Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Tegal merupakan suatu institusi yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada mayarakat. Dalam memberikan pelayanan kesehatan sering sekali
harus melakukan tindakan invasive, tindakan operasi dan tindakan pemasangan alat-alat
kesehatan yang semua hal tersebut dapat menimbulkan kejadian infeksi yang saat ini disebut
sebagai “ Healthcare Associated Infection” jika pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
infeksi tidak dilaksanakan dengan baikdan benar sesuai standar yang sudah ditetapkan.
Healthcare Associated Infections masih merupakan masalah yang serius bagi seluruh
rumah sakit di dunia baik dinegara yang sudah maju maupun negara yang sedang berkembang
karena infeksi ini dapat menimbulkan biaya yang tinggi, peningkatan morbiditas , mortalitas ,
kecacatan bahkan kematian , sehingga bisa berakibat tuntutan hukum
Healthcare Associated Infection ( HAIs ) ini tidak hanya terjadi pada pasien tapi juga
pada petugas, pengunjung dan masyarakat rumah sakit.Sumber infeksipun dapat berasal dari
pasien itu sendiri ,petugas, pengunjung dan masyarakat di sekitar Rumah Sakit. Oleh karena itu
perlu pemahaman yang baik dari pasien , petugas , pengunjung dan masyarakat rumah sakit
tentang upaya pencegahan dan pengendalian infeksi..
Pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah kardinah Tegal
sudah mulai dibentuk pada tahun 2012 yang disebut sebagai Panitia Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit ( PPIRS ), namun belum berjalan secara aktif dan hanya
pengumpulan data angka infeksi ruang rawat inap saja dimana pada waktu itu belum ada tenaga
Perawat Pengendali Infeksi Purna waktu yang khusus menangani Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi, sampai bulan Agustus tahun 2014 dibentuk Komite PPI yang baru dengan adanya tenaga
Tim PPI yaitu Perawat Pengendali Infeksi purna waktu atau yang disebut IPCN ( Infection
Preventiv Controling Nurse ) yang khusus menangani Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
diseluruh unit pelayanan Rumah Sakit
Banyak perubahan yang terjadi setelah adanya perawat pencegahan dan pengendalian
infeksi antara lain penggunaan spuit yang tidak berulang kali digunakan, perilaku kebersihan
tangan yang sudah mulai membudaya, pemrosesan alat kesehatan habis pakai yang sudah segera
dikerjakan, pengendalian lingkungan yang sudah tertata, penanganan limbah infeksius dan non
infeksius sudah dipisahkan, kebersihan ruangan khususnya ruang makan petugas yang selalu
piring berantakan, penempatan tempat sampah dibawah tempat tidur pasien, banyak hal lain lagi
yang sudah berubah. Data infeksi rumah sakit yang sudah ada sejak tahun 2012 tetapi belum
optimal pelaporannya, maka pada Kegiatan PPI terbaru ini berupaya untuk mengoptimalkan
surveilans infeksi Rumah sakit, diharapkan terjadi penurunan insiden rate infeksi rumah sakit.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) antara lain adanya dukungan manajemen, struktur organisasi PPI sebelumnya
dibawah Komite Medik dan sekarang langsung dibawah Direktur yang seharusnya demikian
karena Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bukan hanya urusan Medik tapi seluruh personil
rumah sakit dan lintas sektoral, faktor lain adalah peran dan fungsi Perawat Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi atau IPCN ( Infection Prevention Control Nurse ) otoritas IPCN, fasilitas
yang tersedia dan komitmen individu-individu.

B. Maksud dan tujuan


Maksud dan tujuan laporan ini adalah untuk :
1. Mengevaluasi dan mempertanggung jawabkan secara tertulis kinerja dan program yang
telah direncanakan sesuai alokasi anggaran tahun 2014.
2. Melaporkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan strategi penyelesaiannya.
3. Melaporkan usulan rencana kegiatan beserta anggaran yang dibutuhkan tahun 2014 dan
rencana program kerja tahun 2015.
BAB II
RENCANA STRATEGIK PPI RS AMANAH MAHMUDAH

A. Falsafah, Visi dan Misi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Daerah
Kardinah Tegal

Falsafah
Perlindungan Kesehatan adalah hak setiap manusia , oleh karena itu Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi harus dilaksanakan di Rumah Sakit Umum daerah kardinah Tegal oleh
seluruh personil rumah sakit dengan berkomitmen zero toleransi dalam upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi.

Visi PPI
Visi bidang PPI Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Tegal adalah menjadi Pusat Unggulan
dibidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Misi PPI
 Memberikan pelayanan kesehatan dengan zero toleransi dalam PPI sehingga infeksi tidak
timbul
 Memberikan pendidikan PPI kepada seluruh pegawai/staf,peserta didik,pasien, keluarga,
pengunjung dan seluruh masyarakat sekitar rumah sakit

B. Sasaran
1. Seluruh karyawan/ karyawati (pegawai tetap/ tidak tetap) di semua satuan kerja rumah sakit,
mulai dari direksi sampai dengan petugas kebersihan yang memberikan pelayanan kepada
pasien baik langsung maupun tidak langsung.
2. Residen / mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan/ praktek di Rumah Sakit Umum
Daerah Kardinah Tegal
3. Semua pasien, keluarga pasien, dan pengunjung dan masyarakat dilingkungan Rumah Sakit
Umum Daerah kardinah Tegal
C. Kebijakann
Dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
umum Daerah Kardinah Tegal agar mencapai tujuan dan sasaran, maka perlu dibuat
kebijakan dalam upaya penatalaksanaan PPI, antara lain :
1. Membuat dan merevisi Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi setiap tiga
tahun sekali.
2. Membuat dan merevisi kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi setiap tiga tahun
sekali.
3. Membuat dan merevisi SOP PPI setiap tiga tahun sekali
4. Membuat program PPI yang meliputi :
- Pendidikan dan latihan
- Surveilans
- Kewaspadaan Isolasi
- Pencegahan infeksi Luka Operasi, Infeksi Saluran kemih,Infeksi Aliran Darah primer,
Pnumonia berhubungan dengan Ventilator, Pneumonia Ruumah Sakit, Phlebitis,
Dekubitus, Kejadian Luar Biasa
- Penggunaan antimikroba rasional
- Kesehatan karyawan
5. Mengadakan pertemuan berkala minimal 1 kali dalam satubulan dan bila perlu

