Ahmad Handayani
Studi Ilmu komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya,
Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura
Jl.Raya Telang, PO Box 2, Kamal, Bangkalan, 69612
arsmaba.handa@gmail.com
imamsofyan@hotmail.com
ABSTRACT
The purpose of this research is to describe how to know local wisdom from
various circles in displaying a photo and giving a message to photo readers or
lovers of photos about how local wisdom madura. This study uses a qualitative
type through a descriptive approach that focuses on exploring the representation
of local wisdom (local wisdom) Madura. The description process is carried out by
taking documentation photos of interaction activities conducted by the
community. The sampling technique used is purposive sampling. In the study, the
samples taken were photos of local wisdom, where the number of photos taken
was 6 photos. The results showed the influence of photo local wisdom for the
reader to be able to convey the message and invite the reader to participate in
seeing the life of a person or group of people recorded in the photo. Local wisdom
photos are able to make readers amazed to see the customs enshrined in the photo.
That way anyone who sees photos of local wisdom will also follow history or
make additional information about the habits or customs of a particular
community group.
PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia sangatlah beragam dan multikultural baik dalam hal
budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
keanekaragaman dalam kebudayaan ras, suku bangsa, agama, pekerjaan, jenis
kelamin, dan warna kulit. Masyarakat yang heterogen akan mengalami hal-hal
yang berbeda-beda dalam kehidupan sehari-hari, seperti, bertutur kata, cara
berbusana, tata cara peribadatan antar agama satu dengan agama yang lain.
Kehidupan masyarakat tidak hanya dalam lingkup perkotaan saja.
Kehidupan masyarakat juga muncul dari kelas menengah dan juga kalangan
bawah. Setiap kehidupan tersebut dari masyarakat mempunyai karakteristik
masing-masing mulai dari gaya hidup, pola konsumsi dan kegiatan sehari-hari
dalam masyarakat. Kehidupan kalangan masyarakat dalam hal ini bisa
ditampilkan dalam sebuah foto yang mampu memberikan interpretasi dari setiap
aktivitas sehari-hari dari seorang individu dalam sebuah masyarakat. Selain itu
menggambarkan ciri khas dari kehidupan kalangan masyarakat tersebut.
Dalam penelitian ini membahas mengenai local wisdom mayarakat madura
dalam sebuah foto dengan tujuan agar dapat dijadikan sarana untuk mengetahui
makna dibalik foto. Dalam hal ini foto yang diambil dari seorang fotografer
bernama Septian Benny. Dengan adanya penelitian ini diharap mampu
memberikan pengetahuan secara luas kepada masyarakat untuk tahu tentang
kehidupan masyarakat dari berbagai kalangan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dapat dijadikan perumusan masalah
yaitu: Bagaimana representasi local wisdom madura dalam foto karya fotografer
Septian Benny?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan penelitian ini adalah: 1) Untuk
mendeskripsikan bagaimana bisa mengenal local wisdom madura secara baik
dalam tampilkan sebuah foto; 2) Memberikan pesan kepada pembaca foto atau
penikmat foto tentang bahagimana local wisdom madura.
KAJIAN PUSTAKA
Representasi
Fotografi
Sebagai istilah umum fotografi berarti proses atau metode untuk
menghasilkan gambaran atau foto suatu objek dengan merekam pantulan cahaya
yang mengenai objek tersebut pada media yang peka terhadap cahaya.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian jenis kualitatif melalui
pendekatan deskriptif yang berfokus menggali representasi local wisdom (kearifan
lokal) madura.
Objek Penelitian
Objek penelitian yaitu foto local wisdom (kearifan lokal) masyarakat dari
berbagai kalangan hasil karya fotografer Septian Benny. Masyarakat dari berbagai
kalangan yang diambil di daerah kabupaten Bangkalan. Objek tersebut diambil
fotonya oleh fotografer saat melakukan interaksi sosial seperti : bertatap muka
(face to face), saling bertegur sapa, berjabat tangan, saling memeluk, saling
tersenyum, dan saling bercanda.
Karya foto ini menggambarkan salah satu budaya lokal ‘Kirab’ yang masih
dilestarikan di kota Bangkalan. Dalam budaya ini, kemeriahan serta kemewahan
upacara pernikahan ditunjukkan dalam warna dan pakaian serta kereta kencana
yang digunakan selama prosesi pernikahan berlangsung. Dibelakang tampak
kearifan warga lokal yang memiliki ikatan batin terhadap pengantin pria dan
wanita yang digambarkan sebagai rombongan pengarak kereta.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan sang fotografer, Septiyan
mengatakan ketertarikannya untuk mengambil gambar ini adalah karena keunikan
saat proses iring-iringan manten yang biasanya menggunakan mobil atau motor
atau kendaraan bermotor lainnya. Namun pada proses iring-iringan atau kirap
manten saat itu malah menggunakan delman dan rombongannya atau warga yang
mengikuti proses tersebut berjalan kaki dibelakang delman yang mengantarkan
kedua mempelai yang sedang berbahagia itu.
Sehingga dari foto tersebut menampilkan keunikan kehidupan yang saat
ini jarang terjadi karena pada saat ini semua serba dilakukan dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi. Berbeda pada proses kirab manten yang
dilakukan pada foto tersebut. Dari foto tersebut kita dapat mengambil nilai bahwa
kearifan lokal atau adat istiadat yang terus dijaga bahkan untuk kejadian yang
sangat sakral yaitu sebuah pernikahan.
G
gambar 3 : Karapan Sapi
Karapan sapi kita kenal sebagai budaya khas Madura. Foto ini
memberikan gambaran regenerasi pembalap karapan sapi dimana anak muda
masih memiliki keinginan untuk berpartisipasai dan melestarikan budaya
kaparapan sapi. Disamping itu, karapan sapi menjadi pemersatu semua lapisan
masyarakat Madura.
