Anda di halaman 1dari 18

NAMA : Moch Rizham Syaid

NPM : 1742814
UAS PAI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER “AMIK


BANDUNG”

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Mata Kuliah : Pendidikan Agama


Dosen : H.Aep Suwaepi, Drs.,M.Ag
Hari/tanggal : 15 – 04 - 2019
Waktu : 90 menit
Sifatujian : open Book
Akhir jawaban: 22 – 04 – 2019
Email : aepsuwaepi68@gmail.com

Jawablah Pertanyaan Di Bawah Ini Dengan Benar Dan Jelas!

Kalau pakai dalil al Qur an perhatikan kebenaran penulisannya

1. Jelaskan apa dan siapa yang dimaksud dengan ulul albab, dan etika-etika yang
harus di miliki seorang ulul albab! IPTEK dan SENI dalam Islam
2. Jelaskan depinisi kerukunan umat beragama dan batas-batas kerukunan!jelaskan
kerukunan menurut Islam pakai dalil al Qur an
3. Jelaskan apa depinisi masyarakat madani dan bagaimana peran umat Islam
dalam mewujudkannya?
4. Jelaskan pengertian system politik Islam , dan bagaimana hubungan antara
Islam dengan politik?
5. Jelaskan kontribusi umat Islam pada masa pra kemerdekaan, pada masa
kemerdekaan dan pasca kemerdekaan!
6. Jelaskan Pengertian ekonomi Islam, dan bagaimana perbedaan dengan ekonomi
kapitalisme dan komonisme!
7. Apa yang melatar belakangi hancurnya budaya Islam dalam kehidupan kita
sekarang ini?
8. Jelaskan menurut saudara tentang ethos kerja Islam! Dalil Qur an
9. Jelaskan pengertian mawaris dan siapa saja yang berhak mendapat warisan!
Dalil al Qur an
10. Jelaskan apa itu ta’aruf, khitbah, ruju, mahar dan thalak! Dalil Qur an

JAWABAN:

1. Ulul albab adalah sekelompok manusia pilihan yang mempunyai kekuatan


spiritual, intelektual dan sosial yang tinggi. Komitmen mereka terhadap
ajaran Allah SWT yakni ajaran Islam sangat tinggi. Mereka juga tidak
mudah terpengaruh godaan perkembangan zaman dan hanyut dalam rayuan
hawa nafsu yang melenakan.
Firman Allah :

ِ ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬


ٍ ‫ار ََليَا‬
‫ت‬ ِ ‫اختِ ََل‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫س َم َوا‬ ِ ‫ِإ َّن فِي خ َْل‬
َّ ‫ق ال‬
)190( ‫ب‬ ِ ‫ِْلُو ِلي ْاْل َ ْلبَا‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal‫( ”ز‬Q.S. Ali Imran :
190)

Imaam At-Thabraani dan Ibnu Al Mundzir meriwayatkan Asbabun Nuzul


ayat ini dari Ibnu Abbas sebagai berikut: “Orang-orang Quraisy mendatangi
orang-orang Yahudi dan berkata, “Mu’jizat apa yang dibawa Nabi Musa
kepadamu untuk membuktikan kebenarannya?” Mereka menjawab,
“Tongkatnya dan tangannya yang bersinar putih cemerlang. “Kemudian
mereka mendatangi orang Nasrani dan berkata, “Mu’jizat apa yang dibawa
Nabi Isa kepadamu?” Mereka menjawab, “Menyembuhkan penyakit buta
sejak dalam kandungan dan penyakit kusta dan menghidupkan orang yang
mati. “Kemudian mereka mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
berkata, “Berdo’alah kepada Tuhanmu agar bukit Shofa menjadi emas untuk
kami. “Maka Beliau berdo’a, lalu Allah menurunkan ayat di atas. Ibnu Abbas
berkata, “Pikirkanlah ayat ini.”
Ayat ini memberi petunjuk bahwa untuk membuktikan kebenaran risalah
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat ditempuh dengan
menggunakan akal untuk memikirkan semua ciptaan Allah yang ada di alam
raya ini. Orang yang menggunakan akal pikiran ini dalam terminologi Al-
Quran disebut Ulul Albab atau yang senada dengannya yaitu Ulin Nuha, Ulil
Abshor, Ulama dan sebagainya. Dalam bahasa Indonesia kata-kata ini
berpadanan dengan kata Intelektual, Ilmuwan, atau Cendekiawan.

