدراوكوم‪،‬اواومور‪ .‬وووانشوهفدوانن و‬


‫لِمالوه ِما ن‬
‫صلل‬ ‫لنِمس ووانلوبوشِمر‪ .‬والليهنم و‬ ‫وجوحودِمبِمه وووكوفور‪ .‬وووانشوهفدوانن وسليودون‪،‬ا فموحنمددا وعنبفدفه ووورفسنولففه وسليفدنا ِم‬
‫صلونت وعنيةن ِمبونوظ ٍدر وواففذةن ِمبوخوب ٍدر‬ ‫صنحِمبِمه وم‪،‬اانت و‬‫وووسللنم وعلو ى وسليِمدون‪،‬ا فموحنم ٍدد وووعلو ى واِملِمه وو و‬
‫اونم‪،‬ا وبنعفد ‪ :‬وفوي‪،‬اوا يوه‪،‬االنن‪،‬افس !! ِمانتفقواالو وتوع‪،‬الو ى‪ .‬وووذفروانلوفوواِمحوش وم‪،‬اوظوهوروووم‪،‬اوبوطنن‪.‬‬
‫ضنوِمر انلفجنموعِمة ووانلوجوم‪،‬اوعِمة‪ .‬ووانعلوفمنوااونن الو اوومورفكنم ِمبوأنم ٍدر‬ ‫وووح‪،‬اِمففظنواوعلو ى النط‪،‬اوعِمة ووفح ف‬
‫الِمئوكوتفه‬‫الوعِملنيدم‪،‬ا‪ِ :‬مانن الو وووم و‬ ‫الِمئوكِمة فقندِمسِمه‪ .‬وفوق‪،‬اول وتوع‪،‬الو ى وولونم ويوزنل وق‪،‬اِمئ د‬ ‫وبودأوِمفنيِمه ِمبوننفِمسِمه‪ .‬وووثنن ى ِمبوم و‬
‫صلل وووسللنم وعلو ى‬ ‫صلينواوعولنيِمه وووسللفمنواوتنسِملنيدم‪،‬ا‪ .‬والليهنم و‬ ‫صلينوون وعلو ى النِمبن ى ويو‪،‬ا يوه‪،‬اانلِمذنيون آومفننوا و‬ ‫في و‬
‫صلننيوت وعلو ى وسليِمدون‪،‬ا ِمانبوراِمهنيوم وووعلو ى واِمل وسليِمدون‪،‬ا‬ ‫وسليِمدون‪،‬ا فموحنم ٍدد وووعلو ى واِمل وسليِمدون‪،‬ا فموحنم ٍدد‪ .‬وكوم‪،‬ا و‬
‫ِمانبوراِمهنيوم‪ .‬ف ي ِمانلوع‪،‬اولِممنيون ِمانوك وحِممنيةدومِمجنيةد‬
‫ض وعِمن انلفخلووف‪،‬اِمءالنراِمشِمدنيون وسليدون‪،‬ا اوِمب ى وبنك ٍدر ووفعومور ووفعنثوم‪،‬اون وووعِملي ي وووعنن‬ ‫والليهنم ووانر و‬
‫صوح‪،‬اِمب ونِمبليوك اونجومِمعنيون وووعِمن النت‪،‬اِمبِمعنيون وووت‪،‬اِمبِمع ى النت‪،‬اِمبِمعنيون ووومنن وتِمبوعفهنم ِمبِم‪،‬انحوس‪،‬ا ٍدن ِمالو ى‬ ‫وس‪،‬اِمئِمراو ن‬
‫وينوِمم اللدنيِمن‬
‫لنموواِمت‬ ‫لنحوي‪،‬اِمء ِممنفهنم وونا و‬ ‫والليهنم انغِمفنرِملنلفمنسِملِممنيون ووانلفمنسِملوم‪،‬اِمت ووانلفمنؤِممِمننيون ووانلفمنؤِممون‪،‬اِمت نا و‬
‫لِمزول ووانلِمموحون‪.‬‬ ‫الوء ووانلوووب‪،‬اوء وواللزون‪،‬ا ووالنز و‬ ‫ِمبورنحومِمتوك وي‪،‬اوواِمهوب انلوعِمطني‪،‬اِمت‪ .‬والليهنم اندوفنع وعنن‪،‬اانلوغ و‬
‫الِمدانلفمنسِملِممنيون وع‪،‬انمدة‬ ‫صدة وووعنن وس‪،‬اِمئِمروب و‬ ‫ووفسنووءانلِمفوتِمن وم‪،‬اوظوهورِمم ن وه‪،‬ا وووم‪،‬اوبوطون وعنن وبولِمدون‪،‬ا وهوذاوخ‪،‬ا ن‬
‫لِمخورِمة وحوسوندة ووِمقون‪،‬ا وعوذاوب النن‪،‬اِمر‬ ‫وي‪،‬اورنب انلوع‪،‬اولِممنيون‪ .‬ورنبون‪،‬اواِمتون‪،‬اِمف ى اليد ن وي‪،‬ا وحوسوندة ووِمف ى نا و‬

‫ِمعوب‪،‬اودال ِمانن الو وينأفمفرِمب‪،‬انلوعندِمل وونا ِم‬


‫لنحوس‪،‬اِمن ووِمانيوت‪،‬اِمءِمذى انلفقنروب ى وووينوه ى وعِمن انلوفنحوش‪،‬اِمء ووانلفمنوكِمر‬
‫ووانلوبنغِم ى ويِمعفظفكنم ولوعلنفكنم وتوذنكفرنوون وف‪،‬انذفكفرواالو انلوعِمظنيِمم يذكركم ووانشفكفروفه وعلو ى ِمنوعِممِمه‬
‫ويِمزندفكنم‪ .‬ووولِمذنكفرالِم اونكوبفر‬
‫‪Hablum Minallah Wa Hablum Minannas‬‬
‫الحمد ل الذ ي هدان‪،‬ا لهذا‪ ,‬وم‪،‬ا كن‪،‬ا لنهتد ي لول أن هدان‪،‬ا ال‪ ،‬و الحمد ل المنزه عن‬
‫أن يكون له نظراء وأشب‪،‬اه‪ ،‬المقدس فال تقرب الحوادث حم‪،‬اه‪ ،‬الذ ي اخت‪،‬ار السالم‬
‫ديند‪،‬ا وارتض‪،‬اه‪ ،‬فأرسل به محمد ‪ -‬صل ى ال عليه وسلم ‪ -‬واصطف‪،‬اه‪ ،‬وجعل له‬
‫ال منهم لصحبته واجتب‪،‬اه‪ ،‬وجعلهم ك‪،‬النجوم بأيهم اقتدى النس‪،‬ان‬ ‫أصح‪،‬ابد‪،‬ا ف‪،‬اخت‪،‬ار ك د‬
‫اهتدى إل ى الحق واقتف‪،‬اه‪ ،‬فصل ى ال عليه وعل ى آله وأصح‪،‬ابه صالة توجب لهم‬
‫رض‪،‬اه‪ ،‬أحمده عل ى نعمه كله‪،‬ا حمددا يقتض ي الزي‪،‬ادة من نعمه‪ ،‬ويجزل لن‪،‬ا النصيب‬
‫صِملنح لوفكنم أونعوم‪،‬الوفكنم‬‫ل وسِمديددا )‪ (۷٠‬في ن‬ ‫من قسمه {وي‪،‬ا أويوه‪،‬ا انلِمذيون آومفنوا انتفقوا انلو ووفقوفلوا وقنو د‬
‫وووينغِمفنر لوفكنم فذفنووبفكنم ووومن فيِمطنع انلو ووورفسولوفه وفوقند وف‪،‬اوز وفنودزا وعِمظيدم‪،‬ا { } وي‪،‬ا أويوه‪،‬ا انلِمذيون‬
‫آومفنوا انتفقوا انلو ووآِممفنوا ِمبورفسوِملِمه فينؤِمتفكنم ِمكنفولنيِمن ِممن نرنحومِمتِمه وووينجوعل لنفكنم فنودرا وتنمفشوون ِمبِمه‬
‫وووينغِمفنر ولفكنم ووانلف وغففوةر نرِمحيةم{ } وي‪،‬ا أويوه‪،‬ا انلِمذيون آومفنوا انتفقوا انلو وونلوتنفظنر وننفةس نم‪،‬ا وقندومنت‬
‫ِملوغ ٍدد ووانتفقواانلو إِمنن انلو وخِمبيةر ِمبوم‪،‬ا وتنعومفلوون‬
‫‪Sidang‬‬ ‫‪jama’ah‬‬ ‫‪sholat‬‬ ‫‪jumat‬‬ ‫‪yang‬‬ ‫‪dimuliakan‬‬ ‫‪Allah‬‬
‫‪Islam memiliki ajaran yang membentangkan dua bentuk hubungan yang harmonis‬‬