Adat istiadat yang terus dijaga dan dilestarikan, lagi-lagi membuat
Septiyan menjadi tertarik untuk mengabadikannya. Satu tim yang sedang
mempersiapkan perlombaan yang akan mereka ikuti menjadi emosi tersendiri
dimana seluruh teriakan dan perhatian tertuju pada mereka yang bersiap akan
berlomba. Dalam foto diatas, memberikan daya tarik untuk dijadikan sorotan oleh
Septiyan karena pada foto ini menampilkan kekompakan antar tim karapan sapi
untuk mendapatkan posisi yang pas ketika akan memulai perlombaan. Jerih payah
antar tim dan usaha yang dilakukan untuk mendapatkan posisi yang pas untuk
memulai pertandingannya. Hal ini dapat dijadikan nilai sendiri dalam kehidupan
sehari-hari yaitu kerjasama tim yang baik akan membuah hasil yang memuaskan.
Sebagai informasi karapan sapi adalah istilah dalam Madura untuk
menyebutkan nama suatu perlombaan adu cepat karapan sapi. Asal-usul dari
Karapan sapi ada dua versi, yang pertama adalh berasal dari kata kerap atau kirap
yang berarti memulai dan dilepas bersama-sama sedangkan versi kedua berasal
dari bahasa Arab yaitu kirabah yang berarti persahabatan.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
Dari contoh analisis foto seperti kirab menggambarkan kemeriahan serta
kemewahan upacara pernikahan ditunjukkan dalam warna dan pakaian serta
kereta kencana yang digunakan selama prosesi pernikahan berlangsung. penulis
menggunakan sudut pandang Eye level viewing (mata normal) dengan ruang
pandang Full shot (setengah badan) dan format vertikal.
Representasi foto local wisdom dikemukakan dalam beberapa faktor
sebagai upaya pewarisan budaya yaitu untuk memperkuat kesepakatan nilai sosial
dalam masyarakat lokal, sebagai ulasan kehidupan masyarakat lokal dan kearifan
masyarakat lokal, sebagai pembangkit identitas kultural, serta adanya proses
pengambilan makna budaya.
Pengaruh foto local wisdom bagi pembaca mampu menyampaikan pesan
dan mengajak pembaca ikut dalam melihat kehidupan seseorang atau kelompok
masyarakat yang terekam dalam foto.
Foto local wisdom mampu membuat pembaca terkagum-kagum melihat
adat yang diabadikan dalam foto tersebut. Dengan begitu siapapun yang melihat
foto local wisdom juga akan mengikuti sejarah atau menjadikan tambahan
informasi tentang kebiasaan atau adat sebuah kelompok masyarakat tertentu.
Saran
Berikut merupakan saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu :
Dalam penelitian selanjutnya dapat merepresentasikan local wisdom
masyarakat dalam bentuk video.
DAFTAR PUSTAKA
Hartley, John. (2002). Communication, Cultural, and Media Studies: The Key
Concepts. London: Routledge.
Franklin, B., Hammer, M., Mark, K., & Marie, R. J. (2005). Key Concept of
Journalism Studies. London: Sage Publication.
Hall, S. (2003). "The Work of Representation." Representation: Cultural
Representation and Signifying Practices. London: Sage Publication
Abdurrochman, A, B. 2016. ‘Representasi Kebudayaan Jawa Dalam Foto
Traditional Wedding Karya Hendy Wicaksono Photography (Analisis
Semiotika Roland Barthes Dalam Foto Pernikahan Adat Jawa’. Skripsi.
Departemen Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia, Depok.
Safitri, D, F. 2012. ‘REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN
TELEVISI (Analisis Semiotika Representasi Citra Perempuan Dalam
Iklan WRP “Diet To Go” di Televisi Swasta)’. Skripsi. Departemen Ilmu
Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Sungkar, I.I., Fitriawan, R.A. and Putra, A., 2016. Presentasi Hooliganisme Dalam
Film (Analisis Semiotika John Fiske Dalam Film
Awaydays). eProceedings of Management, 3(3).
Muttaqin, A., 2012. Agama Dalam Representasi Ideologi Media
Massa. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 6(2).
Kistanto, N.H., 2008. Sistem Sosial-Budaya di Indonesia. Sabda: Jurnal Kajian
Kebudayaan, 3(2).
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Way, W. 2002. Human interest photography. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Enterprise, Jubilee dan Ardiyanto Nugroho. 2012. Kuasai Fotografi Digital dan
DSLR dari Nol. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Paulus, Edison dan Laely Indah Lestari. 2011. Buku Saku Fotografi. Jakarta:
PT.Elex Media Komputindo.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI 1990
Leonardus, Agus , 1994, KritikFoto Human interest, FotoMedia, Tahun II, No. 7.
Soelarko, objek dan Tema, FotoIndonesia: 1975.
Soelarko, objek dan Tema, FotoIndonesia: 1988.
Santoso, Budhi. 2010. Bekerja Sebagai Fotografer. Jakarta: Erlangga Grup.
Sukarya, G. Deniek. 2009. Kiat Sukses Deniek G. Sukarya. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Susanto, Mikke. 2012. Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa.
Yogyakarta: Dicti Art Lab dan Djagad Art Space.
Abdi, Yuyung. 2012. Photography From My Eyes. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999
Langford, Michael. 1982. The Complete Encyclopaedia of Photography: The
Most Comprehensive Reference Work on Styles, Techniques, Equipment,
Processes and practical applications of the Photographer’s Art. London:
Dorling Kindersley Limited.
www.bitebrands.com/. 2010
www.wwf.or.id/. 2016
Supriyono, Rahmat. 2010. Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.