D. Program PPI RS AMANAH MAHMUDAH

1. Kegiatan surveilens Infeksi Luka Operasi, Infeksi Saluran Kemih, Infeksi Aliran
DarahPrimer, Pneumonia berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik/ventilator,
Hospital Aquired Infection, Plebitis, Dekubitus, Petugas terluka tusuk jarum atau benda
tajam lainnya
2. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan tentang PPI kepada petugas kesehatan, pasien,
pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit
3. Pelaksanaan Kewaspadaan Isolasi yaitu kewaspadaan standard dan kewaspadaan
berdasarkan transmisi. Kewaspdaan Standar meliputi kebersihan tangan, penggunaan alat
pelindung diri, pemrosesan alat kesehatan habis pakai /dekontaminasi, penanganan
limbah dan benda tajam, pengendalian lingkungan, penanganan linen, penyuntikan yang
aman, etika batuk, praktek lumbal punksi dan kesehatan karyawan. Kewaspadaan
berdasarkan transmisi meliputi transmisi kontak, droplet, udara
4. Pencegahan infeksi Luka Operasi, Infeksi Saluran kemih, Infeksi Aliran Darah primer,
Pnumonia berhubungan dengan Ventilator, Pneumonia Rumah Sakit, Plebitis, Dekubitus,
Kejadian Luar Biasa
5. Penggunaan antimikroba yang rasional
6. Kesehatan karyawan

E. Strategik
Agar program-program yang telah direncanakan dapat terwujud dengan baik, maka perlu
strategi sebagai berikut :
1. Melakukan evaluasi terhadap kinerja anggota Komite dan Tim PPI.
2. Meningkatkan kinerja Komite dan Tim PPI
3. Melakukan konsolidasi dengan direksi dan pejabat struktural lainnya dalam mendukung
pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
4. Meningkatkan kerjasama antar anggota dan diluar anggota.
5. Bekerjasama dengan bagian informasi dan Tim PKMRS dalam rangka mensosialisasikan
program pencegahan dan pengendalian infeksi.
6. Meningkatkan kwalitas SDM Komite PPI dan Tim PPI melalui berbagai kegiatan ilmiah.
7. Membuat evaluasi bulanan, triwulan dan tahunan
BAB III
ANALISA KEGIATAN

A. Pengertian
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) merupakan suatu upaya kegiatan untuk mencegah
dan melindungi pasien, petugas dan masyarakat dilingkungan RS Amanah Mahmudah yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta monitoring dan evaluasi

Perencanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dibuat oleh Komite/Tim PPI, pelaksanaan
oleh seluruh staf rumah sakit demikian juga pengawasan oleh seluruh masyarakat rumah sakit
artinya setiap individu harus saling mengawasi dan mengingatkan , monitoring dan evaluasi oleh
Komite /Tim PPI

B. Tujuan
Pencegahan dan pengendalian infeksi di RS Amanah Mahmudah bertujuan melindungi pasien,
petugas, pengunjung dan masyarakat dilingkungan rumah sakit dengan mempertimbangkan
efektifitas biaya

Pencegahan dan pengendalian infeksi ditujukan kepada pasien, petugas dan pengunjjung serta
masyarakat sekitar Rumah Sakit maka pengetahuan tentang pencegahan dan pengendalian
infeksi wajib diberikan kepada pasien, petugas, pengunjung serta masyarakkat sekitar rumah
sakit

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan PPI RS Amanah Mahmudah


1. Struktur Organisasi
2. Peran & Fungsi Tim PPI
3. Dukungan dari manajemen
4. Otoritas Tim PPI
5. Tersedianya fasilitas
6. Program masuk dalam RKA
7. Komitmen individu
D. Organisasi PPI RS Amanah Mahmudah
Merupakan Tim PPI terdiri dari perawat yang penuh waktu sebanyak 5 orang dengan kapasitas
tempat tidur RS Amanah Mahmudah 358 Bed