‫‪1. Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan Tuhannya dalam hal ibadah‬‬
‫)‪(ubudiyah‬‬ ‫‪atau‬‬ ‫‪yang‬‬ ‫‪populer‬‬ ‫‪dikatakan‬‬ ‫‪dengan‬‬ ‫‪hablum‬‬ ‫‪minallah‬‬
‫‪2. Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan makhluk yang lainnya dalam wujud‬‬
‫‪amaliyah‬‬ ‫‪sosial‬‬

‫‪Dalam Al-Qur'an surat Ali Imron: 112 Allah SWT berfirman‬‬

‫ض ٍدب‬ ‫ل ِمبوحنب ٍدل لمنن انلِم وووحنب ٍدل لمون النن‪،‬اِمس وووبؤآفؤوا ِمبوغ و‬ ‫ضِمروبنت وعولنيِمهفم اللذلنفة أونيون وم‪،‬ا فثِمقففونا إِم ن‬ ‫ف‬
‫لنِمبوي‪،‬اء‬‫ضِمروبنت وعلونيِمهفم انلومنسوكونفة وذِملوك ِمبوأنفهنم وك‪،‬افنونا وينكففروون ِمبؤآوي‪،‬اِمت انلِم وووينقفتفلوون ا و‬ ‫لمون انلِم وو ف‬
‫صوا نووك‪،‬افنونا وينعوتفدوون‬ ‫ِمبوغنيِمر وحيق وذِملوك ِمبوم‪،‬ا وع و‬
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang
kepada tali (agama) Allah SWT dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka kembali
mendapat kemurkaan dari Allah SWT dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu
karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah SWT dan membunuh Para Nabi tanpa alasan
yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas."

Ayat ini memberikan kepada kita tentang malapetaka yang telah menimpa Bani Israil sebagai
akibat kedurhakaan mereka kepada Allah SWT dan kepada para nabi. Sehingga mereka harus
mengalami malapetaka, kehinaan, kemiskinan, dan kemurkaan dari Allah SWT. Dan dalam
ayat tersebut diberitakan pula bahwa jalan keluar dari segala malapetaka tersebut adalah
membangun kembali hablum minallah dan hablum minannas.

Hablum minallah menurut bahasa berarti hubungan dengan Allah SWT. Namun dalam
pengertian syariah makna hablum minallah sebagaimana yang dijelaskan di dalam tafsir At-
Thabari, Al-Baghawi, dan tafsir Ibnu Katsir adalah "Perjanjian dari Allah, maksudnya adalah
masuk Islam atau beriman dengan Islam sebagai jaminan keselamatan bagi mereka di dunia
dan di akhirat" Sehingga dapat kita pahami bahwa untuk membangun hubungan kita kepada
Allah, kita mempunyai kewajiban untuk menunaikan hak-hak Allah, dan apakah hak-hak
Allah SWT itu? Hak-hak Allah SWT ialah mentauhidkan dan tidak menyekutukan-Nya
dengan yang lain serta menjalankan syariat Allah SWT. Misalnya: sholat, puasa dan
sebagainya.

Sidang jama’ah sholat jumat yang dimuliakan Allah


Namun apakah cukup hanya dengan hablum minallah saja, sedangkan di sisi yang lain kita
mengabaikan hablum minannas? Tentu tidak cukup, mengingat kita adalah makhluk sosial
yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Di dalam Al-Quran juga banyak ayat-ayat
yang menyebutkan tentang perintah mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan hablum
minannallah namun diiringi juga dengan hablum minannas, antara lain.
‫صلليون‬‫ا إِمنل انلفم و‬،‫ا ووإِموذا ومنسفه انلوخنيفر ومفنودع‬،‫ا إِموذا ومنسفه النشير وجفزودع‬،‫اون فخِملوق وهفلودع‬،‫لنوس‬ ‫إِمنن ا ِم‬
‫اِمئِمل ووانلومنحفروِمم‬،‫صالِمتِمهنم وداِمئفموون ووانلِمذيون ِمف ي أونموواِملِمهنم وحقق نمنعفلوةم لللنس‬
‫انلِمذيون فهنم وعول ى و‬
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir (19), Apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah (20), Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir (21),
Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat (22), Yang mereka itu tetap mengerjakan
shalatnya (23), Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu (24), Bagi
orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau
meminta)" (QS. Al-Ma'arij: 19-25)

Dalam ayat tersebut secara tegas Allah SWT menyebutkan bahwa keluh kesah dan kikir itu
telah menjadi sifat bawaan manusia sejak dia diciptakan. Bukankah kalau kita tidak memiliki
harta kita sering berkeluh kesah? Sebaliknya, kalau kita memiliki banyak harta kita sering
lebih cenderung untuk kikir. Lalu bagaimana caranya agar sifat bawaan kita tersebut dapat
kita hindari? Allah SWT menyebutkan paling tidak ada dua jalan, pertama, mengerjakan
sembahyang (hablum minallah) secara kontinyu. Kedua, menyadari bahwa dalam harta yang
kita miliki terkandung bagian tertentu untuk fakir miskin (hablum minannas).
Di dalam Al-Quran Allah SWT berfirman

‫اوم ى‬،‫ا ووِمبِمذ ي انلفقنروب ى ووانلويوت‬،‫ادن‬،‫انلوواِملودنيِمن إِمنحوس‬،‫ا ووِمب‬،‫ل فتنشِمرفكونا ِمبِمه وشنيدئ‬
‫ووانعفبفدونا انلو وو و‬
‫ا‬،‫الوجنِمب ووانبِمن النسِمبيِمل وووم‬،‫اِمحِمب ِمب‬،‫ص‬ ‫اِمر انلفجفنِمب ووال ن‬،‫اِمر ِمذ ي انلفقنروب ى ووانلوج‬،‫اِمكيِمن ووانلوج‬،‫ووانلوموس‬
‫ل وففخودرا‬ ‫ا د‬،‫اون فمنخوت‬،‫ل فيِمحيب ومن وك‬ ‫افنفكنم إِمنن انلو و‬،‫ومولوكنت أونيوم‬
"Sembahlah Allah SWT dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri" (QS. An-Nisa: 36)

Sidang jama’ah sholat jumat yang dimuliakan Allah


Ayat tersebut mengandung dua bentuk akhlak, yaitu akhlak kepada Allah SWT (hablum
minallah) yang ditunjukkan dengan perintah agar kita menjalin hubungan baik kepada Allah
SWT dengan cara tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain. Dan akhlak terhadap sesama
manusia (hablum minannas) yang ditunjukkan dengan perintah berbuat baik kepada kedua
orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, teman sejawat, orang yang dalam perjalanan dan hamba sahaya.
Selanjutnya Allah SWT menutup ayat di atas dengan kalimat: "Sesungguhnya Allah SWT
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri". Dengan
maksud agar kita tidak sombong kepada orang tua, karena ada saat dimana kita juga pasti
akan menjadi tua. Jangan sombong kepada anak-anak yatim karena ada saat kita juga akan
menjadi yatim. Jangan sombong kepada orang miskin karena ada saat kita juga akan menjadi
miskin secara tiba-tiba. Jangan sombong kepada tetangga karena merekalah orang yang
pertama memberikan pertolongan kepada kita saat kita mengalami kesulitan. Jangan
sombong kepada teman karena kita sangat membutuhkannya. Jangan sombong kepada
musaffir karena ada saat dimana kitapun akan menjadi musafir dan jangan sombong kepada
pembantu rumah tangga karena mereka besar bantuannya kepada kita meskipun tidak besar
upah yang kita berikan.

