Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kebutuhan dunia akan energi terus mengalami peningkatan yang sangat drastis.
Hal ini sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dunia yang semakin meningkat.
Dengan kenaikan jumlah penduduk dan peningkatan standar kehidupan serta
perubahan dunia industri, akan berhubungan erat dengan volume konsumsi energi.

Jika dilihat dari volume konsumsi energi primer berdasarkan jenis bahan
bakarnya, maka kebutuhan energi dunia dipasok dari minyak bumi sekitar 40%,
batubara sekitar 25%, gas alam juga sekitar 25% dan tenaga nuklir sekitar 7%. Dengan
kata lain bahan bakar fosil menutup sekitar 90% sumber kebutuhan energi. Dan dari
jumlah tersebut, batubara menyumbang ¼ dari kebutuhan energi primer dari
kebutuhan dunia tersebut. (Bambang Heriyadi; 2005)

Di Indonesia kecenderungan untuk menggantikan minyak bumi sebagai sumber


energi terbesar sudah sangat jelas terlihat pada era ini dan upaya untuk mencari energi
alternatif sumber energi lain sedang dikembangkan, karena cadangan minyak bumi di
indonesia sudah semakin menipis. Jelas bahwa diantara bahan bakar fosil, batubara
memperlihatkan potensi yang paling besar, dan dengan pengembangan batubara
bersih, kecemasan manusia akan dampak pembakaran batubara dapat diredakan.
Banyak negara di dunia termasuk negara maju kini beralih kembali ke batubara untuk
penyediaan energi masa depan, khususnya dalam jangka pendek dan menengah.

Indonesia mempunyai cadangan batubara yang cukup besar dengan kualitas yang
cukup baik sebagai sumber daya energi. Batubara ini memiliki nilai yang strategis dan
potensial untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dalam negeri.
Sejalan dengan perkembangan zaman, peningkatan energi untuk kebutuhan
hidup dengan pertumbuhan industri yang sangat pesat, hal ini mengakibatkan
meningkatnya permintaan akan sumber energi. Disisi lain tumbuh kesadaran untuk

1
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak bumi dan juga untuk
pencegahan penebangan hutan yang tidak terkendali. Sebagian besar konsumsi energi
di sektor rumah tangga dan industri menggunakan bahan bakar minyak yang kapasitas
produksinya didalam negeri semakin menurun. Pada tahun 1990, konsumsi energi
Indonesia berkisar 144 ton atau 40,3% dari total keseluruhan energi nasional. Rata–
rata laju penambahan penggunaaan energi pada kedua sektor ini masing–masing
adalah 1,7% dan 6,1% pertahun dalam satu dekade. Permintaan energi akan terus
bertambah seiring dengan meningkatnya populasi, dimana masih tetap didominasi
oleh bahan bakar minyak. Oleh karena itu, dalam rangka penghematan pemakaian
bahan bakar minyak (BBM), pemerintah mencanangkan program diversifikasi energi,
salah satu program diversifikasi energi yang diperkenalkan adalah pemakaian batubara.
Untuk mendapatkan batubara, kegiatan yang pertama dilakukan adalah eksplorasi.

Eksplorasi adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan


tujuan menemukan sesuatu. Suatu kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik -
baiknya dengan memperhitungkan untung - ruginya, efisiensi, ekonomis serta
kelestarian lingkungan daerah eksplorasi tersebut.

Menurut Kbbi (Kamus Besar Bahasa Indonesia)


Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan
lebih banyak tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat
itu; penyelidikan; penjajakan.

Menurut Situs Wikipedia Berbahasa Inodenisia (Id.Wikipedia.Org)


Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan
menemukan sesuatu; misalnya daerah yang tak dikenal, termasuk antariksa
(penjelajahan angkasa), minyak bumi (explorasi minyak bumi), gas alam, batu bara,
mineral, gua, air, ataupun informasi.

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)

2
Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi,menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan
kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian
kemungkinan dilakukanya penambangan.

1.2. TUJUAN
Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya cebakan
deposit secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan
menentukan gambaran geologi deposit berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas
dan kualitas suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan pengembangan
secara ekonomis.

Secara point-point tujuan eksplorasi adalah;


 Kegiatan untuk mengetahui keberadaan endapan bahan galian dengan
menggunakan metode tertentu.
 Mengetahui jenis bahan galian dan sebaran di permukaan.
 Mengetahui sebaran bahan galian kearah dalam dan bentuknya.
 Mengetahui besaran dan nilai ekonominya (sumber daya mineral dan cadangan)

1.3. MANFAAT
Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan
tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak
merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk
menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya
diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping
untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan
lingkungan.

