PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Tegal merupakan suatu institusi yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada mayarakat. Dalam memberikan pelayanan kesehatan sering sekali
harus melakukan tindakan invasive, tindakan operasi dan tindakan pemasangan alat-alat
kesehatan yang semua hal tersebut dapat menimbulkan kejadian infeksi yang saat ini disebut
sebagai “ Healthcare Associated Infection” jika pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
infeksi tidak dilaksanakan dengan baikdan benar sesuai standar yang sudah ditetapkan.
Healthcare Associated Infections masih merupakan masalah yang serius bagi seluruh
rumah sakit di dunia baik dinegara yang sudah maju maupun negara yang sedang berkembang
karena infeksi ini dapat menimbulkan biaya yang tinggi, peningkatan morbiditas , mortalitas ,
kecacatan bahkan kematian , sehingga bisa berakibat tuntutan hukum
Healthcare Associated Infection ( HAIs ) ini tidak hanya terjadi pada pasien tapi juga
pada petugas, pengunjung dan masyarakat rumah sakit.Sumber infeksipun dapat berasal dari
pasien itu sendiri ,petugas, pengunjung dan masyarakat di sekitar Rumah Sakit. Oleh karena itu
perlu pemahaman yang baik dari pasien , petugas , pengunjung dan masyarakat rumah sakit
tentang upaya pencegahan dan pengendalian infeksi..
Pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah kardinah Tegal
sudah mulai dibentuk pada tahun 2012 yang disebut sebagai Panitia Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit ( PPIRS ), namun belum berjalan secara aktif dan hanya
pengumpulan data angka infeksi ruang rawat inap saja dimana pada waktu itu belum ada tenaga
Perawat Pengendali Infeksi Purna waktu yang khusus menangani Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi, sampai bulan Agustus tahun 2014 dibentuk Komite PPI yang baru dengan adanya tenaga
Tim PPI yaitu Perawat Pengendali Infeksi purna waktu atau yang disebut IPCN ( Infection
Preventiv Controling Nurse ) yang khusus menangani Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
diseluruh unit pelayanan Rumah Sakit
Banyak perubahan yang terjadi setelah adanya perawat pencegahan dan pengendalian
infeksi antara lain penggunaan spuit yang tidak berulang kali digunakan, perilaku kebersihan
tangan yang sudah mulai membudaya, pemrosesan alat kesehatan habis pakai yang sudah segera
dikerjakan, pengendalian lingkungan yang sudah tertata, penanganan limbah infeksius dan non
infeksius sudah dipisahkan, kebersihan ruangan khususnya ruang makan petugas yang selalu
piring berantakan, penempatan tempat sampah dibawah tempat tidur pasien, banyak hal lain lagi
yang sudah berubah. Data infeksi rumah sakit yang sudah ada sejak tahun 2012 tetapi belum
optimal pelaporannya, maka pada Kegiatan PPI terbaru ini berupaya untuk mengoptimalkan
surveilans infeksi Rumah sakit, diharapkan terjadi penurunan insiden rate infeksi rumah sakit.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) antara lain adanya dukungan manajemen, struktur organisasi PPI sebelumnya
dibawah Komite Medik dan sekarang langsung dibawah Direktur yang seharusnya demikian
karena Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bukan hanya urusan Medik tapi seluruh personil
rumah sakit dan lintas sektoral, faktor lain adalah peran dan fungsi Perawat Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi atau IPCN ( Infection Prevention Control Nurse ) otoritas IPCN, fasilitas
yang tersedia dan komitmen individu-individu.
A. Falsafah, Visi dan Misi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Daerah
Kardinah Tegal
Falsafah
Perlindungan Kesehatan adalah hak setiap manusia , oleh karena itu Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi harus dilaksanakan di Rumah Sakit Umum daerah kardinah Tegal oleh
seluruh personil rumah sakit dengan berkomitmen zero toleransi dalam upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi.
Visi PPI
Visi bidang PPI Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Tegal adalah menjadi Pusat Unggulan
dibidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Misi PPI
Memberikan pelayanan kesehatan dengan zero toleransi dalam PPI sehingga infeksi tidak
timbul
Memberikan pendidikan PPI kepada seluruh pegawai/staf,peserta didik,pasien, keluarga,
pengunjung dan seluruh masyarakat sekitar rumah sakit
B. Sasaran
1. Seluruh karyawan/ karyawati (pegawai tetap/ tidak tetap) di semua satuan kerja rumah sakit,
mulai dari direksi sampai dengan petugas kebersihan yang memberikan pelayanan kepada
pasien baik langsung maupun tidak langsung.