Dalam surat Al-Ma'un ayat 1-7 Allah SWT berfirman

‫اللديِمن وفوذِملوك انلِمذ ي ويفديع انلويِمتيوم وول ويفح ي‬،‫أوورأونيوت انلِمذ ي فيوكلذفب ِمب‬
‫اِمم انلِممنسِمكيِمن‬،‫ض وعول ى وطوع‬
‫افهوون انلِمذيون فهنم فيورافؤوون وووينمونفعوون‬،‫صالِمتِمهنم وس‬ ‫صلليون انلِمذيون فهنم وعن و‬ ‫وفوونيةل للنلفم و‬
‫افعوون‬،‫انلوم‬
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (1), Itulah orang yang menghardik anak
yatim(2), Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (3). Maka kecelakaanlah
bagi orang-orang yang shalat (4), (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya (5), Orang-
orang yang berbuat riya (6), Dan enggan (menolong dengan) barang berguna (7)"

Dalam surat tersebut, Allah SWT demikian lugas mengaitkan antara agama dengan
keberpihakan kepada kaum dhuafa. Seseorang dikategorikan mendustakan agama manakala
ia mengabaikan anak yatim dan orang miskin.
Di awal surat Al-Ma’un tersebut Allah SWT menggunakan pertanyaan, tapi bukan berarti
Allah SWT bertanya karena tidak tahu. Menurut para mufassir hal itu dimaksudkan untuk
menggugah hati pendengarnya agar memberikan perhatian lebih kepada ayat selanjutnya.

Jadi di sini Islam mendorong umatnya agar dalam beragama tidak selalu mementingkan
aspek ibadah mahdhoh saja, akan tetapi Islam juga menganjurkan ibadah sosial, seperti
memperhatikan nasib-nasib orang lemah. Bahkan kalau kita cermati 5 rukun Islam itu adalah
merupakan gabungan antara habluminallah dan hablum minannas, gabungan antara hubungan
vertikal dan horizontal.

Sidang jama’ah sholat jumat yang dimuliakan Allah

Dimulai dari mengucapkan dua kalimat syahadat yang merupakan pertalian antara seorang
hamba dengan Allah, namun pengakuan dan kesaksian tersebut tidaklah cukup tanpa terus
menerus menjaga hubungan baik dengan Allah, yaitu dengan melaksanakan shalat sebagai
rukun Islam yang kedua. Shalat yang secara simbolis gerak-geriknya mencerminkan
kepasrahan kita kepada Allah SWT. Kemudian ketaatan tesebut dibuktikan dengan
mengerjakan amaliah sosial yaitu zakat sebagai rukun Islam ke-3. Kemudian dalam rukun
Islam yang ke-4 yaitu puasa, kita dilarang makan dan minum sebagai pelajaran bagi kita
untuk dapat merasakan bagaimana rasanya ketika seseorang tidak bisa makan dan minum.

Dalam sebuah hadits qudsi dikatakan bahwa pada hari kiamat nanti Allah SWT akan
berfirman,

"Wahai anak Adam, Aku meminta makan kepadamu tapi engkau tidak memberiku makan." Si
hamba bertanya, "wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku memberi-Mu makan sedangkan
Engkau adalah Tuhan semesta alam?" Allah SWT berfirman, "tidakkah kau tahu bahwa
hamba-Ku si fulan meminta makan kepadamu tapi engkau tidak memberinya makan?
Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau memberinya makan, niscaya engkau akan
menemukan itu disisi-Ku”.

"Wahai anak Adam, Aku meminta minum kepadamu tapi engkau tidak memberi-Ku minum."
si hamba menjawab, "wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku memberi-Mu minum
sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?" Allah SWT berfirman, "hamba-Ku si fulan
meminta minum kepadamu tapi engkau tidak memberinya minum. Padahal jika engkau
memberinya minum niscaya akan kau dapati itu disisi-Ku".

Hadits tersebut secara tidak langsung memerintahkan kita untuk peka terhadap fenomena
sosial. Apakah kita sudah memperhatikan orang-orang yang sedang membutuhkan
pertolongan kita baik berupa makanan, minuman, dll ataukah kita termasuk orang yang
terlena dengan gemerlap dunia sehingga melupakan hal itu? Amat banyak kehidupan orang
lain di sekitar kita yang tidak memiliki kehidupan seberuntung kita. Seburuk apapun kondisi
kita saat ini, pasti masih ada saja yang lebih buruk dibandingkan dengan kehidupan kita
sekarang. Kita lihat sekarang saudara-saudara kita yang ada di Palestina sana, mereka sedang
membutuhkan bantuan kemanusiaan dari seluruh umat Islam dunia, tak terkecuali bantuan
kita umat Islam indonesia. Cukupklah ayat-ayat dan hadits tersebut sebagai penggugah hati
kita untuk peduli terhadap saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan bantuan kita.
‫وب‪،‬اوروك‪،‬الف ِملن ي وولوفكنم ِمفن ي الفقنرآِمن الوعِمظنيِمم‪ ,‬ووونوفوعِمنن ي ووإِموي‪،‬افكنم ِمبوم‪،‬ا ِمفنيِمه ِممون الوي‪،‬اِمت وو الِمذنكِمر‬
‫‪.‬الوحِمكنيِمم وووتوقنبول ِمملنن ي ووِمم ن فكنم ِمتوال وووتفه إنفه فهوو الوغفنوفر الورِمحنيفم‬

‫‪Khutbah Jumat Kedua‬‬

‫إِمنن انلوحنمود لِم وننحومفدفه وووننسوتِمعنيفنفه وووننسوتنغِمففرفه ووونفعنوفذ ِمب‪،‬الِم ِممنن فشفرنوِمر أونفِمسون‪،‬ا ووِممنن وسليوئ‪،‬اِمت‬
‫ل الف‬ ‫ال وه‪،‬اِمدو ي لوفه ووأونشوهفد أونن و‬
‫ل إِملووه إِم ن‬ ‫ضِملنل وف و‬ ‫ضنل لوفه ووومنن ي ن‬ ‫ال فم ِم‬‫أونعوم‪،‬اِملون‪،‬ا‪ ،‬ومنن وينهِمد الف وف و‬
‫صنل ى الف وعلونيِمه وووسلنوم وتنسِملدم‪،‬ا‪ .‬أونم‪،‬ا‬‫ل وشِمرنيوك لوفه‪ ،‬ووأونشوهفد أونن فموحنمددا وعنبفدفه ووورفسنولففه و‬ ‫وونحودفه و‬
‫صيلوا وعلونيِمه وووسللفمنوا‬ ‫صنلوون وعول ى النِمننبل ي وي‪،‬ا أويوه‪،‬ا انلِمذنيون آومفنوا و‬‫وبنعفد‪ :‬إِمنن الو ووومالِمئوكوتفه في و‬
‫صلننيوت وعول ى إِمنبوراِمهيوم وووعول ى آِمل‬ ‫صلل وعول ى فموحنم ٍدد وووعول ى آِمل فموحنم ٍدد وكوم‪،‬ا و‬ ‫وتنسِملنيدم‪،‬ا‪ .‬وأللنفهنم و‬
‫إِمنبوراِمهيوم‪ ،‬إِمنوك وحِممنيةد ومِمجنيةد‪ .‬وووب‪،‬اِمرنك وعول ى فموحنم ٍدد وووعول ى آِمل فموحنم ٍدد‪ ،‬وكوم‪،‬ا وب‪،‬اورنكوت وعول ى‬
‫‪.‬إِمنبوراِمهنيوم وووعول ى آِمل إِمنبوراِمهنيوم إِمنوك وحِممنيةد ومِمجنيةد‬

‫لنحوي‪،‬اِمء ِمم ن فهنم ووا و‬


‫لنموواِمت‬ ‫‪.‬واللنفهنم انغِمفنر ِملنلفمنسِملِممنيون ووانلفمنسِملوم‪،‬اِمت‪ ،‬او و‬

‫ال ِملنلِمذنيون آومفنونا‬


‫ل وتنجوعنل ِمف ي فقفلوِمبون‪،‬ا ِمغ ي‬ ‫لنخوواِمنون‪،‬ا انلِمذنيون وسوبفقنوون‪،‬ا ِمب‪،‬ا ِم‬
‫لنيوم‪،‬اِمن وو و‬ ‫ورنبون‪،‬ا انغِمفنر لوون‪،‬ا وو ِم‬
‫‪.‬ورنبون‪،‬ا إِمنلك ورفؤنوفف نرِمحنيةم‬

‫واللنفهنم انفوتنح وبنيونون‪،‬ا وووبنيون وقنوِممون‪،‬ا ِمب‪،‬انلوحلق ووأو ن وت وخنيفر انلوف‪،‬اِمتِمحنيون‪ .‬واللنفهنم إِمنن‪،‬ا وننسوألفوك ِمعنلدم‪،‬ا دن‪،‬اِمفدع‪،‬ا‬
‫ال فموتوقِمب د‬
‫ال‬ ‫‪.‬ووِمرنزدق‪،‬ا وطليدب‪،‬ا وووعوم د‬

‫‪.‬ورنبون‪،‬ا آِمتون‪،‬ا ِمف ي اليدنوي‪،‬ا وحوسوندة ووِمف ى الِمخورِمة وحوسوندة ووِمقون‪،‬ا وعوذاوب النن‪،‬اِمر‬

‫صنل ى الف وعول ى ونِمبليون‪،‬ا فموحنم ٍدد وووعول ى آِملِمه وو و‬


‫صنحِمبِمه ووومنن وتِمبوعفهنم ِمبِمإنحوس‪،‬ا ٍدن إِمول ى ِمينوِمم اللدنيِمن‬ ‫وو و‬
Tanda-tanda Kuatnya Iman
Hadirin jama’ah jumat rakhimakumullah

Tiada kata yang paling pantas kita senandungkan pada hari yang berbahagia ini
melainkan kata-kata syukur kepada Allah SWT yang telah mencurahkan dan
mencucurkan berbagai kenikmatan kepada kita semua, sehingga kita semua
dapat berkumpul dalam majelis ini dalam keadaan sehat wal aafiyat. Dan
marilah kita realisasikan rasa syukur kita dengan melakukan perintah-Nya serta
menjauhi larangan-larangan-Nya.

Sholawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat, para tabi’in, para tabi’ut tabi’in
dan insya Allah SWT terlimpah pula kepada kita selaku umatnya yang senantiasa
berusaha untuk meneladani Beliau. Amin.

Kemudian tak lupa kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan kepada jamaah
semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah
SWT. karena keimanan dan ketaqwaan merupakan sebaik-baik bekal menuju
akhirat nanti.

Allah SWT berfirman :

‫زاوزتززواودداو ا زفإإون زخايزر الوزاإد الوتاقزو ى زاواوتدقوإن زي ا أدااوإل ي ا ز‬


‫لالزب اإب‬
"Berbekallah kalian, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal. (Q.S Al-Baqoroh: 197)

Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.

Iman dan Taqwa adalah dua kata yang senantiasa berdampingan dan beriringan,
yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Taqwa itu sendiri artinya menjalankan
semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya, sedangkan
iman artinya menyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan anggota badan, dan masih banyak lagi devinisi taqwa dikalangan para
ulama’, namun semuanya bermuara kepada satu pengertian yaitu seorang
hamba yang meminta perlindungan kepada Allah SWT dari adzab dan siksa-Nya,
hal ini dapat terwujud dengan melaksanakan apa yang di perintahkan-Nya dan
menjauhi apa yang dilarang-Nya. Begitu juga dengan iman. Kemudian mengenai
perintah iman dan taqwa itu sendiri banyak terdapat didalam Al-Qur’an dan
sebagian hadits. Diantaranya :

‫ل زاوزأتندت م يماسإلدموزن‬ ‫زي ا أزيزه ا اولإذيزن آزمدنو ا اوتدقو ا اولز زحوق دتزق اإتإه زاو ز‬
‫ل زتدمودتون إإ و‬
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah SWT dengan
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali-Imran: 102)

Dan di dalam surat Al-Hasyr Allah SWT juga berfirman

‫زي ا أزيزه ا اولإذيزن آزمدنوا اوتدقوا اولز زاوالزتندظار زتنافسس وم ا زقودزمات إلزغٍدد زاواوتدقوا اولز إإون اولز زخإبيسر‬
‫إبزم ا زتاعزمدلوزن‬
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah SWT dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr: 18)

Selain itu Allah SWT juga berfirman

‫زاوإإزذا زسزألززك إعزب اإد ي زعنن ي زفإإنتن ي زقإريسب أدإجيدب زداعزوزة الوداإع إإزذا زدزع اإن زفالزياسزتإجيدبو ا إل ي‬
‫زاوالدياؤإمدنو ا إب ي لززعلودها م زياردشدداوزن‬
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqoroh : 186)

Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.

Selain di dalam Al-Qur’an, perintah iman dan taqwa itu juga terdapat di dalam
sebagian hadits Rasulullah SAW, diantaranya yaitu;

‫ زاوزخ اإلإق الون ازس إبدخلدٍدق زحزسن‬، ‫ زاوأزاتإبإع الوسنيزئزة االزحزسزنزة زتامدحزه ا‬، ‫اوتإق اولز زحايدث زم ا دكانزت‬
“Bertaqwalah kalian kepada Allah SWT dimanapun berada, dan iringilah
kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapus kejelekan,
dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik”.

Imam Ibnu Kasir menyebutkan dalam tafsirnya bahwa Umar bin khattab berkata
kepada Ubai bin Ka’ab tentang takwa ini, maka berkatalah Ubai kepada Umar,
“Pernahkah engkau melewati jalan yang penuh duri?” “ya, pernah.” Jawab Umar.
Ubai bertanya lagi, “Apa yang anda lakukan saat itu?” Umar menjawab, “saya
akan berjalan dengan sungguh-sungguh dan berhati-hati sekali agar tak terkena
duri itu.” Lalu Ubai berkata, “itulah taqwa”.

Dari riwayat ini bisa kita ambil ibrahnya, bahwa taqwa itu adalah kepekaan batin,
kelembutan perasaan, rasa khauf kepada Allah SWT terus menerus, hingga ia
selalu waspada dan hati-hati agar tidak terkena duri syahwat dan duri syubhat di
jalanan.

Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.

Betapa pentingnya nilai iman dan taqwa, hingga iman dan taqwa merupakan
bekal yang terbaik dalam menjalani kehidupan di dunia dan betapa tinggi derajat
taqwa, hingga manusia yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah orang yang
paling bertaqwa diantara mereka. Dan banyak sekali buah yang akan dipetik,
serta hasil yang akan diperoleh dan nikmat yang akan diraih oleh orang yang
beriman dan bertaqwa, di antaranya adalah:

· Allah SWT akan membukakan pintu berkah dari langit dan bumi.

‫ض زاوزلإكن‬ ‫لار إ‬ ‫زاوزلاو أزون أزاهزل االدقزر ى آزمدنوا زاواوتزقوا زلزفزتاحزن ا زعزلايإه م زبزرزك اٍدت نمزن الوسزم اء زاوا ز‬
‫زكوذدبوا زفزأزخاذزتن اده م إبزم ا زك ادتنوا زياكإسدبوزن‬
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya." (QS. Al-A’raf: 96)

· Allah SWT akan memberikan jalan keluar dari segala problema yang
dihadapinya dan member rizki tanpa di duga serta dimudahkan semua
urusannya.

4 ‫زاوزمن زيوتإق اولز زياجزعل لوده زماخزرجج ا زاوزياردزاقده إمان زحايدث ل زياحزتإسدب‬
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah SWT niscaya dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya".
(Q.S At-tholaq: 2-3)

· Allah SWT akan menempatkannya dalam surga yang kekal.


‫ص اإلزح اإت دأاوزلإئزك أز ا‬
‫صزح ادب االزجونإة دها م إفيزه ا زخ اإلدداوزن‬ ‫زاواولإذيزن آزمدنو ا زاوزعإمدلو ا ال و‬
"Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni
surga; mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqoroh: 82)

Hadirin jama’at jumat rahimakumullah.

Iman dan Taqwa adalah barometer keimanan seorang muslim. Dengan iman dan
taqwa mata hati akan terbuka untuk melihat dan menerima kebenaran serta
menolak dan menjauhi kemungkaran. Namun sayang seribu sayang, tidak semua
orang yang mengaku Islam itu beriman, sebagaimana tidak semua orang yang
beriman itu bertaqwa. Kata taqwa yakni takut kepada Allah SWT sering kita
dengar bahkan sering meluncur dari lidah kita, seakan menjadi bahasa yang
datar tanpa makna. Takut kepada Allah SWT tidak lagi menjadi rasa, tetapi hanya
sekedar menjadi bahasa.

Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.

