Anda di halaman 1dari 3

KERACUNAN MAKANAN

No. Dokumen :
445/UPTD
Pusk.NGR/SOP/432/11/2016
SOP No. Revisi :00
Tanggal Terbit :
28/11/2016
Halaman : 1/3
Kepala Puskesmas
Ttd Kepala Puskesmas
Puskesmas Klaudia Pau
Danga 197908182005012020

1.Pengertian Keracunan makanan adalah suatu kondisi gangguan pencernaan yang


disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan
zat patogen dan atau bahan kimia, misalnya Norovirus, Salmonella,
Clostridium perfringens, Campylobacter, dan Staphylococcus aureus.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk dokter UPTD Puskesmas
Nangaroro dalam melakukan tatalaksana keracunan makanan

3.Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Nangaroro Nomor 445/UPTD


Pusk.NGR / SK / 429 / 11 / 2016 tentang Standar Layanan Klinis

2. Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Nangaroro Nomor: 445/UPTD


Pusk.NGR / SK / 429 / 11 / 2016 tentang Kewajiban Tenaga klinis

4.Referensi Panduan Praktek Klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan


primer.

5. Prosedur A. Alat:
1. Stetoskop
2. Jam tangan
3. Sphygmomanometer
B. Bahan:
1. Infuse set
2. Cairan infuse RL/NaCl 0,9 %
6. Langkah- 1. Dokter melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan
langkah nama,tanggal lahir, alamat pasien (minimal dua data) dan
mencocokkannya dengan data rekam medis
2. Dokter melakukan anamnesis mengenai diare akut, biasanya waktu
berlangsung kurang dari 2 minggu. Adanya darah atau lendir
pada tinja ,nyeri perut berupa nyeri kram otot perut seperti pada
kolera yang berat ,kembung
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik mencari tanda-tanda
dehidrasi : tekanan darah turun, nadi cepat, mulut kering,
penurunan keringat, dan penurunan output urin,nyeri tekan perut,
bising usus meningkat atau melemah
4. Dokter meminta pemeriksaan penunjang berupa feses lengkap
5. Dokter menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
6. Dokter melakukan penatalaksanaan rehidrasi oral (oralit) atau
larutan intravena (misalnya, larutan natrium klorida isotonik,
larutan Ringer Laktat). Obat absorben misalnya kaopectate,
aluminium hidroksida dengan dosis awal untuk orang dewasa
adalah 2 tablet 4 kali sehari (20 mg / d), digunakan hanya bila diare
masif. Modifikasi gaya hidup dan edukasi untuk menjaga kebersihan
diri
7. Dokter memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarga
pasien mengenai kondisi pasien, layanan medis, pengobatan, efek
samping obat dan rujukan bila diperlukan
8. Dokter mencatat tanggal pemeriksaan, anamnesa, pemeriksaan fisik,
diagnosa kode ICD10: T.62.2 Other Ingested
7.Diagram -
Alir

8. Hal-hal 1. Konseling
2/3 dan edukasi : Keluarga turut menjaga higienis keluarga
yang perlu dan pasien
diperhatikan
2. Kriteria Rujukan : Gejala keracunan tidak berhenti setelah 3 hari
ditangani dengan adekuat. Pasien mengalami perburukan.

9. Unit Poli umum, Rawat Inap, UGD, Apotik, Laboratorium


Terkait

10.Dokumen Rekam medis, Persetujuan tindakan medis, Surat rujukan


terkait

11.Rekaman No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai


Historis Diberlakukan
Perubaha
n

3/3

Anda mungkin juga menyukai