1. Sejarah masuknya Islam ke Vietnam dan Kamboja Komunitas Camp adalah warga kerajaan Campa, suatu kerajaan besar di Asia Tenggara pada abad ke-17. Kontak dagang dengan berbagai negara tetangga telah membuka jalan bagi masuknya agama Islam di kerajaan ini. Islam masuk ke Campa diperkirakan pada tahun 1607. Banyak warga Campa yang kemudian memeluk Islam. Campa, terletak di Vietnam tengah garis lintang 17 utara hingga Saigon, merupakaan sebuah kerajaan tertua yang pernah ada dalam satu teks China pada akhir abad ke-11 Masehi. Dibagian akhir tulisannya tentang kedatangan Islam ke Campa “The Introduction of Islam to Campa”, Doktor Pierre-Yves menyatakan bahwa yang meyakinkan ialah bahwa pemeritahan Campa memeluk Islam pada akhir abad ke 17 M. Kemudian, oleh karena gangguan Vietnam, proses pengislaman ituberlaku sebagian saja dan tidak menyeluruh. Ada hampir 80% dari keseluruhan penduduk Campa memeluk agama islam. Bukti- bukti tentang adanya hubungan negeri campa dengan Kawasan Asia Tenggara menunjukkan dan menyanggahi kenyataan yang menyebutkan hilangnya negeri Campa dari sejarah. (Munzir, 2006: 32-33). Bukti-bukti ini menunjukkan proses bagaimana negeri itu menjadi negara Islam. Mulai dari tumbuhnya kerajaan Melaka, orang melayu memainkan peranan yang mendominasi didalamnya,pertama melalui kerajaan Melaka itu sendiri, kemudian Johor, dimana kesultanan masih ada selepas kejatuhan Melaka, kemudian melalui kawasan-kawasan pendudukan Melayu memainkan peranannya terutama pada Kamboja, yang selalau ada hubungan dengan Kawasan pendudukan orang Cam yang menerima agama Islam dengan hubungan ini. Dengan cara yang sama, orang Melayu yang berpindah datang ke Campa nampaknya memainkan peranan mendtangkan pengaruh ke atas orang Campa. Jadilah orang Campa sebagaimana orang Melayu. 2. Sekilas Sejarah Campa Kerajaan Campa diduga muncul oada abad 2 M. Kerajaan itu berkembang pesat setelah abad ke-7, sisa-sisa peninggalannya masih dapat dijumpai di daerah Mison Tra Kieu dekat Amarawati (Quang Nam). Kebanyakan monument itudibina pada masa pemerintahan Prakasdharma yang memakai nama gelar Vikrantavarmanum, yang naik tahta pada tahun 653. Bangunan suci yag dibangunnya mengikuti gaya india dan dipersembahkan kepada dewa Wisnu. Ia digantikan Vikrantavarman II (686-731). Pada masa itu, kedua orang itu pernah dikirim utusan ke China. Pada masa ke 8 orang Cina disebut Huan-Wan. Pusat kekuasaannya kiranya Quang- nam, yang kemudian dipindahkan Pandurangga (Phan-rang) dan Kauthara (Nha-Trang). (Wawan) Dalam sepanjang sejarah,orang Cam, ramai meninggalkan tanah airnya disebabkan perluasan wilayah Vietnam ke Selatan yaitu Nam tien. Mereka mencari tempat perlindungan yang aman untuk terus hidup. Kebanyakan mereka menetap di Kamboja. Peristiwa yang berlaku dalam suku ketiga abad ke 20 telah menyebabkan mereka berhijrah ke negara-negara yang lebih jauh untuk menyelamatkan diri. Kali ini mereka ke Malaysia dan juga Eropa, Amerika, Indonesia dan Ocenia. Hubungan antara Campa dan Khmer disebut dalam inskripsi yang menyatakan bahwa seorang putra raja dari Campa telah mengawini seorang puteri Khmer. Walau bagaimanapun sebagian besar orang Campa tiba di Kamboja selepas kejatuhan Vijaya, ibu kota negara Campa pada tahun 1971. 