Saat inilah keimanan dan ketaqwaan kita di uji, gila bola, ya itulah kiranya yang
pantas menjadi julukan sekarang ini. Piala dunia seolah menyedot seluruh
perhatian semua orang, termasuk kaum muslimin didalamnya. Tidak bisa
dipungkiri memang, siapa sih yang gak suka bola? Coba kita lihat mulai dari
anak-anak, remaja, orang tua bahkan sampai pejabat negarapun menyukainya.
Begitu juga dengan tayangan tv, semua tayangan seolah menjadi bola. Mulai
dari iklan mie instan, sabun, sampai minumanpun semuanya seolah menjadi
bola. Namun bukan itu yang terpenting, sekali lagi disinilah keimanan kita diuji,
apakah kita akan mengikuti mereka yang menjadikan ajang bola ini menjadi
sebuah perjudian? Apakah kita akan mengabaikan begitu saja keutamaan waktu
shalat atau malah melewatkan waktu shalat? Dan apakah kita akan sama
dengan mereka yang bangun malam tapi hanya duduk manis menonton bola
tanpa sedikitpun mengambil air wudhlu lalu berdiri untuk menghadap Allah?

Para hadirin yang berbahagia, demikianlah apa yang bisa kami sampaikan,
marilah kita berharap kepada Allah SWT semoga kita termasuk orang-orang yang
muttaqin yang selalu istiqomah di jalan-Nya.

‫ زاوزتنزفزعإنا ي زاوإإزي ادكا م إبزم ا إفايإه إمزن الزي اإت زاو الإذاكإر‬,‫زب ازرزك الد إلا ي زاولزدكا م إفا ي الدقارآإن الزعإظايإ م‬
‫الزحإكايإ م زاوزتزقوبزل إمنا ي زاوإماندكا م إتزل زاوزتده إوتنده دهزو الزغدفاودر الزرإحايد م‬.
‫‪Rasisme, Dosa Pertama Iblis Laknatullah‬‬

‫‪Khutbah I‬‬

‫ز‬ ‫ز‬
‫لاتنزس اإن إمان إطيٍدن‪ ،‬دثو م‬ ‫ازالزحامدد لإ اولإذا ي أاحزسزن دكول زشا يٍدء زخلززقده زاوزبزدأ زخالزق ا ا إ‬
‫زجزعزل زتناسلزده إمان دسزلزلٍدة إمان زم اٍدء زمإهيٍدن‪ ،‬دثو م زسوواده زاوزتنزفزخ إفيإه إمان دراوإحإه زاوزجزعزل‬
‫ل الد‬ ‫ل إإزلزه إإ و‬‫لافإئزدزة زقإليجل زم ا زتاشدكدراوزن‪ .‬أزاشزهدد أزان ز‬ ‫ص ازر زاوا ا ز‬
‫لاب ز‬‫لزدكد م الوسامزع زاوا ا ز‬
‫ل زشإرايزك لزده زاوأزاشزهدد أزون زسنيزدتن ا دمزحومجدا زعابددده زاوزردساولدده الزكإراي م‪ .‬زاللودهو م‬ ‫زاواحزدده ز‬
‫صنل زعزل ى زسنيإدزتن ا دمزحموـٍدد زسنيإد االدمارزسإلايزن زاوأزافلضإل ا ز‬
‫لاتنإبزي اإء زاوزعزل ى آإلإه‬ ‫ز‬
‫صزحإ ابه أزاجزمإعايزن أزوم ا زباعدد‪ ،‬زفزي اأزيزه ا االدماسإلدماوزن‪ ،‬اإوتدقاواالز زحوق دتزق اإته‬ ‫زاوأز ا‬
‫ل زاوزأتناـدتا م دماسإلدماوزن زفزقاد زق ازل الد زتزع الز ى إف ي إكزت اإبإه االزكإرايإ م‪ :‬زاولززقاد‬ ‫لزتدماودتون إإ و‬
‫زاو ز‬
‫زكورامزن ا زبإن ي آزدزم زاوزحزمالزن ادها م إف ي االزبنر زاواالزباحإر زاوزرززاقزن اده م نمزن الوطنيزب اإت‬
‫لضيجل‬ ‫ى زكإثيٍدر نمومان زخزلاقزن ا زتاف إ‬ ‫زاوزف و ا‬
‫لضلزن ادها م زعزل ى‬
‫‪Jamaah shalat Jum’at rahimakumullah,‬‬

‫‪Kita sering mendengar bahwa Iblis musuh abadi manusia. Iblis adalah makhluk‬‬
‫‪terlaknat sekaligus simbol dari segala keburukan. Sejak awal diciptakannya‬‬
‫‪manusia, yakni Nabi Adam, Iblis sudah menunjukkan permusuhannya.‬‬
‫‪Kebenciannya kepada manusia sangat dalam, hingga ia rela memilih dikeluarkan‬‬
‫‪dari surga dan menjadi makhluk terkutuk sepanjang masa, daripada harus‬‬
‫‪hormat kepada manusia. Iblis pun bersumpah akan menjerumuskan manusia‬‬
‫‪agar mengikuti jejaknya. Yang menjadi pertanyaan, penyakit apa yang bersarang‬‬
‫?‪dalam diri Iblis hingga nekad berbuat demikian‬‬

‫‪Jawabannya tertuang jelas dalam Surat al-A’raf.‬‬

‫صووارزتن ادكا م دثو م دقالزن ا إلالزمزلإئزكإة ااسدجدداوا إلزدزم زفزسزجدداوا إإول‬


‫زاولززقاد زخلزاقزن ادكا م دثو م ز‬
‫إإابإليزس زلا م زيدكان إمزن الوس اإجإديزن‬
‫‪“Sesungguhnya Kamilah yang menciptakan kamu (Adam) lalu Kami beri kamu‬‬
‫‪bentuk, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada‬‬
‫‪Adam!’ Mereka pun bersujud, kecuali iblis; ia menolak bersama mereka yang‬‬
‫)‪bersujud. (QS [7]: 11‬‬
‫ زق ازل زأزتن ا زخايسر إمانده زخلزاقزتإن ي إمان زتن اٍدر‬.‫زق ازل زم ا زمزنزعزك أزول زتاسدجزد إإاذ أززماردتزك‬
‫زاوزخلزاقزتده إمان إطيٍدن‬
“Allah berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu bersujud (kepada Adam) ketika
Kuperintahkan kepadaMu?’ Iblis menjawab, ‘Kami lebih baik daripada dia: Engkau
ciptakan aku dari api, sedang dia Kauciptakan dari tanah’.” (QS [7]: 12)

Bersujud yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah sujud penghormatan,


bukan sujud penyembahan. Meski sebatas sujud penghormatan, Iblis tetap
berani membangkang terhadap perintah Tuhan. Iblis tentu percaya akan
keberadaan atau kekuasaan Allah, tapi kesombongannya atas Nabi Adam
membuatnya mengeluarkan sikap lancang itu. Iblis yang tercipta dari api merasa
lebih unggul daripada Nabi Adam yang terbuat dari tanah.

Demikianlah keangkuhan makhluk bernama Iblis. Ternyata Iblis hanya mampu


mempertimbangkan “kepada siapa dia harus bersujud” bukan “siapa yang
memerintahkan dia untuk bersujud”. Yang mengejutkan tentu saja adalah alasan
yang dia pakai, yakni mengandaikan adanya kelas atau derajat yang berbeda
lantaran material penciptaan berbeda. Alasan primordialitas ini mirip dengan
ketika kita mengatakan bahwa bangsa Eropa lebih beradab ketimbang bangsa
non-Eropa atau sebaliknya, etnis Tionghoa lebih istimewa daripada suku Jawa
atau sebaliknya, orang Arab lebih baik daripada orang Indonesia atau sebaliknya,
dan seterusnya. Inilah rasisme, di mana kualitas dan keunggulan pribadi dinilai
dari sudut pandang ras, suku, garis keturunan, warna kulit, atau ciri-ciri fisik
lainnya.

Dengan demikian, rasisme yang masih berkembang di zaman modern ini


sejatinya memiliki akar sejarah yang sangat lama, yaitu sejak manusia pertama
kali diciptakan. Dengan bahasa lain, kejahatan makhluk yang paling purba
adalah kesombongan yang lahir dari cara pandang rasis, yang dilakukan Iblis
kepada Nabi Adam. Iblis memandang “ras api” lebih baik ketimbang “ras tanah”.
Padahal, keunggulan makhluk satu sama lain di mata Allah ditentukan oleh
tingkat ketakwaannya. Artinya, keistimewaan tersebut diraih lewat serangkaian
ikhtiar dan prestasi, bukan diperoleh secara natural, seperti ras, darah, gen,
suku, dan lainnya. Pandangan yang lebih adil ini pula yang semestinya
diterapkan dalam hubungan sesama manusia.

