NURHIDAYATUN
1006800983
NURHIDAYATUN
1006800983
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala ridho dan limpahan rahmat-NYA
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Ilmiah Akhir dengan judul
“Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak Penderita Kanker Yang Mengalami
Masalah Nyeri di Ruang Non Infeksi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo”.
Dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Nani Nurhaeni, S.Kp., MN, selaku supervisor utama (pembimbing I)
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya
dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir ini.
2. Ibu Ns. Happy Hayati, M.Kep., Sp.Kep.An., selaku supervisor (pembimbing
II) yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan
saya dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir ini.
3. Ibu Dra. Junaiti Sahar, M.App.Sc.Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia
4. Ibu Astuti Yuni Nursasi, MMn, selaku Ketua Program Pasca Sarjana Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
5. Direktur RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta, yang telah memberikan
izin untuk melakukan praktek Residensi Keperawatan di RSUPN Dr.Cipto
Mangunkusumo Jakarta.
6. Supervisor, Head Nurse beserta staf ruang Non Infeksi anak Lantai 1 Gedung
A di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, yang telah memberikan
tempat selama praktik residensi
7. Suami, anak-anakku dan keluargaku yang telah memberikan do’a, kasih
sayang, dukungan dan motivasi dalam penyelesaian program spesialis
keperawatan anak ini.
8. Seluruh Dosen Pengajar Program Pasca Sarjana Keperawatan, khususnya
kekhususan anak dan Staf Akademik yang telah mendukug proses Residensi
Keperawatan Anak.
vi
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
9. Rekan-rekan kekhususan anak yang saling memberikan dukungan, motivasi
dan semangat dalam penyelesaian Karya Ilmiah Akhir ini.
10. Teman-teman sejawat RSUP Fatmawati, khususnya ruang Teratai 3 Utara
yang telah memberikan perhatian dan dukungan dalam penyelesaian program
Spesialis Keperawatan Anak.
Penulis
vii
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Nama : Nurhidayatun
NPM : 1006800983
Program Studi : Ners Spesialis
Departemen : Peminatan Keperawatan Anak
Fakultas : Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir
Dibuat di : Depok
Tanggal : 3 Januari 2014
Tanda tangan :
viii
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
ABSTRAK
Nama : Nurhidayatun
Praktik spesialis Keperawatan Anak peminatan non infeksi ini bertujuan untuk
melakukan praktik dengan mengaplikasikan peran perawat melalui pendekatan
Model Adaptasi Roy. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan diterapkan pada
5 orang pasien anak kanker yang mengalami masalah nyeri, dan satu orang pasien
kelolaan utama yaitu pasien limfoma non hodgkin yang mengalami infiltrasi ke
dalam sistem saraf pusat. Peran sebagai peneliti dalam melakukan penerapan
tindakan keperawatan yang berbasis pembuktian ilmiah (evidence based nursing
practice) yaitu dengan membuktikan terapi musik sebagai salah satu teknik
penanganan nyeri pada anak dengan kanker. Peran sebagai inovator melalui
penyusunan program pemberian terapi musik pada anak dengan kanker yang
bertujuan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan pasien anak
kanker, dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. Hasil praktik ini
menunjukkan bahwa Model Adaptasi Roy efektif digunakan pada pasien anak
kanker yang mengalami masalah nyeri, dan terapi musik efektif untuk mengurangi
nyeri yang dialami anak kanker, terutama pada nyeri ringan sedang.
Kata kunci : Praktik Keperawatan Anak, Model Adaptasi Roy, Nyeri Kanker,
Terapi musik.
ix
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
ABSTRACT
Name : Nurhidayatun
x
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 10
1.3 Sistematika Penulisan ............................................................................. 10
BAB 2 APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA PRAKTIK
RESIDENSI
2.1 Gambaran Kasus ...................................................... …………..............11
2.2 Tinjauan Teoritis ..................................................................................... 19
2.3 Integrasi Model Adaptasi Roy dan Konsep Keperawatan dalam Proses
Keperawatan ........................................................................................... 38
2.4 Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Kasus Terpilih ............................... 46
BAB 3 PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.1 Kompetensi Program Pendidikan Ners Spesialis ...... ………………… 59
3.2 Kompetensi Sesuai Area Peminatan Selama Praktik Residensi ............. 60
3.3 Peran Ners Spesialis Keperawatan Anak ................................................ 61
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Penerapan Model Adaptasi Roy Dalam Asuhan
Keperawatan Pada Anak Kanker Yang Mengalami Masalah Nyeri ...... 67
4.2 Pembahasan Praktik Spesialis Keperawatan Anak Dalam Pencapaian
Target ………………………………………… ................................. …80
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 83
5.2 Saran ....................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.2 Integrasi Model Adaptasi Roy dan Konsep Keperawatan dalam Proses
Keperawatan Anak dengan Masalah Nyeri ....................................................... 45
xiii
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut data WHO dari 10 juta penduduk di dunia yang terkena kanker
sebanyak 30%-nya meninggal dengan nyeri kanker, sedangkan di Indonesia
dari total penderita kanker sebanyak 70% mengalami nyeri seumur hidupnya.
Prevalensi nyeri pada saat diagnosis kanker dan pada awal perjalanan penyakit
diperkirakan sekitar 50%, meningkat menjadi 75% pada stadium lanjut (IASP,
Nyeri merupakan salah satu gejala yang paling umum pada anak-anak yang
mengalami kanker (IASP, 2009). Rasa nyeri pada anak dengan kanker dapat
terjadi kapan saja, dan dimana saja. Nyeri dapat juga terjadi pada anak kanker
yang menjelang kematian (Hooke, Hellsten, Stutzer, & Forte, 2001). Menurut
Duelt et al (1982) dalam Monga dan Grabois (2002) pasien dengan kanker
84% mengalami nyeri, 40-50% diantaranya mengalami nyeri sedang-berat,
dan 30% nya mengalami nyeri berat. Dalam perjalanan penyakitnya, 45%-
100% penderita mengalami nyeri yang sedang sampai yang berat, dan 80%-
90% nyeri itu dapat ditanggulangi dengan pengelolaan nyeri kanker yang tepat
sesuai dengan pedoman dari WHO (IASP, 2009).
Nyeri kanker merupakan salah satu yang terpenting diantara sindroma nyeri
akut dan nyeri kronik. Nyeri kanker mempunyai arti tersendiri khususnya bagi
penderita dan keluarganya. Nyeri kanker bisa bersifat nociceptive yaitu nyeri
yang langsung berhubungan dengan kerusakan organ, dan bersifat neuropatik
yaitu nyeri yang timbul akibat kerusakan atau disfungsi sistem saraf, dan bisa
juga bersifat kombinasi antara keduanya. Menurut Mishra (2009) dalam
penelitiannya didapatkan bahwa dari 84 anak dengan kanker, yang mengalami
Nyeri pada anak penderita kanker biasanya dikarenakan penyakit itu sendiri
atau karena terapi yang diberikan (WHO, 1998; Tomlinson & Kline, 2005;
Hockenberry & Wilson, 2009). Nyeri yang berasal dari kanker itu sendiri
seperti pada osteosarkoma atau tumor otak, sedangkan nyeri karena terapi
misalnya nyeri yang diakibatkan oleh prosedur tindakan, mukositis ataupun
infeksi, atau bisa juga karena akibat pemberian kemoterapi. Rasa nyeri juga
bisa dikarenakan tumor, terutama bila diagnosis telah tertunda (IASP, 2009).
Menurut Hooke, Hellsten, Stutzer, dan Forte (2001) nyeri dapat disebabkan
oleh karena distensi atau infiltrasi jaringan atau tulang, peradangan dari
infeksi, nekrosis, atau obstruksi, efek samping dari pengobatan seperti
kemoterapi, pembedahan maupun radioterapi, kegagalan organ, mukositis,
kerusakan kulit, dan nyeri neuropatik terjadi ketika saraf yang terluka oleh
infiltrasi tumor atau sebagai efek samping dari beberapa obat kemoterapi atau
radioterapi. Nyeri juga dapat dikarenakan tumor yang menimpa jaringan yang
berdekatan (IASP, 2009)
Penyebab nyeri adalah kerusakan jaringan, iskemia, dan destruksi yang akan
menyebabkan pengeluaran lokal prostaglandin, serotonin, bradikinin,
norepinefrin, ion hidrogen, ion kalium dan substance P yang merupakan
neurotransmitter nyeri perifer (Permono, Sutaryo, Ugrasena, Windiastuti, &
Abdulsalam, 2006). Substance P menyebabkan peningkatan kepekaan dari
nosiseptor perifer terhadap rangsangan nyeri. Hal ini menyebabkan timbul
suatu perasaan nyeri dan terjadi respon sistemik.
Mengendalikan nyeri kanker penting, karena nyeri yang tidak segera ditangani
akan membahayakan. Nyeri yang dialami anak dengan kanker menyebabkan
anak gelisah pada malam hari, mengalami gangguan tidur, dan juga gangguan
makan (WHO, 1998). Nyeri yang tak teratasi menyebabkan penderitaan
karena nyeri akan membatasi aktivitas, menurunkan selera makan, dan
menganggu waktu tidur, selanjutnya membuat pasien lemah dan tidak
berdaya. Nyeri yang terus menerus berpengaruh terhadap psikologis pasien,
diantaranya akan menghilangkan semangat dan harapan hidup pasien. Nyeri
kanker akan menyebabkan penderitaan bagi pasien, pasien mengalami
keterbatasan aktivitas dan penurunan kualitas hidup (Hooke, Hellsten, Stutzer,
& Forte, 2001; Monga & Grabois, 2002).
Manajemen nyeri harus dimulai sejak pasien pertama kali didiagnosis kanker,
dan harus dilanjutkan (WHO, 1998). Prinsip penanganan pada nyeri kanker
adalah penilaian skala nyeri secara terus menerus, meskipun nyeri bersifat
subyektif, tetapi hasil penilaian harus dilaporkan untuk mendapatkan
penanganan yang tepat. Derajat nyeri pada anak dapat dinilai menggunakan
Wong Baker Faces Pain Rating Scale, Visual Analog Scale (VAS) ataupun
numerical rating scale (Hockenberry & Wilson, 2009). Persepsi anak tentang
nyeri dipengaruhi oleh usia, tingkat kognitif, pengalaman nyeri sebelumnya,
serta harapan mereka untuk mengurangi rasa nyeri tersebut (Mishra, 2009).
Terapi musik diketahui efektif dalam mengurangi nyeri dan tingkat kecemasan
pasien (Klassen et al., 2008), misalnya pada pasien anak kanker yang
menjalani pemeriksaan lumbal punksi atau pemberian kemoterapi intratekal
(Nguyen, Nilsson, Hellstrom, & Bengston, 2010). Selain itu terapi musik juga
diketahui efektif dalam mengurangi nyeri saat dilakukan injeksi (Noguehi,
2006; Caprili, Anastasi, Grotto, Scollo, & Messeri, 2007), dapat mengurangi
nyeri, kecemasan, dan ketegangan otot pada pasien luka bakar yang menjalani
perawatan luka (Tan, Yowler, Super, & Fratianne, 2010). Terapi musik juga
dapat meningkatkan kualitas hidup pasien (Wesa, Gubili, & Cassileth, 2008;
Lindenfelser, Hense, & McFerran, 2012), karena mendengarkan musik dapat
meningkatkan relaksasi, dan mengurangi kecemasan.
Menurut Roy, ada model adaptasi yang berhubungan dengan respon sistem
manusia untuk melakukan stimulus dari lingkungan. Sistem adaptasi tersebut
dipelajari pada kedua tahapan individu dan kelompok. Perilaku dari individu
dan kelompok merupakan hasil dari aktivitas koping yang dapat dilihat dari
empat kategori dan merupakan kerangka perawat dalam melakukan
pengkajian dan perencanaan asuhan keperawatan.
Empat mode adaptasi menurut Roy tersebut adalah mode adaptasi fisiologis,
mode adaptasi konsep diri, mode fungsi peran, dan mode adaptasi
interdepedensi. Mode adaptasi fisiologis ini dihubungkan dengan proses fisik
dan kimiawi yang termasuk didalamnya fungsi dan aktivitas organisme
kehidupan (Tomey & Alligood, 2010). Ada lima kebutuhan yang
diidentifikasi dalam hubungannya dengan kebutuhan dasar dari mode
fisiologis yaitu oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, dan
proteksi. Selain itu ada empat proses kompleks yang berkontribusi dalam
mode fisiologis yaitu sensasi, cairan dan elektrolit, fungsi neurologi, dan
endokrin.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
9
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
10
1.2.2 Khusus
1.2.2.1 Mendeskripsikan penerapan asuhan keperawatan berdasarkan
Model Adaptasi dari Sister Calista Roy pada anak penderita
kanker yang mengalami masalah nyeri.
1.2.2.2 Menganalisis efektivitas penggunaan Model Adaptasi dari
Sister Calista Roy dalam asuhan keperawatan pada anak
kanker yang mengalami masalah nyeri.
1.2.2.3 Mendeskripsikan pencapaian kompetensi praktik spesialis
keperawatan anak yang telah dicapai.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
BAB 2
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA PRAKTIK RESIDENSI
2.1.2 Kasus 2
Anak Rd laki-laki, usia 13 tahun, telah didiagnosis Osteosarkoma
stadium III sejak September 2013, dan sebelumnya telah menjalani
kemoterapi siklus I. Kemudian pasien masuk IGD RSCM dengan
keluhan perdarahan dari lubang hidung atau mimisan, disertai demam
naik turun, muntah dan diare. Saat masuk ruang non infeksi hasil
pemeriksaan fisik kesadaran kompos mentis, tekanan darah 100/70
mmHg, Nadi 110 x/menit, suhu 39,6oC, respirasi 26x/menit, berat
badan 31 kg, tinggi badan 138cm (kesan status gizi baik), lingkar
lengan atas 18 cm, terdapat nyeri tekan epigastrik, dan nyeri pada
benjolan pada siku tangan kiri skala 4, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri
hilang timbul, benjolan dengan konsistensi keras berdiameter 12 cm,
permukaan eritema dan terdapat krusta diatasnya, pasien merasa sedih
dengan tangannya yang mengalami kanker, serta sakit ketika
digerakkan.
2.1.4 Kasus 4
Anak Ms, laki-laki, usia 6 tahun, masuk ke rumah sakit dengan keluhan
perut sakit dan semakin membesar, keluhan disertai demam naik turun,
mimisan, serta nyeri sendi. Dari hasil pemeriksaan fisik kesadaran
komposmentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 100/menit, suhu
36oC, respirasi 30x/menit, berat badan 23,75 kg, dan tinggi badan
134cm, anak tampak pucat, terdapat pembesaran kelenjar getah bening
di leher, dada simetris, retraksi dinding dada, suara paru vesikuler,
bunyi jantung I/II dalam batas normal, tidak ada ronchi dan tidak ada
wheezing, abdomen cembung, lingkar perut 69 cm, hepar teraba, lien
teraba, anggota gerak dalam batas normal, terdapat pembesaran kelenjar
getah bening multipel di axilla.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
17
Hasil evaluasi pada hari perawatan keempat pola nafas efektif, ditandai
dengan retraksi dinding dada minimal, tidak ada nafas cuping hidung,
dan hari keenam nyeri berkurang skala 2, tampak lebih rileks, hari
perawatan kedelapan gangguan perfusi jaringan perifer teratasi, Hb
9,4gr/dl, trombosit 137.000/ul, tidak ada perdarahan dan peteki, dan
hari perawatan kesembilan hipertermia teratasi, suhu tubuh 37oC. Pada
hari perawatan kesepuluh pasien dipulangkan sebelum pemberian
kemoterapi, hal ini terkait dengan masalah jaminan kesehatan.