2. Agama Islam mengakui keberagaman agama yang dianut oleh manusia,


karena itu agama Islam tidak hanya mengajarkan tata cara
hubungan sesama umat Islam, tetapi juga hubungan dengan umat
beragama lain. Seperti yang telah diajarkan nabi kita Muhammad SAW kita
diajarkan untuk Amar ma’ruf nahi Mungkar yang dijelaskan oleh Allah
dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 103 – 105 yang berlafal

‫ف‬َ ‫علَ ْي ُك ْم إِ ْذ ُك ْنت ُ ْم أ َ ْعدَا ًء فَأ َله‬ ‫َّللاِ َج ِميعًا َوال تَفَ هرقُوا َوا ْذك ُُروا نِ ْع َمةَ ه‬
َ ِ‫َّللا‬ ‫َوا ْعت َ ِص ُموا بِ َح ْب ِل ه‬
‫شفَا ُح ْف َر ٍة ِمنَ النه ِار فَأ َ ْنقَذَ ُك ْم ِم ْن َها‬ َ ‫علَى‬ ْ َ ‫بَ ْينَ قُلُوبِ ُك ْم فَأ‬
َ ‫صبَحْ ت ُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِه إِ ْخ َوانًا َو ُك ْنت ُ ْم‬
‫عونَ إِلَى ا ْل َخي ِْر‬ ُ ‫) َو ْلتَك ُْن ِم ْن ُك ْم أ ُ همةٌ يَ ْد‬١٠٣( َ‫َّللاُ لَ ُك ْم آيَاتِ ِه لَعَله ُك ْم ت َ ْهت َ ُدون‬ ‫َكذَ ِلكَ يُبَيِِّنُ ه‬
‫) َوال‬١٠٤( َ‫وف َويَ ْن َه ْونَ ع َِن ا ْل ُم ْنك َِر َوأُولَئِكَ ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل ُحون‬ ِ ‫َويَأ ْ ُم ُرونَ بِا ْل َم ْع ُر‬
‫اختَلَفُوا ِم ْن بَ ْع ِد َما َجاء‬ ْ ‫اب ع ََتَكُونُوا كَاله ِذينَ تَفَ هرقُوا َو‬ ٌ َ‫عذ‬ َ ‫ِظي ٌم ََ ُه ُم ا ْلبَيِِّنَاتُ َوأُولَئِكَ لَ ُه ْم‬
)١٠٥(
Terjemah Surat Ali Imran Ayat 103-105
103. Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,
dan janganlah kamu bercerai berai. Ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan
hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan
(ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan
kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu,
agar kamu mendapat petunjuk.
104. Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
105. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai
dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Mereka
itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,

Kata kerukunan berasal dari bahasa arab ruknun (rukun) kata


jamaknya adalah arkan yang berarti asas, dasar atau pondasi (arti
generiknya). Dalam bahasa Indonesia arti rukun ialah:
1) Rukun (nominal), berarti: Sesuatu yang harus di penuhi untuk sahnya
pekerjaan, seperti tidak sahnya manusia dalam sembahyang yang tidak
cukup syarat, dan rukunya asas, yang berarti dasar atau sendi: semuanya
terlaksana dengan baik tidak menyimpang dari rukunnya agama.
2) Rukun (ajektif) berarti: Baik dan damai tidak bertentangan: hendaknya
kita hidup rukun dengan tetangga, bersatu hati, sepakat. Merukunkan
berarti mendamaikan, menjadikan bersatu hati. Kerukunan adalah perihal
hidup rukun, rasa rukun hidup bersama

Kerukunan berarti sepakat dalam perbedaan-perbedaan yang ada


dan menjadikan perbedaan-perbedaan itu sebagai titik tolak untuk
membina kehidupan sosial yang saling pengertian serta menerima dengan
ketulusan hati yang penuh keikhlasan. Kerukunan merupakan kondisi dan
proses tercipta dan terpeliharannya pola-pola interaksi yang beragam
diantara unit-unit (unsure / sub sistem) yang otonom. Kerukunan
mencerminkan hubungan timbal balik yang ditandai oleh sikap saling
menerima, saling mempercayai, saling menghormati dan menghargai,
serta sikap saling memaknai kebersamaan.

