Laporan Kulker Eksplorasi PT Ba
Laporan Kulker Eksplorasi PT Ba
PENDAHULUAN
Jika dilihat dari volume konsumsi energi primer berdasarkan jenis bahan
bakarnya, maka kebutuhan energi dunia dipasok dari minyak bumi sekitar 40%,
batubara sekitar 25%, gas alam juga sekitar 25% dan tenaga nuklir sekitar 7%. Dengan
kata lain bahan bakar fosil menutup sekitar 90% sumber kebutuhan energi. Dan dari
jumlah tersebut, batubara menyumbang ¼ dari kebutuhan energi primer dari
kebutuhan dunia tersebut. (Bambang Heriyadi; 2005)
Indonesia mempunyai cadangan batubara yang cukup besar dengan kualitas yang
cukup baik sebagai sumber daya energi. Batubara ini memiliki nilai yang strategis dan
potensial untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dalam negeri.
Sejalan dengan perkembangan zaman, peningkatan energi untuk kebutuhan
hidup dengan pertumbuhan industri yang sangat pesat, hal ini mengakibatkan
meningkatnya permintaan akan sumber energi. Disisi lain tumbuh kesadaran untuk
1
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak bumi dan juga untuk
pencegahan penebangan hutan yang tidak terkendali. Sebagian besar konsumsi energi
di sektor rumah tangga dan industri menggunakan bahan bakar minyak yang kapasitas
produksinya didalam negeri semakin menurun. Pada tahun 1990, konsumsi energi
Indonesia berkisar 144 ton atau 40,3% dari total keseluruhan energi nasional. Rata–
rata laju penambahan penggunaaan energi pada kedua sektor ini masing–masing
adalah 1,7% dan 6,1% pertahun dalam satu dekade. Permintaan energi akan terus
bertambah seiring dengan meningkatnya populasi, dimana masih tetap didominasi
oleh bahan bakar minyak. Oleh karena itu, dalam rangka penghematan pemakaian
bahan bakar minyak (BBM), pemerintah mencanangkan program diversifikasi energi,
salah satu program diversifikasi energi yang diperkenalkan adalah pemakaian batubara.
Untuk mendapatkan batubara, kegiatan yang pertama dilakukan adalah eksplorasi.
2
Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi,menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan
kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian
kemungkinan dilakukanya penambangan.
1.2. TUJUAN
Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya cebakan
deposit secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan
menentukan gambaran geologi deposit berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas
dan kualitas suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan pengembangan
secara ekonomis.
1.3. MANFAAT
Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan
tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak
merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk
menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya
diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping
untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan
lingkungan.
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Beberapa lembaga pengurus di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Secara berturut –
turut adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1919 – 1942 Pemerintahan Hindia Belanda
2. Tahun 1942 – 1945 Pemerintahan Militer Jepang
3. Tahun 1945 – 1947 Pemerintahan Republik Indonesia
4. Tahun 1950 sampai dengan sekarang pemerintahan Republik Indonesia
yang terdiri dari :
a. Tahun 1950 – 1958 pengelola pertambangan diberi nama
Perusahaan Tambang Arang Bukit Asam (PN.TABA)
b. Tahun 1959 – 1960 pengelola penambangan dilaksanakan oleh
Badan Urusan Perusahaan Tambang Negara (BUPTAN)
c. Tahun 1961 – 1967 beralih menjadi Badan Pimpinan Umum
(BPU) yang membawahi 3 perusahaan negara, yaitu perusahaan negara
tambang batubara Ombilin di Sumatera Barat, perusahaan negara arang Bukit
Asam di Tanjung Enim, dan perusahaan negara tambang batubara Mahakam di
Kalimantan Timur.
4
Pemerintah No. 56 tahun 1990, pemerintah menggabungkan perusahaan umum
tambang batubara diseluruh Indonesia dengan nama PT. Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero).
Lokasi kuasa penambangan (KP) yang dimiliki PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Unit
Penambangan Tanjung Enim, meliputi wilayah Tanjung Enim dan sekitarnya seluas ±
7.700 ha. Wilayah tersebut berada pada posisi (1030 45’-1030 50’) bujur timur dan (30
42’ 30”-40 47’ 30”) lintang selatan. Area tambang air laya (TAL) terdiri dari 560 ha
daerah penggalian dan 650 ha daerah penimbunan tanah yang berjarak sekitar 5 km
sebelah utara lokasi penggalian. Daerah tambang merupakan daerah berbukit dan
daerah landai, dilalui oleh aliran sungai enim. Elevasi terendah pada dasar sungai ± 40
m di atas permukaan laut dan tertinggi di puncak bukit asam sekitar 282 m di atas
permukaan laut.
5
komposisi abu, serta melaksanakan pengujian air asam tambang untuk parameter
pH, total zat padat terlarut, total zat padat tersuspensi, logam Fe dan Mn.
Dalam usaha untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, dengan memperhatikan
faktor – faktor internal perusahaan yang meliputi kekuatan dan kelemahan, serta
faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang akan dihadapi, maka ditetapkan
visi perusahaan, yaitu : ” Menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah
lingkungan”.
Dengan visi tersebut berarti pada masa yang akan datang PT. Bukit Asam (Persero)
Tbk diharapkan tidak hanya sebagai produsen batubara saja, melainkan juga dicita –
citakan berkembang menjadi suatu perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya
saing dan memberikan nilai optimal bagi stakeholders (pemegang saham, karyawan
dan masyarakat sekitar perusahaan).
MISI PERUSAHAAN
6
Untuk mencapai visi jangka panjang perusahaan tersebut, maka ditetapkan misi
bisnis perusahaan untuk 5 tahun kedepan (2006 – 2010), yaitu :
Dengan misi tersebut diharapkan dalam 5 tahun kedepan PT. Bukit Asam
(Persero) Tbk dalam pengoperasiannya menerapkan cara produksi terbaik (best mining
practice) dengan mengacu pada penentuan harga komersial dan kompetitif (best
pricing practice).