E. Bagan Struktur Organisasi


F. Tata Hubungan Kerja PPI
Komite PPI dalam melaksanakan tugasnya bekerja sama dan berkoordinasi dengan berbagai
satuan kerja antara lain :
1. SMF, dalam hal ini para dokter, yaitu berkoordinasi dalam menetapkan adanya infeksi
berdasar data klinis pasien, serta melaksanakan prosedur tindakan berdasarkan standar
prosedur operasional dalam rangka mencegah dan mengendalikan infeksi rumah sakit
2. Bidang perawatan, berkoordinasi dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan dan
prosedur PPI. Dalam hal penempatan pasien infeksius, imunisasi, pencegahan dan
pengendalian Tuberculose, paparan terhadap penyakit menular, pekerjaan yang berkaitan
dengan penyakit infeksi atau pembatasan kerja bagi perawat dengan jenis penyakit
tertentu, edukasi mengenai kesehatan dan keselamatan pasien, serta tindak lanjut terhadap
infeksi rumah sakit dan membantu mengembangkan kebijakan untuk mencegah infeksi.
Demikian juga dengan pencegahan penyakit yang ditularkan melalui darah seperti
hepatitis A,B,C,HIV dan lain-lain
3. Instalasi farmasi, berkoordinasi dengan pemantauan penggunaan antibiotic yang
benar,tepat dan rasional dengan melakukan kunjungan keruang rawat inap serta
memantau peresepan antibiotic untuk mencegah terjadinya resistensi mikroorganisme.
Serta koordinasi dalam pemantauan penggunaan antiseptic, desinfeksi dan pemusnahan
obat kadaluarsa atau rusak di RS Amanah Mahmudah
4. Instalasi Laboratorium patologi dan mikrobiologi, bekerjasama dalam pembuatan pola
kuman dan resistensi setiap 6 bulan yang akan membantu pemantauan antibiotic
5. Instalasi Gizi, berkoordinasi dalam pemantauan persiapan, pengadaan, pengolahan dan
penyajian makanan sesuai dengan HACCP
6. Instalasi Perawatan jenazah, berkoordinasi dalam pengelolaan dan pelayanan kamar
jenazah mengutamakan pencegahan infeksi melalui pengelolaan cairan tubuh, jaringan
tubuh serta sampah lain yang dihasilkan
7. Komite keselamatan Kerja , berkoordinasi dalam pemantauan kecelakaan kerja akibat
terpajan limbah tajam infeksius atau terduga infeksius untuk dapat di tindaklanjuti
8. Kepegawaian, hukum dan Humas berkoordinasi dalam hal pemantauan kesehatan
karyawan dan imunisasi serta orientasi bagi karyawan baru
9. Bagian Rumah tangga, berkoordinasi dalam hal pengadaan sarana dan prasarana Komite
PPI
10. Bagian Diklat, berkordinasi dalam melakukan orientasi bagi peserta didik maupun
sosialisasi program komite PPI
11. Instalasi Pemeliharaan sarana Prasarana Rumah Sakit ( IPSRS) berkoordinasi pada saat
renovasi dan pembangunan menggunakan criteria resiko yang membahas dampaknya
pada mutu udara, pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk kebisingan dan getaran
yang ditimbulkan
12. Instalasi Pemeliharaan lingkungan ( IPL ), berkoordinasi dalam pemantauan limbah,
khususnya limbah infeksius dan benda tajam, jarum suntik dengan menggunakan daftar
tilik sesuai prosedur dan dilakukan secara berkala
G. Peran dan Tugas Perawat Pencegahan dan Pengendali Infeksi
1. Praktisi klinik
a. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor adanya kejadian Infeksi Luka
Operasi pada pasien paska operasi, memonitor Infeksi Saluran Kemih pada pasien
yang terpasang urine kateter menetap, memonitor adanya Ventilator Associated
Pneumonia pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik, memonitor phlebitis pada
pasien yang terpasang intra vena perifer, memonitor dekubitus pada pasien yang tirah
baring lebih 48 jam
b. Memantau pelaksanaan kewaspadaan standar yang meliputi Kebersihan Tangan,
Penggunaan Alat Pelindung Diri, Pemrosesan Alat Kesehatan Habis Pakai,
Pengendalian Lingkungan, Manajemen Limbah, Penanganan Linen, Etika batuk,
penyuntikan yang aman, praktek lumbal punksi
2. Surveyor
a. Mengumpulkan data setiap hari yang beresiko terjadinya infeksi nosokomial,
menghitung insiden rate setiap bulan dan membuat laporan surveilans setiap bulan
b. Mengumpulkan data pola kuman setiap hari dan menghitung pola kuman setiap bulan
c. Mengumpulkan data luka tusuk jarum dan benda tajam bekas pakai dan mengkalkulasi
setipa bulan
3. Edukator
a. Memberikan pembelajaran kepada staf tentang upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi setiap bulan
b. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga serta masyarakat lingkungan
rumah sakit sekali seminggu tentang upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
c. Memberikan sosialisasi pencegahan dan pengendalian infeksi kepada staf baru dan
mahasiswa yang belajar di RS Amanah Mahmudah
d. Memberikan ” bed side teaching” kepada petugas kesehatan tentang Kewaspadaan
Standar
4. Manager
a. Memberikan masukan dan pembinaan kepada staf tentang upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi
b. Merencanakan kebutuhan dalam upaya Pencegahan dan pengendalian infeksi
c. Memberikan masukan dan merekomendasikan dalam pemilihan petugas kebersihan
dan petugas keamanan
d. Memberikan masukan dalam renovasi dan pembangunan gedung
e. Memberikan masukan dalam pembelian peralatan yang berhubungan dengan upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi
5. Advokator
Membela pasien, karyawan, pengunjung dan masyarakat yang kemungkinan terpapar atau
terpajan infeksi.
6. Konsultan
Memberikan konsultasi kepada staf, pasien , pengunjung yang berhubungan dengan
Pencegahan dan pengendalian infeksi
7. Auditor
Melakukan audit kepatuhan pelaksanaan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak
pasien, sebelum dan sesudah tindakan invasive, sesudah menyentuh permukaan
lingkungan yang terkontaminasi, menyentuh darah dan cairan tubuh pasien
8. Investigator
Melakukan investigasi jika ada kejadian luar biasa, petugas , pasien, pengunjung jika ada
yang tertusuk jarum atau benda tajam habis pakai
9. Komunikator
Memberikan komunikasi antar departemen, antara petugas kesehatan yang berhubungan
dengan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
10. Koordinator
Mengkoordinasikan kepada lintas sektoral yang berhubungan dengan upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi seperti bagian CSSD, Laundry, Gizi, IPS, Ruangan, Farmasi,
Laboratorium, rumah tangga,
11. Fasilitator
Memfasilitasi kebutuhan ruangan yang berhubungan dengan upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi seperti sarung tangan rumah tangga, gaun pelindung,
12. Motivator
Memberikan motivasi kepada pasien , petugas, pengunjung dalam upaya Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
13. Evaluator
Melakukan evaluasi pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
14. Peneliti
Melakukan penelitian yang berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi
15. Member
Mengikuti seminar, workshop, yang dilaksanakan oleh organisasi yang berhubungan
dengan pencegahan dan pengendalian infeksi
H. Sarana dan fasilitas yang dibutuhkan
1. Ruang sekretariat
2. Lemari buku dan arsip
3. Meja kerja
4. Komputer dengan printer warna
5. Alat tulis kantor
6. Telepon
7. Internet
I. Keuangan
Anggaran digunakan untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan PPI, rapat koordinasi,
penyegaran ilmiah, penggandaan formulir surveilan, penggandaan makalah, surveilan dan
pembuatan laporan.
J. SDM (Sumber Daya Manusia)
Jumlah SDM Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah : 3 orang, terdiri dari :
1. Pendidikan
Saat ini TIM Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ada 3( tiga) orang dengan tingkat
pendidikan :
a. S2 : 1 orang.
b. S1 : 2 orang
c. D3 : 3 orang
2. Pelatihan/ Workshop/ Seminar/Inhouse Training
a. Mengadakan pelatihan PPI Dasar RS Amanah Mahmudah
b. Mengikuti Pelatihan IPCN di Wisma Bidakara Jakarta
c. Mengikuti Pelatihan Pendokumentasian PPI di RS. Fatmawati Jakarta
d. Mengikuti pelatihan “ Perawatan Luka Modern” di RS Amanah Mahmudah
e. Mengadakan Pelatihan PPI buat Cleaning Service dan Gardening di RS Amanah
Mahmudah
f. Mengikuti inhouse training Service Excellent dan Skill Perawat
g. Mengikuti Pelatihan BHD
2. Studi Banding/ Kegiatan Intra Rumah Sakit
a. Kunjungan ke Medivest, Sentra Pengolahan Limbah Rumah Sakit di Jakarta bulan ….
b. Kunjungan dari RSUI Harapan Anda Tegal terkait Data Surveylans Infeksi Rumah
Sakit
c. Kunjungan dari RSUD Dr.M.Ashari Pemalang terkait Penanganan Pasien Infeksius.
d. Perwakilan Juri Tamu Lomba Hand Hygiene ke RS Dedy Jaya Brebes
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA

A. Definisi
Akuntabilitas kinerja Tim PPI merupakan gambaran dari pencapaian kinerja tahun 2014
dan terbatas pada pengukuran pencapaian output dan realisasi rencana kerja.
B. Organisasi Manajemen Tim PPI
Pencapaian kinerja organisasi dan manajemen adalah :
1. Rapat koordinasi yang diselenggarakan dengan lintas sektoral rumah tangga, IPS,
Farmasi.
2. Pembuatan laporan hasil kegiatan setiap bulan, tiga bulan, semester dan tahunann .
3. Memberikan penyuluhan tentang PPI kepada keluarga pasien, pengunjung sebanyak
10 kali
4. Memberikan sosialisasi tentang PPI kepada staf rumah sakit sebanyak 10 kali
5. Mengadakan pendidikan dan pelatihan tentang PPI di Diklat sebanyak dua kali
6. Melakukan pengumpulan data surveilens setiap hari
7. Melakukan perhitungan insiden rate infeksi, jenis pola kuman infeksi setiap bulan

C. Penyusunan buku pedoman , Kebijakan, SOP pencegahan dan pengendalian


infeksi edisi revisi baru sampai tahap penjilidan

D. Pencapaian pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dalam kurun 4 bulan


( November 2014 sampai Februari 2015 ) adalah :
1. Memutus mata rantai infeksi melalui sosialisasi Kewaspadaan Standar dengan upaya
tindakan pencegahan kepada petugas, pasien, pengunjung pasien, dan masyarakat
sekitar rumah sakit
2. Melakukan surveilans secara aktif .
3. Kegiatan Visitasi Dokter Mikrobiologi Klinik dan IPCN secara rutin
4. Melakukan Kultur alat, ruangan dan swab petugas secara berkala
5. Melakukan koordinasi Kegiatan Peta Kuman
6. Data insiden rate infeksi 5 bulan terakhir ( November 2014 sampai Maret 2015 )
antara lain adalah Infeksi Saluran Kemih 51,2 per 1000 hari pemakaian kateter urine
menetap pada bulan Maret turun 0,02 per 1000 hari pemakaian kateter urine,
kemudian Infeksi luka operasi 1,43% dibulan November menjadi 0 % dibulan Maret
2015 , Data Insiden Plebitis 7.4 per 1000 hari pemakaian kateter intravena.

D. Hasil kegiatan surveilans

Surveilans HAIs
Surveilans HAI’s
14

12
11,52
10

8 IDO
ISK
6
IADP
5,12
4 VAP

2
1,43
0,8 0,97
0,44
0 0 0 0 00,28 0,02
0
Nop-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15

Gambar Grafik: Insiden rate infeksi nosokomial berdasarkan jenis infeksi bulan
November 2014 – Maret 2015 di RS Amanah Mahmudah
SURVEYLANS ISK
Feb-15; Mar-15;
0,97 0,02

Nop-14; 5,12

Des-14; 0,44
Jan-15; 11,52

SURVEILANS IDO
TARGET < 0,5 %

Mar-15; 0 Feb-15; 0,28


Jan-15; 0

Des-14; 0,8 Nop-14; 1,43

Dari tabel terlihat bahwa insiden rate infeksi rumah sakit yang paling tinggi adalah
Infeksi saluran Kencing ( ISK ) terkait pemasangan kateter Urine sekitar 3,614 per 1000
hari pemakaian urine kateter,kemudian Infeksi daerah Operasi ( IDO ) 0,502 per 100
pasien yang dilakukan tindakan operasi.
Monitoring Kepatuhan Cuci Tangan
Compliance Hand Hygiene
120%
Prosentase Kepatuhan

100%
80%
60%
40%
20%
0%
Okt-14 Nop-14 Des-14 Jan-15 Feb-15
Okt-14 Nop-14 Des-14 Jan-15 Feb-15
Dokter 57% 69% 58% 66% 75%
Perawat 85% 75% 88% 85% 96%
Nakes lain 50% 17% 30% 64% 67%
Mahasiswa 84,52% 42% 80% 90% 90%
DATA PETA KUMAN