3.Wilayah Kekuasaan Kerajaan Campa Daerah Champa meliputi area pegunungan di sebelah Barat daerah pantai Indochina, yang dari waktu ke waktu meluas meliputi wilayah Laos Sekarang. Akan tetapi bangsa Campa lebih berfokus pada laut dan memiliki beberapa kota disepanjang pantai. Sebelum tahun 1471, Campa merupakan konfederasi dari 5 kepangeranan, yang dinamakan menyerupai nama wilayah-wilayah kuno di India. 1. Indrapura Kota Indrapura saat ini disebut Dong Duong, tidak jauh dari Da Nang dan Hue sekarang. Da Nang dahulu dikenal sebagai kota Singhapura, dan terletak dekat lembah My Son dimana terdapat banyak reruntuhan candi dan menara. 2. Amarawati Kota Amarawati menguasai daerah yang merupakan provinsi Quang Nam sekarang ini di Vietnam. 3. Vijaya Kota Vijaya ini disebut Cha Ban, yang terdapat beberapa mil disebelah utara kota Qui Nhon di provinsi Binh Din di Vietnam. Selama beberapa waktu, kepangeranan Vijaya pernah menguasai sebagian besar wilayah provinsi-provinsi Quang Nam, Quang Ngai, Binh Dinh dan Phu Yen. 4. Kauthara Kota Kauthara saat ini disebut Nha Trang, yang terdapat di provinsi Khanh Hoa sekarang ini di Vietnam. 5. Panduranga Kota Panduranga saat ini disebut Phan Rang, yang terdapat di provinsi Ninh Thuan. Panduranga adalah daerah Campa terakhir yang ditaklukan bangsa Vietnam. 4. Runtuhnya Kerajaan Campa( Penaklukan Vietnam) Tahun 1451 Kerajaan Islam Champa diserang kerajaan Buddha dari pedalaman. Para penguasa Champa di Panduranga (Nagar Champa) yang terbentuk pada pertengahan abad ke-15, melakukan perlawanan terhadap Vietnam pada tahun 1965 melalui perundingan memperoleh status kepangeranan otonom (Tran Thuan Thanh) dibawah Dinasti Nguyen dari Conchincina Kerajaan Campa kemudian menjadi negara bawahan yang setia dari kaisar Gia Long dari dinasti Nguyen, namun pada akhirnya kedaulatannya dibubarkan pada tahun 1832 oleh anak kaisar Gia Long, yaitu kaisar Minh Mang. Pada masa peperangan dengan Vietnam, banyak penduduk Champa termasuk aristokratnya yang mencari perlindungan di Kamboja dan mendapatkan kedudukan yan tinggi. 5. Budaya dan Agama Pada awalnya Champa memiliki hubungan budaya dan agama yang erat dengan Tiongkok, namun peperangan dan penaklukanterhadap wilayah tetangganya yaitu kerajaan Funan pada abad ke-4 telah menyebabkan masuknya budaya India. Setelah abad ke 10 dan seterusnya, perdagangan laut dari Arab ke wilayah ini akhirnya membawa pula pengaruh budaya dan agama islam ke dalam masyarakat Champa. (Muljana, 2005) Agama islam dipahami dengan baik oleh orang Cam dan Melayu di Kamboja yang seagama daripada Annam. Orang Cam di Annam tak kalah merosot dengan orang Cam beragama Hindu. Aedangkan orang Melayu di Indochina jelas menampilkan ketabahan, pandangan jauh, dan jiwa dagang seperti di Indonesia. Pada kedua unsur kemajuan yang begitu penting itu, yaitu kebebasan dan sistem agama yang merangsang daya bertindak perorangan, baik ditambah unsur ketiga: keharusan yang dialami oleh orang Cam sebagai pelarian yang selama itu begitu benci perbudakan sampai terpaksa melarikan diri, sejak mereka mengungsi di Kamboja (yang memadukannya dalam satu masyarakat), untuk menciptakan suatu kesatuan yang sekaligus bersifat membina kerukunan antara mereka dan rajin serta tangguh terhadap orang luar, seperti halnya setiap minoritas yang tidak mau tenggelam atau dikucilkan. 