2. Residen / mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan/ praktek di Rumah Sakit Umum
Daerah Kardinah Tegal
3. Semua pasien, keluarga pasien, dan pengunjung dan masyarakat dilingkungan Rumah Sakit
Umum Daerah kardinah Tegal
C. Kebijakann
Dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
umum Daerah Kardinah Tegal agar mencapai tujuan dan sasaran, maka perlu dibuat
kebijakan dalam upaya penatalaksanaan PPI, antara lain :
1. Membuat dan merevisi Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi setiap tiga
tahun sekali.
2. Membuat dan merevisi kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi setiap tiga tahun
sekali.
3. Membuat dan merevisi SOP PPI setiap tiga tahun sekali
4. Membuat program PPI yang meliputi :
- Pendidikan dan latihan
- Surveilans
- Kewaspadaan Isolasi
- Pencegahan infeksi Luka Operasi, Infeksi Saluran kemih,Infeksi Aliran Darah primer,
Pnumonia berhubungan dengan Ventilator, Pneumonia Ruumah Sakit, Phlebitis,
Dekubitus, Kejadian Luar Biasa
- Penggunaan antimikroba rasional
- Kesehatan karyawan
5. Mengadakan pertemuan berkala minimal 1 kali dalam satubulan dan bila perlu
1. Kegiatan surveilens Infeksi Luka Operasi, Infeksi Saluran Kemih, Infeksi Aliran
DarahPrimer, Pneumonia berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik/ventilator,
Hospital Aquired Infection, Plebitis, Dekubitus, Petugas terluka tusuk jarum atau benda
tajam lainnya
2. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan tentang PPI kepada petugas kesehatan, pasien,
pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit
3. Pelaksanaan Kewaspadaan Isolasi yaitu kewaspadaan standard dan kewaspadaan
berdasarkan transmisi. Kewaspdaan Standar meliputi kebersihan tangan, penggunaan alat
pelindung diri, pemrosesan alat kesehatan habis pakai /dekontaminasi, penanganan
limbah dan benda tajam, pengendalian lingkungan, penanganan linen, penyuntikan yang
aman, etika batuk, praktek lumbal punksi dan kesehatan karyawan. Kewaspadaan
berdasarkan transmisi meliputi transmisi kontak, droplet, udara
4. Pencegahan infeksi Luka Operasi, Infeksi Saluran kemih, Infeksi Aliran Darah primer,
Pnumonia berhubungan dengan Ventilator, Pneumonia Rumah Sakit, Plebitis, Dekubitus,
Kejadian Luar Biasa
5. Penggunaan antimikroba yang rasional
6. Kesehatan karyawan
E. Strategik
Agar program-program yang telah direncanakan dapat terwujud dengan baik, maka perlu
strategi sebagai berikut :
1. Melakukan evaluasi terhadap kinerja anggota Komite dan Tim PPI.
2. Meningkatkan kinerja Komite dan Tim PPI
3. Melakukan konsolidasi dengan direksi dan pejabat struktural lainnya dalam mendukung
pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
4. Meningkatkan kerjasama antar anggota dan diluar anggota.
5. Bekerjasama dengan bagian informasi dan Tim PKMRS dalam rangka mensosialisasikan
program pencegahan dan pengendalian infeksi.
6. Meningkatkan kwalitas SDM Komite PPI dan Tim PPI melalui berbagai kegiatan ilmiah.
7. Membuat evaluasi bulanan, triwulan dan tahunan
BAB III
ANALISA KEGIATAN
A. Pengertian
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) merupakan suatu upaya kegiatan untuk mencegah
dan melindungi pasien, petugas dan masyarakat dilingkungan RS Amanah Mahmudah yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta monitoring dan evaluasi
Perencanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dibuat oleh Komite/Tim PPI, pelaksanaan
oleh seluruh staf rumah sakit demikian juga pengawasan oleh seluruh masyarakat rumah sakit
artinya setiap individu harus saling mengawasi dan mengingatkan , monitoring dan evaluasi oleh
Komite /Tim PPI
B. Tujuan
Pencegahan dan pengendalian infeksi di RS Amanah Mahmudah bertujuan melindungi pasien,
petugas, pengunjung dan masyarakat dilingkungan rumah sakit dengan mempertimbangkan
efektifitas biaya
Pencegahan dan pengendalian infeksi ditujukan kepada pasien, petugas dan pengunjjung serta
masyarakat sekitar Rumah Sakit maka pengetahuan tentang pencegahan dan pengendalian
infeksi wajib diberikan kepada pasien, petugas, pengunjung serta masyarakkat sekitar rumah
sakit
A. Definisi
Akuntabilitas kinerja Tim PPI merupakan gambaran dari pencapaian kinerja tahun 2014
dan terbatas pada pengukuran pencapaian output dan realisasi rencana kerja.