BAB III
7
TEORI
8
PENYELIDIKAN UMUM
a) Study Pustaka
Keadaan geologi regional
Keadaan tektonik
Keadaan paleogeography setting
Batasan luas daerah kerja
b) Pengecekan Dilapangan
Mencari singkapan batuan dan batubara
Mengambil contoh batuan dan batubara
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN
a) Memetakan Daerah Kegiatan
Pemetaan Topografi
Pemetaan Foto Udara
b) Interpretasi Keadaan Geologi
Stratigrafi Kedudukan Batubara
Struktur Geologi
c) Pemboran
Korelasi
Hasil Perhitungan Cadangan
Bentuk Geometri Cadangan
Perkiraan Kualitas
PENYELIDIKAN DETAIL
a) pemboran
Bentuk geometri endapan batubara lebih teliti dan perhitungan cadangan
Anomaly geologi (sesar)
Kualitas batubara (Analisa laboratorium dan sifat batubara)
b) Geofisika
9
Stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti
Struktur geologi
Bentuk endapan batubara
Bahan galian logam: bahan galian yang dalam proses penambangan dan
pengolahan diambil logamnya. Bentuk tubuh bijih dan sebaran bahan berharga di
dalamnyabermacam-macam, mulai dari sederhana sampai sangat bervariasi.
Bahan galian industri: bahan galian yang dalam proses penambangan dan
pengolahan dalam bentuk mineral atau batuan. Bentuk tubuh bahan galian
biasanya teratur.
Bahan galian energi: bahan galian yang digunakan sebagai sumber energi. Bentuk
tubuh bahan galiannya biasanya teratur.
Bentuk dan sebaran bahan galian.
10
3.6. METODE EKSPLORASI
Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu :
METODE LANGSUNG
METODE LANGSUNG PERMUKAAN
a) Penyelidikan Singkapan (Out Crop)
Singkapan segar umumnya dijumpai pada :
- Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah sungai
terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh
batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan nampak sebagai
singkapan segar
11
c) Tracing dengan Panning (Mendulang)
Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran
butiran mineral yang dicara biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak
mineral yang ukurannya halus dan memiliki masa jenis yang relatif besar.
Persamaan dari cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau
test pitting.
Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning
akan dilanjutkan dengan cara trenching atau test pitting.
12
mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan penelitian.
Kedalaman sumur uji yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai
30 meter. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah
gejala longsoran, keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lain-
lain.
Tunnel = Suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus
kedua kaki bukit.
13
Shaft = Suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan
permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan serta
alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan.
Drift = Suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih yang
arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan
bijihnya (dalam pengeboran).
Winze = Lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari “level” ke arah “level”
yang dibawahnya.
Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling) dengan
menara bor yang dapat dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan dengan beberapa
cara pengeboran yaitu dengan cara perkusif, rotasi atau dengan perkusif-rotasi.
Pemboran dapat dilakukan di darat maupun di laut (on shore atau off shore).
Pemboran tidak terbatas pada pemboran decara vertikal saja tetapi dapat dilakukan
secara miring (kemiringan dapat mencapai 90o), apabila saat pengeboran kita
menemukan batuan yang keras dan susah ditembus oleh mata bor, maka dengan
teknologi sekarang, pipa yang berada jauh di dalam tanah dapat dirubah arahnya
(dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras tersebut.
14
pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui susunan batuan dan ketebalan
cadangan dan akhirnya kita dapat memperkirakan besar cadangan secara keseluruhan.
METODA GRAVITASI
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai
salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah
bandul digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merengganng
akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka
regangan tadi kecil dan di tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih
besar. Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat
besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.
Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter,
yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion
balance”, maupun bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil
dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi
bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan,
dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu
tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi
dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar, meskipun tertutup oleh
endapan aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali gravitasi.
METODA MAGNETIK
15
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu
barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat
ini mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir
pada inti bumi. Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di
setiap titik permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting
di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang
intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara
normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan
bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada
peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui.
METODA SEISMIK
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi
banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran
buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari
permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur.
Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan-
perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut
geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang
ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu
kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan
waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi
struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan
kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat
penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di
dasar laut.
16
Jenis batuan
Derajat pelapukan
Derajat pergerakan
Tekanan
Porositas (kadar air)
Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
METODE GEOLISTRIK
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang
dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa
batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri
listrik dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai
sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai
untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current
electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang
timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau “potential
electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut,
dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.
17
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan
perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel
yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi
kimia.
Setelah mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan pemilihan
anggota serta apa-apa yang mesti dipersiapkan, misalkan sbb :
a) Pemilihan Anggota Tim atau Tenaga Ahli
Geologist.
Geophysist.
Exploration Geologist.
Geochemist.
Operator Alat, dll.
b) Rencana Biaya
c) Pemilahan waktu yang tepat
d) Penyiapan Peralatan atau Perbekalan
Peta Dasar.
Alat Surveying, Alat Ukur atau GPS.
Alat kerja (Palu, Alat Geofisika, Kompas, Alat Sampling, Meteran, Altimeter,
Kantong sampel, Alat bor)
Alat Tulis.
Alat Komunikasi.
Keperluan sehari - hari.
Obat - obatan atau P3K.
e) Sesampai di Lapangan :
Membuat base camp (perkemahan).
Mencek peralatan atau perbekalan.
Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkah-
langkah lebih lanjut.
Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan
keadaan sebenarnya (bila perlu).
18