3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN


PT. Bukit Asam (Persero) Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
didirikan pada tanggal 02 Maret 1981 dengan dasar peraturan pemeritah No. 42 tahun
1980 berkantor pusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Penambangan di PT.
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, diawali dengan kegiatan Eksplorasi Pada
Tahun 1915 – 1918 Oleh Belanda dan produksi pertama kali pada tahun 1919.

Beberapa lembaga pengurus di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Secara berturut –
turut adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1919 – 1942 Pemerintahan Hindia Belanda
2. Tahun 1942 – 1945 Pemerintahan Militer Jepang
3. Tahun 1945 – 1947 Pemerintahan Republik Indonesia
4. Tahun 1950 sampai dengan sekarang pemerintahan Republik Indonesia
yang terdiri dari :
a. Tahun 1950 – 1958 pengelola pertambangan diberi nama
Perusahaan Tambang Arang Bukit Asam (PN.TABA)
b. Tahun 1959 – 1960 pengelola penambangan dilaksanakan oleh
Badan Urusan Perusahaan Tambang Negara (BUPTAN)
c. Tahun 1961 – 1967 beralih menjadi Badan Pimpinan Umum
(BPU) yang membawahi 3 perusahaan negara, yaitu perusahaan negara
tambang batubara Ombilin di Sumatera Barat, perusahaan negara arang Bukit
Asam di Tanjung Enim, dan perusahaan negara tambang batubara Mahakam di
Kalimantan Timur.

Dengan adanya peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1968 Badan Pimpinan


Umum (BPU) tersebut dijadikan satu unit produksi perusahaan negara tambang
batubara sehingga pada tahun 1981 perusahaan negara tambang batubara berganti
menjadi PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero). Setelah dikeluarkannya Peraturan

4
Pemerintah No. 56 tahun 1990, pemerintah menggabungkan perusahaan umum
tambang batubara diseluruh Indonesia dengan nama PT. Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero).

2.2. LOKASI PERUSAHAAN


Lokasi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk berkantor pusat di Jalan Parigi No. 1
Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Propinsi Sumatera
Selatan. Lokasi penambangan batubara terletak di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang
Kidul, Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan. Lokasi dapat dijangkau
melalui jalan darat ke arah Barat Daya sejauh 200 km dan jalan kereta api 165 km dari
kota Palembang.

Lokasi kuasa penambangan (KP) yang dimiliki PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Unit
Penambangan Tanjung Enim, meliputi wilayah Tanjung Enim dan sekitarnya seluas ±
7.700 ha. Wilayah tersebut berada pada posisi (1030 45’-1030 50’) bujur timur dan (30
42’ 30”-40 47’ 30”) lintang selatan. Area tambang air laya (TAL) terdiri dari 560 ha
daerah penggalian dan 650 ha daerah penimbunan tanah yang berjarak sekitar 5 km
sebelah utara lokasi penggalian. Daerah tambang merupakan daerah berbukit dan
daerah landai, dilalui oleh aliran sungai enim. Elevasi terendah pada dasar sungai ± 40
m di atas permukaan laut dan tertinggi di puncak bukit asam sekitar 282 m di atas
permukaan laut.

2.3. LABORATORIUM PERUSAHAAN


Laboratorium PT BA, berlokasi di Tanjung Enim, jalan Parigi dalam No.4 Tanjung
Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan.

Dalam melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari, Laboratorium PTBA


Tanjung Enim didukung oleh 2 unit kerja, yaitu :

1. Laboratorium Penguji, yang berperan untuk melaksanakan kegiatan pengujian


batubara mulai dari tahap preparasi contoh, analisis proksimat, analisis ultimat,
indeks kekerasan batubara, analisis ukuran butiran, nilai kalor, titik leleh abu hingga

5
komposisi abu, serta melaksanakan pengujian air asam tambang untuk parameter
pH, total zat padat terlarut, total zat padat tersuspensi, logam Fe dan Mn.

2. Laboratorium Kalibrasi, yang berperan untuk melaksanakan kegiatan kalibrasi


peralatan uji/ukur laboratorium supaya memiliki tingkat akurasi yang tinggi, serta
melaksanakan perawatan/perbaikan peralatan uji/ukur laboratorium.