2.1.5 Kasus 5
Anak An, laki-laki, usia 13 tahun, dengan Osteosarkoma stadium II,
masuk ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada lutut kanan semakin
memberat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat kesehatan
pada bulan Agustus pasien tampak berjalan pincang, tidak ada benjolan,
tidak ada mual, muntah dan demam, kemudian pada September 2013
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
18
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
19
2.2.1.2 Etiologi
Sampai saat ini penyebab kanker secara pasti belum bisa dipastikan
(Otto, 2001; Tomlinson & Kline, 2005), tetapi kanker dapat dicetuskan
oleh faktor eksternal dan faktor internal yang memicu terjadinya proses
karsinogenesis (proses pembentukan kanker). Faktor internal dapat
berupa mutasi gen (baik yang diturunkan maupun akibat metabolisme),
hormon dan kondisi sistem imun, sedangkan faktor eksternal dapat
berupa infeksi, radiasi, zat kimia tertentu, dan juga konsumsi tembakau
(American Cancer Society, 2008).
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
20
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
21
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
22
Pada tumor solid, salah satu tanda gejalanya adalah nyeri. Nyeri pada
tumor solid dapat disebabkan oleh karena massa tumor yang
menginvasi ke organ-organ tubuh. Massa tumor tersebut semakin hari
akan semakin bertambah besar, yang dapat mengakibatkan trauma pada
jaringan sekitarnya, sehingga mengaktifkan reseptor nyeri. infiltrasi sel
tumor pada tulang, sendi, otot, atau jaringan yang lainnya (Monga &
Grabies, 2002; IASP, 2009). Pada tumor solid dapat terjadi sindroma
nyeri neurologis. Sindroma nyeri neurologis terjadi akibat adanya
infiltrasi tumor pada tulang, dan juga adanya infiltrasi tumor pada saraf
(Paice, 2003).
2.2.1.4 Penanganan
Secara umum penanganan kanker terdiri dari kemoterapi, radioterapi,
dan pembedahan, karena prevalensi leukemia dan limfoma pada anak
cukup tinggi, maka kemoterapi menjadi urutan utama (Permono,
Sutaryo, Ugrasena, Windiastuti, & Abdulsalam, 2006). Kemoterapi
adalah penggunaan obat-obat sitotoksik yang diberikan untuk pasien
kanker (Otto, 2001). Kemoterapi dapat diberikan pada pasien kanker
hematologi (leukemia) maupun tumor solid (Catane et al., 2006).
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
23
2.2.2 Nyeri
2.2.2.1. Pengertian
Menurut Sherwood (2001) nyeri adalah mekanisme protektif yang
ditujukan untuk menimbulkan kasadaran bahwa telah atau akan terjadi
kerusakan jaringan, serta disertai perilaku termotivasi dan reaksi emosi.
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
(Monga & Grabois, 2002; Tomlinson & Kline, 2005; IASP, 2009).
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
24
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
25
Teori nyeri yang dikenal salah satunya adalah teori Gate Control
(Melzack & Wall, 2003; Guyton & Hall, 2008). Menurut teori ini,
sensasi nyeri dihantarkan sepanjang saraf sensoris menuju ke otak dan
hanya sejumlah sensasi atau pesan tertentu dapat dihantar melalui jalur
saraf ini pada saat bersamaan. Teori Gate Control menyatakan bahwa
sinaps pada akar dorsal yang dikenal sebagai substansia gelatinosa
berperan sebagai gerbang yang dapat meningkatkan atau menurunkan
rangsang nyeri dari saraf perifer ke otak. Gerbang ini terbuka atau
tertutup tergantung input dari serabut saraf besar dan kecil.
Peningkatan aktivitas serabut saraf kecil akan membuka gerbang dan
menyebabkan sensasi nyeri sampai ke otak. Sedangkan peningkatan
aktivitas serabut saraf besar akan menutup pintu gerbang sehingga
sensasi nyeri tidak sampai ke otak (Sherwood, 2001; James, Nelson &
Ashwill 2013).
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
26
Pada jenis tumor yang dikarenakan oleh sel sistem imun, makrofag,
netrofil dan sel T akan mensekresi berbagai faktor yang mensensitisasi
atau secara langsung merangsang neuron aferen primer, dan
prostaglandin (Manthy et al., 2002; Carver & Foley, 2008). Adanya
tumor akan menyebabkan trauma pada jaringan disekitarnya, hal ini
akan menyebabkan terjadinya penurunan pH (asidosis). Keadaan
asidosis akan mengaktivasi pengiriman sinyal oleh acid-sensing
channel yang diekspresikan oleh nosiseptor, sehingga pasien akan
mengalami nyeri (Manthy et al., 2002).
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
27
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
28
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
29
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
30
b. Kebudayaan
Menurut Calvillo dan Flaskerud dalam Potter dan Perry (2012)
keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri. Individu belajar dari budayanya, bagaimana
seharusnya mereka berespon terhadap nyeri, misalnya suatu
daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang
harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka
tidak mengeluh jika ada nyeri.
c. Makna nyeri
Nyeri yang dialami seseorang dipengaruhi oleh pengalaman nyeri
sebelumnya dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal
ini dikaitkan secara dekat dengan latar belakang budaya individu
tersebut. Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara yang
berbeda-beda, apabila nyeri tersebut memberi kesan ancaman,
suatu kehilangan, hukuman, dan tantangan maka setiap respon
terhadap nyeri akan berbeda berdasarkan setiap makna nyeri yang
diterima (Kozier, 2008).
d. Perhatian
Menurut Gill (1990) dalam Potter dan Perry (2012) tingkat
perhatian seseorang dapat mempengaruhi persepsi nyeri.
Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
31
e. Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas
seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan suatu perasaan ansietas. Keletihan meningkatkan
persepsi nyeri. Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri
semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping.
f. Koping
Nyeri dapat menyebabkan ketidakmampuan, baik sebagian
maupun keseluruhan. Pasien seringkali menemukan berbagai cara
untuk mengembangkan koping terhadap efek fisik dan psiologis
nyeri. Penting untuk memahami sumber-sumber seperti
berkomunikasi dengan keluarga pendukung. Melakukan latihan,
atau menyanyi dapat digunakan dalam rencana asuhan
keperawatan dalam upaya mendukung klien dan mengurangi
nyeri sampai tingkat tertentu (Kozier, 2008).
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
32
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
33
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
34
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
35
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
36
2. Non Farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan upaya-upaya mengatasi atau
menghilangkan nyeri dengan menggunakan pendekatan non
farmakologi (Monga & Grabies, 2002; Hockenberry & Wilson,
2009; Potter & Perry, 2012). Upaya-upaya tersebut berupa
suportif, kognitif, perilaku, maupun fisik (WHO, 1998). Metode
supportif yang bisa dilakukan adalah dengan cara menerapkan
“family centered care, memberikan informasi, berempati pada
pasien, serta terapi bermain. Metode kognitif dalam penanganan
nyeri pada kanker diantaranya dengan distraksi, musik, imagery
guidance, dan hipnosis. Metode perilaku yang bisa dilakukan
adalah dengan nafas dalam dan relaksasi, sedangkan metode
fisik untuk penanganan nyeri yang bisa dilakukan adalah dengan
sentuhan (terapi pijat), terapi hangat dan dingin, serta
transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS).
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
37
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
38
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
39
Model adaptasi Roy ini berdasarkan asumsi yang ada bahwa ada
empat faktor yang akan menjelaskan adaptasi antara lain adalah
manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Menurut Roy
manusia adalah holistik dan merupakan sistem adaptasi. Sebagai suatu
sistem adaptasi, sistem manusia menggambarkan bahwa keseluruhan
bagian atau fungsinya merupakan satu kesatuan untuk mencapai suatu
tujuan (Tomey & Alligood, 2010).
Manusia sebagai suatu sistem mempunyai proses internal yang
berperan untuk mempertahankan kesatuan individu. Proses internal ini
dikategorikan sebagai subsistem regulator dan kognator. Subsistem
regulator melibatkan proses fisiologi seperti respon kimia, sistem
saraf, dan endokrin yang memungkinkan tubuh untuk mengatasi
perubahan lingkungan. Subsistem kognator melibatkan proses kognitif
dan emosional untuk berinteraksi dengan lingkungan (Tomey &
Alligood, 2010).
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
40
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
41
Skema 2.1
Manusia Sebagai Sistem Adaptasi
Mode Adaptasi:
Tahapan Mekanisme Fisiologis Respon
Koping: Konsep Diri
stimulus Adaptif
Regulator Fungsi
adaptasi Kognator Inefektif
interdependensi
Umpan Balik
Ada empat mode adaptasi yang ada hubungannya dengan respon sistem
manusia untuk melakukan stimulus dari lingkungan. Yaitu mode adaptasi
fisiologis, mode adaptasi konsep diri, mode adaptasi fungsi peran, dan
mode adaptasi interdependensi. Mode adaptasi fisiologis dihubungkan
dengan proses fisik dan kimiawi yang termasuk didalamnya fungsi dan
aktivitas organisme kehidupan (Tomey & Alligood, 2010). Ada lima
kebutuhan yang dididentifikasikan dalam hubungannya dengan kebutuhan
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
42
dasar dari mode fisiologi, yaitu: oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan
istirahat, dan proteksi. Selain itu ada empat proses kompleks yang
berkontribusi dalam mode fisiologis didalamnya yaitu sensasi, cairan dan
elektrolit, fungsi neurologis, dan endokrin.
Mode adaptasi konsep diri, fokus spesifiknya pada psikologi dan spiritual
pada sistem manusia. Konsep diri didefinisikan sebagai kepercayaan dan
keyakinan yang dibentuk dalam dirinya. Konsep diri merupakan bentuk
dari reaksi persepsi internal dan persepsi lainnya. Mode konsep diri terdiri
dari physical Self didalam Body Sensation dan Body Image, dan Personal
Self didalamnya terdapat Self Consistency, Self Ideal dan moral-ethic-
spiritual. Body Sensation yaitu bagaimana seseorang merasakan keadaan
fisik dirinya sendiri. Body Image yaitu bagaimana seseorang memandang
fisiknya sendiri. Self Consistency yaitu bagaimana upaya seseorang untuk
memelihara dirinya sendiri dan menghindari dari ketidakseimbangan. Self
Ideal hubungannya dengan apa yang seharusnya dilakukan dan moral ethic
spiritual yaitu keyakinan seseorang dan evaluasi diri (Tomey & Alligood,
2010).
Mode adaptasi fungsi peran merupakan satu dari dua mode sosial dan
fokus terhadap peran seseorang dalam masyarakat. Teori peran
menjelaskan perilaku yang bertindak sebagai harapan seseorang dalam
menerima posisi. Fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang
berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-
pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain. Peran
diproyeksikan sebagai peran primer, sekunder dan tersier. Peran primer
yaitu peran seseorang yang ditentukan oleh jenis kelamin, usia dan tahapan
tumbuh kembang. Peran sekunder yaitu peran yang seharusnya harus
diselesaikan oleh tugas peran primer. Peran tersier merupakan cara
individu menemukan harapan dari peran mereka (Tomey & Alligood,
2010).
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
43
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
44
d. Penetapan Tujuan
Tujuan ditetapkan setelah perawat mengkaji perilaku dari individu atau
kelompok dan stimulus yang mempengaruhi serta telah teridentifikasi
diagnosis keperawatan. Penetapan tujuan didefinisikan sebagai
pernyataan yang jelas tujuan perilaku dari asuhan keperawatan.
Penetapan tujuan juga menjaga dan meningkatkan perilaku adaptif dan
merubah inefektif menjadi adaptif.
e. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan didefinisikan oleh Roy adalah suatu
pendekatan perawat dalam meningkatkan adaptasi dengan merubah
stimulus atau menguatkan proses adaptasi. Intervensi keperawatan
dapat difokuskan kepada proses koping dan stimulus. Intervensi
keperawatan dapat juga mendorong aktivitas kognator dan regulator.
f. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap intervensi keperawatan yang
dihubungkan langsung perilaku individu dan kelompok. Perawat harus
memiliki keterampilan saat menilai intervensi keperawatan seperti
observasi, intuisi, pengukuran dan wawancara. Bila tujuan tercapai,
artinya intervensi efektif. Bila tujuan tidak tercapai, kaji lebih lanjut,
pertimbangkan kembali penetapan tujuan dan intervensi.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
45
Farmakologi Non
Intervensi Farmakologi
Tingkat
Evaluasi adaptasi pasien
terhadap nyeri
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
46
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
47
2. Nutrisi
a) Pengkajian perilaku
Pasien mengalami mual dan muntah sebanyak 9 kali isi
cairan, setiap ada cairan yang masuk dimuntahkan kembali,
konjungtiva ananemis, sklera anikterik, bising usus ada,
tidak asites, BB 56 kg, TB 170 cm (Kesan status gizi baik).
Pasien diberikan makanan cair 6 x 350 cc lewat NGT,
pasien masih mengalami mual dan muntah, tidak ada
stomatitis, mukosa bibir lembab, LLA 25 cm, bising usus
10/menit, abdomen lunak, supel, tidak teraba pembesaran
hati.
b) Pengkajian stimulus
Stimulus fokal : peningkatan intrakranial
Stimulasi kontekstual : adanya infiltrasi sel kanker dalam
sistem saraf pusat.
Stimulus residual : -
3. Eliminasi
a) Pengkajian perilaku
Buang air besar dan buang air kecil normal, buang air kecil
spontan 5-7 kali sehari, warna kuning jernih, tidak ada
distensi kandung kemih, balance cairan dalam 4 jam +354
cc, dan diuresis 0,9cc/KgBB/jam. Buang air besar 1 kali,
konsistensi lembek warna kuning.
b) Pengkajian stimulus
Tidak ada masalah adaptif
4. Aktivitas dan Istirahat
a) Pengkajian perilaku
Kesadaran komposmentis, terpasang infus di vena perifer,
pasien bedrest total, nyeri kepala bertambah bila bergerak
dan posisi setengah duduk, keluarga pasien mengatakan
anaknya tidak bisa tidur bila nyeri kepala dan mual muntah.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
48
b) Pengkajian stimulus
Stimulus fokal : Nyeri kepala
Stimulus kontekstual : peningkatan tekanan intrakranial
Stimulus residual : lingkungan yang kurang nyaman
5. Proteksi
a) Pengkajian perilaku
Suhu 36,9oC, terpasang infus di vena perifer, terpasang
tracheostomi, rambut dan kuku bersih, dan leukosit 6140 /ul.
b) Pengkajian stimulus
Stimulus fokal : insisi tracheostomi
Stimulus kontekstual : penggunaan tracheostomi untuk
proses bernapas
Stimulus residual : nutrisi inadekuat, lubang tracheostomi
kontak langsung dengan udara luar
6. Sensasi
a) Pengkajian perilaku
Penglihatan pasien dalam keadaan normal, fungsi
pendengaran dan sentuhan pasien tidak mengalami kelainan,
fungsi penghidu mengalami penurunan karena adanya masa
pada saluran napas atas. Pasien mengalami nyeri kepala
skala 6, nyeri seperti ditusuk-tusuk, wajah meringis
kesakitan, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 100x/menit,
pemberian terapi farmadol 3 x 800 mg drip intravena, dan
tramadol 3x100mg intravena.
b) Pengkajian stimulus
Stimulus fokal : peningkatan intrakranial karena adanya
infiltrasi sel kanker pada sistem saraf pusat.
