Anda di halaman 1dari 4

GEJALA KLINIS :

1.Fasciola sp

Keruskan perikem hepar sehingga terjadi nekrosis serta obstroksi / penyumbatan


empedu.

Toksik metabolik cacing akan menimbulkan peradangan adengmateus antibiotik di saluran


empedu hingga terjadi ikterus.

2.Echinostoma

Lingkaran duri – duri disekitar asal sucker dapat mengakibatkan iritasi dan kerusakan mukosa
usus ringan.

Infeksi hebat dapat menyebabkan peradangan catarbal,bahkan membentuk ulkus pada


mukosa usus dapat menyebabkan gejala diare dan sakit perut.

3.Paragonimus Westermani

Memberikan gejala di paru-paru dan ektropik infeksi gejala di paru : kerusakan


jaringan,infiltrasi jaringan,membentuk kapsul fibrotik (kista) yang berisi telur dan kista yang
suatu saat dapat pecah.

Gejala mulanya batuk kering,kind batuk darah.

Ektopik infeksi :

-Diotak → gejala cerebsol ( epilepsi )

-Diusus →abses dengan gejala diare

-Dijaringan Otot → ulcerrosa

-Dihati → dinding usus,pulmu,otot,testis,otak,perituneum,pleura terdapat bentuk kista.

4.Clonorsis Sinensis

Cacing dewasa menyebabkan perubahan saluran empedu dan jaringan hati berupa radang dan
penebalan saluran empedu.

Infeksi berat menyebabkan pembesaran hati disertai ikterus.Terjadi sirosis hepatis disertai
asites dengan oedem.
PENCEGAHAN :

 Memasak sayuran dengan baik dan masak sebelum dimakan (untuk fasciola sp dan
Echinostoma).
 Memasak kepiting hingga matang (untuk Paragonimus Westermani).
 Tidak memakan ikan mentah / setengah matang (untuk Clonorsis Sinensis).
 Tidak buang air besar sembarangan.
 Melakukan pengobatan untuk penderita.
MORFOLOGI CACING

No Fasciola sp Echinostoma Paragonimus Clonorsis Sinensis


Westermani
1 Bentuk sepereti daun Bentuk meruncing ke arah Bentuk tebal seperti biji Bentruk pipih
dengan baku yang khas posterior,warna abu – abu kopi,warna cokelat seperti daun ,
karena ada cephalic bag kemerahan kemerahan warna abu – abu
posterior > besar
2 Ukuran P : 20 – 30 mm Ukuran : P : 2,5-6,5 mm Ukuran : Ukuran :
L : 8 – 13 mm L : 1 – 1,35 mm P : 7 – 12 mm P : 11 – 20 mm
L : 4 – 6 MM L : 3 – 5 mm
Kelebihan : 3 mm
3 Batil isap : oral dan Batil isap : oral sucker Batil isap : Oral sacker Batil isap : Oral
ventral sama besar dikelilingi duri –duri pada di subterminal , ventral dan Ventral sucker
(diameter 1 – 1,5 mm) bag dorsal dan lateral sucker di bag tengah di ¼ bag tubuh
ventral sucker lebih besar tubuh, mempunyai anterior
daripada oral sucker,letak ukuran yang sama
± 1/5 bag anterior tubuh
4 Testis 2 buah dan Testis 2 buah dan memiliki Testis 2 buah , berlekuk Testis 2 buah di
bercabang kecil disebut lobus dari posterior tubuh dan saling posterior dan
dendrit berdampingan letak di berlobus
½ posterior tubuh
5 Ovarium bercabang Ovarium kecil ditengah Ovarium besar berlekuk Ovarium di anterior
terletak dekat testis lanterior dari testis dalam , disebelah lateral testis dan sedikit
dari testis berlobus
6 Vitelaria : bercabang Vitelaria : mengisi Vitelaria : meluas di -
merata di lateral dan pinggiran lateral di 3/5 bag seluruh daerah lateral
posterior posterior tubuh
7 Coecum : bercabang - - Caecum :
sampai ujung posterior , bercabang seperti
bentuk huruf Y terbalik Y berbalik
MORFOLOGI TELUR

No Fasciola sp Echinostoma Paragonimus Clonorsis Sinensis


Westermani
1 Telur besar , bentuk Bentuk seperti botol warna Bentuk oval Bentuk Oval
oval,warna kuning kuning kecokelatan
kecoklatan
2 Ukuran Ukuran : Ukuran : Ukuran :
P : 130 –M 150 mm P : 80 – 115 mm P : 80 – 120 mm P ± 29 wn
L : 60 – 90 mm L : 60 – 70 mm L : 50 – 60 mm L ± 16 um
3 Ada operculum Ada operculum yang Ada operculum yang Ada operculum
mudah dilihat khas berdinding tebal
4 Telur dapat berisi Telur mengandung Telur berisi sel –sel Telur berisi
embrionated / mirasidum yang belum ovum belum matang mirasidium
unembryonated matang

Anda mungkin juga menyukai