Untuk Ibu
Ahmad adalah anak dari orang yang kurang mampu, ayahnya meninggal
dunia saat Ahmad berumur 5 tahun. Sepeninggal ayahnya, keluarganya
menjadi berantakan, ibu Ahmad bekerja sebagai penjual gorengan, hasil
uang itu hanya cukup untuk membeli makanan sehari-hari. Ahmad duduk
di kelas 6 SD, walaupun dia anak dari orang yang kurang mampu tapi ia
termasuk siswa yang cukup pandai. Setelah pulang sekolah Ahmad selalu
menjualkan koran dari toko koran langganannya, setiap hari Ahmad
mendapat uang sebesar Rp 25.000 dari hasil menjualkan koran. Uang itu
ia pergunakan untuk membelikan obat untuk ibunya yang saat ini jatuh
sakit.
Suatu ketika, Ahmad diberi sebuah surat dari Pak Eko, guru Ahmad, Surat
itu ia berikan kepada Ibunya, ternyata isi surat tersebut adalah Ahmad
diminta untuk membayar uang sekolah yang sudah menunggak selama 3
bulan. Ahmad berfikir apakah ia bisa melanjutkan sekolahnya atau tidak.
Ahmad sudah 1 minggu tidak masuk sekolah, ia berusaha mencari uang
sendiri untuk membiayai sekolahnya. Pada sore hari Pak Imam Guru
sekolahnya Ahmad datang ke rumahnya Ahmad, Pak Imam bertanya
kepada Ahmad kenapa sudah tidak masuk sekolah selama 1 minggu,
Ahmad berterus terang bahwa ia mencari uang sendiri untuk membiayai
sekolahnya. Cukup lama mereka berbincang-bincang, tidak lama
kemudian Pak Imam berkata kepada Ahmad untuk terus sekolah, dan Pak
Imam akan membiayai Sekolah (SD) Ahmad.
Tamat