6. Orang Cham Hijrah ke Kamboja Beberapa ahli sejarah beranggapan bahwa Islam sampai di Kamboja pada abad ke-11 M. Mereka yang datang ke Kamboja terdiri dari berbagai kelas sosial. Mereka diterima oleh orang Khmer dari masyarakat umum sampai keluarga raja. Pelarian Cam dan diterima dan disenangi oleh keluarga diraja. Sepanjang sejarah masyarakat Cam di Kamboja, mereka Bersama orang Khmer, telah melalui banyak kisah suka dan duka termasuk zaman pembunuhan beramai-ramai oleh rezim Pol Pot yang banyak melakukan penganiayaan kejam terhadap penduduk Kamboja pada tahun 1975-1979. Pada April 1975 itu juga Vietnam telah jatuh kepada rezim komunis. Rakyat Vietnam termasuk orang Cam, telah menjadi pelarian dibeberapa bauh negeri tetangga, akibat dari dasar pemerintahan komunis. Karena berkali-kali terjadi peperangan dan kekacauan perpolitikan di Kamboja dalam decade 70-an dan 80-an lalu, mayoritas kaum Muslimin hijrah ke negara-negara tetangga, dan bagi mereka yang masih bertahan disana menerima berbagai penganiayaan, pembunuhan, penyiksaan, pengusiran dan penghancuran masjid-mesjid dan sekolah. Setelah runtuhnya rezim Khmer Merah ke tangan pemerintahan baru yang ditopang dari Vietnam, secara umum keadaan penduduk Kamboja mulai membaik, sehingga mereka dapat melakukan kegiatan keagamaan dengan bebas. Sekalipun kaum muslimin dapat menjalankan kegiatan kehidupan mereka seperti biasanya dan mulai mendirikan beberapa madrasah, masjid dan yayasan, namun program-program mereka ini mengalami kendala finansial yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat bahwa gaji para tenaga pengajar tidak mencukupi kebutuhan keluarga mereka. Disamping itu, sebagian kurikulumpendidikan dibeberapa sekolah agama sangat kurang dan tidak baku. J. Islam di Timor Leste 1. Sejarah Masuknya Islam ke Timor Leste Pulau Timor secara geografis terletak dibagian selatan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagian besar penduduk daerah, selain kota Kupang, baru mengenal agama islam Peradaban baru misalnya ilmu pengetahuan dan teknologi, belum banyak memengaruhi penduduk. Demikian juga pada umumnya penduduk daratan Pulau Timor agama islam merupakan hal baru. Karena agama islam masuk belakangan ke pulau Timor ini bila dibandingkan dengan agama-agama lain. Masuk dan berkembangnya Islam di Timor Timur dari kedatangan pedagang-pedagang Arab dari Yaman dan Hadramaut ke wilayah Nusantara. Kedatangan pedagang Arab di Timor Timur adalah Abdullah Arif, yang diperkirakan menetap di Dili sebelum tahun 1512. Menurut keterangan dari H.Abdullah Basyarewan, ketika kapal pertama Portugis datang di Dili pada 1512, kedatangannya di pelabuhan disambut oleh pemuka masyarakat Dili, salahsatunya Abdullah Arif datang sebelum tahun1512. Islam diperkirakan masuk di Timor Timur, bersamaan dengan gelombang demi gelombang perdagangan. Perjalanan perdagangan waktu itu bergerak dari Aceh, Selat Malaka, Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Timor, dan berakhir di Irian. Mereka berdagang sambal berdakwah. (Dr.H, 2010) Agama islam pertama kali masuk ke pulau Timor, khususnya didaerah pedalaman, yakni di wilayah kerajaan Wewiku Dibelu daerah perbatasan dengan negara Timor Leste. Proses masuknya islam di pedalaman pulau Timor terkait dengan ekspedisi kerajaan Gowa sekitar