Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

PUSKESMAS SEMPAJA DAN PUSKESMAS PALARAN


PERIODE NOVEMBER-DESEMBER 2018

Penggunaan Jamu Untuk Keluhan Muskuloskeletal Yang Dijual


di Wilayah Kerja Puskesmas Sempaja dan Puskesmas Palaran

Disusun oleh:

1 7 1 0 0 2 9 0 0 3 Abidah Sholihatuz Zahro


1 7 1 0 0 2 9 0 1 7 Megaria Sihombing
1 7 1 0 0 2 9 0 0 6 Raditya Aldi Pradhana
1 7 1 0 0 2 9 0 1 4 Aulia Alfiani Paramitha
1 7 1 0 0 2 9 0 1 0 Azalia Mentari Ramadhana
1 7 1 0 0 2 9 0 0 8 N a b i l l a D a y a n t i

Pembimbing :
DR. dr. Swandari Paramita, M. Kes
dr. Meiliati Aminyoto, Sp.GK, M.Kes

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jamu adalah obat tradisional Indonesia yang merupakan bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat (Permenkes, 2010).
Berdasarkan Permenkes no.6 tahun 2016 perkembangan pelayanan
kesehatan tradisional menggunakan ramuan saat ini semakin pesat berdasar pada
bukti dari hasil Riskesdas 2010 bahwa persentase penduduk Indonesia yang
pernah mengonsumsi jamu sebanyak 59,12 % yang terdapat pada semua
kelompok umur, baik laki-laki maupun perempuan, di pedesaan maupun di
perkotaan. Persentasi penggunaan tanaman obat berturut-turut adalah jahe
(50,36%), diikuti kencur (48,77%), temulawak (39,65%), meniran (13,93%) dan
pace (11,17%). Selain tanaman obat di atas, sebanyak 72,51% menggunakan
tanaman obat jenis lain.
Bentuk sediaan jamu yang paling banyak disukai penduduk adalah cairan,
diikuti berturutturut seduhan/serbuk, rebusan/rajangan, dan
bentukkapsul/pil/tablet. Penduduk Indonesia yang mengonsumsi jamu sebesar
95,60 % merasakan manfaatnya pada semua kelompok umur dan status ekonomi,
baik di pedesaan maupun perkotaan (Permenkes,2016)
Jamu merupakan keluhuran budaya khas bangsa Indonesia yang secara
turun temurun telah diakui dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dalam
menjaga kesehatan, kebugaran, dan perawatan kecantikan sehari-hari (Permenkes,
2015).Selain itu salah satu manfaat yang diharapakan dari masyarakat adalah
sebagai bahan yang membantu proses penyembuhan dalam berbagai
keluhan,contohnya dalam keluhan muskuloskeletal.
Menurut Chung (2013) keluhan pada sistem muskuloskeletal telah menjadi
trend penyakit terbaru berkaitan dengan pekerjaan di seluruh dunia baik di negara
berkembang maupun negara industri. Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan
pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari
keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Keluhan muskuloskeletal atau
Musculoskeletal Disorder (MSDs) bersifat kronis, disebabkan adanya kerusakan
pada tendon, otot, ligament, sendi, saraf, kartilago, atau spinal disc biasanya
menimbulkan rasa tidak nyaman, nyeri, gatal dan pelemahan fungsi (Tarwaka ,
2004). Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang
lamadapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan
tendon (Tarwaka, 2013).
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil
sebuah kajian ilmiah yang berjudul “Penggunaan Jamu Untuk Keluhan
Muskuloskeletal Yang Dijual di Wilayah Kerja Puskesmas Sempaja dan
Puskesmas Palaran “.

1.2 Tujuan Penelitian


1.2.1 Tujuan Umum :
Mengetahui gambaran penggunaan jamu untuk keluhan muskuloskeletal
yang dijual di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan Puskemas Palaran.