B. Organisasi Manajemen Tim PPI
Pencapaian kinerja organisasi dan manajemen adalah :
1. Rapat koordinasi yang diselenggarakan dengan lintas sektoral rumah tangga, IPS,
Farmasi.
2. Pembuatan laporan hasil kegiatan setiap bulan, tiga bulan, semester dan tahunann .
3. Memberikan penyuluhan tentang PPI kepada keluarga pasien, pengunjung sebanyak
10 kali
4. Memberikan sosialisasi tentang PPI kepada staf rumah sakit sebanyak 10 kali
5. Mengadakan pendidikan dan pelatihan tentang PPI di Diklat sebanyak dua kali
6. Melakukan pengumpulan data surveilens setiap hari
7. Melakukan perhitungan insiden rate infeksi, jenis pola kuman infeksi setiap bulan
Surveilans HAIs
Surveilans HAI’s
14
12
11,52
10
8 IDO
ISK
6
IADP
5,12
4 VAP
2
1,43
0,8 0,97
0,44
0 0 0 0 00,28 0,02
0
Nop-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15
Gambar Grafik: Insiden rate infeksi nosokomial berdasarkan jenis infeksi bulan
November 2014 – Maret 2015 di RS Amanah Mahmudah
SURVEYLANS ISK
Feb-15; Mar-15;
0,97 0,02
Nop-14; 5,12
Des-14; 0,44
Jan-15; 11,52
SURVEILANS IDO
TARGET < 0,5 %
Dari tabel terlihat bahwa insiden rate infeksi rumah sakit yang paling tinggi adalah
Infeksi saluran Kencing ( ISK ) terkait pemasangan kateter Urine sekitar 3,614 per 1000
hari pemakaian urine kateter,kemudian Infeksi daerah Operasi ( IDO ) 0,502 per 100
pasien yang dilakukan tindakan operasi.
Monitoring Kepatuhan Cuci Tangan
Compliance Hand Hygiene
120%
Prosentase Kepatuhan
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Okt-14 Nop-14 Des-14 Jan-15 Feb-15
Okt-14 Nop-14 Des-14 Jan-15 Feb-15
Dokter 57% 69% 58% 66% 75%
Perawat 85% 75% 88% 85% 96%
Nakes lain 50% 17% 30% 64% 67%
Mahasiswa 84,52% 42% 80% 90% 90%
DATA PETA KUMAN
C A T
LN ME MF OX TZ TC SX VA S M G
Jm FOS GEN IPM LVX
Organisma Z M X A P Y T N L K C
l %S %S %S %S
%S %S %S %S %S %S %S %S % % %
S S S
Enterobacter 10
cloacae 2 100 100 100 0 100 0
10
Escherichia coli 2 100 100 0 100 0
Pseudomonas 10
aeruginosa 4 100 100 66 66 0
Staphylococcus
aureus ss. aureus 2 100 0 50 100 100 50
Staphylococcus 10
epidermidis 1 0 100 100 100 100 0
A
AM AM SA ER
Jm M FEP CFP CTX FOX CAZ CHL CIP CRO ETP
Organisma C P M Y
l X %S %S %S %S %S %S %S %S %S
%S %S %S %S
%S
Enterobacter
cloacae 2 100 100 50 50 50 100
Escherichia coli 2 100 100 50 50 50 50
Pseudomonas
aeruginosa 4 33 0 0 75 0
Staphylococcus
aureus ss. aureus 2 0 0 0 0 0 50 0 50
Staphylococcus
epidermidis 1 0 0 0 0 0 100 0 100
1. Kebersihan tangan
a. Masih ditemukan dokter, perawat tidak melakukan kebersihan tangan sebelum
menyentuh pasien, memeriksa pasien, memanipulasi peralatan medis yang terpasang
pada pasien, melakukan persiapan obat suntik, memberikan obat, tidak sesuai dengan
pedoman indikasi kebersihan tangan
b. Masih ditemukan perawat setelah melakukan kebersihan tangan menyentuh