Stimulus kontekstual : kurangnya efek pemberian terapi
farmadol
Stimulus residual : ketidaktahuan pasien dalam melakukan
manajemen nyeri, dan lingkungan yang kurang kondusif.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
49
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
50
9. Fungsi Endokrin
a) Pengkajian perilaku
regulasi hormon dalam batas normal. Keluarga tidak ada
riwayat penyakit DM,
b) Pengkajian dan stimulus
Semua perilaku adaptif
b. Mode Adaptasi Konsep Diri
1. Pengkajian perilaku
a) Physical self (memandang diri sendiri dan berhubungan
dengan kehilangan)
1) Sensasi diri : ibu pasien mengatakan anaknya sangat
merasa kesakitan, dan saat kesakitan anaknya
memukul-mukul kepalanya, anaknya sering
mengatakan apakah saya masih mungkin sembuh.
2) Gambaran diri : ibu pasien mengatakan anaknya sering
menanyakan apakah masih bisa normal lagi, berapa
lama lagi pengobatan yang diberikan, dan merasa sedih
tidak bisa sembuh seperti anak-anak yang lain.
b) Personal self
1) Moral/etik/spiritual
Pasien beragama Islam dan selalu mengingatkan ibunya
untuk sholat.
2) Self consistency
Ibu pasien mengatakan meskipun anaknya sangat merasa
kesakitan, tetapi dia berusaha mengikuti program
pengobatan yang diberikan.
3) Ideal diri
Ibu pasien mengatakan anaknya ingin sembuh dan bisa
sekolah lagi.
c) Pengkajian stimulus
Stimulus fokal : adanya ancaman terhadap status kesehatan
pasien
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
51
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
52
c) Resource Adequacy
Pasien berobat menggunakan sarana Asuransi Kesehatan,
dan tidak memiliki masalah keuangan karena dibantu oleh
kakak-kakaknya.
2. Pengkajian stimulus
Semua perilaku adaptif
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
53
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
54
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
55
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
56
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
57
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
58
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
BAB 3
PENCAPAIAN KOMPETENSI
Sebagai seorang ners spesialis keperawatan anak, ners spesialis harus mampu
melaksanakan praktik klinik berbasis 3 ranah utama kompetensi perawat,
yaitu 1) praktik profesional, etis, legal dan peka budaya; 2) pemberian asuhan
dan manajemen asuhan keperawatan; 3) pengembangan profesional, personal
dan kualitas (PPNI, AIPNI, AIPDiKI, 2012). Untuk itu, sebagai calon ners
spesialis keperawatan anak, residen keperawatan anak dalam menjalani
praktik klinik keperawatan anak, melakukan pencapaian kompetensi
berdasarkan ketiga ranah kompetensi tersebut.
Proses pengkajian pada pasien anak dengan masalah nyeri dilakukan untuk
mendapatkan data terkait riwayat, pengkajian fisik, maupun pengkajian fokus
terkait masalah utama yang menjadi penyebab terjadinya nyeri yang dialami
pasien. Setelah melakukan pengkajian, residen menentukan masalah dan
diagnosis keperawatan yang muncul akibat kondisi yang dialami pasien.
Berdasarkan diagnosis yang muncul, residen kemudian melakukan
penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan (intervensi keperawatan)
sesuai masalah yang muncul, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan rencana
tindakan (implementasi keperawatan) yang diantaranya dapat berupa
memantau nyeri, mengkaji penyebab nyeri, mengkaji skala nyeri mengkaji
kualitas dan karakteristik nyeri, memantau tanda-tanda vital, mengobservasi
reaksi nyeri secara nonverbal, memberikan posisi yang nyaman, mengajarkan
teknik relaksasi, nafas dalam, distraksi dengan terapi musik, kolaborasi
pemberian analgesik.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
62
asuhan keperawatan anak pada tingkat menengah dan tinggi pada berbagai
institusi pelayanan kesehatan, 5) peneliti terkait keperawatan anak (Tim
Program Ners Spesialis Keperawatan Anak, 2012). Beberapa peran mandiri
tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
63
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
64
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
65
dengan tim kesehatan lain ini merupakan bentuk kerjasama lintas bidang
keahlian yang sering disebut sebagai kolaborasi (Canadian Nurses
Association, 2010).
Pada proyek inovasi yang kedua dilakukan di ruang Non Infeksi Anak dalam
upaya menerapkan evidence based nursing (EBN) terkait dengan manajemen
nyeri dengan teknik distraksi khususnya pemberian terapi musik pada pasien
anak dengan kanker yang mengalami nyeri, baik nyeri karena kanker itu sendiri
maupun karena tindakan prosedur yang diberikan. Pelaksanaan pemberian terapi
musik pada pasien anak dengan kanker untuk melihat pengaruh dan manfaatnya
terhadap peningkatan rasa nyaman dan mengurangi respon nyeri pada pasien.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
66
Terapi musik yang diberikan bersifat pasif yaitu pasien diajak untuk
mendengarkan lagu-lagu anak-anak menggunakan musik box portable,
implementasi dilakukan pada tanggal 11 – 20 November 2013 yang dilakukan di
ruang perawatan sebanyak 6 kamar, dengan total sampel 30 orang, yang terbagi
11 orang pasien yang menjalani kemoterapi, 7 orang mendapatkan prosedur
tindakan yang menyebabkan nyeri, dan 7 orang pasien mengalami nyeri,
diantaranya adalah kelima kasus kelolaan. Implementasi yang diberikan hasilnya
menunjukkan bahwa terapi musik dapat meningkatkan kenyamanan dan dapat
mengurangi nyeri pada pasien anak dengan kanker.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
BAB 4
PEMBAHASAN
Masing-masing pasien kelolaan dalam karya ilmiah ini memiliki kasus yang
sama yaitu semua menderita penyakit kanker, yang berbeda adalah jenis
kankernya. Variasi jenis kanker yang dialami oleh kelima pasien kelolaan
tersebut antara lain: 1 pasien dengan penyakit LMNH, 1 pasien dengan
LMNH dengan infiltrasi intrakranial, dan 2 pasien dengan osteosarkoma, dan
1 pasien dengan CML. Pada kelima kasus tersebut, nyeri terjadi sebagai
gejala utama maupun kondisi penyerta dari adanya penyakit utama yang
mereka alami.
Nyeri kanker umumnya diakibatkan oleh infiltrasi sel tumor pada struktur
yang sensitif dengan nyeri seperti tulang, jaringan lunak, serabut saraf, organ
dalam, dan pembuluh darah (WHO, 1998; Regan & Peng, 2000; Manthy et
al., 2002; Carver & Foley, 2008). Nyeri juga dapat diakibatkan oleh terapi
pembedahan, kemoterapi, atau radioterapi (Monga & Grabies, 2002;
Tomlinson & Kline, 2005; Hockenberry & Wilson, 2009;). Nyeri juga dapat
terjadi akibat pemeriksaan diagnostik (Nguyen, et al., 2010).
4.1.1 Pengkajian
Pengkajian dalam pemberian asuhan keperawatan pada 5 pasien
kelolaan dalam karya ilmiah ini akan dijelaskan berdasarkan 4 mode
adaptasi yang dikembangkan oleh Sister Calista Roy, yaitu mode
adaptasi fisiologis mode adaptasi konsep diri, mode adaptasi fungsi
peran, dan mode adaptasi interdependensi.
Pada kasus An Sy adanya massa dalam saluran napas atas sangat sulit
untuk dilakukan pengangkatan massa, sehingga penanganannya
adalah dengan dilakukan pemasangan tracheostomi. Meskipun salah
satu penanganan tumor adalah dengan dilakukan pembedahan, namun
ada beberapa massa atau tumor yang terletak di bagian tubuh yang
sulit untuk dilakukan pembedahan, sehingga pembedahan dengan
melakukan pengangkatan tumor tidak dilakukan, karena komplikasi
yang ditimbulkan dari proses pembedahan yang membahayakan jiwa
dapat terjadi (Otto, 2001; Tomlinson & Kline, 2005).
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
70
Pada An Sy, karena nyeri kepala yang dialami, hal ini mempengaruhi
pola istirahat tidurnya, bahkan saat nyeri dirasakan sangat hebat,
pasien tidak bisa tertidur dimalam hari, sehingga menyebabkan
gangguan tidur. Menurut WHO (1998) dan Permono, Sutaryo,
Ugrasena, Windiastuti, dan Abdulsalam (2006) nyeri yang dialami
oleh anak kanker dapat menyebabkan gangguan tidur. Selain itu pada
anak-anak dengan kanker pada umumnya mengalami perubahan pola
istirahat tidur, hal ini dikarenakan oleh kondisi penyakitnya, maupun
karena program pengobatan yang diberikan.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
71
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
72
kepala yang sangat berat. Pasien dengan limfoma non hodgkin ini
mengalami metastase pada sistem saraf pusat, seperti menurut
Yoshida, Morii, Watanabe, dan Saito (2000) bahwa pasien dengan
limfoma maligna hampir 84,5% mengalami metastase pada sistem
saraf pusat. Sementara pada pengkajian fungsi endokrin pada kelima
kasus tidak ditemukan data yang abnormal.
Pada An. Sy, selain adanya perubahan kondisi tubuh, juga mengalami
nyeri kepala yang sangat berat, sehingga pasien merasa tidak sanggup
lagi menahan rasa sakit tersebut, saat timbulnya rasa nyeri pasien
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
73
Pada kasus kelolaan ketiga (An.Ic) untuk mode konsep diri agak sulit
untuk dikaji, karena anak selalu menangis ketika didekati oleh
perawat, selain itu juga terkait dengan usianya yang masih 5 tahun, hal
ini menyebabkan anak masih belum bisa memberikan gambaran
terhadap perubahan fisik yang dialaminya. Sementara pada kasus
kelolaan keempat (An. Ms) yang mengalami CML mengalami
pembesaran pada perutnya, tetapi tidak menyebabkan gangguan
terhadap citra tubuhnya.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
74
Nyeri yang dialami oleh kasus ke-1 (An. Sy) adalah karena adanya
infiltrasi sel kanker dalam sistem saraf pusat. Sementara pada kasus
ke-2 dan ke-5, nyeri disebabkan karena kanker itu sendiri, yaitu pasien
mengalami osteosarkoma, dimana dengan adanya massa pada tulang,
nyeri pada osteosarkoma terjadi oleh karena teregangnya periosteum
dan peningkatan aktivitas osteoklast (Manty et al., 2002; Carver &
Foley, 2008).
Pada kasus ke-3 (An. Ic) mengalami nyeri dikarenakan adanya massa
pada bahu dan punggung kanan, dimana pasien mengalami limfoma
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
75
Pada kasus ke-4 (An. Ms) nyeri yang dialami terjadi karena adanya
leukostosis bahkan sampai hiperleukositosis. Hiperleukositosis adalah
jumlah leukosit lebih dari 100.000/ul (Otto, 2001; Tomlinson & Kline,
2005; Permono, Sutaryo, Ugrasena, Windiastuti, & Abdulsalam,
2006). Peningkatan jumlah leukosit, mengakibatkan terjadinya
gumpalan dari sel-sel, dan berisiko timbulnya komplikasi neurologis,
selain itu juga sering dijumpai adanya limfadenopati dan
hepatosplenomegali (Otto, 2001; Lanszkowsky, 2005; Tomlinson &
Kline, 2005). Hepatosplenomegali yang terjadi akan mendesak ruang
abdomen disekitarnya sehingga desakan tersebut menimbulkan
masalah nyeri, seperti yang dialami oleh kasus ke-4 (An. Ms). Nyeri
yang dialami oleh karena perutnya yang besar oleh karena adanya
hepatosplenomegali.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
76
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
77
fisik, dan rasa nyeri yang dialami oleh pasien. Sehingga menyebabkan
penggunaan koping yang tidak efektif oleh karena munculnya
perasaan depresi sebagai akibat rasa nyeri yang dirasakan cukup berat.
Pada kasus ke-1 (An Sy) saat nyeri dirasakan pasien diberikan terapi
farmadol (asetaminofen) 4x500 mg dan tramadol 4x100 mg intravena,
tetapi dikarenakan nyeri masih belum teratasi kemudian dosis
farmadol dinaikkan menjadi 800 mg. Meskipun dengan pemberian
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
78
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
79
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
80
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
81
Peran perawat spesialis sebagai advokat juga dapat dilakukan, dimana residen
dalam memberikan asuhan keperawatan telah berupaya memberikan praktik
keperawatan yang memegang prinsip profesional, etis, legal dan peka budaya.
Prinsip tersebut dipenuhi melalui pemberian asuhan keperawatan yang
berfokus pada memberikan yang terbaik bagi pasien, mencegah efek tindakan
keperawatan yang merugikan pasien, merawat pasien dengan menjaga privasi
pasien, serta menghargai dan memberikan kesempatan pada keluarga untuk
menerapkan budaya yang mereka percayai pada pasien, selama budaya
tersebut tidak memiliki pengaruh buruk pada kondisi pasien.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
82
Pelaksanaan penerapan EBN di ruang Non Infeksi Anak yang menjadi proyek
inovasi dan target pencapaian kompetensi mahasiswa residensi keperawatan
anak dapat berjalan sesuai harapan. Hambatan yang dialami adalah saat
implementasi ada keluarga pasien yang berbincang-bincang dengan volume
agak keras, sehingga anak-anak di ruang perawatan terkadang kurang fokus
mendengarkan musik yang diputar, begitu pula saat ronde medis karena
banyak orang yang masuk ke ruangan, hal ini menyebabkan anak-anak
kurang mendengarkan lagu yang diputar. Meskipun demikian diluar waktu
yang ditentukan, pasien dapat memutar lagu atau video secara individu.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pemberian asuhan keperawatan pada lima pasien kelolaan dengan masalah
nyeri berdasarkan model adaptasi Sister Calista Roy secara umum dapat
diterapkan dengan baik. Tahapan asuhan keperawatan menurut model
adaptasi ini diawali dengan tahap pengkajian perilaku dan pengkajian
stimulus, penentuan diagnosis keperawatan, penetapan tujuan, intervensi, dan
evaluasi.
Model Adaptasi Sister Calista Roy menyatakan bahwa adanya gangguan pada
salah satu mode adaptasi maka akan mempengaruhi mekanisme koping
individu dalam beradaptasi, sehingga upaya mengatasi masalah yang muncul
pada salah satu adaptasi adalah membantu pasien untuk dapat beradaptasi
dengan menunjukkan perilaku yang adaptif. Untuk itu, pengkajian perilaku
dan stimulus harus dilakukan berdasarkan empat mode adaptasi yang
dikembangkan oleh Roy, yaitu mode adaptasi fisiologis, mode adaptasi
konsep diri, mode adaptasi fungsi peran, dan mode adaptasi interdependensi.
Secara umum, pasien anak penderita kanker yang menjalani perawatan di
ruang Non Infeksi Anak mengalami masalah nyeri yang terus menerus
sehingga diperlukan intervensi agar pasien mampu beradaptasi terhadap rasa
nyeri yang dialaminya.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Layanan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, perawat memiliki
peran penting sebagai pengelola pasien selama 24 jam. Melalui
pengembangan model adaptasi Roy yang telah diterapkan oleh
mahasiswa residensi keperawatan anak, dapat menjadi masukan bagi
layanan keperawatan untuk mengelola pasien berdasarkan pendekatan
teori-teori keperawatan yang sama ataupun teori keperawatan lainnya.
Selain itu perawat dalam menjalani praktik keperawatannya harus
berpegang pada prinsip etik, legal dan peka budaya sebagai bentuk
praktik profesional seorang perawat. Dalam menangani pasien kanker
yang mempunyai masalah nyeri dapat menerapkan manajemen nyeri,
diantaranya dengan memberikan terapi musik, dan juga membantu
pasien untuk beradaptasi terhadap nyeri yang dialaminya, dan selain itu
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Afrasiabifar, A., Karimi, Z., & Hassani, P. (2013). Roy’s Adaptation Model-
Based Patient Education for Promoting the Adaptation of Hemodialysis
Patients. Iranian Red Crescent Medical Journal. 15(7).