C A T
LN ME MF OX TZ TC SX VA S M G
Jm FOS GEN IPM LVX
Organisma Z M X A P Y T N L K C
l %S %S %S %S
%S %S %S %S %S %S %S %S % % %
S S S
Enterobacter 10
cloacae 2 100 100 100 0 100 0
10
Escherichia coli 2 100 100 0 100 0
Pseudomonas 10
aeruginosa 4 100 100 66 66 0
Staphylococcus
aureus ss. aureus 2 100 0 50 100 100 50
Staphylococcus 10
epidermidis 1 0 100 100 100 100 0

A
AM AM SA ER
Jm M FEP CFP CTX FOX CAZ CHL CIP CRO ETP
Organisma C P M Y
l X %S %S %S %S %S %S %S %S %S
%S %S %S %S
%S
Enterobacter
cloacae 2 100 100 50 50 50 100
Escherichia coli 2 100 100 50 50 50 50
Pseudomonas
aeruginosa 4 33 0 0 75 0
Staphylococcus
aureus ss. aureus 2 0 0 0 0 0 50 0 50
Staphylococcus
epidermidis 1 0 0 0 0 0 100 0 100

Staphylococcus epidermidis = MRSE =


Positif = OXA + FOX
Staphylococcus aureus = MRSA =
Positif = OXA + FOX
MDRO : Multi Drug
Resistance Organisms
ESBL = Extended Spectrum
Beta Lactamase

* Berhati -hati Pemakaian Terapi Antibiotik Empirik


Dengan Cephalosporin Generasi 3
* Berhati - hati terhadap kejadian
Infeksi Nosokomial
E. Pelaksanaan Kewaspadaan standar

1. Kebersihan tangan
a. Masih ditemukan dokter, perawat tidak melakukan kebersihan tangan sebelum
menyentuh pasien, memeriksa pasien, memanipulasi peralatan medis yang terpasang
pada pasien, melakukan persiapan obat suntik, memberikan obat, tidak sesuai dengan
pedoman indikasi kebersihan tangan
b. Masih ditemukan perawat setelah melakukan kebersihan tangan menyentuh
permukaaan lingkungan lain tidak sesuai dengan standar prosedural operasional
c. Kepatuhan melakukan kebersihan tangan :
 Sebelum tindakan invasif 100 %
 Setelah tindakan invasif 100%
 Sebelum menyentuh pasien 60 %
 Setelah menyentuh pasien 80 %
 Setelah menyentuh permukaan lingkungan 40 %

2. Penggunaaan Alat Pelindung Diri ( APD)


a. Masih ditemukan dokter, perawat tidak segera melepas masker setelah selesai
melakukan tindakan terutama di runag tindakan operasi dan kateterisasi ( masker
digantung dileher saat makan ) tidak sesuai dengan standar prosedural operasional
b. Masih ditemukan petugas kebersihan menggunakan sarung tangan bedah saat
melakukan kebersihan ruangan seharusnya menggunakan sarung tangan rumah tangga
tidak sesuai dengan pedoman
c. Masih ditemukan pekarya dan perawat menggunakan gaun, masker, sarung tangan saat
memandikan padahal tidak ada indikasi penggunaaan APD tersebut
d. Masih ditemukan dokter yang melakukan intubasi tidak menggunakan masker tidak
sesuai dengan pedoman penggunaan APD

3. Penanganan Limbah
Masih ditemukan limbah non infeksius pada kontainer limbah infeksius kantong kuning
dan sebaliknya limbah infeksius pada limbah non infeksiua tidak sesuai dengan pedoman
penanganan limbah

4. Pengendalian Lingkungan
a. Masih ditemukan ada limbah di permukaan troley , tidak ditempatkan pada kantong
atau bengkok hal ini tidak sesuai dengan pedoman kebersihan lingkungan
b. Masih ditemukan kotoran , bungkus makanan, debu di bawah troley, tempat tidur,meja
kerja perawat tidak sesuai dengan pedoman kebersihan ruangan
c. Masih ditemukan petugas kebersihan melakukan pengepelan tidak menggunakan dua
ember dan airnya terlihat kotor tidak sesuai dengan standar prosedur operasional
5. Penanganan linen
a. Masih ditemukan linen kotor diletakkan pada lantai seharusnya langsung ditempatkan
di kantong /troley linen kotor
b. Masih ditemukan linen kotor infeksius dicampur dengan linen kotor non infeksius
tidak sesuai dengan pedoman penanganan linen
c. Jumlah linen masih kurang

6. Pemrosesan Alat Medis Habis Pakai


a. Masih ditemukan peralatan medis habis pakai di tempatkan diatas permukaan bak
pembersih, tidak segera dilakukan pembersihan hal ini tidak sesuai dengan standar
prosedur operasional peralatan medis habis pakai
b. Masih ditemukan aperalatan steril ditempatkan pada troley yang terbuka dan dibagian
bawah troley tidak sesuai dengan pedoman penempatan peralatan steril

7. Penyuntikan yang aman


a. Masih ditemukan penyarungan kembali tutup syringe/spuit habis pakai tidak sesuai
dengan standar prosedur operasional penggunaan alat suntik
b. Masih ditemukan pemberian obat suntik tidak menggunakan bak instrumen hanya
dibawah menggunakan tangan
c. Masih ditemukan bekas jarum suntik yang sudah satu-dua hari daam bak instrumen

8. Etika batuk
Masih ditemukan petugas, pengunjung rumah sakit jika batuk tidak menutup mulut
dengan tissu tapi membiarkan kondisi mulut terbuka tidak sesuai dengan etika batuk