Batasan Kerukunan Antar Umat Beragama


Agama Islam mengakui bahwa keimanan seseorang terkait dengan
hidayah (petunjuk) dari Allah SWT, bukan hasil rekayasa manusia. Kita
hanya bertugas untuk berdakwah menyampaikan kebenaran ajaran Allah
yang mampu dilakukan, dengan menggunakan "Qaulan Baligha" atau
hingga menjangkau lubuk hati secara bijaksana, mengenai hasilnya kita
serahkan kepada Allah SWT.
Kemudian kepada saudara yang tidak seiman tetap ada kewajiban
yang mesti ditunaikan dan dijaga, yaitu kehormatannya, harta bendanya
serta hak-hak privasinya sepanjang mereka tidak mengganggu aqidah dan
pelaksanaan ibadah kita. Mereka berhak untuk bekerjasama menciptakan
linkungan yang sehat, bersih, indah dan aman bagi setiap anggota
masyarakat di lingkungannya.

3. Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi


nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Allah memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya
dalam Q.S. Saba’ ayat 15:
“Sesunnguhnya bagi kaum saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat
kediaman mereka yaitu dua buah kebun disebelah kanan dan kiri. (Kepada
mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan)
Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri
yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang maha pengampun.
Peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani
Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat
Islam terjadi pada masa Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan
kemajuan di bidang kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi,
militer, ekonomi, politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya. Umat Islam
menjadi kelompok umat terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar
dunia lahir pada masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali,
al-Farabi, dan yang lain
Kualitas SDM Umat Islam
Dalam Q.S. Ali Imran ayat 110
Artinya:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang fasik.
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam
adalah umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah
ciptakan. Di antara aspek kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan
kualitas SDMnyadibanding umat non Islam. Keunggulan kualitas umat Islam
yang dimaksud dalam Al-Qur’an itu sifatnya normatif, potensial, bukan riil.