Bakan, G., & Akyol, AD. (2007). Theory Guided Interventions for Adaptation to
Heart Failure. JAN Original Research.
British Pain Society. (2010). Cancer Pain Management A Perspective From the
British Pain Society, Supported By the Association for Paliative Medicine
and the Royal College of General Practitioner. The British Pain Society.
Caprili, S., Anastasi, F., Grotto, RP., Scollo, AM., & Messeri, A. (2007).
Intercative music as a Treatment for Pain and Stress in Children during
Venipuncture: A Randomized Prospective Study. Journal Dev Behaviour
Pediatric. 28(5).
Carver, AC., & Foley, KM., (2008). Complications of Cancer and Its Treatment
In Cancer Medicine. 6th ed. USA: American Pain Society.
Catane, R., Cherny, N.I., Kloke, M., Tanneberger, S., & Schrijvers, D. (2006).
Hanbook of Advanced Cancer Care. USA: Taylor & Francis.
Corbin, L. (2005). Safety and Efficacy of Massage Therapy for Patients with
Cancer. Cancer Control. 12(3).
Gescedi, RA. (2002). Massase Therapy for Patients with Cancer. Clinical Journal
of Oncology Nursing. 6(1).
Guyton, A. C. & Hall, J.E. (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran. edisi 11.
Jakarta : EGC.
Holdcroft, A., & Power, I., (2003). Management of Cancer Pain: Recent
Developments. British Medical Journal. 326.
Hooke, C., Hellsten, M.B., Stutzer, C., & Forte, K., (2001). Pain Management for
the Child with Cancer in End of Life Care. Association of Pediatric
Hematology Oncology Nurses.
IASP., (2009). Cancer Pain in Children. International association for the Study of
Pain.
James, S.R., Nelson, K.A., & Ashwill, J.W., (2013). Nursing Care of Children
Principles & Practice. Fourth Edition. St. Louis: Elsevier Saunders.
Klassen, J., et al. (2008). Music for Pain and Anxiety in Children Undergoing
Medical Procedures: A Systematic Review of Randomized Controlled Trials.
Ambulatory Pediatrics.
Lindenfelser, KJ., Hense, C., & McFerran, K. (2012). Music Therapy in Pediatric
Palliative Care: Family Centered Care to Enhance Quality of Life. AM
Journal Hosital Palliative Care. 29(3).
Mishra, S., et al. (2009). Pediatric Cancer Pain Management at A Regional Cancer
Center: Implementation of WHO Analgesic Ladder. M E J Anesth. 20(2).
Naylor, K.T., Kingsnorth, S., Lamont, A., McKeever, P., & Macarthur, C., (2010).
The Effectiveness of Music in Pediatric Healthcare : A Systematic Review of
Randomized Controlled Trials. The Cochrane Database.
Nguyen, T.N., Nilsson, S., Hellstrom, A.L., & Bengtson, A., (2010). Music
Therapy to Reduce Pain and Aniety in Children With Cancer Undergoing
Lumbar Puncture: A Randomi Vezed Clinical Trial. The Cochrane Database.
Regan, MJ., & Peng, P., (2000). Neurophisiology of Cancer Pain. Cancer Cont.
7(2).
Permono, B., Sutaryo., Ugrasena, I.D.G., Windiastuti, E., & Abdulsalam., (2006).
Buku Ajar Hematologi Onkologi Anak (cetakan kedua). Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Perry, A.G., Potter, P.A., & Elkin, M.K. (2012). Nursing Intervention & Clinical
Skills (5th Edition). St Louis: Elseiver Mosby.
Price, S.A., & Wilson, L.M. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit (Edisi 6). Jakarta: EGC.
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
89
Sherwood, L., (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (Edisi 2). Jakarta:
EGC.
Tan, X., Yowler, CJ., Super, DM., & Fratianne, RB., (2010). The Efficacy of
Music Therapy Protocols for Decreasing Pain, Anxiety, and Muscle Tension
Levels during Burn Dressing Changes: A Prospective Randomized Crossover
Trial. Journal Burn Care Res. 31(4).
Tomey, A.M., & Alligood, M.R. (2010). Nursing Theory Utilization &
Application (3th ed.). St Louis: Mosby Elsevier Inc.
Tomlinson, D., & Kline, N.E. (2005). Pediatric Oncology Nursing Advanced
Clinical Handbook. Germany: Spinger.
WHO (1998). Cancer Pain Relief and Palliative Care in Children. Geneva:
WHO.
Windich-Biermeier, A., Sjoberg, I., Dale, JC., Eshelman, D., & Guzzetta, CE.,
(2007). Effects of Distraction on Pain, Fear, and Distress During Venous
Port Access and Venipuncture in Children and Adolescents With Cancer.
Journal of Pediatric Oncology Nursing. 24(1).
Yeh, C., (2001). Adaptation in Children with Cancer: Research with Roy’s Model.
Nursing Science Quartely. 14(2).
Universitas Indonesia
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 1
RIWAYAT KESEHATAN
Keluahan Utama :
............................................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................................
Riwayat Kesehatan Sekarang
............................................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................................
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Penyakit yang pernah diderita : ..........................................................................................................................................
2. Riwayat Imunisasi : ..........................................................................................................................................
3. Riwayat Hospitalisasi : ..........................................................................................................................................
4. Riwayat Alergi : ..........................................................................................................................................
5. Riwayat Tumbuh Kembang : ..........................................................................................................................................
Pertukaran Gas AGD (tgl : ...........) pH: ...................... PaO2 : ............. mmHg PaCO2 : ............. mmHg
HCO3 : ............. mEq/L BE : ................. Saturasi O2 : ...........%
STIMULUS
Fokal : ...................................................................................................................................................................................
Kontekstual : ...................................................................................................................................................................................
Residual : ...................................................................................................................................................................................
STIMULUS
Fokal : ...................................................................................................................................................................................
Kontekstual : ...................................................................................................................................................................................
Residual : ...................................................................................................................................................................................
II. MODE KONSEP DIRI
1. The Physical Self
Perubahan Fisik : Tidak ada Ada , .................................................................................................................................
Respon terhadap kondisi saat ini : ...........................................................................................................................................
Pandangan pasien mengenai kondisi saat ini : ......................................................................................................................
2.T he Personal Self
Kepatuhan terhadap program pengobatan : Patuh Tidak patuh
Motivasi untuk sehat : Tinggi Rendah Tidak terkaji
Perasaan yang muncul dengan kondisi saat ini : Takut /cemas kehilangan kemampuan tubuh
Perasaan tidak berdaya
Harapan dan kepercayaan pasien : ...............................................................................................................................................
STIMULUS
F k l
Fokal : ...................................................................................................................................................................................
Kontekstual : ...................................................................................................................................................................................
Residual : ...................................................................................................................................................................................
III. MODE FUNGSI PERAN
PERILAKU
Peran Primer:
Jenis Kelamin : ..................................... Tumbuh Kembang : .............................................................................
Peran Sekunder
Anak Pelajar
Kegagalan Peran : Tidak Ya , Penyebab : ..............................................................................................................
STIMULUS
Fokal : ...................................................................................................................................................................................
Kontekstual : ...................................................................................................................................................................................
Residual : ...................................................................................................................................................................................
IV. MODE INTERDEPENDENSI
PERILAKU
Tingkat kemandirian : : ........................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................................
Kemampuan menerima dan memberi : ........................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................................
Kecemasan : ........................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................................
Perasaan kesepian : ........................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................................
STIMULUS
Fokal : ...................................................................................................................................................................................
Kontekstual : ...................................................................................................................................................................................
Residual : ...................................................................................................................................................................................
Jakarta, ............................... 2013
(..............................................)
KONTRAK BELAJAR
PRAKTEK RESIDENSI KEPERAWATAN ANAK I
PRAKTEK RESIDENSI KEPERAWATAN ANAK II
KONTRAK BELAJAR
Waktu Pelaksanaan
No. Lingkup Praktek Aktivitas Metode
Feb Maret 2013 April 2013 Mei 2013 Juni 2013
RUANG PERINATOLOGI 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada bayi baru lahir normal meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi bayi, meliputi: nama orang tua, tanggal dan jam lapangan,
bayi baru lahir lahir, dan jenis kelamin. diskusi,
normal 5 kasus b. Riwayat kelahiran: usia gestasi, berat badan, keadaan bayi bimbingan
saat lahir, nilai APGAR skor (asfiksia ringan sedang 4-6, dengan
asfiksia berat:0-3), jenis persalinan, warna ketuban dan supervisor
lama ketuban pecah, karakteristik plasenta dan tali pusat.
c. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, PB,
LK, LD, Lila), vital sign, keadaan umum, warna kulit,
keaktifan, tangisan bayi, wajah neonatus, kepala, mata,
telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, genitalia,
anus, reflek fisiologis, reflek patologis.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada bayi baru lahir,
diantaranya:
a. Melakukan perawatan bayi baru lahir: menghangatkan bayi,
membersihkan bayi, oksigenasi, membebaskan jalan nafas,
dan perawatan tali pusat.
b. Melakukan pemberian injeksi vitamin K dan terapi lain
sesuai indikasi.
c. Melakukan tindakan pencegahan hipotermi dengan
memodifikasi ruangan dan mencegah kontak langsung
dalam waktu yang lama antara kulit bayi dengan suhu
ruangan Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
d. Memandikan bayi minimal 6 jam setelah kelahiran
e. Memberikan nutrisi (ASI) sesuai dengan kebutuhan bayi
f. Melakukan pemberian imunisasi untuk usia 0 bulan
(hepatitis B)
g. Memfasilitasi rawat gabung dan laktasi
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
2 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada bayi berat lahir rendah, meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi bayi, meliputi: nama orang tua, tanggal dan jam lapangan,
bayi dengan kasus lahir, dan jenis kelamin. diskusi,
BBLR sebanyak 3 b. Riwayat kelahiran: usia gestasi, berat badan, keadaan bayi bimbingan
kasus saat lahir, nilai APGAR skor (asfiksia ringan sedang 4-6, dengan
asfiksia berat:0-3), jenis persalinan, warna ketuban dan supervisor
lama ketuban pecah, karakteristik plasenta dan tali pusat.
c. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BBLR:
1500-2500 gram, BBLSR: <1500 gram, PB, LK, LD, Lila),
vital sign, keadaan umum, warna kulit, keaktifan, tangisan
bayi, wajah neonatus, kepala, mata, telinga, hidung, mulut,
leher, dada, abdomen, genitalia, anus, reflek fisiologis,
reflek patologis.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada bayi baru lahir,
diantaranya:
a. Melakukan perawatan bayi baru lahir: menghangatkan bayi
(menempatkan dalam inkubator), membersihkan bayi,
oksigenasi, membebaskan jalan nafas, dan perawatan tali
pusat.
b. Melakukan pemberian injeksi vitamin K dan terapi lain
sesuai indikasi.
c. Melakukan tindakan pencegahan hipotermi dengan
memodifikasi ruangan dan mencegah kontak langsung
dalam waktu yang lama antara kulit bayi dengan suhu
ruangan
d. Memandikan bayi minimal 6 jam setelah kelahiran
e. Memberikan nutrisi (ASI) sesuai dengan kebutuhan bayi,
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
memberikan nutrisi parenteral atau tube feeding sesuai
dengan kebutuhan bayi.
f. Melakukan perawatan metode kanggoro dan memfasilitasi
laktasi.
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
3 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada bayi prematur, meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi bayi, meliputi: nama orang tua, tanggal dan jam lapangan,
bayi pematur lahir, dan jenis kelamin. diskusi,
sebanyak 2 kasus b. Riwayat kelahiran: usia gestasi, berat badan, keadaan bayi bimbingan
saat lahir, nilai APGAR skor (asfiksia ringan sedang 4-6, dengan
asfiksia berat:0-3), jenis persalinan, warna ketuban dan supervisor
lama ketuban pecah, karakteristik plasenta dan tali pusat.
c. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, PB,
LK, LD, Lila), vital sign, keadaan umum, warna kulit,
keaktifan, tangisan bayi, wajah neonatus, kepala, mata,
telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, genitalia,
anus, reflek fisiologis, reflek patologis. Menilai usia gestasi
dengan menggunakan ballard skor.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada bayi baru lahir,
diantaranya
a. Melakukan perawatan bayi baru lahir: menghangatkan bayi
(menempatkan dalam inkubator), membersihkan bayi,
oksigenasi, membebaskan jalan nafas, dan perawatan tali
pusat.
b. Melakukan pemberian injeksi vitamin K dan terapi lain
sesuai indikasi.
c. Melakukan tindakan pencegahan hipotermi dengan
memodifikasi ruangan dan mencegah kontak langsung
dalam waktu yang lama antara kulit bayi dengan suhu
ruangan
d. Memandikan bayi minimal 6 jam setelah kelahiran
e. Memberikan nutrisi (ASI) sesuai dengan kebutuhan bayi,
dan memberikan nutrisi parenteralAplikasi
sesuaimodel…,
denganNurhidayatun,
kebutuhan FIK UI, 2014
bayi.
f. Melakukan perawatan metode kanggoro dan memfasilitasi
laktasi.
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
4 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada bayi dengan masalah respirasil Praktik
keperawatan pada meliputi: lapangan,
bayi dengan a. Identifikasi bayi, meliputi: nama orang tua, tanggal dan jam diskusi,
masalah respirasi lahir, dan jenis kelamin. bimbingan
sebanyak 3 kasus b. Riwayat kelahiran: usia gestasi, berat badan, keadaan bayi dengan
saat lahir, nilai APGAR skor (asfiksia ringan sedang 4-6, supervisor
asfiksia berat:0-3), jenis persalinan, warna ketuban dan
lama ketuban pecah, karakteristik plasenta dan tali pusat.
c. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, PB,
LK, LD, Lila), vital sign, keadaan umum, warna kulit,
keaktifan, tangisan bayi, wajah neonatus, kepala, mata,
telinga, hidung, mulut, leher, dada (bentuk dada, tarikan
dinding dada, suara paru), abdomen, genitalia, anus, reflek
fisiologis, reflek patologis, adanya sianosia, saturasi
oksigen.
d. Kolaborasi pemeriksaan analisa gas darah, darah lengkap,
dan pemeriksaan thorax foto.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada bayi baru lahir,
diantaranya
a. Memberikan oksigen melalui nasal kanul, sungkup, atau
CPAP.
b. Memonitor vital sign dan saturasi oksigen(status kardio
respirasi)
c. Memberikan terapi sesuai indikasi
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
5 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada bayi dengan hipoglikemia, Praktik
keperawatan pada meliputi: lapangan,
bayi dengan a. Identifikasi bayi, meliputi: nama orang tua, tanggal dan jam diskusi,
hipoglikemi lahir, dan jenis kelamin. bimbingan
sebanyak 1 kasus b. Riwayat kelahiran: usia gestasi, berat badan, keadaan bayi dengan
saat lahir, nilai APGAR skor (asfiksia ringan sedang 4-6, supervisor
asfiksia berat:0-3), jenis persalinan, warna ketuban dan
lama ketuban pecah, karakteristik plasenta dan tali pusat.
c. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, PB,
LK, LD, Lila), vital sign, keadaan umum, warna kulit,
keaktifan, tangisan bayi, wajah neonatus, kepala, mata,
telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, genitalia,
anus, reflek fisiologis, reflek patologis.
d. Kolaborasi pemeriksaan glukosa darah (glukosa darah < 20
mg/dl, prematur 1-72 jam: <30 mg/dl, aterm 1-72 jam: <45-
60 mg/dl)
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada bayi baru lahir,
diantaranya
a. Memberikan koreksi glukosa secara parenteral
b. Memonitor gejala hipoglikemia dan kadar glukosa darah
c. Menghangatkan bayi untuk menghindari penggunaan energi
yang berlebih, dengan menerapkan teori konservasi energi.