Al-Qur’an berpesan:

‫ى زاوزجزعالزن ادكا م دشدعوجب ا زاوزقزب اإئزل‬ ‫د‬ ‫ز‬


‫زي ا أيزه ا الون ادس إإوتن ا زخلزاقزن ادكا م إمان زذزكٍدر زاوأاتنزث ى‬
‫إلزتزع ازردفوا ۚ إإون أزاكزرزمدكا م إعانزد اولإ أزاتزق ادكا م إإون اولز زعإليس م زخإبيسر‬
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS al-Hujarat: 13)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫لضزل إلزعزربي ي‬‫ أززل زل زف ا‬،‫ زاوإإون زأب ادكا م زاواإحسد‬،‫ أززل إإون زربدكا م زاواإحسد‬،‫زي ا أزيزه ا الون ادس‬
‫ زاوزل أزاسزوزد‬،‫لاحزمزر زعزل ى أزاسزوزد‬
‫ زاوزل إ ز‬،‫ زاوزل إلزعزجإمي ي زعزل ى زعزربي ي‬،‫زعزل ى أزاعزجإمي ي‬
‫ إإول ب الوتاقزو ى‬،‫زعزل ى أزاحزمزر‬.
“Wahai manusia, ingatlah bahwa Tuhan kalian satu, dan bapak kalian juga satu.
Ingatlah, tidak ada keunggulan bagi orang Arab atas orang ‘ajam (non-Arab),
tidak pula orang ‘ajam atas orang Arab, tidak pula orang berkulit merah atas
orang berkulit hitam, dan tidak pula orang berkulit hitam di atas orang berkulit
merah; kecuali atas dasar ketakwaan. (HR Ahmad)

Jamaah shalat Jum’at rahimakumullah,

Melalui ayat dan hadits tersebut, kita semua diingatkan untuk tidak membeda-
bedakan keutamaan sesama manusia dari segi asal usul primordial. Seperti yang
Iblis alami, rasisme menjerumuskan seseorang pada keangkuhan. Rasisme sukar
diterima akal sehat karena mengandaikan kebaikan seseorang secara terberi
begitu saja (take for granted). Rasulullah mengalihkan kecenderungan tidak adil
ini kepada ketakwaan yang hanya bisa diraih lewat belajar, ikhtiar, komitmen,
dan kerja keras. Artinya, menilai seseorang selayaknya berdasarkan prestasi-
prestasi mereka secara objektif, bukan tampang, asal daerah, etnis, atau ras.

Rasisme dan kesombongan Iblis termasuk dosa yang cukup berat. Hal itu
digambarkan Allah dengan pengusiran Iblis dari surga diikuti dengan vonis
sebagai bagian dari golongan makhluk yang hina. Kendati demikian, permintaan
Iblis untuk hidup lebih lama hingga hari kebangkitan dipenuhi Allah (QS [7]: 13-
15), dan inilah kesempatan ia menjerumuskan manusia untuk mengikuti jejaknya
sebagai makhluk yang ingkar, sombong, juga rasis.

Dari kisah Iblis tersebut kita diingatkan tentang tauhid sejati bahwa Allahlah
satu-satunya pencipta seluruh makhluk di alam semesta ini (rabbul ‘âlamîn).
Berangkat dari poin ini, kesadaran kita dibuka bahwa seluruh manusia
sesunggunya adalah saudara dan setara. Yang membedakan mereka adalah
kualitas ketakwaan mereka di hadapan Allah subhânahu wata‘âlâ.

Semoga kita semua terlindung dari tipu daya Iblis yang menjerumuskan manusia
ke arah jalan yang sesat. Amin.
‫بز ازرزك الد إلا ي زاولكا م إف ي الدقارآإن الزعإظايإ م‪ ،‬زاوزتنزفزعإنا ي زاوإإي اكا م إب الي اإت اوالنذاكإر‬
‫جواد زكإرايس م زمإلسك زبور زردؤااوسف زرإحايس م‬ ‫الزحإكايإ م‪ .‬إيتنه زتعز ازل ى ز و‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫ل اإزلزه‬‫ازالزحامدد لإ زعلز ى إإاحزس اإتنإه زاواليشاكدر لزده زعلز ى زتاوإفايإقإه زاواإامإتزن اإتنإه‪ .‬زاوأزاشزهدد أزان ز‬
‫ل زشإرايزك زلده زاوأزاشزهدد أون زسنيزدزتن ا دمزحومجدا زعابددده زاوزردساولدده‬ ‫ل الد زاوالد زاواحزدده ز‬ ‫إإ و‬
‫صزح اإبإه‬ ‫صنل زعزل ى زسنيإدزتن ا دمزحومٍدد إاوزعزل ى ازإلإه زاواز ا‬ ‫ضزواإتنإه‪ .‬اللدهو م ز‬ ‫الوداإع ى إلز ى إر ا‬
‫زاوزسلنا م زتاسإلايجم ا إكثايجرا‬
‫أزوم ا زباعدد زفيز ا ازيزه ا الون ادس اإوتدقواالز إفايزم ا أززمزر زاوااتنزتدهاوا زعوم ا زتنزه ى زاوااعلزدماوا أزون الز‬
‫أززمزردكا م إبزأامٍدر زبزدأز إفايإه إبزنافإسإه زاوزثـزن ى إبزمآل إئزكإتإه إبدقادإسإه زاوزق ازل زتعز ازل ى إإون الز‬
‫صلياوا زعلزايإه زاوزسلندماوا‬‫صلياوزن زعلز ى الونإب ى يآ ازيزه ا اولإذايزن آزمدناوا ز‬ ‫زاوزمآلإئزكزتده دي ز‬
‫صول ى الد زعلزايإه زاوزسلنا م زاوزعزل ى آإل‬ ‫صنل زعزل ى زسنيإدزتن ا دمزحومٍدد ز‬ ‫زتاسإلايجم ا‪ .‬اللدهو م ز‬
‫ض الليهو م زعإن‬ ‫زسنيإدتنز ا دمزحومٍدد زاوزعزل ى ازاتنإبيآإئزك زاودردسإلزك زاوزمآلإئزكإة االدمزقورإبايزن زاواار ز‬
‫صزح ازبإة‬ ‫االدخلززف اإء الوراإشإدايزن أزإب ى زباكٍدر زاودعزمر زاودعاثزم ان زاوزعإل ى زاوزعان زبإقويإة ال و‬
‫ض زعون ا زمزعدها م‬ ‫زاوالوت اإبإعايزن زاوزت اإبإع ي الوت اإبإعايزن لزدها م إبإ ااحزس اٍدن اإزل ىزياوإم الندايإن زاواار ز‬
‫إبزراحزمإتزك زي ا ازارزحز م الوراإحإمايزن‬

‫لاحيآدء إماندها م‬‫زاللدهو م ااغإفار إلالدماؤإمإنايزن زاواالدماؤإمزن اإت زاواالدماسإلإمايزن زاواالدماسإلزم اإت از ز‬
‫لزم زاواالدماسإلإمايزن زاوزأإذول النشارزك زاواالدماشإرإكايزن‬ ‫لاس ز‬ ‫ز‬
‫لامزواإت اللدهو م أإعوز ا إ‬ ‫زاوا ز‬
‫صزر الندايزن زاوااخدذال زمان زخزذزل‬ ‫صار زمان زتن ز‬ ‫صار إعزب ازدزك االدمزونحإدويزة زاوااتن د‬ ‫زاوااتن د‬
‫االدماسإلإمايزن زاو زدنمار أزاعزدازءالندايإن زاوااعإل زكإلزم اإتزك إإزل ى زياوزم الندايإن‪ .‬اللدهو م اادزفاع زعون ا‬
‫لإززل زاواالإمزحزن زاودساوزء االإفاتزنإة زاواالإمزحزن زم ا زظزهزر إمانزه ا زاوزم ا‬ ‫لزء زاواالزوزب ازء زاوالوز ز‬ ‫االزب ز‬
‫صجة زاوزس اإئإر االدبالزداإن االدماسإلإمايزن عآومجة زي ا زروب‬ ‫زبزطزن زعان زبزلإدزتن ا اإاتندداوإتنايإسوي ا خآ و‬
‫االزع ازلإمايزن‪ .‬زروبزن ا آإتنز ا إف ى اليداتنزي ا زحزسزنجة زاوإف ى االإخزرإة زحزسزنجة زاوإقزن ا زعزذازب الون اإر‪.‬‬
‫زروبزن ا زظلزامزن ا ازاتندفزسزن ازاواإان لزا م زتاغإفار لززن ا زاوزتارزحامزن ا لززندكاوزتنون إمزن االزخ اإسإرايزن‪ .‬إعزب ازدالإ‬
‫لاحزس اإن زاوإإايتآإء إذ ي االدقاربز ى زاوزيانزه ى زعإن االزفاحشآإء‬ ‫ا‬
‫! إإون الز زيأدمدرزتن ا إبا الزعادإل زاوا إ‬
‫زاواالدمانزكإر زاواالزباغ ي زيإعدظدكا م لززعلودكا م زتزذوكدرااوزن زاوااذدكدراوا الز االزعإظايز م زياذدكاردكا م‬
‫زاوااشدكدرااوده زعلز ى إتنزعإمإه زيإزاددكا م زاوزلإذاكدر الإ أزاكزبار‬

