Disusun oleh:
Pembimbing :
DR. dr. Swandari Paramita, M. Kes
dr. Meiliati Aminyoto, Sp.GK, M.Kes
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Jamu
Jamu adalah obat tradisional Indonesia. Obat tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (BPOM RI,
2005). Sediaan galenik adalah hasil ekstraksi simplisia yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan atau hewan (BPOM RI, 2005).
Menurut Peraturan BPOM RI tahun 2005, obat bahan alam di bagi
menjadi tiga yaitu, Jamu (obat tradisional), obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya
telah di standarisasi. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji
klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi.
Obat tradisional dilarang mengandung etil alkohol lebih dari 1%, kecuali
dalam bentuk sediaan tingtur yang pemakaiannya dengan pengenceran, bahan
kimia obat yang merupakan hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, narkotika
atau psikotropika, bahan lain yang berdasarkan pertimbangan kesehatan dan/atau
berdasarkan penelitian membahayakan kesehatan (Permenkes, 2012).
Deskripsi
Penelitian untuk mengetahui pemetaan toko jamu di wilayah kerja Puskesmas
Sempaja dan Puskesmas Palaran, penggunaan jamu tersering pada keluhan
muskuloskeletal di toko jamu tersebut serta komposisi jamu yang paling sering di
gunakan masyarakat pada keluhan muskuloskeletal di toko jamu wilayah kerja
Puskesmas Sempaja dan Puskemas Palaran. Penelitian dilakukan dengan survey
langsung ke lapangan di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan Palaran. Peneliti
menanyakan kepada penjual jamu mengenai obat yang paling sering digunakan
oleh masyarakat, kemudian jamu tersebut diperiksa komposisinya.
Jenis Penelitian
Penelitan ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Metode penelitian
deskriptif digunakan untuk mencari gambaran penggunaan jamu untuk keluhan
muskuloskeletal yang dijual di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan Puskemas
Palaran.
Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh toko jamu di wilayah kerja
Puskesmas Sempaja dan Puskemas Palaran yang menjual jamu untuk keluhan
muskuloskeletal.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang akan diteliti adalah pemetaan, jamu tersering dan
komposisi.
Definisi Operasional
Pemetaan
Definisi Operasional : keterangan tempat toko jamu di wilayah kerja
Puskesmas Sempaja dan Puskemas Palaran.
Jamu tersering
Definisi Operasional : keterangan mengenai merk jamu yang paling sering
digunakan masyarakat untuk keluhan muskuloskeletal di wilayah kerja
Puskesmas Sempaja dan Puskemas Palaran.
Komposisi
Definisi Operasional : Keterangan mengenai susunan kualitatif dan kuantitatif
bahan berkhasiat dalam jamu
Cara Kerja
1. Meminta izin melaksanakan penelitian di Puskesmas Sempaja dan Puskemas
Palaran.
2. Mendata toko jamu di daerah Puskesmas Sempaja dan Puskemas Palaran.
3. Mendata jamu paling sering yang digunakan pada keluhan muskuloskeletal.
4. Melakukan pengolahan data berdasarkan data yang didapatkan.
5. Menyajikan data hasil penelitian yang telah didapatkan.
6. Melakukan interpretasi dan pembahasan data hasil penelitian.
Alur Penelitian
Survey pemetaan toko jamu di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dan Palaran
Pemetaan toko jamu, jamu tersering yang dipakai dan komposisi jamu
Total sampling
Analisis data
N o v e m b e r Desember
Seminar Proposal
Revisi Proposal
P eneli tia n
Pengolahan data
Seminar Hasil
R e v i s i
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2005. Peraturan Kepala Badan POM RI
No. HK.00.05.41.1384. Jakarta. https://sireka.pom.go.id/
Chung Y, et al. 2013. Risk of musculoskeletal disorder among Taiwanese nurses
cohort: a nationwide population-based study. BMC musculoskeletal
disorders. 14: 144.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan No. 003. Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Depkes RI. http://jdih.pom.go.id
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan No. 007. Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Depkes RI.http://jdih.pom.go.id
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan No. 6. Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Depkes RI. Diunduh dari:
http://farmalkes.kemkes.go.id
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66. Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Depkes RI. Diunduh dari :
http://farmalkes.kemkes.go.id
Tarwaka, Solicul HA dan Bakri LS. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan
Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA PRESS.
Tarwaka. 2013. ERGONOMI INDUSTRI, Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi
dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan Press.