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
6 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada bayi dengan hiperglikemi, Praktik
keperawatan pada meliputi: lapangan,
bayi dengan a. Identifikasi bayi, meliputi: nama orang tua, tanggal dan jam diskusi,
hiperglikemi lahir, dan jenis kelamin. Riwayat ibu dengan diabetes bimbingan
sebanyak 1 kasus militus. dengan
b. Riwayat kelahiran: usia gestasi, berat badan, keadaan bayi supervisor
saat lahir, nilai APGAR skor (asfiksia ringan sedang 4-6,
asfiksia berat:0-3), jenis persalinan, warna ketuban dan
lama ketuban pecah, karakteristik plasenta dan tali pusat.
c. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, PB,
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
LK, LD, Lila), vital sign, keadaan umum, warna kulit,
keaktifan, tangisan bayi, wajah neonatus, kepala, mata,
telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, genitalia,
anus, reflek fisiologis, reflek patologis.
d. Kolaborasi pemeriksaan glukosa darah (glukosa darah >300
mg/dl), urin lengkap, keton darah, HbA1c.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada bayi baru lahir,
diantaranya
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
7 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada bayi dengan hiperbilirubin, Praktik
keperawatan pada meliputi: lapangan,
bayi dengan a. Identifikasi bayi, meliputi: nama orang tua, tanggal dan jam diskusi,
hiperbilirubinemia lahir, dan jenis kelamin. bimbingan
sebanyak 2 kasus b. Riwayat kelahiran: usia gestasi, berat badan, keadaan bayi dengan
saat lahir, nilai APGAR skor (asfiksia ringan sedang 4-6, supervisor
asfiksia berat:0-3), jenis persalinan, warna ketuban dan
lama ketuban pecah, karakteristik plasenta dan tali pusat.
c. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, PB,
LK, LD, Lila), vital sign, keadaan umum, warna kulit
(kuning/jundice), keaktifan, tangisan bayi, wajah neonatus,
kepala, mata (sklera ikterik), telinga, hidung, mulut, leher,
dada, abdomen, genitalia, anus, reflek fisiologis, reflek
patologis. Menilai usia gestasi dengan menggunakan ballard
skor.
d. Kolaborasi pemeriksaan kadar biliribun.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada bayi baru lahir,
diantaranya
a. Memonitor warna kulit, sklera
b. Menyiapkan bayi untuk dilakukanAplikasi
fototerapi (perlindungan
model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
organ vital dan mata)
c. Menghitung dan memenuhi kebutuhan cairan bayi
d. Memberikan fototerapi (blue light) sesuai indikasi.
e. Memfasilitasi pemberian ASI
f. Memonitor efek neurlogis dari hiperbilirubinemia
g. Memonitor kadar bilirubin
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
8 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada bayi dengan penyakit infeksi Praktik
keperawatan pada meliputi: lapangan,
bayi dengan a. Identifikasi bayi, meliputi: nama orang tua, tanggal dan jam diskusi,
penyakit infeksi lahir, dan jenis kelamin. bimbingan
sebanyak 1 kasus b. Riwayat kelahiran: usia gestasi, berat badan, keadaan bayi dengan
saat lahir, nilai APGAR skor (asfiksia ringan sedang 4-6, supervisor
asfiksia berat:0-3), jenis persalinan, warna ketuban dan
lama ketuban pecah, karakteristik plasenta dan tali pusat.
c. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, PB,
LK, LD, Lila), vital sign, keadaan umum, warna kulit,
keaktifan, tangisan bayi, wajah neonatus, kepala, mata,
telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, genitalia,
anus, reflek fisiologis, reflek patologis, tanda-tanda infeksi
(rubor, kalor, tumor, dolor, dan functiolesa), menilai usia
gestasi dengan menggunakan ballard skor.
d. Kolaborasi pemeriksaan kadar biliribun.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada bayi baru lahir,
diantaranya:
a. Memonitor vital sign
b. Memonitor tanda-tanda infeksi
c. Menggunakan universal precaution
d. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi,
sebelum dan sesudah melakukan tindakan infasiv pada bayi.
e. Menghindari bayi terpapar dengan lingkungan yang kurang
bersih.
f. Memberikan terapi sesuai indikasiAplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
g. Melakukan pemeriksaan darah lengkap, kultur darah, kultur
urin.
h. Mencegah terjadinya sepsis
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
RUANG PICU (Pediatric Intensive Care Unit)
1 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan lapangan,
anak dengan jenis kelamin. diskusi,
kegawatan respirasi b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah bimbingan
sebanyak 2 kasus diderita, riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat dengan
imunisasi, riwayat kesehatan keluarga. supervisor
c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya
alergi.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB,
Lila), vital sign, tingkat kesadaran, keadaan umum, warna
kulit, kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada
(adanya gagal nafas), abdomen, genitalia, anus, reflek
fisiologis, reflek patologis, tanda-tanda infeksi (rubor,
kalor, tumor, dolor, dan functiolesa).
e. Kolaborasi pemeriksaan analisa gas darah
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada anak, diantaranya:
a. Memonitor vital sign pada monitor
b. Memonitor adanya gagal nafas
c. Menyiapkan ventilator
d. Kolaborasi pemasangan endotrakeal tube
e. Memasang ventilator
f. Memonitor status pernafasan pada ventilator
g. Memberikan terapi sesuai indikasi
h. Kolaborasi pemeriksaan darah lengkap, analisa gas darah.
i. Memenuhi kebutuhan personal hygiene klien
j. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan klien
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
2 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan lapangan,
anak dengan jenis kelamin. diskusi,
kegawatan b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah bimbingan
neurologi sebanyak diderita, riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat dengan
1 kasus imunisasi, riwayat kesehatan keluarga. supervisor
c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya
alergi, kejang.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB,
Lila), vital sign, keadaan umum, tingkat kesadaran, warna
kulit, kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada,
abdomen, genitalia, anus, tanda meningeal, reflek cahaya,
reflek fisiologis, reflek patologis, tanda-tanda infeksi
(rubor, kalor, tumor, dolor, dan functiolesa).
e. Kolaborasi pemeriksaan darah, pemeriksaan thorax foto,
pemeriksaan CT Scan kepala, dan pemeriksaan lumbal
Punksi.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada anak, diantaranya
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
3 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak, meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan lapangan,
anak dengan syok jenis kelamin. diskusi,
sebanyak 1 kasus b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah bimbingan
diderita, riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat dengan
imunisasi, riwayat kesehatan keluarga. supervisor
c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya
alergi.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB,
Lila), vital sign, keadaan umum, tingkat kesadaran, warna
kulit, kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada,
abdomen, genitalia, anus, tanda meningeal, reflek cahaya,
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
reflek fisiologis, reflek patologis, tanda-tanda infeksi
(rubor, kalor, tumor, dolor, dan functiolesa), tanda-tanda
syok.
e. Kolaborasi pemeriksaan darah, dan urin lengkap.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada anak, diantaranya
a. Memonitor vital sign, dan kesadaran
b. Memonitor adanya syok hipovolemik
c. Kolaborasi pemberian resusitasi cairan
d. Monitor intake dan output cairan
e. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium darah
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
4 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan lapangan,
anak dengan jenis kelamin. diskusi,
kegawatan b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah bimbingan
kardiologi sebanyak diderita, riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat dengan
1 kasus imunisasi, riwayat kesehatan keluarga. supervisor
c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya
alergi.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB,
Lila), vital sign, keadaan umum, tingkat kesadaran, warna
kulit, kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada
(bunyi jantung: adanya gallop atau murmur), abdomen,
genitalia, anus, tanda meningeal, reflek cahaya, reflek
fisiologis, reflek patologis, tanda-tanda infeksi (rubor,
kalor, tumor, dolor, dan functiolesa).
e. Kolaborasi pemeriksaan EKG, laboratorium darah ASTO
dan CRP Kuantitatif, pemeriksaan echocardiografi dan
USCOM.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada anak, diantaranya
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
5 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak, meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan lapangan,
anak dengan jenis kelamin. diskusi,
kegawatan b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah bimbingan
hematologi diderita, riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat dengan
sebanyak 1 kasus imunisasi, riwayat kesehatan keluarga. supervisor
c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya
alergi.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB,
Lila), vital sign, keadaan umum, tingkat kesadaran, warna
kulit, kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada,
abdomen, genitalia, anus, tanda meningeal, reflek cahaya,
reflek fisiologis, reflek patologis, tanda-tanda infeksi
(rubor, kalor, tumor, dolor, dan functiolesa). Adanya
perdarahan spontan.
e. Kolaborasi pemeriksaan darah lengkap, gambaran darah
tepi.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada anak, diantaranya
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
6 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak, meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan lapangan,
anak dengan jenis kelamin. diskusi,
kegawatan b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah bimbingan
metabolik sebanyak diderita, riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat dengan
1 kasus imunisasi, riwayat kesehatan keluarga. supervisor
c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya
alergi.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB,
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
Lila), vital sign, keadaan umum, tingkat kesadaran, warna
kulit, kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada,
abdomen, genitalia, anus, tanda meningeal, reflek cahaya,
reflek fisiologis, reflek patologis, tanda-tanda infeksi
(rubor, kalor, tumor, dolor, dan functiolesa).
e. Kolaborasi pemeriksaan darah lengkap, glukosa, protein
total, albumin, globulin, analisa gas darah, elektrolit.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada anak, diantaranya
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
RUANG NON INFEKSI
1 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan lapangan,
anak yang jenis kelamin. diskusi,
mengalami b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah bimbingan
gangguan nutrisi diderita, riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat dengan
sebanyak 5 kasus imunisasi, riwayat kesehatan keluarga. supervisor
c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya
alergi.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB,
Lila), vital sign, keadaan umum, tingkat kesadaran, warna
kulit, kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada,
abdomen, genitalia, anus, tanda meningeal, reflek cahaya,
reflek fisiologis, reflek patologis, tanda-tanda infeksi
(rubor, kalor, tumor, dolor, dan functiolesa).
e. Kolaborasi pemeriksaan darah, darah lengkap, glukosa,
protein total, albumin, globulin, analisa gas darah.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada anak, diantaranya:
a. Monitor vital sign
b. Menilai status nutrisi Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
c. Menghitung kebutuhan kalori
d. Menimbang berat badan dan mengukur Lila setiap hari
e. Mengkaji karakteristik fisik
f. Kolaborasi pemberian F75/F100/F135 sesuai indikasi
g. Kolaborasi pemasangan naso gastric tube
h. Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi
i. Kolaborasi pemberian mikronutrien: asam folat, dan
vitamin A
j. Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga
mengenai cara memilih jenis makanan, cara menyiapkan
makan, dan cara memberikan makanan.
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
2 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan lapangan,
anak yang jenis kelamin. diskusi,
mengalami b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah bimbingan
gangguan diderita, riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat dengan
darah/kelainan imunisasi, riwayat kesehatan keluarga. supervisor
darah sebanyak 4 c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya
kasus alergi.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB,
Lila), vital sign, keadaan umum, tingkat kesadaran, warna
kulit, kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada,
abdomen, genitalia, anus, tanda meningeal, reflek cahaya,
reflek fisiologis, reflek patologis, tanda-tanda infeksi
(rubor, kalor, tumor, dolor, dan functiolesa), adanya
perdarahan.
e. Kolaborasi pemeriksaan darah lengkap, gambaran darah
tepi, faktor pembekuan darah atau BMP (Bone Marrow
Punction).
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada anak, diantaranya
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
3 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak, meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan lapangan,
anak dengan jenis kelamin. diskusi,
gangguan b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah bimbingan
kardiovaskuler diderita, riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat dengan
sebanyak 1 kasus imunisasi, riwayat kesehatan keluarga. supervisor
c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya
alergi.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB,
Lila), vital sign, keadaan umum, tingkat kesadaran, warna
kulit, kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada
(bunyi jantung: adanya gallop atau murmur), abdomen,
genitalia, anus, tanda meningeal, reflek cahaya, reflek
fisiologis, reflek patologis, tanda-tanda infeksi (rubor,
kalor, tumor, dolor, dan functiolesa).
e. Kolaborasi pemeriksaan EKG, laboratorium darah ASTO
dan CRP Kuantitatif, pemeriksaan echocardiografi.
Nani Nurhaeni, MN. Happy Hayati, Ns., Sp.Kep.An. Elfi Syahreni, Ns., Sp.Kep.An. Nurhidayatun
KONTRAK BELAJAR
Waktu Pelaksanaan
No. Lingkup Praktek Aktivitas Metode
Sep 2013 Okt 2013 Nov 2013 Des‘13
RUANG NON INFEKSI 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan jenis lapangan,
anak yang mengalami kelamin. diskusi,
gangguan nutrisi b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah diderita, bimbingan
sebanyak 1 kasus riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat imunisasi, dengan
riwayat kesehatan keluarga. supervisor
c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya alergi.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB, Lila),
vital sign, keadaan umum, tingkat kesadaran, warna kulit, kepala,
mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, genitalia, anus,
tanda meningeal, reflek cahaya, reflek fisiologis, reflek patologis,
tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, tumor, dolor, dan functiolesa).
e. Kolaborasi pemeriksaan darah, darah lengkap, glukosa, protein
total, albumin, globulin, analisa gas darah.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada anak, diantaranya:
a. Monitor vital sign
b. Menilai status nutrisi
c. Menghitung kebutuhan kalori
d. Menimbang berat badan dan mengukur Lila setiap hari
e. Mengkaji karakteristik fisik
f. Kolaborasi pemberian F75/F100/F135 sesuai indikasi
g. Kolaborasi pemasangan naso gastric tube
h. Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi
i. Kolaborasi pemberian mikronutrien: asam folat, dan vitamin A
j. Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai cara
memilih jenis makanan, cara menyiapkan makan, dan cara
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
memberikan makanan.
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah
dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
2 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan jenis lapangan,
anak yang mengalami kelamin. diskusi,
gangguan b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah diderita, bimbingan
darah/kelainan darah riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat imunisasi, dengan
sebanyak 3 kasus riwayat kesehatan keluarga. supervisor
c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya alergi.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB, Lila),
vital sign, keadaan umum, tingkat kesadaran, warna kulit, kepala,
mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, genitalia, anus,
tanda meningeal, reflek cahaya, reflek fisiologis, reflek patologis,
tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, tumor, dolor, dan functiolesa),
adanya perdarahan.
e. Kolaborasi pemeriksaan darah lengkap, gambaran darah tepi,
faktor pembekuan darah atau BMP (Bone Marrow Punction).