9 . Kesehatan karyawan
a. Masih ditemukan karyawan perawat, dokter menggunakan sepatu bagian depan
terbuka, memakai sandal jepit tidak sesuai dengan pedoman keselamatan
petugas/karyawan
b. Masih ditemukan karyawan/petugas tidak menggunakan APD saat bersentuhan
dengan cairan tubuh pasien seperti menangani pembuangan urine dari kantiong urine

F. Pencegahan Infeksi Nosokomial


1. Pencegahan Infeksi Aliran Darah Primer ( IADP)
a. Masih ditemukan dokter tidak menggunakan APD lengkap ( topi, masker, sarung
tangan, gaun ) saat melakukan insersi vena sentral
b. Masih ditemukan persiapan peralatan tidak pada troley khusus untuk tindakan insersi
vena sentral, masih menggunakan troley obat atau peralatan lain
c. Masih ditemukan peralatan insersi di tempatkan pada dada pasien atau tempat tidur
pasien

2. Pencegahan Infeksi Saluran Kemih ( ISK )


a. Masih ditemukan urine penuh di kantong urine kateter menetap, tidak segera dibuang
b. Masih ditemukan kantong urine kateter menetap tidak ada penutupnya
c. Masih ditemukan kantong urine kateter menetap terletak di lantai
d. Masih ditemukan pemasangan kateter urine menetap tidak sesuai indikasi
3. Pencegahan Infeksi Luka Operasi ( ILO)
a. Masih dilakukan pencukuran rambut ketiak pada pasien operasi
b. Pencukuran rambut harus dilakukan jika mengganggu jalannya operasi
c. Masih ditemukan penggantian balutan tidak dengan teknik steril

4. Pencegahan Ventilator Associated Pneumonia ( VAP)


a. Masih ditemukan posisi pasien terpasang ventilator tidak 30 - 45 derajat
b. Masih ditemukan perawat, dokter tidak melakukan kebersihan tangan ketika
memanipulasi peralatan ventilator
c. Masih ditemukan pasien dengan ventilator mulutnya kotor

G. Kebijakan penggunaan antimikroba

Masih ditemukan penggunaan antibiotika profilaksis lebih dari 48 jam tidak sesuai dengan
pedoman kebijakan penggunaan antimikroba yang rasional, namun sudah hampir
menggunakan generasi kedua.

H. Pendidikan dan pelatihan/ sosialisasi PPI

Kegiatan Presentasi PPI pada mahasiswa praktek

No Tanggal Topik Jumlah


peserta
Sosialisasi PPI untuk mahasiswa
1 3 November (D3 Kep.Stikes Bhamada,D3 Keb.Stikes Bhamada,Akper 61 orang
2014 Pemkot,D3 Keb.Politeknik Harber,D3 Keb.Akbid Siti
Fatimah)
Sosialisasi PPI untuk
2 1 Desember Mahasiswa(Coas Trisakti, D3 Keb Stikes Bhamada,SMK 72 orang
2014 AL-IKHLAS,Akbid St.Fatimah,D3 Keb.Politeknik
Harber,SI.Kep Profesi Ners Stikes Bhamada)
3. 5 Januari Sosialisasi PPI untuk 84 orang
2015 Mahasiswa (Coas Trisakti,S1.Kep Stikes
Bhamada,D3.Kep Stikes Bhamada,D3 Keb Stikes
Bhamada,SMK AL-IKHLAS,D3.Keb.Poltek Harber
4 9 Februari Sosialisasi PPI untuk Mahasiswa (Coas 67 0rang
2015 Trisakti,D3.Keb.KH.Putra,D3.Kep.Akper Pemkot)
Kegiatan Penyuluhan/ Sosialisasi tentang PPI pada Keluarga pasien dan pengunjung

No Tanggal Materi Jumlah Tempat


Peserta
1 18 Desember 2014 Kewaspadaan Standar 47 orang Rosela
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
2 13 Januari 2015 Kewaspadaan Standar 19 orang Edel weis Atas
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
1 14 Januari 2015 Kewaspadaan Standar 40 orang Lavender
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
3 16 Januaril 2015 Kewaspadaan Standar 28 orang Puspa Nindra
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
4 20 Januari 2015 Kewaspadaan Standar 40 orang Mawar
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
5 28 Januari 2015 Kewaspadaan Standar 31orang Haemodialisa
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
6 5 Februari 2015 Kewaspadaan Standar 34 orang WK Atas
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
7 11 Februari 2015 Kewaspadaan Standar 21 orang HCU
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
8 16 Februari 2015 Kewaspadaan Standar 10 orang Perinatologi
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
9 23 Februari 2015 Kewaspadaan Standar 33 orang Cendana 1
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
10 19 Maret 2015 Kewaspadaan Standar 33 orang Edw. Bawah
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
11 19 Maret 2015 Kewaspadaan Standar 45 orang Poli Rawat
Peraturan RS berhubungan dengan PPI Jalan
12 19 Maret 2015 Kewaspadaan Standar 56 orang WK Bawah
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
13 27 Maret 2015 Kewaspadaan Standar 46 orang Dewa Daru
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
14 31 Maret 2015 Kewaspadaan Standar 35 orang Unit Stroke
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
15 2 April 2015 Kewaspadaan Standar 47 orang Cendana 2
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
16 6 April 2015 Kewaspadaan Standar 19 orang Cendana 3
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
17 13 April 2015 Kewaspadaan Standar 28 orang Haemodialisa
Peraturan RS berhubungan dengan PPI
Koordinasi /Kegiatan /rapat dengan Unit lain

N0 Tanggal Masalah Penyelesaian Koordinasi


1 23-11- Ruangan masih terlihat kotor, Melaksanakan cara Sanitasi- Cleaning
2014 terdapat banyak debu dan pembersihan dua kali Service
kotoran dibawah meja, kursi sehari dan bila terlihat
kotor

27-11- Peralatan di ruangan banyak Melakukan perbaikan Gudang – Rumah


2014 yang tidak terpakai atau rusak peralatan jika masih tangga
memungkinkan dipakai
atau di afkir jika tidak
dapat dipakai lagi

5-12- Petugas kebersihan tidak Meningkatkan Penjab House


2014 menggunakan APD ( sarung pemantauan untuk petugas Keeping
tangan ) saat bekerja menangani kebersihan ketika bekerja
limbah

12-12- Pengunjung lalu lalang saat Memperketat jadwal Kepala Satpam


2014 petugas cleaning Service saat kunjungan
pembersihan ruang

20-12- Pemakaian alat suction berulang Sosialisasikan pada Ka. Ru Poli


2014 di poli THT, Pemakaian selang petugas tentang
nebulizer berulang di poli Anak kewaspadaan isolasi utk
petugas poli

Koordinasi Farmasi Ka.Inst. Farmasi


pengadaannya.