4. SISTEM POLITIK ISLAMMerupakan mekanisme seperangkat fungsi atau


peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang
menunjukan suatu proses yang langsung memandang dimensi waktu
(melampaui masa kini dan masa yang akan datang)
Sistem politik Islam adalah sistem politik yang menjuruskan kegiatan
ummah kepada usaha untuk mendukung dan melaksanakan syari'at Allah
melalui sistem kenegaraan dan pemerintahan.
TUJUAN POLITIK MENURUT ISLAM Membangunkan sebuah sistem
pemerintahan dan kenegaraan yang tegak di atas dasar untuk melaksanakan
seluruh hukum syariat Islam.
Tujuan utamanya ialah menegakkan sebuah negara Islam atau Darul Islam.
Dalam fikih siyasah disebutkan bahwa garis besar fikih meliputi :
1. Siyasah Dusturiyyah (tata Negara dalam islam)
2. Siyasah Dauliyyah (politik yang mengatur hubungan antara satu Negara
islam dengan Negara Negara islam lain atau Negara sekuler lainnya.)
3. Siyasah Mailiyah (system ekonomi Negara)
Norma Politik dalam Islam
1. Politik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan.
2. Politik Islam berhubungan dengan kemashlahatan umat.
3. Kekuasaan mutlak adalah milik Allah.
4. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur ala mini secara
baik.
5. Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip musyawarah.
6. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah
dan Rasul .
7. Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan Negara.
PRINSIP-PRINSIP UTAMA SISTEM POLITIK ISLAM
1. Musyawarah
2. Keadilan
3. Kebebasan
4. Persamaan Hak dan kewajiban
5. Perlindungan jiwa raga & harta
Dalam Al-Quran, ditemui beberapa prinsip politik luar negeri dalam Islam,
yaitu :
a. Saling menghormati fakta-fakta dan traktat-traktat
b. Kehormatan dan Integrasi Nasional
c. Keadilan Universal (Internasional).
d. Menjaga perdamaian abadi
e. Menjaga kenetralan negara-negara lain.
f. Larangan terhadap eksploitasi para imperialis.
g. Memberikan perlindungan dan dukungan kepada orang-orang Islam yang
hidup di negara.
h. Bersahabat dengan kekuasaan-kekuasaan netral
i. Kehormatan dalam hubungan Internasional
j. Persamaan keadilan untuk para penyerang. Prinsip – Prinsip Politik Luar
Negeri Dalam Islam (Siasah Dauliyyah)
Kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara
ialah :
1. Adanya partai partai berasaskan islam serta partai nasionalisme berbasis
umaat islam
2. Adanya sikap proaktif tokoh tokoh politik islam Politik islam dan umat
islam terhadap keutuhan NKRI
SYARAT KEPEMIMPINAN POLITIK DALAM ISLAM
1. Amanah yaitu bertanggung jawab dengan tugas dan kewenangan yang
diemban
2. Adil yaitu mampu menempatkan segala sesuatu secara tepat dan
proporsional
3. Taat kepada Allah dan Rasul 4. Menjadikan Quran dan Sunnah

5. Kontribusi umat islam dalam kemerdekaan


Ajaran Islam yang dipeluk oleh sebagaian besar rakyat Indonesia
telah memberikan kontribusi besar, serta dorongan semangat, dan sikap
mental dalam perjuangan kemerdekaan. Tertanamnya “RUHUL ISLAM”
yang di dalamnya memuat antara lain :
1. Jihad fi Sabilillah, telah memperkuat semangat rakyat untuk berjuang
melawan penjajah ( Sartono Kartodirdjo, 1982). Dengan semangat Jihad,
umat akan melawan penjajah yang zhalim, termasuk perang suci, bila wafat
syahid, surga imbalannya.
2. Ijin Berperang Dari Allah SWT. (Q.S. Al Haj : 39) “ Telah diijinkan
berperang bagi orang-orang yang diperangi, sesungguhnya mereka itu
dijajah/ditindas, maka Allah akan membela mereka (yang diperangi dan
ditindas)”.
3. Symbolbegrijpen (Simbol kalimat yang dapat menggerakkan rakyat), yaitu
“TAKBIR” Allahu Akbar, selalu berkumandang dalam era perjuangan umat
Islam di Indonesia.
4. “Khubul Wathon minal Iman”, cinta tanah air sebagian dari Iman,
menjadikan semangat Partiotik bagi umat Islam dalam melawan penjajahan.
Pada kesimpulannya Dr. Douwwes Dekker ( Setyabudi Danudirdja)
menyatakan bahwa :“Apabila Tidak ada semangat Islam di Indonesia, sudah
lama kebangsaan yang sebenarnya lenyap dari Indonesia”
Dengan demikian ajaran Islam yang sudah merakyat di Indonesia ini,
punya peranan yang sangat penting, berjasa, dan tidak dapat diabaikan dalam
perjuangan di Indonesia.
Dan ternyata agama islam tertanam begitu kokoh dalam nurani
bangsa Indonesia, sehingga semangat perjuangan mereka, khususnya para
pahlawan kita tidak pernah pudar sedikitpun sampai titik darah penghabisan.
Islam telah mendidik karakter bangsa Indonesia menjunjung tinggi
kebenaran, kejujuran dan kesucian. Karena itu jika kaum penjajah berani
menghancurkan kebenaran dan kejujuran, serta berani menodai kesucian,
mereka akan membelanya pantang menyerah. Islam juga mendidik karakter
bangsa Indonesia kayakinan akan adanya hidup di balik maqam, keyakinan
dan adanya ancaman keburukan serta balasan atas kebaikan. Maka untuk
membela kebenaran mereka bersedia berjihad di jalan Allah. Demikian pula
Islam juga mendidik karakter. Perlu diketahui bahwa perjuangan membela
kebenaran, menegakkan perikemanusiaan dan perikeadilan termasuk
menolong agama Allah. Sungguh, begitu besar jasa Islam di masa lalu, maka
kepada para penulis sejarah hendaklah tidak mengecilkan peran umat Islam
di nusantara ini, sehingga para generasi penerus tidak buta terhadap peran
Islam dan umatnya tersebut.
Setelah 66 tahun kemerdekaan negeri ini, adalah sebuah kepatutan
bagi umat Islam Indonesia untuk mengambil peran besar dalam
pembangunan ini seperti besarnya umat Islam di masa lalu. Sebab jika peran
kita lebih besar, kita akan mampu menentukan arah pembangunan yang lebih
manusiawi, hingga insyaallah dapat melepaskan diri dari penyakit peradaban
kita yakni KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepostisme).