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada anak dan teori model
adaptasi Roy pada anak yang mengalami masalah keperawatan nyeri
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah
dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
3 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan jenis lapangan,
anak yang mengalami kelamin. diskusi,
kanker tumor solid b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah diderita, bimbingan
sebanyak 5 kasus riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat imunisasi, dengan
riwayat kesehatan keluarga. supervisor
c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya alergi.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB, Lila),
vital sign, keadaan umum, tingkat kesadaran, warna kulit, kepala,
mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, genitalia, anus,
tanda meningeal, reflek cahaya, reflek fisiologis, reflek patologis,
tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, tumor, dolor, dan functiolesa),
adanya massa.
e. Kolaborasi pemeriksaan darah lengkap, gambaran darah tepi,
faktor pembekuan darah atau BMP (Bone Marrow Punction), CT
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
Scan, Thorax, MRI, USG.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada anak dan teori model
adaptasi Roy pada anak yang mengalami masalah keperawatan nyeri
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah
dilaksanakan
7. Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan
keluarga
4 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak, meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan jenis lapangan,
anak dengan gangguan kelamin. diskusi,
kardiovaskuler b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah diderita, bimbingan
sebanyak 1 kasus riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat imunisasi, dengan
riwayat kesehatan keluarga. supervisor
c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya alergi.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB, Lila),
vital sign, keadaan umum, tingkat kesadaran, warna kulit, kepala,
mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada (bunyi jantung: adanya
gallop atau murmur), abdomen, genitalia, anus, tanda meningeal,
reflek cahaya, reflek fisiologis, reflek patologis, tanda-tanda infeksi
(rubor, kalor, tumor, dolor, dan functiolesa).
e. Kolaborasi pemeriksaan EKG, laboratorium darah ASTO dan CRP
Kuantitatif, pemeriksaan echocardiografi.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada anak, diantaranya
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah
dilaksanakan
Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan keluarga
5 Memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian pada anak, meliputi: Praktik
keperawatan pada a. Identifikasi anak, meliputi: nama, tanggal lahir, umur dan jenis lapangan,
anak dengan gangguan kelamin. diskusi,
perkemihan sebanyak b. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit yang pernah diderita, bimbingan
1 kasus riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran, riwayat imunisasi, dengan
riwayat kesehatan keluarga. supervisor
c. Riwayat kesehatan saat ini: tumbuh kembang, adanya alergi.
d. Pemeriksaan fisik umum, meliputi: antropometri (BB, TB, Lila),
vital sign, keadaan umum, tingkat kesadaran, warna kulit, kepala,
mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, genitalia, anus,
tanda meningeal, reflek cahaya, reflek fisiologis, reflek patologis,
tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, tumor, dolor, dan functiolesa),
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
adanya edema.
e. Kolaborasi pemeriksaan darah lengkap, ureum creatinin, ASTO,
CRP Kuantitatif, dan urin lengkap, serta USG Abdomen dan ginjal.
2. Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi keperawatan pada anak, diantaranya
6. Melaksanakan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah
dilaksanakan
Mengidentifikasi aspek etik legal yang terkait dengan klien dan keluarga
PROYEK INOVASI
Proyek Inovasi 1. Melakukan need assesment yang fokus pada managemen nyeri
pada kebutuhan asuhan keperawatan anak terkini melalui
wawancara dan observasi
2. Melakukan analisis kebutuhan unit/ruangan dengan pendekatan
SWOT
3. Menyusun proposal dan mengkonsultasikannya pada supervisor
dan berkoordinasi dengan lahan praktik
4. Mempresentasikan rencana proyek inovasi di lahan praktik
5. Melaksanakan kegiatan inovasi
6. Mengevaluasi kegiatan
Nani Nurhaeni, S.Kp., MN. Happy Hayati, Ns., Sp.Kep.An. Elfi Syahreni, Ns., Sp.Kep.An. Nurhidayatun
OLEH:
NURHIDAYATUN
1006800983
Bismillahirrohmanirrohim
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu penyelesaian tugas ini.
1. Ibu Nani Nurhaeni, S.Kp., MN, selaku koordinator dan supervisor utama Residensi
Keperawatan Anak I.
2. Ibu Happy Hayati, M.Kep., Sp.Kep.An, selaku supervisor Residensi Keperawatan
Anak I
3. Ibu Ns. Tati Mulyati, S.Kep, selaku Clinical Instruktur Ruang Non Infeksi RSUPN
Dr.Cipto Mangunkusumo.
4. Ibu Yunisar, MN, selaku Bagian Diklat Gedung A RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo.
5. Teman sejawat yang telah membantu dalam pelaksanaan Residensi Keperawatan
Anak I.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca pada
khususnya, dan bagi profesi keperawatan pada umumnya.
Nurhidayatun
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit kronik yang diakibatkan oleh rusaknya mekanisme
pengaturan metabolisme sel, sehingga sel-sel berubah fungsinya dan menjadi ganas
(Price & Wilson, 2005). Penyebab kanker sampai saat ini belum diketahui secara
pasti, tetapi dapat dicetuskan oleh faktor internal maupun eksternal (Otto, 2001).
Faktor internal yang mempengaruhi kanker adalah terjadinya mutasi gen (American
Cancer Society, 2008), sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kanker
adalah terjadinya infeksi, terpapar radiasi, maupun mengkonsumsi zat kimia
tertentu yang bersifat karsinogen.
Insidensi kanker pada anak setiap tahun semakin meningkat. Pada tahun 2008
insidensi kanker di dunia yaitu 12,6 juta, dan diperkirakan akan terus meningkat
menjadi 15,5 juta di tahun 2030 (WHO, 2011). Menurut IARC (2008)
menyebutkan bahwa 1 dari 600 anak akan menderita kanker sebelum umur 16
tahun, kanker pada anak diperkirakan mencapai 1% dari jumlah penyakit kanker
secara keseluruhan (IARC, 2008). Insiden kanker pada anak-anak di dunia pada
tahun 2008 adalah sebesar 175 ribu, leukemia sebesar 30%, kanker otak dan saraf
sistem sebesar 12,3%, non-Hodgkin limfoma sebesar 10,7%, tumor wilms sebesar
5,3%, Hodgkin limfoma sebesar 4,2%, kanker hati sebesar 2,1% (IARC, 2008).
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
Di Indonesia insidensi kanker pada anak usia 0-14 tahun dijumpai sekitar 2,5% dari
insidensi secara keseluruhan kanker pada semua usia, insidensi leukemia sebesar
44,8%, kanker otak dan sistem saraf sebesar 9,7%, non-Hodgkin limfoma sebesar
7,5%, tumor wilms sebesar 3,7% (IARC, 2008).
Kanker diketahui dapat menimbulkan berbagai macam keluhan, dan nyeri adalah
keluhan utama yang paling sering diutarakan oleh penderita. Dalam perjalanan
penyakitnya, 45%-100% penderita mengalami nyeri yang sedang sampai yang
berat, dan 80%-90% nyeri itu dapat ditanggulangi dengan pengelolaan nyeri kanker
yang tepat sesuai dengan pedoman dari WHO. Nyeri kanker merupakan salah satu
yang terpenting diantara sindroma nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri kanker
mempunyai arti tersendiri khususnya bagi penderita dan keluarganya.
Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen
farmakologi dan manajemen non farmakologi. Manajemen nyeri dengan
melakukan teknik relaksasi merupakan tindakan eksternal yang mempengaruhi
respon internal individu terhadap nyeri. Manajemen nyeri dengan tindakan
relaksasi mencakup latihan pernafasan diafgrama, teknik relaksasi progresif,
quided imagery, terapi musik dan meditasi. Musik merupakan bunyi yang dianggap
enak oleh pendengarnya yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau
sekumpulan orang.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
Dalam bidang kedokteran, terapi musik dapat digunakan untuk meningkatkan,
mempertahankan dan mengembalikan kesehatan fisik mental, emosional atau
spritual dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Terapi musik ini
mempunyai tujuan untuk membantu mengekspresikan perasaan, membantu
rehabilitasi fisik, memberi pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan
emosi meningkatkan memori, serta menyediakan kesempatan yang unik untuk
berinteraksi dan membangun kedekatan emosional. Dengan demikian, terapi musik
juga diharapkan dapat membantu mengatasi stress, mencegah penyakit dan
meringankan rasa sakit (Djohan, 2006).
Terapi musik merupakan intervensi alami non invasif yang dapat diterapkan secara
sederhana tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi, harga terjangkau dan
tidak menimbulkan efek samping. Alunan musik lembut yang menenangkan dan
stimulasi gelombang otak dengan frekuensi deep delta untuk merangsang kondisi
relaksasi yang dalam. Pada kondisi deep delta, akan terjadi pelepasan endorphin
yang merupakan zat anestesi alami. Membantu menghilangkan atau meringankan
berbagai rasa sakit. Meredakan nyeri akibat suatu penyakit, nyeri punggung,
rematik arthritis, luka bakar, luka kecelakaan, nyeri penderita kanker, nyeri
persendian, nyeri pada otot, nyeri pasca operasi dan jenis nyeri lainnya.
Berdasarkan uraian di atas terkait manfaat pemberian terapi musik pada pasien
anak yang mengalami nyeri, membuat saya tertarik untuk melaksanakan proyek
inovasi yang berjudul “Intervensi keperawatan berdasarkan evidence based nursing
practice tentang pemberian terapi musik Pada pasien anak dengan kanker di Ruang
Non Infeksi Anak Lantai 1 Gedung A RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo”.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
2. Tujuan Khusus
2.1 Memberikan informasi dan sebagai media edukasi bagi perawat terkait
evidence-based nursing practice tentang pemberian terapi musik pada
pasien yang mengalami nyeri.
2.2 Mengoptimalkan pemberian terapi musik pada pasien anak dengan kanker
yang mengalami nyeri.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
BAB II
PERENCANAAN
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
b. Adanya SOP mengenai penilaian derajat nyeri dan tatalaksana nyeri pada
pasien, dan skrining dan tatalaksana nyeri pada pasien.
c. Gedung A RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sudah menerapkan pemberian
terapi musik.
Weakness (Kelemahan)
a. Di Ruang Non infeksi penanganan nyeri secara nonfarmakologi masih
menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam, penggunaan tehnik distraksi
dengan pemberian terapi musik belum dilakukan.
b. Belum optimalnya pemberian terapi musik di Ruang Non infeksi Anak.
Opportunity (Peluang)
a. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan rumah sakit rujukan nasional.
b. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan rumah sakit pendidikan dan
terbuka untuk proses berubah.
c. Visi dan komitmen RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo adalah meningkatkan
mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan.
d. Adanya monitoring dan evaluasi yang terus dilakukan pihak manajemen
Rumah Sakit terkait 6 standar International Patient Safety Goals.
e. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo telah mendapatkan akreditasi dari Joint
Commission International (JCI).
f. Adanya dukungan dari pihak manajemen Gedung A dan ruangan untuk
mengoptimalkan pemberian terapi musik berdasarkan evidance based
practice.
Threat (Ancaman)
a. Undang-undang perlindungan konsumen menuntut adanya peningkatan
kualitas pelayanan keperawatan, sehingga penting untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pasien.
b. Responsibilitas dan akuntabilitas perawat telah diatur dalam UU Kesehatan
RI.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
B. Identifikasi Masalah dan Prioritas Masalah
Manajemen nyeri secara nonfarmakologis dengan menggunakan tehnik distraksi
melalui cara pemberian terapi musik dapat mengurangi skala nyeri. Pemberian terapi
musik dapat merangsang pengeluaran endorfin yang merupakan opiate tubuh secara
alami dihasilkan dari gland pituitary yang berguna dalam mengurangi nyeri,
mempengaruhi mood dan memori; musik juga mengurangi pengeluaran katekolamin
seperti epinefrin dan norepinefrin dari medula adrenal, pengeluaran katekolamin dapat
menurunkan frekuensi nadi, tekanan darah, asam lemak bebas dan pengurangan
konsumsi oksigen; selain itu musik juga dapat mengurangi kadar kortikosterid adrenal.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
f) Melakukan konsultasi kepada pihak manajemen gedung A RSCM, supervisor
utama dan supervisor akademik FIK UI.
g) Melakukan koordinasi dengan kepala ruangan dan perawat ruangan.
h) Populasi pada penelitian tersebut adalah pasien anak yang berusia 1-18 tahun,
yang mengalami nyeri baik nyeri karena tindakan prosedur maupun nyeri
karena sakitnya, contohnya nyeri kanker. Sementara karakteristik populasi
pada ruangan yang akan diberikan terapi musik sama dengan karakteristik
populasi pada penelitian, yaitu pasien anak dengan kanker yang berusia 1-18
tahun yang mengalami nyeri baik karena prosedur tindakan maupun nyeri
karena sakitnya.
2. Tahap pelaksanaan
a) Presentasi dan sosialisasi evidence based practice terkait pemberian terapi
musik pada pasien anak dengan kanker yang mengalami nyeri.
b) Memberikan terapi musik pada pasien anak dengan kanker dengan
menggunakan alat musik box dan MP3 portable yang ditempatkan di kamar
pasien atau di ruang tindakan. Jenis musik yang diputar adalah lagu anak-anak.
Waktu pemberian terapi musik pada saat dilakukan tindakan prosedur yang
diberikan diruang tindakan. Sedangkan pemberian terapi musik di ruang
perawatan atau di ruang kemoterapi diberikan jam 09.00 s.d 10.00, sore hari
jam 16.00 s.d 17.00.
c) Melakukan pengamatan atau pemantauan proses pemberian terapi musik
dengan mengevaluasi respon pasien saat dilakukan tindakan prosedur. Dan
melakukan penilaian skala nyeri sebelum, selama dan sesudah pemberian
terapi musik.
3. Tahap Terminasi
Evaluasi pemberian terapi musik yang dilakukan pada beberapa pasien anak
dengan kanker yang mengalami nyeri maupun yang menjalani kemoterapi. Tahap
tindak lanjutnya dengan menunjuk perawat ruangan sebagai penanggung jawab
pemberian terapi musik, untuk melanjutkan intervensi terapi musik pada pasien
anak dengan kanker yang mengalami nyeri, setelah mahasiswa selesai melakukan
praktek residensi keperawatan Anak II.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
Jadwal Kegiatan Proyek EBN
Waktu Pelaksanaan PJ
24 Sept – 21-30 6 Nov 6-15 Nov 18 Nov 22 Nov
No. Kegiatan Produk
18 Okt Okt 2013 2013 2013 2013 2013
2013
1. Proses konsultasi dan PICO model, searching
persiapan studi literatur artikel dan critical
(evidance based appriasal
practice)
2. Konsultasi dan Proposal Proyek EBN
pembuatan proposal
3. Presentasi proposal dan Mahasiswa Presentasi dengan
sosialisasi head nurse, CI perawat ruangan Non
Non Infeksi infeksi Anak Gd. A Lt.1
gedung A
lantai 1
4. Perencanaan dan PP dan Penyediaan dan
pelaksanaan perawat pemberian musik therapy
implementasi associate (PA) pada pasien.
5. Evaluasi proses kegiatan Mahasiswa Hasil dokumentasi
dan PP
6. Penyusunan dan Mahasiswa Laporan dan rekomendasi
pengumpulan laporan
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Terapi musik
Terapi musik adalah terapi yang mengunakan musik dimana tujuannya adalah
meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif dan sosial bagi individu
dari berbagai kalangan usia. Terapi musik merupakan terapi yang bersifat nonverbal,
serta merupakan penyembuhan melalui suara yaitu dengan penggunaan vibrasi frekuensi
atau bentuk suara yang dikombinasi.
Musik merupakan stimulus yang dikirim dari serabut saraf asendens ke neuron-neuron
reticular activating system (RAS). Stimulus musik ini kemudian akan ditransmisikan oleh
nuklei spesifik dari thalamus melewati area korteks serebral, sistem limbik, dan korpus
kolosum serta melalui area-area sistem saraf otonom dan neuroendokrin. Sistem limbik
dibentuk oleh cincin yang dihubungkan dengan cigulate gyrus, hippocampus, forniks,
badan-badan mamilari, hipotalamus, traktus mamilotalamik, thalamus anterior, dna
bulbus olfaktorius. Ketika musik dimainkan maka semua area yang berhubungan dengan
sistem limbik akan terstimulasi sehingga menghasilkan perasaan dan ekspresi.
Musik memliki efek yang kompleks pada manusia terhadap aspek fisiologis, psikologi,
dan spiritual. Respon individu terhadap musik dipengaruhi oleh kepribadian, lingkungan,
pendidikan, dan faktor budaya. Musik menimbulkan perubahan pada status gelombang
otak dan hormon pasien. Terdapat peningkatan frekuensi pada bagian kelompok ritme
alfa dan persamaan yang lebih besar (koheren) diantara wilayah yang berbeda pada
korteks serebral, yang paling sering terjadi pada lobus frontal. Aktivasi lobus frontal
kanan turun sehingga terjadi sekresi hormon kortisol dan hormon stress menurun sampai
keduanya berada pada rentang normal (Halim, 2002; Snyder & Lindquist, 2002).