5-1- Pakaian petugas kebersihan Pakaian petugas diganti Penjab


2015 kotor dan bau dan tidak gunakan setiap hari dan Housekeeping
identitas menggunakan papan nama

7-1- Petugas kebersihan masih Sosialisasi peralatan Penjab House


2015 menggunakan sapuk ijuk di kebersihan , speel kit dan keeping
ruangan penatalaksanaannya

19-1- Sampah infeksius masih Pembinaan house keeping Penjab House


2015 bercampur dengan limbah non ttg pemilahan sampah keeping
infeksius medis/infeksius

27-1- Troli Distribusi Linen tidak Pembinaan Loundry dan Ka. Loundry
2015 bertutup Koordinasi Pengadaan Sie. PPM
tutup Troli linen
2 4-2- Tempat sampah tidak dicuci Pencucian tempat sampah Penjab House
2015 Mengangkut sampah tidak setiap hari dan harus keeping
dalam kondisi tertutup tertutup, pengadaan tempat Ka.IPSRS
sampah injak
9-2- Material jaringan PA pasien post Pembinaan Tim IBS Ka.Ru IBS
2015 operasi dalam plastik klep Koordinasi Bagian PPM dan Sie. PPM
tumpah distatus pasien pengadaan botol/tube
khusus material PA

15-2- Pasien Poli Paru berbaur dengan Merekomendasi Ka. IPSRS


2015 pasien lain penyeketan poli paru satu Ka.Poli IRJA
jalur, pembuatan sputum Ka.Ru. Radiologi
boot, pembuatan poster Ka.Satpam
etika batuk, penyiapan Kasubag RT.
APD utk pasien batuk di
poli paru, pos satpam,
radiologi

21-2- Tempat pencucian peralatan Koordinasi dg IPSRS Ka. IPSRS


2015 pasien poli bedah tidak perbaikan tempat Ka. Poli IRJA
berfungsi baik pencucian alat

Kipas Angin penunggu pasien Rekomendasi penggantian Kasubag RT


poli IRJA tdk sesuai Standar PPI kipas angin dinding Ka. Poli IRJA

Pemakaian Alkohol terbuka Pembinaan dan Sie.PPM


dalam kom di poli Anak, Ruang rekomendasi penggunaan Ka.Ru Poli IRJA
Puspa Nidra alkohol swab KaRu. Puspa nidra

Surveylans Infeksi oleh IPCLN Koordinasi dg PDE Koord. PDE


masih manual surveylans Infeksi bisa
melalui SIMRS

Temuan pasien ILO dengan Koordinasi bag. Ka.Inst.


5-3- kuman MRSA Mikrobiologi klinik Mikrobiologi
2015 pemeriksaan Kultur Swab Ka.IRJA
hidung Petugas IBS, swab Ka.ICU
alat pasien IBS,poli IRJA, Ka.IBS
IGD, ICU Ka.IGD

Pengendalian PPI di unit Gizi Koord. Mikro kultur alat Ka.Mikro


makan pasien, swab dubur Ka.Gizi
petugas Gizi.
Pengembangan staf PPI

No Tanggal Nama Peserta Topik Keterangan


1 24 s/d 30 Agst Junaedi Abdillah Pelatihan IPCN Wisma Bidakara Jakarta
2014
27 s/d 29 Agst Aniek Dwi P. Pelatihan RS. Fatmawati Jakarta
2014 Pendokumentasian PPI
2 Junaedi Abdillah Perawatan Luka Modern PPNI Komisariat RS
( Wound care ) Amanah Mahmudah
3 23 s/d 26 Junaedi Abdillah In House Training Gedung PPM Lt.2 RS
Feb.2015 Yayu Mardiana Service Excellent dan Amanah Mahmudah
Okky Dwi H. Skill Perawat
Aniek Dwi P.
Sriyono

4 9 s/d 14 Maret Junaedi Abdillah Pelatihan BHD Gedung PPM Lt.2 RS


2015 Yayu Mardiana Amanah Mahmudah
Okky Dwi H.
Aniek Dwi P.
Sriyono

5 16 Feb 2015 Junaedi Abdillah WHO Net tentang Gedung PPM Lt.2 RS
Yayu Mardiana Antibiotik Amanah Mahmudah
Okky Dwi H.
Aniek Dwi P.
Sriyono
6 Junaedi Abdillah Pelatihan Handling Rencana Pelaksanaan
Yayu Mardiana Spesimen bulan Mei 2015
Okky Dwi H.
Aniek Dwi P.
Sriyono

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

No Tanggal Topik Jumlah peserta Tempat


1 14 – 16 Nov 2014 Pelatihan Dasar PPI RS 55 Orang Gedung PPM Lt.2

22 – 24 Nov 2014 Pelatihan PPI bagi Cleaning 120 Orang Gedung PPM Lt.2
2 Service dan Gardening
3 31 Desember 2014 Pelatihan PPI bagi Petugas 15 Orang Ruang Loundry
Loundry
4 9 September 2014 Pelatihan Bundle ISK dan 20 Orang Gedung PPM Lt.2
Penanganan Phlebitis bagi
IPCLN
Tabel 23: Hasil survei staf yang terkena luka tusuk jarum atau benda tajam lainnya