tahun1641, kerajaan Gowa pada saat itu dijabat oleh raja Tallo bernama Kraeng Patinggalong. Perkembangan islam dipedalaman tersebut tidak terlepas dari peran Usif Isu (Raja Isu) pada tahun 1967. Putra dari Usif Isu yakni Gabrial Isu, seorang fetor (raja local) dari kefetoran Noebunu sebelumnya fetor Noehambet yang menggantikan ayahnya Leonard Isu dan adiknya Hendrik menjadi kefetoran Noehambet menggantikan kakaknya. Setelah mendengar dakwah islam yang dilakukan serombongan mubalig, beliau penasaran dan ingin tahu lebih jauh, sebenarnya apa yang dilakukan para mubalig tersebut. Hal ini kemudian mewujudkan pertemuan dan dilanjutkan dengan dialog antar para mubalig dengan Raja Isu. Isi dialognya antara lain: 1. Dialog tentang empat kejadian penciptaan Nabi Adam (1) tidak punya ayah dan ibu (2) punya ayah tidak punya ibu (3) punya ibu tapi tidak punya ayah dan (4) punya ayah dan punya ibu berarti sempurna. 2. Dialog tentang Al-Qur’an dengan tulisan Arab seperti cakar ayam, tapi tidak berubah didaerah manapun. 3. Dialog tentang Tuhan 4. Dialog tentang Yesus Atas dasar itulah Raja Gabrial Isu dan adiknya dengan kesadaran sendiri secara suka rela memutuskan untuk masuk Islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat yang langsung dituntun oleh para mubalig tersebut. Kemudian diikuti oleh keluarga dan seluruh masyarakat memeluk agama islam dengan pesat hingga mencapai 15.000 jiwa. Sebagai seorang mualaf yang minimnya tentang agama islam, bukan hal yang mudah baginya untuk memberikan pembinaan terhadap para mualaf lain dan mengembangkan agama islam. Sadar akan hal itu, maka beliau mengajak bekerja sama kepada para mubalig (misi Islam di Jakarta), dengan cara mengirim 17 orang kader pelajar Timor untuk belajar agama Islam ke pulau Jawa. Para kader ini diharapkan bisa membina para mulaf di Timor Leste. 2. Kurang Pembinaan Tidak adanya pembinaan terhadap para mualaf pada saat itu menyebabkan terjadinya penyusutan umat islam hingga 50% melalui proses deislamisasi dan pemurtadan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak senang terhadap Islam. Peristiwa ini baru teratasi setelah kembalinya beberapa orang kader dari 17 kader yang pernah dikirim oleh Usif Gunawan Is uke Pulau Jawa unuk belajar Islam. Mereka kemudian mendirikan Pondok Pesantren Mieftahuddien Oe, Ekam, sebagai pesantren pertama di Pulau Timor NTT. Usif Gunawan Isu Bersama kadernya terus mengembangkan agama Islam di pulau Timor, hingga beliau sampai kepada akhir hayatnya. Wadah yang pertama kali digagas oleh para kadernya yang dikirim oleh Usif Gunawan Isu adalah Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Timor (IPMAT). Kini organisasi IPMAT sangat berkaitan dengan sejarah masuknya Islam di pulau Timor NTT. (Suntiah & Maslani, 2017) DAFTAR PUSTAKA Dr.H, S. (2010). Sejarah Kebudayaan Islam di Asia Tenggara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hitami, M. (2006). Sejarah Islam Asia Tenggara. Riau: Alaf. Muljana, S. (2005). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Asia Tenggara. PT LKis Pelangi. Suntiah, R., & Maslani. (2017). Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Rosdakarya. Wawan, D. (n.d.). Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan di Asia Tenggara . Jurnal Pendidikan Sejarah, Direktori FPIPS UPI.