Satuan Acara Penyuluhan Ispa Halimah
Satuan Acara Penyuluhan Ispa Halimah
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Tingkat II Ekstensi
JURUSAN KEPERAWATAN
2011
Waktu: 45 menit
Lampung
I. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas
dalam menghadapi organisme asingyang terjadi secara tiba-tiba, menyerang hidung, tenggorokan,
telinga bagian tengah serta saluran napas bagian dalam sampai ke paru-paru. Biasanya menyerang anak
usia 2 bulan-5 tahun. (Whaley and Wong; 1991; 1418).
ISPA banyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegaramaju dan sudah
mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-
penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai
pada masa dewasa. ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting dan cukup berbahaya
karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang
terjadi.
Berdasarkan penelitian setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % – 60
% dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh
ISPA mencakup 20 % – 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi
berumur kurang dari 2 bulan.Penyakit ini tidak mengenal musim, baik kemarau, pacaroba atau hujan
tetap bisa menyerang warga. Di Jakarta Pusat (Jakpus) selama 2010 tercatat 55.307 warga terkena
penyakit ini.Sesuai data, sejak Januari hingga April 2010 tercatat 55.307 warga terkena ISPA, mereka
berobat di puskesmas yang ada di deklapan kecamatan. Rinciannya Januari 16.094, Febuari 19.252,
Maret 17.859 dan April 2.102. Sedangkan tertinggi penderitanya, Kec. Cempaka Putih 14.314, Kec. Johar
Baru 10.254, Kec. Kemayoran 8.073, Kec. Senen 6.960, Kec. Tanah Abang 5.555, Kec. Sawah Besar 4.815,
Kec. Menteng 2.983 dan Kec. Gambir 2.353.
Cara penularan virus influenza ini melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.Tiga hari setelah itu, bilamana daya
tahan tubuh menurun maka suhu badan naik (suhu badan dapat meningkat dari 39,50C sampai 40,50C).
Terasalah badan panas/demam dan bersin-bersin. Hidung mengeluarkan cairan (ingus), sakit
tenggorokan, batuk-batuk (mula-mula tidak berdahak tapi kemudian berdahak), pusing, badan terasa
lemah, mual, muntah, sakit perut, serta diare.
Kebetulan, ciri-ciri tersebut dirasakan pula oleh warga masyarakat RT 13 Desa Cengkeh Rajabasa, Bandar
Lampung. Namun, warga masyarakat tidak mengetahui penyakit apa yang dideritanya. Selain itu, warga
masyarakat hanya beberapa orang yang sudah berkonsultasi ke pelayanan kesehatan untuk mengetahui
penyakit yang dideritanya, sisanya belum. Hal ini juga berdampak pada kegiatan rutinitas dari setiap
orang, yang semestinya harus bekerja namun karena sedang sakit terpaksa harus beristirahat di rumah.
Oleh karena itu, penting sekali membekali pengetahuan bagi masyarakat untuk memahami tentang
ruang lingkup bahkan informasi lainnya mengenai ISPA. Maka dari itu, akan diadakannya promosi
kesehatan ataupun pendidikan kesehatan bagi masyarakat untuk mengembangkan pola pikir mengenai
kesehatan khususnya mengenai penyakit ISPA agar ISPA bisa dicegah ataupun diatasi.
II. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan masyarakat dapat mengerti dan memahami tentang ISPA.
Tujuan Khusus
a. Materi
1. Pengertian ISPA.
2. Faktor penyebab dari ISPA.
b. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan :
2. Pelaksanaan :
No
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Audiens
Waktu
Tahap Pembukaan
1.2 Perkenalan.
2 menit
Tahap Apersepsi
2.1 Menanyakan pengetahuan audiens tentang ISPA meliputi pengertian, penyebab, serta tanda dan
gejala.
5 menit
3
Tahap Informasi
3 menit
Tahap Penyuluhan
4.1 Menjelaskan :
4.3 Memberi kesempatan kepada audiens untuk memperagakan cara batuk efektif.
4.5 Memberi kesempatan kepada audiens untuk memperagakan cara inhalasi uap/penguapan
sederhana (tradisional).
4.7 Memberikan kesempatan kepada audiens untuk melakukan redemonstrasi cara pembuatan larutan
jeruk nipis-kecap.
Mendemonstrasikan
Mendemonstrasikan
30 menit
Tahap Penutup
5.1 Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara tertulis untuk mengevaluasi tingkat pemahaman
masyarakat tentang materi yang telah diberikan.
Menjawab pertanyaan.