2.4. VISI – MISI PERUSAHAAN


 VISI PERUSAHAAN
Sebagaimana dinyatakan dalam angggaran dasar, maksud dan tujuan didirikannya
PT. Bukit Asam ( Persero) Tbk adalah untuk turut melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan serta program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan
nasional pada umumnya, serta pembangunan dibidang pertambangan bahan – bahan
galian, terutama pertambangan batubara.

Dalam usaha untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, dengan memperhatikan
faktor – faktor internal perusahaan yang meliputi kekuatan dan kelemahan, serta
faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang akan dihadapi, maka ditetapkan
visi perusahaan, yaitu : ” Menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah
lingkungan”.

Dengan visi tersebut berarti pada masa yang akan datang PT. Bukit Asam (Persero)
Tbk diharapkan tidak hanya sebagai produsen batubara saja, melainkan juga dicita –
citakan berkembang menjadi suatu perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya
saing dan memberikan nilai optimal bagi stakeholders (pemegang saham, karyawan
dan masyarakat sekitar perusahaan).

 MISI PERUSAHAAN

6
Untuk mencapai visi jangka panjang perusahaan tersebut, maka ditetapkan misi
bisnis perusahaan untuk 5 tahun kedepan (2006 – 2010), yaitu :

a. Fokus kepada core competency dan pertumbuhan yang berkesinambungan.


b. Memberikan tingkat pengembalian yang optimum kepada pemegang saham
c. Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja
d. Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional
e. Memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan kelestarian lingkungan

Dengan misi tersebut diharapkan dalam 5 tahun kedepan PT. Bukit Asam
(Persero) Tbk dalam pengoperasiannya menerapkan cara produksi terbaik (best mining
practice) dengan mengacu pada penentuan harga komersial dan kompetitif (best
pricing practice).

BAB III
7
TEORI

3.1. KEGIATAN PENYELIDIKAN DALAM EKSPLORASI


Kegiatan eksplorasi terdiri atas berbagai penyelidikan yang mendukungnya.
Penyelidikan tersebut adalah :
a) PENYELIDIKAN GEOLOGI
b) PENYELIDIKAN GEOKIMIA
Penyelidikan ini dilaksanakan untuk mengetahui perkiraan kadar logam,
senyawa kimia dan unsur-unsur penyerta dimana logam tersebut berada.
c) PENYELIDIKAN GEOFISIKA
Penyelidikan ini terdiri atas 4 metode yaitu :
 Metode Geolistrik
 Metode Seismik
 Metode Magnet
 Metode Gaya berat/Gravitasi
d) PEMBORAN EKSPLORASI
Dilaksanakan untuk mengetahui kedalaman mineral, kualitas dan kalkulasi
cadangan kasar/minimum untuk dapat ditambang secara ekonomis.

3.2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA EKSPLORASI


Penggunaan atau pemilihan cara eksplorasi tergantung pada :
 Tahap eksplorasi.
 Jenis bahan galian.
 Bentuk endapan dan sebaran bahan berharganya

3.3. TAHAPAN EKSPLORASI

8
 PENYELIDIKAN UMUM
a) Study Pustaka
 Keadaan geologi regional
 Keadaan tektonik
 Keadaan paleogeography setting
 Batasan luas daerah kerja
b) Pengecekan Dilapangan
 Mencari singkapan batuan dan batubara
 Mengambil contoh batuan dan batubara

 PENYELIDIKAN PENDAHULUAN
a) Memetakan Daerah Kegiatan
 Pemetaan Topografi
 Pemetaan Foto Udara
b) Interpretasi Keadaan Geologi
 Stratigrafi Kedudukan Batubara
 Struktur Geologi
c) Pemboran
 Korelasi
 Hasil Perhitungan Cadangan
 Bentuk Geometri Cadangan
 Perkiraan Kualitas

 PENYELIDIKAN DETAIL
a) pemboran
 Bentuk geometri endapan batubara lebih teliti dan perhitungan cadangan
 Anomaly geologi (sesar)
 Kualitas batubara (Analisa laboratorium dan sifat batubara)

b) Geofisika

9
 Stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti
 Struktur geologi
 Bentuk endapan batubara

c) Penentuan Metode Penambangan

 COMMERCIAL EXPLORATION PROGRAMME

3.4. BAHAN GALIAN

 Bahan galian logam: bahan galian yang dalam proses penambangan dan
pengolahan diambil logamnya. Bentuk tubuh bijih dan sebaran bahan berharga di
dalamnyabermacam-macam, mulai dari sederhana sampai sangat bervariasi.
 Bahan galian industri: bahan galian yang dalam proses penambangan dan
pengolahan dalam bentuk mineral atau batuan. Bentuk tubuh bahan galian
biasanya teratur.
 Bahan galian energi: bahan galian yang digunakan sebagai sumber energi. Bentuk
tubuh bahan galiannya biasanya teratur.
 Bentuk dan sebaran bahan galian.