‫‪Khutbah I‬‬

‫ز‬ ‫ز‬
‫لاتنزس اإن إمان إطيٍدن‪ ،‬دثو م‬ ‫ازالزحامدد لإ اولإذا ي أاحزسزن دكول زشا يٍدء زخلززقده زاوزبزدأ زخالزق ا ا إ‬
‫زجزعزل زتناسزلده إمان دسزلزلٍدة إمان زم اٍدء زمإهيٍدن‪ ،‬دثو م زسوواده زاوزتنزفزخ إفيإه إمان دراوإحإه زاوزجزعزل‬
‫ل الد‬ ‫ل إإزلزه إإ و‬‫لافإئزدزة زقإليجل زم ا زتاشدكدراوزن‪ .‬أزاشزهدد أزان ز‬ ‫ص ازر زاوا ا ز‬
‫لاب ز‬‫لزدكد م الوسامزع زاوا ا ز‬
‫ل زشإرايزك لزده زاوأزاشزهدد أزون زسنيزدتن ا دمزحومجدا زعابددده زاوزردساولدده الزكإراي م‪ .‬زاللودهو م‬ ‫زاواحزدده ز‬
‫صنل زعزل ى زسنيإدزتن ا دمزحموـٍدد زسنيإد االدمارزسإلايزن زاوأزافلضإل ا ز‬
‫لاتنإبزي اإء زاوزعزل ى آإلإه‬ ‫ز‬
‫صزحإ ابه أزاجزمإعايزن أزوم ا زباعدد‪ ،‬زفزي اأزيزه ا االدماسإلدماوزن‪ ،‬اإوتدقاواالز زحوق دتزق اإته‬ ‫زاوأز ا‬
‫ل زاوزأتناـدتا م دماسإلدماوزن زفزقاد زق ازل الد زتزع الز ى إف ي إكزت اإبإه االزكإرايإ م‪ :‬زاولززقاد‬ ‫لزتدماودتون إإ و‬
‫زاو ز‬
‫زكورامزن ا زبإن ي آزدزم زاوزحزمالزن ادها م إف ي االزبنر زاواالزباحإر زاوزرززاقزن اده م نمزن الوطنيزب اإت‬
‫لضيجل‬ ‫ى زكإثيٍدر نمومان زخلزاقزن ا زتاف إ‬ ‫زاوزف و ا‬
‫لضلزن ادها م زعلز ى‬
‫‪Jamaah shalat Jum’at rahimakumullah,‬‬

‫‪Kita sering mendengar bahwa Iblis musuh abadi manusia. Iblis adalah makhluk‬‬
‫‪terlaknat sekaligus simbol dari segala keburukan. Sejak awal diciptakannya‬‬
‫‪manusia, yakni Nabi Adam, Iblis sudah menunjukkan permusuhannya.‬‬
‫‪Kebenciannya kepada manusia sangat dalam, hingga ia rela memilih dikeluarkan‬‬
‫‪dari surga dan menjadi makhluk terkutuk sepanjang masa, daripada harus‬‬
‫‪hormat kepada manusia. Iblis pun bersumpah akan menjerumuskan manusia‬‬
‫‪agar mengikuti jejaknya. Yang menjadi pertanyaan, penyakit apa yang bersarang‬‬
‫?‪dalam diri Iblis hingga nekad berbuat demikian‬‬

‫‪Jawabannya tertuang jelas dalam Surat al-A’raf.‬‬


‫صووارزتن ادكا م دثو م دقالزن ا إلالزمزلإئزكإة ااسدجدداوا إلزدزم زفزسزجدداوا إإول‬
‫زاولززقاد زخلزاقزن ادكا م دثو م ز‬
‫إإابإليزس لزا م زيدكان إمزن الوس اإجإديزن‬
“Sesungguhnya Kamilah yang menciptakan kamu (Adam) lalu Kami beri kamu
bentuk, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada
Adam!’ Mereka pun bersujud, kecuali iblis; ia menolak bersama mereka yang
bersujud. (QS [7]: 11)

‫ زق ازل زأزتن ا زخايسر إمانده زخلزاقزتإن ي إمان زتن اٍدر‬.‫زق ازل زم ا زمزنزعزك أزول زتاسدجزد إإاذ أززماردتزك‬
‫زاوزخلزاقزتده إمان إطيٍدن‬
“Allah berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu bersujud (kepada Adam) ketika
Kuperintahkan kepadaMu?’ Iblis menjawab, ‘Kami lebih baik daripada dia: Engkau
ciptakan aku dari api, sedang dia Kauciptakan dari tanah’.” (QS [7]: 12)

Bersujud yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah sujud penghormatan,


bukan sujud penyembahan. Meski sebatas sujud penghormatan, Iblis tetap
berani membangkang terhadap perintah Tuhan. Iblis tentu percaya akan
keberadaan atau kekuasaan Allah, tapi kesombongannya atas Nabi Adam
membuatnya mengeluarkan sikap lancang itu. Iblis yang tercipta dari api merasa
lebih unggul daripada Nabi Adam yang terbuat dari tanah.

Demikianlah keangkuhan makhluk bernama Iblis. Ternyata Iblis hanya mampu


mempertimbangkan “kepada siapa dia harus bersujud” bukan “siapa yang
memerintahkan dia untuk bersujud”. Yang mengejutkan tentu saja adalah alasan
yang dia pakai, yakni mengandaikan adanya kelas atau derajat yang berbeda
lantaran material penciptaan berbeda. Alasan primordialitas ini mirip dengan
ketika kita mengatakan bahwa bangsa Eropa lebih beradab ketimbang bangsa
non-Eropa atau sebaliknya, etnis Tionghoa lebih istimewa daripada suku Jawa
atau sebaliknya, orang Arab lebih baik daripada orang Indonesia atau sebaliknya,
dan seterusnya. Inilah rasisme, di mana kualitas dan keunggulan pribadi dinilai
dari sudut pandang ras, suku, garis keturunan, warna kulit, atau ciri-ciri fisik
lainnya.

Dengan demikian, rasisme yang masih berkembang di zaman modern ini


sejatinya memiliki akar sejarah yang sangat lama, yaitu sejak manusia pertama
kali diciptakan. Dengan bahasa lain, kejahatan makhluk yang paling purba
adalah kesombongan yang lahir dari cara pandang rasis, yang dilakukan Iblis
kepada Nabi Adam. Iblis memandang “ras api” lebih baik ketimbang “ras tanah”.
Padahal, keunggulan makhluk satu sama lain di mata Allah ditentukan oleh
tingkat ketakwaannya. Artinya, keistimewaan tersebut diraih lewat serangkaian
ikhtiar dan prestasi, bukan diperoleh secara natural, seperti ras, darah, gen,
suku, dan lainnya. Pandangan yang lebih adil ini pula yang semestinya
diterapkan dalam hubungan sesama manusia.
Al-Qur’an berpesan:

‫ى زاوزجزعالزن ادكا م دشدعوجب ا زاوزقزب اإئزل‬ ‫د‬ ‫ز‬


‫زي ا أيزه ا الون ادس إإوتن ا زخلزاقزن ادكا م إمان زذزكٍدر زاوأاتنزث ى‬
‫إلزتزع ازردفوا ۚ إإون أزاكزرزمدكا م إعانزد اولإ أزاتزق ادكا م إإون اولز زعإليس م زخإبيسر‬
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS al-Hujarat: 13)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫لضزل إلزعزربي ي‬‫ أززل زل زف ا‬،‫ زاوإإون زأب ادكا م زاواإحسد‬،‫ أززل إإون زربدكا م زاواإحسد‬،‫زي ا أزيزه ا الون ادس‬
‫ زاوزل أزاسزوزد‬،‫لاحزمزر زعزل ى أزاسزوزد‬
‫ زاوزل إ ز‬،‫ زاوزل إلزعزجإمي ي زعزل ى زعزربي ي‬،‫زعزل ى أزاعزجإمي ي‬
‫ إإول ب الوتاقزو ى‬،‫زعزل ى أزاحزمزر‬.
“Wahai manusia, ingatlah bahwa Tuhan kalian satu, dan bapak kalian juga satu.
Ingatlah, tidak ada keunggulan bagi orang Arab atas orang ‘ajam (non-Arab),
tidak pula orang ‘ajam atas orang Arab, tidak pula orang berkulit merah atas
orang berkulit hitam, dan tidak pula orang berkulit hitam di atas orang berkulit
merah; kecuali atas dasar ketakwaan. (HR Ahmad)

