“BRONKITIS ASMATIS”
OLEH :
NAMA : HAERUNNISA
NPM : 016.01.3294
SEMESTER :V
PRODI : S1 KEPERAWATAN
2018/2019
BRONKITIS
1. Pengertian
Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernapasan yang menyebabkan inflamasi yang
mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk, dan
biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu. Bronkitis umumnya disebaban oleh
virus seperti Rhinovirus, RSV, virus influenza, virus prainfluenza, Adenovirus, virus
rubeola, dan paramyxovirus dan bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan
myxoplasma pneumonia, bordetella pertussis, atau carynocbaterium diptheriae.
(Rahajoe,2012).
Amatis adalah bronkitis asmatis merupakan kondisi yang mengacu kepada bronkitis
akut pada seseorang yang telah memiliki penyakit asma. Bronkitis asmatis adalah
penyakit pernapasan yang menyebabkan adanya peradangan pada bronkus, yaitu saluran
yang digunakan untuk masuk dan keluarnya udara dari paru-paru. Peradangan ini
menyebabkan berhentinya proses pernapasan dan menyebabkan sesak napas. Asma
adalah gangguan yang menyebabkan adanya peradangan pada saluran pernapasan,
menyebabkan sesak napas, batuk yang kronis, sesak dada, dan juga menyebabkan bunyi
ketika pernapasan (mengi)
Br Corynebacterium diphtheria Bronkiitis dibagi menjadi dua:
1. Bronchitis Akut
Merupakan infeksi saluran pernafasan akut bawah. Ditaandai dengan awitan
gejala yang mendadak dan berlangsung lebih singkat. Pada bronchitis jenis ini
infalamasi (peradangan bronkus biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri
dan kondisinya diperpara oleh pemaparan terhadap iritasi, seperti asap rokok, udra
kotor, debu, asap kimiawi dll).
2. Bronchitis Kronis
Ditandai dengan gejala yang berlangsung lama (3 bulan dalam setahun selama
2 tahun berturut – turut). Pada bronchitis kronik peradangan bronkus tetap berlanjut
selama beberapa waktu dan terjadi obstruksi/ ambatan pada aliran udara yang normal
didalam bronkus.
2. Penyebab (etiologi)
a. Bronkitis Akut
Penyebab bronkitis akut yang paling sering adalah virus seperti rhinovirus,respiratory
sincytial virus (RSV), virus influenza, virus pada influenza,dan coxsakie virus.
b. Bronkitis kronis
Penyebab-penyebab bronkitis kronis misalnya asma atau infeksi kroniksaluran nafas dan
sebagainya. Faktor-faktor predisposisi dari bronchitisadalah alergi, perubahan cuaca,
populasi udara dan infeksi saluran nafasatas kronik (Ngastiyah,2003).
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada bronkitis akut :
Batuk
Terdengar rongki
Suara yang besar dan kasar
Wheezing
Menghilang dalan waktu 10-14 hari
Demam
Produksi sputum
Batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi yang lembab
Sering mengalami infeksi saluran napas (seperti misalnya pilek atau flu) yang
dibarengi dengan batuk.
Gejala bronkitis akut lebih dari 2-3 minggu
Demam tinggi
Sesak napas jika saluran napas tersumbat
Produksi dahak bertambah banyak berwarna kuning atau hijau.
4. Clinical Pathway (patofisiologi)
Radang bronkial
Akumulasi secret
Produksi mukus meningkat di Jalan nafas Filtrasi sel radang Metaplasia sel goblet
transportasi
oksigen terganggu Aktivitas dan
Edema/pembengkakan Sesak napas
pada mukosa pelepasan
pirogen endogen
Kelelahan Ketidakefektifan
pola napas
Hipertermi
Intoleransi aktivitas
5. Diagnosis penunjang/laboratorium
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien dengan bronkitik kronik adalah meliputi
rontgen thoraks, analisa sputum, tes fungsi paru dan pemeriksaan kadar gas darah arteri.
a. Rontgen Thoraks
Gerakan kasar, pada apek paru, laboratorium, terjadi peningkatan leucocyt, kadang-
kadang LED meningkat.
b. Radiologi
Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus
menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal,
corak paru bertambah.
6. Penatalaksanaan medis
1. Membatasi aktivitas
2. Berhenti merokok dan hindari asap tembakau
3. Hindari makanan yang merangsang
4. Jangan memandikan terlalu sore atau pagi, dan mandi dengan air hangat.
5. Tidak tidur di kamar yang ber AC atau gunakan baju dingin.
6. Jaga kebersian tangan dan biasakan cuci tangan sebelum makan.
7. Menciptakan lingkungan yang bebas polusi.
8. Jangan makan seperti telur ayam dan meminum minuman yang bersoda karena dapat
menambah produksi lender.
9. Menghirup uap hangat untung mengencerkan lendir atau sekret.
10. Minum air agar dahak/lender mudah di keluarkan.
7. Komplikasi
Corwin (2009. Hal 571) menyatakan Episode bronchitis akut yang berulang dapat
mengakibatkan perubahan patologis menjadi bronchitis kronis.
8. Pengkajian
1. Biodata ( nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, diagnose medis, dll )
2. Identitas penanggung Jawab ( nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan
hubungan dengan klien )
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Batuk persisten, produksi spuntum seperti warna kopi, dipsnea dalam beberpa
keadaan, whezzing pada saat ekspirasi, sering mengalami infeksi pada sistem
respirasi.
b. Riwayat penyakit sekarang
Berisi latar belakang penyakit (mulai dirasakan oleh pasien), berkembang dan
tindakan yang dilakukan dalam mengatasi penyakitnya
c. Riwayat kesehatan dahulu
Batuk atau produsi spuntum selam beberapa hari bulan dalam 1 tahun dan
paling sedikit dalam 2 tahun berturut – turut . adanya riwayat merokok.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kaji keadaan umum pasien meliputi, tingkat kesadaran, ekspresi wajah, dan posisi
klien saat datang.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Suhu meningkat, tekanan darah meningkat, Respirasi meningkat
c. Sistem Kardiovaskuler
Peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat, Bunyi jantung redup.
d. Pemeriksaan Dada
Bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal, terdengar Bunyi nafas ronchi,
perkusi hyperresonan pada area paru, warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar
kuku, abu – abu keseluruhan, pada Auskultasi terdengar Ronchi +/+, kedua lapang
paru, Wizing kadang (+), kadang samar.
e. Pemeriksaan Abdomen
f. Pemeriksaan anggota gerak
Bisa terdapat edema dependen, warna kulit/membran mukosa normal/cyanosis,
pucat, dapat menunjukkan anemi, turgor kulit buruk, edema dependen,
berkeringat.
g. Pola aktifitas sehari-hari dengan:
1. Aspek biologi:
Mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia, ketidakmampuan untuk makan,
penurunan berat badan
2. Aspek Psiko:
Ansietas, ketakutan, peka terhada prangsangan.
3. Aspek Sosio:
Terjadi hubungan ketergantungan, kegagalan dukungan dari/ terhadap
pasangan/ orang terdekat.
9. Diagnosa yang mungkin muncul
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafa berhubungan dengan bronkokontriksi,
peningkatan produksi lendir, batuk tidak efektif dan infeksi bronkopulmonal
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungn dengan keletihan otot pernafasan,
hiperventilasi paru, deformitas dinding dada.
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan laju
metabolic, anoreksia, mual/muntah, dispnea, kelemahan.
4. Hipertemi berhubungan dengan pemanjaan lingkungan yang panas, proyeksi penyakit
peradangan.
10. Rencana keperawatan
1. Ketidak efektifan kebersian jalan napas