Menurut Tuner (2010) efek musik dapat memelihara keseimbangan tubuh melalui sekresi
hormon-hormon oleh zat kimia kedalam darah. Efek musik ini terjadi dengan cara: musik
merangsang pengeluaran endorfin yang merupakan opiate tubuh secara alami dihasilkan
dari gland pituitary yang berguna dalam mengurangi nyeri, mempengaruhi mood dan
memori; musik juga mengurangi pengeluaran katekolamin seperti epinefrin dan
norepinefrin dari medula adrenal, pengeluaran katekolamin dapat menurunkan frekuensi
nadi, tekanan darah, asam lemak bebas dan pengurangan konsumsi oksigen; selain itu
musik juga dapat mengurangi kadar kortikosterid adrenal, Cortiocotrophin Releasing
Hormon (CRH) dan Adrenocorticotropic Hormon (ACTH) yang dihasilkan selama stress.
Pada umumnya terapi relaksasi dapat menimbulkan ketenangan dan rasa rileks, sehingga
hipotalamus akan memberi perintah pada midbrain untuk mengeluarkan gamma amino
butyric acid (GABA), enkephalin, dan beta endorphin. Zat tersebut dapat menimbulkan
efek analgesia yang akan mengeliminasi neurotransmitter rasa nyeri pada pusat persepsi
dan interpretasi sensorik somatik pada otak.
Kecemasan merupakan faktor psikologis afektif yang mempengaruhi persepsi rasa nyeri.
Pada banyak kasus, kecemasan tidak hanya meningkatkan ambang rasa nyeri pasien tetapi
pada kenyataannya mengakibatkan persepsi yang seharusnya tidak nyeri menjadi nyeri,
bahkan di bawah kondisi yang berbeda, seorang pasien dapat menunjukkan reaksi yang
berbeda walaupun rangsangannya sama. Kondisi pasien yang diliputi kecemasan akan
memperkuat rangsang nyeri yang diterimanya karena kecemasan menyebabkan zat
penghambat rasa nyeri tidak disekresikan. Dengan adanya musik sebagai fasilitas maka
tingkat kecemasan pasien dapat dikurangi sehingga timbul perasaan tenang dan rileks,
yang mempengaruhi rasa nyeri pada pasien.
Untuk mendapatkan efek terapi, idealnya terapi musik diberikan selama kurang lebih 30
menit hingga satu jam tiap hari, namun jika tak memiliki cukup waktu 10 menit pun jadi,
karena selama waktu 10 menit telah membantu pikiran responden beristirahat (Samuel,
2007). Dalam pelaksanaan penggunaan musik untuk mengontrol nyeri dan meningkatkan
kenyamanan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (Potter & Perry, 2005) yaitu
memilih musik yang sesuai dengan selera klien, mempertimbangkan usia dan
latarbelakang, menggunakan earphone supaya tidak mengganggu klien atau staf yang lain
dan membantu klien berkonsentrasi pada musik. Tombol-tombol kontrol di radio atau
pesawat tape dipastikan mudah ditekan, dimanipulasi, dan dibedakan, apabila nyeri yang
klien rasakan akut, kuatkan volume musik dan apabila nyeri berkurang, kurangi volume
dan untuk memberikan efek terapi musik harus didengarkan minimal selama 15 menit.
Menurut Naylor, et al (2010) durasi pemberian terapi musik untuk mengurangi nyeri yaitu
15 sampai 30 menit dalam satu sesi yang diberikan dua kali.
Jenis musik yang disukai oleh anak-anak dalam beberapa penelitian pemberian terapi
musik adalah jenis musik folk, kontemporer, lagu-lagu populer, lagu yang membuat
relaks, musik klasik, lulaby, lagu anak-anak, dan kisah anak-anak (Klassen, et al. 2010).
Sedangkan menurut Bekhius (2009) jenis musik yang disukai oleh anak-anak adalah
musik folk, kontemporer, musik klasik dan lulaby. Sementara berdasarkan hasil pengisian
kuesioner pada pasien di ruang Non Infeksi Lantai 1 Gedung A, sebagian besar anak
menyukai jenis musik lagu anak-anak, dan lagu-lagu populer.
List the main topics and terms from your question that you can use to search:
Music is effective in reducing anxiety and pain in children undergoing medical and
dental procedures.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
What information did you find to help answer your question?
1) Cochrane: Ditemukan
Klassen, J.A., Liang, Y., Tjosvold, L., Klassen, T.P., & Hartling, L. (2008).
Music for Pain and Anxiety in Children Undergoing Medical Procedures: A
Systematic Review of Randomized Controlled Trials. The Cochrane Database of
Systematic Reviews.
There was 19 studies that is use in this systematic review and that were randomized
and control trial:
• 11 studies of passive music therapy measured pain, comparing music therapy to
standard prosedures:
9 Significant differences were found in observer-reported behaviors indicative of
pain and discomfort.
9 Significantly lower levels of pain for music therapy combined with
‘uncertainty reduction’ versus standard procedures for venipuncture.
9 Music therapy resulted in significantly less pain for girls, children with low
pain thresholds, and children with low white blood cell count (<12.000)
9 Significant differences in pain favoring music therapy over standard
procedures for intramuscular injection.
9 Significantly lower pain with music therapy compared no music therapy for
immunizations.
9 Significantly less pain in the group receiving the pharmacological intervention
(a lidocain-prilocaine emulsion, EMLA cream) compared with groups
receiving music therapy or placebo cream.
• 2 studies compare music therapy and standard procedures: found significant
reduction in self reported pain for dental procedures.
• 7 studies of passive music therapy evaluated anxiety showed that a low sensory
stimulation intervention was effective in reducing anxiety during the preoperative
period.
• Music therapy delivered the night before and the morning of surgary showed less
observer and parent reported aniety compared with study group receiving music
therapy the night before surgary only and with the standard care group.
2) Joanna Briggs
Tan, L.M.L., Leong, K.S.P., & Yip, W.K., (2010). Effective Pain Management
during Painful Procedures in Children with Cancer: A Systematic Review.
Joanna Briggs Database of Systematic Reviews.
The objective of this review is to critically analyse the literature and present the best
available evidence related to procedural pain management in children cancer, this
3) PubMed
Naylor, K.T., Kingsnorth, S., Lamont, A., McKeever, P., & Macarthur, C.,
(2010). The Effectiveness of Music in Pediatric Healthcare : A Systematic Review
of Randomized Controlled Trials. The Cochrane Database.
There was 17 studies that is use in this systematic review and that were sample
comprised 9 parallel (randomization of individuals), 2 cluster parallel (randomization
of groups of individuals), and 6 crossover RCTs.:
• 2 study investigated the influence of music therapy on normative development and
cognitive functioning in children with developmental delay, the result is no
significant effect of improvisational music therapy on the achievement of
developmental communication.
• 2 study of moderate quality examined the effect of music on cognitive functioning
and social behavior in children with autism, the result is a large and significant
effect size found for the early social communication scales – a structured
assessment of individual differences in nonverbal communication skills.
• 3 study showed that music therapy emphasizing song writing and singing
significantly reduced eternalizing behaviors, such as aggressions, hyperativeity,
and conduct issues among newly arrived immigrant and refugee youth as compared
to a control group, the result no significant.
• 3 study low to moderate quality trials eamined the effects of music therapy on
coping among hospitalized childrem, two trials focused primarily on children with
cancer. A comparison of the effects of creating visual art and composing electronic
music, the result no significants difference between the group aon self concept
from pre to post test.
• 1 study eamined the effect of active music engagement (AME) comsisting of song
and instrumental activities on observable coping related behaviors compared to
listening to recorded children ‘s music (ML) or the use of recorded audio
storybooks (ASB). The result are only AME significant increases in positivie facial
affect and active engagement, however, both AME and ML, led to higher rates of
initiation as compared with ASB.
• 1 study eamined the effect of treatment music or familiar children’s music
compared with no music on child and parent experinces of chets physiotherapy in
infants and toodlers with cystic fibrosis, the result is signifinact more positive
experience for parents and children as compared to familiar music or no music.
• 1 study comparing the effect of individualized music therapy emphasizing relaation
and techniques for coping with pain, butterbut root etract, or a placebo in
combination with education and symtomatic pain treatment on the frequency and
severity of migraine frequency. The results are both interventions reduced
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
migraine frequency over an etended period, music therapy however had a more
immediate and lasting impact compared to the pharmacological approach, with
significant reductions migraine frequency posttreatment and follow up.
• 2 study examined change in affective patterns of EEG responding following
passive listening to recorded music, the result no significant, theother result is
significants differences in EEG patterns accompanied by decreased levels of
salivary cortisol.
Nguyen, T.N., Nilsson, S., Hellstrom, A.L., & Bengtson, A., (2010). Music
Therapy to Reduce Pain and Aniety in Children With Cancer Undergoing
Lumbar Puncture: A Randomized Clinical Trial. The Cochrane Database
The study design was a randomized clinical trial followed by interviews with open-
ended question:
Listening to music with earphones as a from of nonpharmacological intervention
reduced pain and anxiety in children with leukemia who underwent LP, involved low
cost and was easy and safe to use. The music reduced pain scores, heart rate,
respiratory rate, and anxiety scores. When the children had earphones with music,
they felt less pain and were calmer and relaxed during and after the procedure.
Ketiga jurnal yang didapatkan adalah jenis jurnal dengan level evidence Systematic
Review of Randomized Controlled Trials 2 buah dan level evidence uji klinis atau
randomized clinical trial satu buah. Metodologi jurnal tersebut merupakan level
evidence yang paling tinggi yaitu level pertama, yang akurasinya dapat
dipertanggungjawabkan. Pada ketiga jurnal tersebut menyatakan bahwa terapi musik
dapat mengurangi nyeri pada anak yang dilakukan prosedur tindakan, baik nyeri karena
prosedur tindakan maupun nyeri karena penyakitnya, seperti nyeri pada kanker. Populasi
pada ketiga penelitian tersebut adalah pasien anak yang berusia 1-18 tahun, hal ini
menegaskan bahwa populasi pada ketiga penelitian tersebut memiliki keseragaman. Dari
hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi musik pada anak usia 1-18
tahun dapat mengurangi nyeri.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Bab ini secara khusus menyajikan dan menjelaskan hasil implementasi proyek inovasi
berdasarkan evidence based practice nursing dan analisa data. Tujuan dari implementasi
proyek inovasi berdasarkan evidence based practice nursing adalah untuk mengetahui
pengaruh terapi musik terhadap kenyamanan pasien anak dengan kanker yang
mengalami nyeri maupun yang menjalani kemoterapi.
Ruang perawatan yang diberikan terapi musik sebanyak 6 kamar dengan berbagai usia, 4
kamar (203, 204, 109, 110) diberikan terapi musik pada waktu pagi hari yaitu pukul
09.00 s.d 10.00, sedangkan 2 kamar(111 dan 112) dilakukan pada sore hari yaitu pukul
16.00 s.d 17.00. dari hasil pengamatan yang dilakukan pada kamar yang diberikan terapi
musik pada pagi hari mendapat respon yang positif berupa anak-anak mendengarkan
lagu yang diputar, bahkan ada yang ikut menyanyi lagu yang diputar tersebut, terutama
pada anak-anak usia toodler dan sekolah. Bahkan ada anak yang meminta untuk tetap
memutar lagu meskipun waktu yang ditentukan untuk intervensi sudah selesai. Pada
anak-anak usia sekolah sampai remaja pada umumnya kurang tertarik pada lagu yang
diputar, hal ini dapat terlihat dari responnya berupa mendengarkan musik sendiri
menggunakan headset, atau main game bahkan ada yang membaca koran, meskipun
demikian pada umumnya anak-anak yang menjalani perawatan diruangan tersebut
menikmati musik yang diputar.
Pemberian terapi musik pada pagi hari yaitu pukul 09.00 s.d 10.00 dapat didengarkan
dengan baik oleh pasien, meskipun kegiatan di pagi hari berupa ronde medis maupun
banyaknya kegiatan tindakan prosedur dipagi hari, meskipun tidak dapat optimal karena
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
banyaknya aktivitas di pagi hari sehingga pasien tidak fokus mendengarkan musik.
Pemberian terapi musik pada sore hari juga dapat didengarkan oleh pasien.
Pemberian terapi musik pada pasien yang menjalani kemoterapi yaitu sebanyak 11
orang, pada umumnya pasien berespon positif terhadap terapi musik yang diberikan,
terutama pada anak usia toodler dan usia sekolah. Pada anak tersebut terlihat lebih
nyaman, hal ini dapat terlihat dengan responnya berupa mendengarkan lagu dengan
serius, ikut bernyanyi sesuai dengan lagu saat diputar, bahkan ada yang sampai joged
atau menari kecil dengan menggerakkan anggota tubuhnya, dan juga keluarga ikut
menyanyi serta mengajak anaknya untuk mendengarkan dan mengikuti nyanyi.
Pada pemberian terapi musik pada pasien yang menjalani prosedur tindakan yang
menyebabkan nyeri atau tidak nyaman, yaitu pengambilan sampel darah sebanyak 2
orang, pemasangan infus sebanyak 1 orang, pemasangan NGT sebanyak 1 orang,
dressing luka sebanyak 1 orang, dan pemberian kemoterapi sebanyak 2 orang, hasil
implementasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Respon pasien yang diberikan terapi musik saat menjalani prosedur tindakan
No Prosedur Jumlah Respon pre selama Keterangan
tindakan Responden intervensi intervensi
dan usia
1 Pengambilan darah 1 (17) Takut Diam dan Mendengarkan
kooperatif lagu
2 (5) Takut dan Menangis Mendengarkan
menangis dan kurang lagu
kooperatif
2 Pemasangan infus 1 (4) Takut dan Menangis Mendengarkan
menangis tetapi lagu
kooperatif
3 Pemasangan NGT 1 (4) Takut dan Diam dan Mendengarkan
menangis Kooperatif lagu
4 Dressing luka 1 (4) Takut Kooperatif Mendengarkan
lagu dan ikut
menyanyi
5 Kemoterapi IT 1 (5) Takut dan Menangis Mendengarkan
menangis, tetapi lagu
meronta-ronta kooperatif
2 (4) Takut dan Diam, Lebih Ikut menyanyi
menangis tenang dan
kooperatif
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
Dari tabel tersebut respon anak-anak respon anak sebelum dilakukan tindakan prosedur
yang menyebabkan nyeri yaitu anak merasa ketakutan dan menangis, dan menolak untuk
dilakukan tindakan prosedur tersebut, tetapi dengan pemberian terapi musik respon anak
selama prosedur tindakan dilakukan pada umumnya lebih kooperatif, meskipun masih
ada yang menangis. Tetapi ada juga yang memberikan respon berupa ikut bernyanyi
mengikuti lagu yang sedang diputar, meskipun volume suara tidak begitu besar.
Pada pemberian terapi musik pada pasien kanker yang mengalami nyeri, karakteristik
responden berusia prasekolah 3 orang (42%), usia sekolah sebanyak 2 orang (28%), usia
remaja sebanyak 2 orang (28%). Skala nyeri sebelum dilakukan tindakan prosedur yaitu
yang mengalami nyeri ringan sebanyak 2 orang (28%), nyeri sedang 4 orang (57%) dan
nyeri berat (14%). Skala nyeri pada pasien selama pemberian terapi musik yaitu nyeri
berat 1 orang (14%) dan nyeri ringan (86%) begitupula nyeri setelah dilakukan terapi
musik. Dari hasil tersebut maka terdapat perbedaan yang bermakna antara sebelum,
selama dan setelah pemberian terapi musik. Meskipun ada satu pasien yang tidak
mengalami perubahan skala nyeri baik sebelum, selama maupun sesudah pemberian
terapi musik.