1.2.2 Tujuan Khusus :


1. Mengetahui pemetaan toko jamu di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan
Puskemas Palaran.
2. Mengetahui gambaran penggunaan jamu tersering untuk keluhan
muskuloskeletal yang dijual di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan
Puskemas Palaran.
3. Mengetahui komposisi jamu yang paling sering digunakan masyarakat untuk
keluhan muskuloskeletal yang dijual di wilayah kerja Puskesmas Sempaja
dan Puskemas Palaran.
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Manfaat Ilmiah
1. Sebagai sumbangsih ilmiah dalam memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan kedokteran, terutama dibidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2. Dapat dijadikan dasar sebagai penelitian selanjutnya.
1.3.2 Manfaat bagi Puskesmas
1. Menjadi sumber data bagi puskesmas mengenai obat tradisional yang
banyak di konsumsi oleh warga di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan
Puskesmas Palaran.
2. Menjadi sumber data bagi puskesmas mengenai jumlah took jamu yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan Puskesmas Palaran.
1.3.3 Manfaat bagi Penulis
1. Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu-ilmu kedokteran yang telah diterima
selama perkuliahan.
2. Menambah wawasan peneliti dalam mengkaji serta menganalisis
permasalah konsumsi jamu untuk keluhan muskuloskeletal
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jamu
Jamu adalah obat tradisional Indonesia. Obat tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (BPOM RI,
2005). Sediaan galenik adalah hasil ekstraksi simplisia yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan atau hewan (BPOM RI, 2005).
Menurut Peraturan BPOM RI tahun 2005, obat bahan alam di bagi
menjadi tiga yaitu, Jamu (obat tradisional), obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya
telah di standarisasi. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji
klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi.
Obat tradisional dilarang mengandung etil alkohol lebih dari 1%, kecuali
dalam bentuk sediaan tingtur yang pemakaiannya dengan pengenceran, bahan
kimia obat yang merupakan hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, narkotika
atau psikotropika, bahan lain yang berdasarkan pertimbangan kesehatan dan/atau
berdasarkan penelitian membahayakan kesehatan (Permenkes, 2012).

2.2 Jamu Pegal Linu


Jamu pegal linu digunakan untuk keluhan pegal linu (rematik). Terdapat
banyak ramuan untuk jamu pegal linu baik ramuan yang digunakan dengan cara
digosok maupun dengan cara diminum.

2.3 Toko Jamu


Menurut Permenkes 2012, usaha took jamu dapat dibagi menjadi :
 Industri Obat Tradisional yang selanjutnya disebut IOT adalah industri
yang dapat membuat semua bentuk sediaan obat tradisional.
 Usaha Kecil Obat Tradisional yang selanjutnya disebut UKOT adalah
usaha yang dapat membuat semua bentuk sediaan obat tradisional, kecuali
bentuk sediaan tablet dan efervesen.
 Usaha Mikro Obat Tradisional yang selanjutnya disebut UMOT adalah
usaha yang hanya membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param,
tapel,pilis, cairan obat luar dan rajangan.
 Usaha jamu racikan adalah usaha yang dilakukan oleh depot jamu atau
sejenisnya yang dimiliki perorangan dengan melakukan pencampuran
sediaan jadi dan/atau sediaan segar obat tradisional untuk dijajakan
langsung kepada konsumen.
 Usaha jamu gendong adalah usaha yang dilakukan oleh perorangan dengan
menggunakan bahan obat tradisional dalam bentuk cairan yang dibuat
segar dengan tujuan untuk dijajakan langsung kepada konsumen.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

Deskripsi
Penelitian untuk mengetahui pemetaan toko jamu di wilayah kerja Puskesmas
Sempaja dan Puskesmas Palaran, penggunaan jamu tersering pada keluhan
muskuloskeletal di toko jamu tersebut serta komposisi jamu yang paling sering di
gunakan masyarakat pada keluhan muskuloskeletal di toko jamu wilayah kerja
Puskesmas Sempaja dan Puskemas Palaran. Penelitian dilakukan dengan survey
langsung ke lapangan di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan Palaran. Peneliti
menanyakan kepada penjual jamu mengenai obat yang paling sering digunakan
oleh masyarakat, kemudian jamu tersebut diperiksa komposisinya.