No Tanggal Nama Profesi Unit Keterangan


November 2014 tidak ada kasus
Desember 2014 tidak ada kasus
Januari 2015 tidak ada kasus
1 7 Februari Laela Perawat WK Bawah Tertusuk jarum bekas pakai
2015 Hidayati oleh diri sendiri saat
melakukan tindakan pada
pasien Hepatitis B
Maret 2015 tidak ada kasus

Tabel 24: Data petugas sesuai profesi terkena luka tusuk jarum periode Bulan November
2014- Maret 2015 di RS Amanah Mahmudah

November Desember Januari Februari Maret


Profesi 2014 2014 2015 2015 2015
Dokter 0 0 0 0 0
Perawat/Bidan 0 0 0 0 0
Petugas Kebersihan 0 0 0 0 0
Petugas laundry 0 0 0 0 0
Petugas
laboratorium 0 0 0 0 0
Pekarya 0 0 0 0 0
Petugas Farmasi 0 0 0 0 0

Pemeliharaan Kesehatan Karyawan

Tabel: Data vaccinasi Hepatitis B yang diberikan kepada staf berisiko tinggi terjadi infeksi
Tanggal Dokter Perawat Laboratorium Laundry Total
Vaccinasi I
18 Agustus 14 10 10 13 2 35
19 Agustus 14 8 20 16 1 45
Total 18 30 29 3 80
Vaccinasi II
28 Sept 14 11 25 16 2 54
29 Sept 14 10 10 10 1 31
Total 21 35 26 3 85

Kegiatan audit kepatuhan melaksanakan kebersihan tangan


Hasil
Periode Waktu Profesi Patuh ( %) Tidak Patuh (%)
November 2014 Dokter 69 31
Perawat 75 25
Mahasiswa 17 83
Tenaga Kesehatan Lain 42 58

Hasil
Periode Waktu Profesi Patuh ( %) Tidak Patuh (%)
Desember 2014 Dokter 58 42
Perawat 88 12
Mahasiswa 30 70
Tenaga Kesehatan Lain 80 20

Hasil
Periode Waktu Profesi Patuh ( %) Tidak Patuh (%)
Januari 2015 Dokter 66 34
Perawat 85 15
Mahasiswa 64 36
Tenaga Kesehatan Lain 90 10

Hasil
Periode Waktu Profesi Patuh ( %) Tidak Patuh (%)
Februari 2015 Dokter 75 25
Perawat 96 4
Mahasiswa 67 33
Tenaga Kesehatan Lain 90 10

Hasil
Periode Waktu Profesi Patuh ( %) Tidak Patuh (%)
Maret 2015 Dokter 80 20
Perawat 95 5
Mahasiswa 65 35
Tenaga Kesehatan Lain 63 37
BAB V
ANALISA DAN REKOMENDASI

A. ANALISA
1. Insiden rate yanng paling tinggi pada Periode November 2014 sampai Maret 2015
didominasi ISK yaitu 3,614 ‰,hal ini juga sangat dipengaruhi oleh faktor resiko dari
pasien itu sendiri seperti penyakit penyerta dan usia .
2. Plebitis juga masih cukup tinggi , hal ini juga kurangnya mutu layanan yang diberikan
kepada pasien yang terpasang kateter intra vena dan pasien yang tirah baring lama
3. Pola kuman ISK oleh Enterobacter cloaceae sebanyak 1 kasus
4. Pola kuman infeksi luka operasi oleh MRSA 2 kasus
5. Pola kuman infeksi rumah sakit di RS Amanah Mahmudah adalah Staphy.Epidermidis,
Staphy aureus ss aureus ,Pseudomonas aeruginosa, Escherichea Coli, Enterobacter
cloaceae.
6. Penatalaksanaan Kewaspadaan standar masih belum optimal dilaksanakan oleh petugas
kesehatan baik perawat maupun dokter maupun tenaga kesehatan lain.
7. Kecelakaan luka tusuk jarum terjadi karena kelalaian dari petugas kesehatan, tidak
memperhatikan standar mencegah resiko tertusuk jarum atau benda tajam lainnya
8. Pendidikan dan Pelatihan PPI kepada dokter dan residen masih kurang, sangat minimal,
sehingga kurang dalam melaksanakan kewaspadaan standar

B. REKOMENDASI
1. Perlu pendidikan dan pelatihan PPI untuk seluruh staf rumah sakit termasuk dokter staf
dan residen
2. Lebih meningkatkan pengawasan oleh manajer ruangan terhadap pelaksanaan
kewaspadaan standar
3. Lebih dipertimbangkan lagi penggunaan antibiotika profilaksis maupun terapetik
4. Lebih meningkatkan kinerja masing-masing individu
5. Lebih waspada terhadap penanganan limbah benda tajam
BAB VI
PENUTUP
1. Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan suatu dasar yang harus diterapkan oleh
seluruh petugas kesehatan di RS Amanah Mahmudah.ketika memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien..
2. Memberikan pelayanan kepada pasien harus merasakan bahwa kita memberikan
pelayanan kepada umat manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa , Sang Pemilik
3. Kejadian infeksi nosokomial merupakan tanggung jawab seluruh personil
RS Amanah Mahmudah, oleh karena itu keberhasilan PPI merupakan keberhasilan
bersama
4. Pencegahan dan Pengendalian infeksi lebih banyak kepada peran perilaku
petugaskesehatan
5. Motto “ lakukan kepada pasien sebagaimana engkau ingin diperllakukan seandainya anda
menjadi seorang pasien

Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


RS Amanah Mahmudah

dr. Ridha Wahyutomo, Sp.MK


LAPORAN
KOMITE PPI
RS AMANAH MAHMUDAH

PERIODE
BULAN NOVEMBER 2014 – MARET 2015

Anda mungkin juga menyukai