Tabel 2. Respom pasien anak dengan kanker saat diberikan terapi musik
No. Usia Skala nyeri
Sebelum Selama Setelah
1 S (16 th) 3 1 1
2 R (13 th) 7 7 7
3 I (5 th) 5 3 3
4 MA (5 th) 5 2 2
5 M S (7 th) 5 2 3
6 A (17 th) 3 1 2
7 V (4 th) 6 3 4
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
B. PEMBAHASAN
Jenis terapi musik yang diberikan adalah lagu anak-anak menggunakan musik box
portable, pada umumnya anak-anak menyukai lagu-lagu yang diputar, khususnya anak-
anak usia toodler dan prasekolah. Dalam pelaksanaan penggunaan musik untuk
mengontrol nyeri dan meningkatkan kenyamanan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan (Potter & Perry, 2005) yaitu memilih musik yang sesuai dengan selera
klien, mempertimbangkan usia dan latarbelakang, karena responden pada implementasi
ini adalah anak-anak maka pemberian terapi musik berupa lagu anak-anak, hal ini
didukung oleh pendapat Klassen, et al. (2010) bahwa Jenis musik yang disukai oleh
anak-anak dalam beberapa penelitian pemberian terapi musik adalah jenis musik folk,
kontemporer, lagu-lagu populer, lagu yang membuat relaks, musik klasik, lulaby, lagu
anak-anak, dan kisah anak-anak. Sedangkan menurut Bekhius (2009) jenis musik yang
disukai oleh anak-anak adalah musik folk, kontemporer, musik klasik dan lulaby.
Pemberian terapi musik yang diberikan selama intervensi adalah kurang lebih 1 jam,
pemberian musik selama 1 jam ini diketahui dapat mempunyai efek positif pada anak-
anak atau pasien yang mendengarkan, seperti yang diungkapkan Samuel (2007) bahwa
untuk mendapatkan efek terapi, idealnya terapi musik diberikan selama kurang lebih 30
menit hingga satu jam tiap hari, namun jika tak memiliki cukup waktu 10 menit pun jadi,
karena selama waktu 10 menit telah membantu pikiran responden beristirahat (Samuel,
2007). Menurut Naylor, et al (2010) durasi pemberian terapi musik untuk mengurangi
nyeri yaitu 15 sampai 30 menit dalam satu sesi yang diberikan dua kali.
Pemberian terapi musik juga diberikan pada anak-anak yang menjalani prosedur tindakan
yang mengakitbatkan respon nyeri atau tidak nyaman, seperti pengambilan darah,
pemasangan infus, pemasangan NGT, pemberian kemoterapi IT maupun dressing luka,
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
pada umumnya respon pasien yang mendapatkan terapi musik lebih kooperatif saat
dilakukan prosedur tindakan, hal ini didukung oleh pendapat Klassen et al (2010) bahwa
terapi musik dapat mengurangi respon nyeri pasien yang dilakukan prosedur tindakan
seperti penusukan intravena, pemberian obat intramuskular. Dan juga menurut Nguyen
(2010) pemberian terapi musik dapat mengurangi nyeri dan kecemasan saat pasien
leukemia dilakukan kemoterapi secara intratekal.
Pada implementasi ini juga didapatkan bahwa terapi musik juga dapat menurunkan skala
nyeri terutama nyeri ringan (28%) dan nyeri sedang (57%), selama dan setelah
pemberian terapi musik menjadi nyeri berkurang menjadi nyeri ringan sebanyak 86%,
sementara nyeri berat tidak mengalami perubahan selama pemberian terapi musik, hal ini
didukung oleh pendapat Klassen et al (2010) bahwa terapi musik efektif dapat
mengurangi nyeri ringan dan sedang, tetapi kurang efektif untuk pasien yang mengalami
nyeri berat.
Kendala yang dihadapi saat pelaksanaan implementasi adalah saat pemberian terapi
musik di ruangan, ada keluarga pasien yang berbincang-bincang dengan volume agak
keras, sehingga anak-anak di ruang perawatan terkadang kurang fokus mendengarkan
musik yang diputar, begitu pula saat ronde medis karena banyak orang yang masuk
keruangan, hal ini menyebabkan anak-anak kurang mendengarkan lagu yang diputar.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
BAB VI
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil implementasi proyek inovasi berdasarkan evidence based practice
nursing mengenai pemberian terapi musik, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jenis lagu terapi musik disesuaikan dengan usia dan latar belakang anak
2. Pemberian terapi musik meningkatkan kenyamanan anak yang menjalani kemoterapi
3. Pemberian terapi musik dapat mengurangi nyeri pasien anak dengan kanker yang
manjalani prosedur tindakan yang menyebabkan nyeri
4. Pemberian terapi musik membuat anak lebih kooperatif saat dilakukan prosedur
tindakan
5. Pemberian terapi musik dapat mengurangi nyeri pada pasien anak dengan kanker
6. Pemberian terapi musik kurang efektif mengurangi nyeri berat
B. SARAN
1. Pemberian terapi musik tidak hanya diberikan pada pukul 09.00 s.d 10.00 atau 16.00
s.d 17.00
2. Pemberian terapi musik diberikan secara sentral di ruang perawatan anak
3. Pemberian terapi musik bukan hanya secara pasif, tetapi juga secara aktif.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
REFERENSI
Bekhuis, T., (2009). Music Therapy May Reduce Pain and Aniety in Children Undergoing
Medical and Dental Procedures. Journal Evidence Based Dental Practice.
Halim, S. (2002). Music as Complementary therapy in Medical Treatment. Med J Indonesia, 11(4).
250-257.
Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2009). Wong’s Essensial of Pediatric Nursing. Eight
Edition, St. Louis: Mosby.
Klassen, J., et al. (2008). Music for Pain and Anxiety in Children Undergoing Medical
Procedures: A Systematic Review of Randomized Controlled Trials. Ambulatory Pediatrics.
Naylor, K.T., Kingsnorth, S., Lamont, A., McKeever, P., & Macarthur, C., (2010). The
Effectiveness of Music in Pediatric Healthcare : A Systematic Review of Randomized
Controlled Trials. The Cochrane Database.
Nguyen, T.N., Nilsson, S., Hellstrom, A.L., & Bengtson, A., (2010). Music Therapy to
Reduce Pain and Aniety in Children With Cancer Undergoing Lumbar Puncture: A
Randomized Clinical Trial. The Cochrane Database.
Perry, A.G., Potter, P.A., & Elkin, M.K. (2012). Nursing Intervention & Clinical Skills (5th
Edition). St Louis: Elseiver Mosby.
Price, S.A., & Wilson, L.M. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
(Edisi 6). Jakarta: EGC.
Snyder, M., & Lindquist, R., (2002). Complementary Alternative Therapies in Nursiing (4th ed).
Spinger Publishing Company.
Tan, L.M.L., Leong, K.S.P., & Yip, W.K., (2010). Effective Pain Management during Painful
Procedures in Children with Cancer: A Systematic Review. Joanna Briggs Database of Systematic
Reviews.
WHO (2011). Cancer. http://www.who.int/features/qa/15/en/index.html. diunduh 29 Januari
2012
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
SYSTEMATIC REVIEW (of Therapy) WORKSHEET
Citation:
Music for Pain and Anxiety in Children Undergoing Medical Procedures: A Systematic Review of
Randomized Controlled Trials
Are the results of this systematic review of therapy valid
Is it a systematic review of randomized trials of the • This SRs were identified of the efficacy of music
treatment? therapy on pain and anxiety in children undergoing
clinical procedures.
• The articles that use in this SRs is only include
randomized control trials.
Does it include a methods section that describes: • The systematic review was carried out by a search for
• Finding and including all the relevant trials ? published studies in MEDLINE, Education Resources
• Assessing their individual validity ? Information Center, the Cochrane Central Register of
Controlled Trials, Cochrane Database of Systematic
Reviews, Online Computer Library Center, Articles
First, Repertoire International de Litterature Musicale
Abstract of Music Literature, Computer Assisted
Information Retrieval Service System for Music,
PsycINFO, Allied and Complementary Medicine
Database, EMBASE, Latin American & Caribbean
Health Sciences Literature, and Web of Science
(search strategies available from authors). Based on
evidence that demonstrates an as sociation between
significant results and publication. Keywords used
were: music therapy and pediatrics. Include nineteen
studies met the inclusion criteria : randomized
controlled trial, children aged 1 month to 18 years
were examined, music was used as an intervention,
and the study measured pain and anxiety.
• The article were screened for relevance by two
independent reviewers, and potentially relevant studies
were retreived as full manuscript. Two independent
reviewers assessed studies for inclusion by using
following criteria: population age 1 month to 18 years
(studies involving the neonatal age group were
excluced), the study examined a music intervention in
clinical setting, measured pain or anxiety.
Were the results consistent from study to study ? • 11 studies of passive music therapy measured pain,
comparing music therapy to standard prosedures:
9 Significant differences were found in observer-
reported behaviors indicative of pain and
discomfort.
9 Significantly lower levels of pain for music
therapy combined with ‘uncertainty reduction’
versus standard procedures for venipuncture.
9 Music therapy resulted in significantly less pain for
girls, children with low pain thresholds, and
children with low white blood cell count (<12.000)
9 Significant differences in pain favoring music
therapy over standard procedures for intramuscular
injection.
9 Significantly lower pain with music therapy
compared no music therapy for immunizations.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
9 Significantly less pain in the group receiving the
pharmacological intervention (a lidocain-prilocaine
emulsion, EMLA cream) compared with groups
receiving music therapy or placebo cream.
• 2 studies compare music therapy and standard
procedures: found significant reduction in self
reported pain for dental procedures.
• 7 studies of passive music therapy evaluated anxiety
showed that a low sensory stimulation intervention
was effective in reducing anxiety during the
preoperative period.
• Music therapy delivered the night before and the
morning of surgary showed less observer and parent
reported anxiety compared with study group receiving
music therapy the night before surgary only and with
the standard care group.
Were individual patient data used in the analysis or --
aggregate data ? (may be important in meta-analysis)
How precise is the treatment effect ? Music as an adjunctive intervention demontrates clinical
importance in reducing the amount of pharmaceutical
interventions needed.
Can you apply this valid, important evidence from a systematic review in caring for your patient ?
Do these results apply to your patient ? The result especially using music therapy will be apply
in our patient (children)
Is our patient so different from those in the systematic Our patient have to fit all inclusion criteria of this study.
review that its results can’t help you ?
Is the treatment feasible in our setting ? Music therapy is economically feasible and available in
our setting.
What are our patient’s potential benefits and harms from Potentially benefits from music therapy are efficacious,
therapy ? feasible, and affordable to reduce pain and anxiety in
children. There is no harms from using the music
therapy.
What are our patient’s values and expectations for both ---
the outcome are trying to prevent and the treatment we
are offering ?
Should you believe apparent qualitative differences in the efficacy of therapy in some subgroups of patients?
Only if you can say “yes” to all the following:
Do they really make biologic and clinical sense ?
--
Is the qualitative differences both clinically (beneficial for some but useless or harmful for others) and statistically
significant ?
--
Was this difference hypothesised before the study began (rather than the product of dredging the data), and has it
been confirmed in other, independent studies ?
--
Was this one of just a few subgroup snalysis carried out in this study ?
--
Additional Notes:
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
The systematic review suggest that :
Music is effective in reducing anxiety and pain in children undergoing medical and dental procedures. Music can be
considered an adjunctive therapy in clinical situations that produce pain or anxiety.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
hyperativeity, and conduct issues among newly
arrived immigrant and refugee youth as compared to
a control group, the result no significant.
• 3 study low to moderate quality trials eamined the
effects of music therapy on coping among
hospitalized childrem, two trials focused primarily
on children with cancer. A comparison of the effects
of creating visual art and composing electronic
music, the result no significants difference between
the group aon self concept from pre to post test.
• 1 study eamined the effect of active music
engagement (AME) comsisting of song and
instrumental activities on observable coping related
behaviors compared to listening to recorded
children ‘s music (ML) or the use of recorded audio
storybooks (ASB). The result are only AME
significant increases in positivie facial affect and
active engagement, however, both AME and ML,
led to higher rates of initiation as compared with
ASB.
• 1 study eamined the effect of treatment music or
familiar children’s music compared with no music
on child and parent experinces of chets
physiotherapy in infants and toodlers with cystic
fibrosis, the result is signifinact more positive
experience for parents and children as compared to
familiar music or no music.
• 1 study comparing the effect of individualized
music therapy emphasizing relaation and techniques
for coping with pain, butterbut root etract, or a
placebo in combination with education and
symtomatic pain treatment on the frequency and
severity of migraine frequency. The results are both
interventions reduced migraine frequency over an
etended period, music therapy however had a more
immediate and lasting impact compared to the
pharmacological approach, with significant
reductions migraine frequency posttreatment and
follow up.
• 2 studyeamined change in affective patterns of EEG
responding following passive listening to recorded
music, the result no significant, theother result is
significants differences in EEG patterns
accompanied by decreased levels of salivary
cortisol.
Were individual patient data used in the analysis or --
aggregate data ? (may be important in meta-analysis)
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
Can you apply this valid, important evidence from a systematic review in caring for your patient ?
Do these results apply to your patient ? The result especially using music therapy will be
apply in our patient (children)
Is our patient so different from those in the systematic Our patient have to fit all inclusion criteria of this
review that its results can’t help you ? study.
Is the treatment feasible in our setting ? Music therapy is economically feasible and available
in our setting.
What are our patient’s potential benefits and harm s Potentially benefits from music therapy are
from therapy ? efficacious, feasible, and affordable to reduce pain and
anxiety in children. There is no harms from using the
music therapy.
What are our patient’s values and expectations for ---
both the outcome are trying to prevent and the
treatment we are offering ?
Should you believe apparent qualitative differences in the efficacy of therapy in some subgroups of
patients? Only if you can say “yes” to all the following:
Do they really make biologic and clinical sense ?
--
Is the qualitative differences both clinically (beneficial for some but useless or harmful for others) and
statistically significant ?
--
Was this difference hypothesised before the study began (rather than the product of dredging the data), and has
it been confirmed in other, independent studies ?
--
Was this one of just a few subgroup snalysis carried out in this study ?
--
Additional Notes:
The systematic review suggest that :
The effectiveness of music among varied pediatric conditions and setting. The findings offer limited qualitative
evidence to support the effectiveness of music for children wih learning and development disorders and acute
and or chronic physical illness, and children experiencing stressful life events. No evidence support the
effectiveness of music for children with mood disorders and related psychopathology was found. Music may be
used to enhance cognitove abilities, facilitate verbal and nonverbal communication, and influence physiology.
The emotive qualitities of music may reduce the effects of trauma and facilitate coping strategies for difficult
environments. Music may also reduce symtomatology, such as maladaptive behaviors, and migraine frequency.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
THERAPY WORKSHEET
Citation:
Music Therapy to Reduce Pain and Aniety in Children With Cancer Undergoing Lumbar Puncture: A
Randomized Clinical Trial
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014
CER = control event rate EER : Eperimental event rate
Additional Notes:
The systematic review suggest that :
Listening to music with earphones as a from of nonpharmacological intervention reduced pain and anxiety in
children with leukemia who underwent LP, involved low cost and was easy and safe to use. The music reduced
pain scores, heart rate, respiratory rate, and anxiety scores. When the children had earphones with music, they
felt less pain and were calmer and relaxed during and after the procedure.
Aplikasi model…, Nurhidayatun, FIK UI, 2014