permukaaan lingkungan lain tidak sesuai dengan standar prosedural operasional
c. Kepatuhan melakukan kebersihan tangan :
Sebelum tindakan invasif 100 %
Setelah tindakan invasif 100%
Sebelum menyentuh pasien 60 %
Setelah menyentuh pasien 80 %
Setelah menyentuh permukaan lingkungan 40 %
3. Penanganan Limbah
Masih ditemukan limbah non infeksius pada kontainer limbah infeksius kantong kuning
dan sebaliknya limbah infeksius pada limbah non infeksiua tidak sesuai dengan pedoman
penanganan limbah
4. Pengendalian Lingkungan
a. Masih ditemukan ada limbah di permukaan troley , tidak ditempatkan pada kantong
atau bengkok hal ini tidak sesuai dengan pedoman kebersihan lingkungan
b. Masih ditemukan kotoran , bungkus makanan, debu di bawah troley, tempat tidur,meja
kerja perawat tidak sesuai dengan pedoman kebersihan ruangan
c. Masih ditemukan petugas kebersihan melakukan pengepelan tidak menggunakan dua
ember dan airnya terlihat kotor tidak sesuai dengan standar prosedur operasional
5. Penanganan linen
a. Masih ditemukan linen kotor diletakkan pada lantai seharusnya langsung ditempatkan
di kantong /troley linen kotor
b. Masih ditemukan linen kotor infeksius dicampur dengan linen kotor non infeksius
tidak sesuai dengan pedoman penanganan linen
c. Jumlah linen masih kurang
8. Etika batuk
Masih ditemukan petugas, pengunjung rumah sakit jika batuk tidak menutup mulut
dengan tissu tapi membiarkan kondisi mulut terbuka tidak sesuai dengan etika batuk
9 . Kesehatan karyawan
a. Masih ditemukan karyawan perawat, dokter menggunakan sepatu bagian depan
terbuka, memakai sandal jepit tidak sesuai dengan pedoman keselamatan
petugas/karyawan
b. Masih ditemukan karyawan/petugas tidak menggunakan APD saat bersentuhan
dengan cairan tubuh pasien seperti menangani pembuangan urine dari kantiong urine
Masih ditemukan penggunaan antibiotika profilaksis lebih dari 48 jam tidak sesuai dengan
pedoman kebijakan penggunaan antimikroba yang rasional, namun sudah hampir
menggunakan generasi kedua.
27-1- Troli Distribusi Linen tidak Pembinaan Loundry dan Ka. Loundry
2015 bertutup Koordinasi Pengadaan Sie. PPM
tutup Troli linen
2 4-2- Tempat sampah tidak dicuci Pencucian tempat sampah Penjab House
2015 Mengangkut sampah tidak setiap hari dan harus keeping
dalam kondisi tertutup tertutup, pengadaan tempat Ka.IPSRS
sampah injak
9-2- Material jaringan PA pasien post Pembinaan Tim IBS Ka.Ru IBS
2015 operasi dalam plastik klep Koordinasi Bagian PPM dan Sie. PPM
tumpah distatus pasien pengadaan botol/tube
khusus material PA
5 16 Feb 2015 Junaedi Abdillah WHO Net tentang Gedung PPM Lt.2 RS
Yayu Mardiana Antibiotik Amanah Mahmudah
Okky Dwi H.
Aniek Dwi P.
Sriyono
6 Junaedi Abdillah Pelatihan Handling Rencana Pelaksanaan
Yayu Mardiana Spesimen bulan Mei 2015
Okky Dwi H.
Aniek Dwi P.