3.5. PENYEBARAN DEPOSIT


 Merata : pejal (massif), terserak merata. Koefisien variasi kecil.
 Tidak merata: terserak tidak merata. Koefisien variasi sebaran besar.
 Sangat tidak merata.

10
3.6. METODE EKSPLORASI
Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu :
 METODE LANGSUNG
 METODE LANGSUNG PERMUKAAN
a) Penyelidikan Singkapan (Out Crop)
Singkapan segar umumnya dijumpai pada :

- Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah sungai
terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh
batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan nampak sebagai
singkapan segar

- Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara


alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari
dalam bumi yang disebut gaya endogen misalnya adanya letusan gunung
berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan dapat juga
dilihat dari adanya gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi
yang dapat mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan
ke permukaan bumi yang dapat dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.

b) Tracing Float (Penjejakan)


Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal dari
penghancuran singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian
tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air, dan dalam melakukan
tracing kita harus berjalan berlawanan arah dengan arah aliran sungai
sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita
mulai melakukan pengecekan pada daerah antara float yang terakhir dengan
float yang sebelumnya dengan cara membuat parit yang arahnya tegak lurus
dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada pembuatan parit ini dirasa kurang
dapat memberikan data yang diinginkan maka kita dapat membuat sumur uji
sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak jauh dibawah
over burden.

11
c) Tracing dengan Panning (Mendulang)
Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran
butiran mineral yang dicara biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak
mineral yang ukurannya halus dan memiliki masa jenis yang relatif besar.
Persamaan dari cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau
test pitting.
Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning
akan dilanjutkan dengan cara trenching atau test pitting.

1) Trenching (Pembuatan Parit)


Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada
overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang
efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter,
selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis.
Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika
pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit
harus tegak lurus dengan arah arus sungai. Paritan dibangun dengan
tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan, kemiringan
perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.

2) Test Pitting (Pembuatan Sumur Uji)


ika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka
sebaiknya dilakukan test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang
letaknya relatif dalam. Kita harus ingat bahwa pada test pitting kita
harus memilih daerah yang terbebas dari bongkahan-bongkahan maka
hal ini akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji dan juga
daerah yang hendak kita buat sumur uji harus bebas dari air, karena
dengan adanya air dapat menyulitkan kita pada waktu melakukan
penyelidikan struktur batuan yang terdapat pada sumur uji yang kita
buat. Pada pembuatan sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan
faktor keamanan, kita harus dapat membuat sumur dengan penyangga
sesedikit mungkin tetapi tidak mudah runtuh. Hal ini juga akan

12
mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan penelitian.
Kedalaman sumur uji yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai
30 meter. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah
gejala longsoran, keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lain-
lain.

 METODE LANGSUNG BAWAH PERMUKAAN


Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada singkapan di
permukaan atau pada eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan informasi yang
baik, karena pada eksplorasi langsung permukaan, kedalaman maksimum yang dapat
dicapai + 30 meter. Eksplorasi langsung bawah permukaan juga dapat dilakukan apabila
keadaan permukaan memungkinkan untuk diadakan eksplorasi bawah permukaan,
sebab apabila permukaan tidak memungkinkan, misalnya permukaan itu tergenang air
atau tertutup bongkah batu yang tidak stabil, maka hal ini akan memberikan resiko
yang besar jika dilakukan eksplorasi permukaan.

Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus diperhatikan


misalnya, pekerjaan harus berlangsung tetap didalam badan bijih, hal ini untuk
memudahkan diadakan pengamatan dan proses sampling pekerjaan juga diusahakan
dimulai dari daerah-daerah yang memiliki singkapan yang baik, karena dengan
singkapan yang baik dapat memudahkan kita untuk menentukan strike atau dipnya,
yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan adalah masalah biaya, dimana
dalam pekerjaan eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu besar, hal ini bertujuan untuk
menghindari adanya dana yang terbuang percuma jika nantinya eksplorasi yang
dilakukan hasilnya mengecewakan.

Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat Tunel, Shaft,


Drift, Winse dan lain-lain.

Tunnel = Suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus
kedua kaki bukit.

13
Shaft = Suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan
permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan serta
alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan.
Drift = Suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih yang
arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan
bijihnya (dalam pengeboran).
Winze = Lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari “level” ke arah “level”
yang dibawahnya.

Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran inti.


Pengeboran sumur minyak yang pertama dilakukan oleh Kol. Drake pada tahun 1959
dengan menggunakan bor (RIG) permanen (tidak dapat dipindah-pindah) dan pada
pengeborannya menggunakan sistem perkusif (tumbuk), pada pengeboran ini
kedalaman maximum yang dapat dicapai adalah 60 ft (+ 20 m) dengan bor lurus
(vertical drilling).

Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling) dengan
menara bor yang dapat dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan dengan beberapa
cara pengeboran yaitu dengan cara perkusif, rotasi atau dengan perkusif-rotasi.
Pemboran dapat dilakukan di darat maupun di laut (on shore atau off shore).
Pemboran tidak terbatas pada pemboran decara vertikal saja tetapi dapat dilakukan
secara miring (kemiringan dapat mencapai 90o), apabila saat pengeboran kita
menemukan batuan yang keras dan susah ditembus oleh mata bor, maka dengan
teknologi sekarang, pipa yang berada jauh di dalam tanah dapat dirubah arahnya
(dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras tersebut.

Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh


(sampling) untuk diamati, pengeboran juga bisa bertujuan untuk produksi atau
konstruksi (misalnya air tanah, minyak bumi) dan pemboran dapat juga untuk
memudahkan proses peledakan (pada kegiatan penambangan material keras). Dari
data pengeboran dan sampling kita dapat membuat peta stratigrafi daerah

14
pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui susunan batuan dan ketebalan
cadangan dan akhirnya kita dapat memperkirakan besar cadangan secara keseluruhan.

 METODA TIDAK LANGSUNG


A). METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOFISIKA
Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi
akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan
bawah permukaan bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya
:

 METODA GRAVITASI
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai
salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah
bandul digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merengganng
akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka
regangan tadi kecil dan di tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih
besar. Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat
besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.
Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter,
yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion
balance”, maupun bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil
dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi
bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan,
dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu
tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi
dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar, meskipun tertutup oleh
endapan aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali gravitasi.

 METODA MAGNETIK

15
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu
barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat
ini mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir
pada inti bumi. Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di
setiap titik permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting
di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang
intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara
normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan
bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada
peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui.

 METODA SEISMIK
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi
banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran
buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari
permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur.
Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan-
perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut
geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang
ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu
kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan
waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi
struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan
kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat
penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di
dasar laut.

Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada :

16
 Jenis batuan
 Derajat pelapukan
 Derajat pergerakan
 Tekanan
 Porositas (kadar air)
 Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)

 METODE GEOLISTRIK
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang
dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa
batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri
listrik dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai
sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai
untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current
electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang
timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau “potential
electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut,
dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.

B). METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOKIMIA


Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements)
pada batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya untuk mencari anomali geokimia
berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap lingkungannya atau background
geokimia.

Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi


pada zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok
antara satu titik atau batuan dengan titik lainnya.

17
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan
perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel
yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi
kimia.
Setelah mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan pemilihan
anggota serta apa-apa yang mesti dipersiapkan, misalkan sbb :
a) Pemilihan Anggota Tim atau Tenaga Ahli
 Geologist.
 Geophysist.
 Exploration Geologist.
 Geochemist.
 Operator Alat, dll.
b) Rencana Biaya
c) Pemilahan waktu yang tepat
d) Penyiapan Peralatan atau Perbekalan
 Peta Dasar.
 Alat Surveying, Alat Ukur atau GPS.
 Alat kerja (Palu, Alat Geofisika, Kompas, Alat Sampling, Meteran, Altimeter,
Kantong sampel, Alat bor)
 Alat Tulis.
 Alat Komunikasi.
 Keperluan sehari - hari.
 Obat - obatan atau P3K.
e) Sesampai di Lapangan :
 Membuat base camp (perkemahan).
 Mencek peralatan atau perbekalan.
 Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkah-
langkah lebih lanjut.
 Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan
keadaan sebenarnya (bila perlu).

18

Anda mungkin juga menyukai