5 menit
a. Metode
a). Ceramah
c). Demonstrasi.
b. Media
c). Leaflet.
d). Power Point.
e). LCD.
f). Laptop.
g). Alat peraga batuk efektif : sputum pot atau jika tidak ada diganti dengan
sedang, minyak kayu putih (sebagai obat aromaterapi), kain/handuk kering, dan air panas.
i). Bahan pembuatan larutan jeruk nipis-kecap : air hangat dalam gelas, sendok, jeruk
V. Evaluasi
1. Struktur
d. SDM memadai.
2. Proses
3. Hasil
b. Bila audiens dapat menjawab 60% dari pertanyaan yang diajukan, maka
Husodo, Sosro., Sugiyo, Teha. 1985. Penyakit Menular, Cara Pencegahan dan Cara
Ronald. 2006. Obat-obatan Ramuan Tradisional. Bandung : Yrama Widya [diakses 26 Juni
2011]
[diakses 6 Juni
2011]
<http://story-of-nurse.blogspot.com/2011/03/terapi-inhalasi-sederhana.html> [diakses
26 Juni 2011]
LAMPIRAN : MATERI
I. Pengertian
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas
dalam menghadapi organisme asingyang terjadi secara tiba-tiba, menyerang hidung, tenggorokan,
telinga bagian tengah serta saluran napas bagian dalam sampai ke paru-paru. Biasanya menyerang anak
usia 2 bulan-5 tahun. (Whaley and Wong; 1991; 1418).
II. Penyebab
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi saluran
pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan A -hemolityc
streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae,b clamydia trachomatis, mycoplasma dan
pneumokokus.
Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka kejadian pada usia dibawah 3
bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air susu ibu.
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh didalam derajat keparahan
penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan
tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain malnutrisi,
anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi,
asthma serta kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi
pada musim dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420).
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi hidung dengan
sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau
bahkan sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 451).
1. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika
anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda
pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,50 C-40,5 0 C.
biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri
pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
3. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi
4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi
5. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan
lymphadenitis mesenteric.
7. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih
8. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin
tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.
9. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara
pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).
IV. Klasifikasi
a). Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam
(chest indrawing).
c). Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam,
tanpatarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong
bukan pneumonia.
V. Pencegahan
b). Immunisasi.
VI. Penatalaksanaan
1. Medis
b). Antibiotik :
Ampisillin, Penisillin Prokain, Pnemonia berat : Benzil penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.
2. Keperawatan
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup, dengan demikian
sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan lebih mudah keluar (Pincus Catzel &
Ian Roberts; 1990; 452).
d). Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih.
e). Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
f). Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih
menetek.
a). Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres,
bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk
waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan
diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air
es).
(2). Tahan sejenak ± 5-10 detik, lalu hembuskan pelan-pelan melalui mulut
(5). Jika ada cairan/lendir/sekret yang keluar, langsung buang ke tempat yang
sudah disediakan (Sputum Pot atau jika tidak ada boleh menggunakan botol/kaleng/wadah berisi pasir).
(6). Berkumur-kumur.
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan jeruk nipis-kecap :
b. Langkah-langkah :
3). Diminum sekali habis, lakukan secara rutin, agar batuknya hilang.
1). Bagi orang dewasa, minum 3 x 1 sdm larutan tanpa dicampur air.
2). Bagi anak-anak, minumkan larutan 3 x ½ sdm larutan tanpa dicampur air.
3). Bila ingin minum air setelah minum larutan, minumlah air matang yang
masihhangat.
4). Bila batuk tidak berkurang, segera periksakan diri ke pusat pelayanan
kesehatanterdekat.
Carannya :
1. Persiapkan alat dan bahan (baskom berisi air panas, minyak kayu putih,
kain/handuk kering).
2. Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom dengan
perbandingan 2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml (1 gelas) air hangat.
3. Tempatkan penderita dan campuran tersebut di ruangan tertutup supaya uap tidak
4. Hirup uap dari campuran tersebut selama ± 5-10 menit atau penderita sudah
Kontra indikasi : pada balita karena bau minyak penghangat terlalu kuat serta risiko
Nama:
Umur:
Jenis Kelamin:
Alamat:
Petunjuk : Jawablah pertanyaan berikut dengan tanda silang (X)!!!
Soal!!!
c. Tidak mencegah anak untuk bermain dengan anak lain yang sudah terkena ISPA
a. Banyak begadang.
a. Jeruk nipis-kecap.
b. Laos-kunyit
c. Daun melinjo-daun pandan.
KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. C
4. B
5. A
6. B
7. A
SCORE
Jawaban Benar: 1
Jawaban Salah: 0
Tidak Menjawab: 0
∑ Jawaban Benar
Score=X 100%
∑ Soal
HALAMAN :
LIHAT SEMU