Sriyono
22 – 24 Nov 2014 Pelatihan PPI bagi Cleaning 120 Orang Gedung PPM Lt.2
2 Service dan Gardening
3 31 Desember 2014 Pelatihan PPI bagi Petugas 15 Orang Ruang Loundry
Loundry
4 9 September 2014 Pelatihan Bundle ISK dan 20 Orang Gedung PPM Lt.2
Penanganan Phlebitis bagi
IPCLN
Tabel 23: Hasil survei staf yang terkena luka tusuk jarum atau benda tajam lainnya
Tabel 24: Data petugas sesuai profesi terkena luka tusuk jarum periode Bulan November
2014- Maret 2015 di RS Amanah Mahmudah
Tabel: Data vaccinasi Hepatitis B yang diberikan kepada staf berisiko tinggi terjadi infeksi
Tanggal Dokter Perawat Laboratorium Laundry Total
Vaccinasi I
18 Agustus 14 10 10 13 2 35
19 Agustus 14 8 20 16 1 45
Total 18 30 29 3 80
Vaccinasi II
28 Sept 14 11 25 16 2 54
29 Sept 14 10 10 10 1 31
Total 21 35 26 3 85
Hasil
Periode Waktu Profesi Patuh ( %) Tidak Patuh (%)
Desember 2014 Dokter 58 42
Perawat 88 12
Mahasiswa 30 70
Tenaga Kesehatan Lain 80 20
Hasil
Periode Waktu Profesi Patuh ( %) Tidak Patuh (%)
Januari 2015 Dokter 66 34
Perawat 85 15
Mahasiswa 64 36
Tenaga Kesehatan Lain 90 10
Hasil
Periode Waktu Profesi Patuh ( %) Tidak Patuh (%)
Februari 2015 Dokter 75 25
Perawat 96 4
Mahasiswa 67 33
Tenaga Kesehatan Lain 90 10
Hasil
Periode Waktu Profesi Patuh ( %) Tidak Patuh (%)
Maret 2015 Dokter 80 20
Perawat 95 5
Mahasiswa 65 35
Tenaga Kesehatan Lain 63 37
BAB V
ANALISA DAN REKOMENDASI
A. ANALISA
1. Insiden rate yanng paling tinggi pada Periode November 2014 sampai Maret 2015
didominasi ISK yaitu 3,614 ‰,hal ini juga sangat dipengaruhi oleh faktor resiko dari
pasien itu sendiri seperti penyakit penyerta dan usia .
2. Plebitis juga masih cukup tinggi , hal ini juga kurangnya mutu layanan yang diberikan
kepada pasien yang terpasang kateter intra vena dan pasien yang tirah baring lama
3. Pola kuman ISK oleh Enterobacter cloaceae sebanyak 1 kasus
4. Pola kuman infeksi luka operasi oleh MRSA 2 kasus
5. Pola kuman infeksi rumah sakit di RS Amanah Mahmudah adalah Staphy.Epidermidis,
Staphy aureus ss aureus ,Pseudomonas aeruginosa, Escherichea Coli, Enterobacter
cloaceae.
6. Penatalaksanaan Kewaspadaan standar masih belum optimal dilaksanakan oleh petugas
kesehatan baik perawat maupun dokter maupun tenaga kesehatan lain.
7. Kecelakaan luka tusuk jarum terjadi karena kelalaian dari petugas kesehatan, tidak
memperhatikan standar mencegah resiko tertusuk jarum atau benda tajam lainnya
8. Pendidikan dan Pelatihan PPI kepada dokter dan residen masih kurang, sangat minimal,
sehingga kurang dalam melaksanakan kewaspadaan standar
B. REKOMENDASI
1. Perlu pendidikan dan pelatihan PPI untuk seluruh staf rumah sakit termasuk dokter staf
dan residen
2. Lebih meningkatkan pengawasan oleh manajer ruangan terhadap pelaksanaan
kewaspadaan standar
3. Lebih dipertimbangkan lagi penggunaan antibiotika profilaksis maupun terapetik
4. Lebih meningkatkan kinerja masing-masing individu
5. Lebih waspada terhadap penanganan limbah benda tajam
BAB VI
PENUTUP
1. Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan suatu dasar yang harus diterapkan oleh
seluruh petugas kesehatan di RS Amanah Mahmudah.ketika memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien..
2. Memberikan pelayanan kepada pasien harus merasakan bahwa kita memberikan
pelayanan kepada umat manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa , Sang Pemilik
3. Kejadian infeksi nosokomial merupakan tanggung jawab seluruh personil
RS Amanah Mahmudah, oleh karena itu keberhasilan PPI merupakan keberhasilan
bersama
4. Pencegahan dan Pengendalian infeksi lebih banyak kepada peran perilaku
petugaskesehatan
5. Motto “ lakukan kepada pasien sebagaimana engkau ingin diperllakukan seandainya anda
menjadi seorang pasien
PERIODE
BULAN NOVEMBER 2014 – MARET 2015