Jamaah shalat Jum’at rahimakumullah,

Melalui ayat dan hadits tersebut, kita semua diingatkan untuk tidak membeda-
bedakan keutamaan sesama manusia dari segi asal usul primordial. Seperti yang
Iblis alami, rasisme menjerumuskan seseorang pada keangkuhan. Rasisme sukar
diterima akal sehat karena mengandaikan kebaikan seseorang secara terberi
begitu saja (take for granted). Rasulullah mengalihkan kecenderungan tidak adil
ini kepada ketakwaan yang hanya bisa diraih lewat belajar, ikhtiar, komitmen,
dan kerja keras. Artinya, menilai seseorang selayaknya berdasarkan prestasi-
prestasi mereka secara objektif, bukan tampang, asal daerah, etnis, atau ras.

Rasisme dan kesombongan Iblis termasuk dosa yang cukup berat. Hal itu
digambarkan Allah dengan pengusiran Iblis dari surga diikuti dengan vonis
sebagai bagian dari golongan makhluk yang hina. Kendati demikian, permintaan
Iblis untuk hidup lebih lama hingga hari kebangkitan dipenuhi Allah (QS [7]: 13-
15), dan inilah kesempatan ia menjerumuskan manusia untuk mengikuti jejaknya
sebagai makhluk yang ingkar, sombong, juga rasis.

Dari kisah Iblis tersebut kita diingatkan tentang tauhid sejati bahwa Allahlah
‫‪satu-satunya pencipta seluruh makhluk di alam semesta ini (rabbul ‘âlamîn).‬‬
‫‪Berangkat dari poin ini, kesadaran kita dibuka bahwa seluruh manusia‬‬
‫‪sesunggunya adalah saudara dan setara. Yang membedakan mereka adalah‬‬
‫‪kualitas ketakwaan mereka di hadapan Allah subhânahu wata‘âlâ.‬‬

‫‪Semoga kita semua terlindung dari tipu daya Iblis yang menjerumuskan manusia‬‬
‫‪ke arah jalan yang sesat. Amin.‬‬

‫بز ازرزك الد إلا ي زاولكا م إف ي الدقارآإن الزعإظايإ م‪ ،‬زاوزتنزفزعإنا ي زاوإإي اكا م إب الي اإت اوالنذاكإر‬
‫جواد زكإرايس م زمإلسك زبور زردؤااوسف زرإحايس م‬ ‫الزحإكايإ م‪ .‬إيتنه زتعز ازل ى ز و‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫ل اإزلزه‬‫ازالزحامدد لإ زعلز ى إإاحزس اإتنإه زاواليشاكدر زلده زعلز ى زتاوإفايإقإه زاواإامإتزن اإتنإه‪ .‬زاوأزاشزهدد أزان ز‬
‫ل زشإرايزك لزده زاوأزاشزهدد أون زسنيزدزتن ا دمزحومجدا زعابددده زاوزردساولدده‬ ‫ل الد زاوالد زاواحزدده ز‬ ‫إإ و‬
‫صزح اإبإه‬ ‫صنل زعزل ى زسنيإدزتن ا دمزحومٍدد إاوزعزل ى ازإلإه زاواز ا‬ ‫ضزواإتنإه‪ .‬اللدهو م ز‬ ‫الوداإع ى إلز ى إر ا‬
‫زاوزسلنا م زتاسإلايجم ا إكثايجرا‬
‫أزوم ا زباعدد زفيز ا ازيزه ا الون ادس اإوتدقواالز إفايزم ا أززمزر زاوااتنزتدهاوا زعوم ا زتنزه ى زاوااعلزدماوا أزون الز‬
‫أززمزردكا م إبزأامٍدر زبزدأز إفايإه إبزنافإسإه زاوزثـزن ى إبزمآل إئزكإتإه إبدقادإسإه زاوزق ازل زتعز ازل ى إإون الز‬
‫صلياوا زعلزايإه زاوزسلندماوا‬‫صلياوزن زعلز ى الونإب ى يآ ازيزه ا اولإذايزن آزمدناوا ز‬ ‫زاوزمآلإئزكزتده دي ز‬
‫صول ى الد زعلزايإه زاوزسلنا م زاوزعزل ى آإل‬ ‫صنل زعزل ى زسنيإدزتن ا دمزحومٍدد ز‬ ‫زتاسإلايجم ا‪ .‬اللدهو م ز‬
‫ض الليهو م زعإن‬ ‫زسنيإدتنز ا دمزحومٍدد زاوزعزل ى ازاتنإبيآإئزك زاودردسإلزك زاوزمآلإئزكإة االدمزقورإبايزن زاواار ز‬
‫صزح ازبإة‬ ‫االدخلززف اإء الوراإشإدايزن أزإب ى زباكٍدر زاودعزمر زاودعاثزم ان زاوزعإل ى زاوزعان زبإقويإة ال و‬
‫ض زعون ا زمزعدها م‬ ‫زاوالوت اإبإعايزن زاوزت اإبإع ي الوت اإبإعايزن لزدها م إبإ ااحزس اٍدن اإزل ىزياوإم الندايإن زاواار ز‬
‫إبزراحزمإتزك زي ا ازارزحز م الوراإحإمايزن‬

‫لاحيآدء إماندها م‬‫زاللدهو م ااغإفار إلالدماؤإمإنايزن زاواالدماؤإمزن اإت زاواالدماسإلإمايزن زاواالدماسإلزم اإت از ز‬
‫لزم زاواالدماسإلإمايزن زاوزأإذول النشارزك زاواالدماشإرإكايزن‬ ‫لاس ز‬ ‫ز‬
‫لامزواإت اللدهو م أإعوز ا إ‬ ‫زاوا ز‬
‫صزر الندايزن زاوااخدذال زمان زخزذزل‬ ‫صار زمان زتن ز‬ ‫صار إعزب ازدزك االدمزونحإدويزة زاوااتن د‬ ‫زاوااتن د‬
‫االدماسإلإمايزن زاو زدنمار أزاعزدازءالندايإن زاوااعإل زكإلزم اإتزك إإزل ى زياوزم الندايإن‪ .‬اللدهو م اادزفاع زعون ا‬
‫لإززل زاواالإمزحزن زاودساوزء االإفاتزنإة زاواالإمزحزن زم ا زظزهزر إمانزه ا زاوزم ا‬ ‫لزء زاواالزوزب ازء زاوالوز ز‬ ‫االزب ز‬
‫صجة زاوزس اإئإر االدبالزداإن االدماسإلإمايزن عآومجة زي ا زروب‬ ‫زبزطزن زعان زبزلإدزتن ا اإاتندداوإتنايإسوي ا خآ و‬
‫االزع ازلإمايزن‪ .‬زروبزن ا آإتنز ا إف ى اليداتنزي ا زحزسزنجة زاوإف ى االإخزرإة زحزسزنجة زاوإقزن ا زعزذازب الون اإر‪.‬‬
‫زروبزن ا زظلزامزن ا ازاتندفزسزن ازاواإان لزا م زتاغإفار لززن ا زاوزتارزحامزن ا لززندكاوزتنون إمزن االزخ اإسإرايزن‪ .‬إعزب ازدالإ‬
‫لاحزس اإن زاوإإايتآإء إذ ي االدقاربز ى زاوزيانزه ى زعإن االزفاحشآإء‬ ‫ا‬
‫! إإون الز زيأدمدرزتن ا إبا الزعادإل زاوا إ‬
‫زاواالدمانزكإر زاواالزباغ ي زيإعدظدكا م لززعلودكا م زتزذوكدرااوزن زاوااذدكدراوا الز االزعإظايز م زياذدكاردكا م‬
‫زاوااشدكدرااوده زعلز ى إتنزعإمإه زيإزاددكا م زاوزلإذاكدر الإ أزاكزبار‬

Anda mungkin juga menyukai