Peradaban Islam sesudah kemerdekaan ditandai dengan dibentuknya :


1. Departemen Agama dalam pemerintahan,
2. Pendidikan,
3. Hukum Islam,
4. Haji, dan
5. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Islam telah mendidik karakter bangsa Indonesia menjunjung tinggi
kebenaran, kejujuran dan kesucian. Apabila Tidak ada semangat Islam di
Indonesia, sudah lama kebangsaan yang sebenarnya lenyap dari Indonesia.
Nasionalisme merupakan tali pengikat yang kuat, yakni paham yang
menyatakan bahwa kesetiaan individu harus diserahkan kepada negara
kebangsaan, sebagai ikatan yang erat terhadap tumpah darahnya.

6. TATA EKONOMI KAPITALISME KAPITALISME


Adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti
memproduksi baang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain
sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk
memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang
berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri
sesuai dengan kemampuannya.Semua orang bebas bersaing dalam bisnis
untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. .

Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan


bebas dengan berbagai cara. Ciri-ciri sistem ekonomi kapitalisme berikut ini.

 Setiap orang bebas memiliki alat-alat produksi.


 Adanya kebebasan berusaha dan kebebasan bersaing.
 Campur tangan pemerintah dibatasi.
 Para produsen bebas menentukan apa dan berapa yang akan diproduksikan.
 Harga-harga dibentuk di pasar bebas.
 Produksi dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan laba serta semua kegiatan
ekonomi didorong oleh prinsip laba
TATA EKONOMI KOMUNISME
Komunisme adalah suatu sistem perekonomian di mana peran pemerintah
sebagai pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap
orang tidak diperbolehkan memiliki kekayaan pribadi, sehingga nasib
seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah. Semua unit bisnis mulai dari
yang kecil hingga yang besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan
pemerataan ekonomi dan kebersamaan. Namun tujuan sistem komunis
tersebut belum pernah sampai ke tahap yang maju, sehingga banyak negara
yang meninggalkan sistem komunisme tersebut. Sistem ekonomi
sosialis/komunis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Semua sumber
daya ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh negara. 2) Seluruh kegiatan
ekonomi harus diusahakan bersama. Semua perusahaan milik negara
sehingga tidak ada perusahaan swasta. 3) Segala keputusan mengenai jumlah
dan jenis barang ditentukan oleh pemerintah. 4) Harga-harga dan penyaluran
barang dikendalikan oleh negara. 5) Semua warga masyarakat adalah
karyawan bagi negara.