Jenis Penelitian
Penelitan ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Metode penelitian
deskriptif digunakan untuk mencari gambaran penggunaan jamu untuk keluhan
muskuloskeletal yang dijual di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan Puskemas
Palaran.

Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskemas Sempaja dan
Puskemas Palaran. Waktu penelitian dan pengambilan data dilaksanakan mulai
bulan November tahun 2018.

Populasi dan Sampel


Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh toko jamu di wilayah kerja
Puskesmas Sempaja dan Puskemas Palaran.

Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh toko jamu di wilayah kerja
Puskesmas Sempaja dan Puskemas Palaran yang menjual jamu untuk keluhan
muskuloskeletal.

Kriteria Inklusi dan Ekslusi


Kriteria Inklusi
Seluruh toko jamu di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan Puskemas
Palaran.
Kriteria Ekslusi
Seluruh toko obat yang menjual jamu di wilayah kerja Puskesmas Sempaja
dan Puskesmas Palaran.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang akan diteliti adalah pemetaan, jamu tersering dan
komposisi.

Definisi Operasional
Pemetaan
Definisi Operasional : keterangan tempat toko jamu di wilayah kerja
Puskesmas Sempaja dan Puskemas Palaran.
Jamu tersering
Definisi Operasional : keterangan mengenai merk jamu yang paling sering
digunakan masyarakat untuk keluhan muskuloskeletal di wilayah kerja
Puskesmas Sempaja dan Puskemas Palaran.
Komposisi
Definisi Operasional : Keterangan mengenai susunan kualitatif dan kuantitatif
bahan berkhasiat dalam jamu

Cara Kerja
1. Meminta izin melaksanakan penelitian di Puskesmas Sempaja dan Puskemas
Palaran.
2. Mendata toko jamu di daerah Puskesmas Sempaja dan Puskemas Palaran.
3. Mendata jamu paling sering yang digunakan pada keluhan muskuloskeletal.
4. Melakukan pengolahan data berdasarkan data yang didapatkan.
5. Menyajikan data hasil penelitian yang telah didapatkan.
6. Melakukan interpretasi dan pembahasan data hasil penelitian.

Cara Pengumpulan Data


Cara pengambilan data dengan menggunakan data primer. Peneliti melakukan
survey langsung pada toko jamu di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan
Puskemas Palaran.

Pengolahan dan Penyajian Data


Data yang terkumpul disusun, lalu diolah dengan menggunakan Kingsoft
WPS Writer 2014 dan Kingsoft WPS Spreadsheet 2014. Penyajian data dilakukan
dalam bentuk tabel dan narasi.

Alur Penelitian

Survey pemetaan toko jamu di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan Palaran

Populasi toko jamu di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan Palaran

Pemetaan toko jamu, jamu tersering yang dipakai dan komposisi jamu

Total sampling
Analisis data

Jadwal Kegiatan Penelitian

N o v e m b e r Desember

Pembuatan Proposal Penelitian

Seminar Proposal

Revisi Proposal

P eneli tia n
Pengolahan data

Seminar Hasil

R e v i s i
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2005. Peraturan Kepala Badan POM RI
No. HK.00.05.41.1384. Jakarta. https://sireka.pom.go.id/
Chung Y, et al. 2013. Risk of musculoskeletal disorder among Taiwanese nurses
cohort: a nationwide population-based study. BMC musculoskeletal
disorders. 14: 144.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan No. 003. Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Depkes RI. http://jdih.pom.go.id
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan No. 007. Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Depkes RI.http://jdih.pom.go.id
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan No. 6. Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Depkes RI. Diunduh dari:
http://farmalkes.kemkes.go.id
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66. Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Depkes RI. Diunduh dari :
http://farmalkes.kemkes.go.id
Tarwaka, Solicul HA dan Bakri LS. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan
Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA PRESS.
Tarwaka. 2013. ERGONOMI INDUSTRI, Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi
dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan Press.

Anda mungkin juga menyukai