PENGERTIAN SISTEM EKONOMI ISLAM/SYARIAH


1. Definisi Ekonomi Islam/Syariah menurut beberapa Ekonom Islam
 Muhammad Abdul Mannan “Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan
sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami
oleh nilai-nilai Islam”.
 M.M Metwally “Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari per4ilaku muslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat Islam
yang mengikuti Al Quran,Hadits Nabi,Ijma dan Qiyas”.
 Hasanuzzaman “Ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi dari
anjuran dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh
sumber daya material sehingga tercipta kepuasan manusia dan
memungkinkan mereka menjalankan perintah Allah dan masyarakat”.
2. Dasar-dasar sistem ekonomi Islam

 Bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera baik di dunia dan di


akhirat,tercapainya pemuasan optimal berbagai kebutuhan baik jasmani
maupun rohani secara seimbang, baik perorangan maupun masyarakat. Dan
untuk itu alat pemuas dicapai secara optimal dengan pengorbanan tanpa
pemborosan dan kelestarian alam tetap terjaga. · Hak milik relatif perorangan
diakui sebagai usaha dan kerja secara halal dan dipergunakan untuk hal-hal
yang halal pula.
 Dilarang menimbun harta benda dan menjadikannya terlentar.
 Dalam harta benda itu terdapat hak untuk orang miskin yang selalu meminta,
oleh karena itu harus dinafkahkan sehingga dicapai pembagian rizki.
 Pada batas tertentu, hak milik relatif tersebut dikenakan zakat.
 Perniagaan diperkenankan, akan tetapi riba dilarang.
 Tiada perbedaan suku dan keturunan dalam bekerja sama dan yang menjadi
ukuran perbedaan adalah prestasi kerja.

7. Faktor ekologis dan alami, yaitu kondisi tanah di mana negara-negara Islam
berada adalah gersang, atau semi gersang, sehingga penduduknya tidak
terkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu. Kondisi ekologis ini memaksa
mereka untuk bergantung kepada sungai-sungai besar, seperti Nil, Eufrat dan
Tigris.

Secara agrikultural kondisi ekologis seperti ini menunjukkan kondisi yang


miskin. Kondisi ini juga rentan dari sisi pertahanan dari serangan luar. Faktor
alam yang cukup penting adalah Pertama, Negara-negara Islam seperti
Mesir, Syria, Iraq dan lain-lain mengalami berbagai bencana alam. Antara
tahun 1066-1072 di Mesir terjadi paceklik (krisis pangan) disebabkan oleh
rusaknya pertanian mereka. Demikian pula di tahun 1347-1349 terjadi wabah
penyakit yang mematikan di Mesir, Syria dan Iraq.

Kedua, letak geografis yang rentan terhadap serangan musuh. Iraq, Syria,
Mesir merupakan target serangan luar yang terus menerus. Sebab letak
kawasan itu berada di antara Barat dan Timur dan sewaktu-waktu bisa
menjadi terget invasi pihak luar.

8. Etos kerja islam menurut alquran


QS. An-Naba (78) : 11

Artinya: “Dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan”.[20]


Penafsiran ayat tersebut adalah:

Dan kami jadikan siang hari sebagai masa untuk mencari upaya
penghidupan, karena segala aktivitas dan kesibukan manusia dilakukan pada
siang hari, baik yang menyangkut kebutuhan hidup mereka maupun dalam
hal mencari upaya penghidupan.[21]

5. QS. At-Taubah (9) : 105


Artinya: “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan”.
(QS. At-Taubah : 105).[22]
Penafsiran QS. At-Taubah : 105 Menurut Beberapa Mufassir:

a. Tafsir Al Munir

I’malu, Imam Zuhaili dalam kitab al-Munir menafsirkan kalimat tersebut


sebagai perintah bagi umat manusia supaya menjalankan pekerjaan sesuka
hati “bekerjalah kalian sesuai kehendakmu” baik berupa kebajikan maupun
kemaksiatan.

Semua amal umat manusia akan dikembalikan besok di hari kiamat kepada
Allah SWT yang Maha mengetahui hal-hal yang tidak nampak dan perkara
yang tampak.

Kemudian Allah akan memperlihatkan amal-amal mereka, serta akan


membalas segala amal perubuatan mereka sesuai dengan perbuatan mereka.
Jika berbuatan mereka baik, maka Allah akan memberikan pahala bagi
mereka, dan sebaliknya Allah akan menyiksa mereka yang berbuat
maksiat.[23]

Kalimat tersebut menunjukkan adannya Allah SWT, dan dalil bagi ahlul
sunnah bahwa setiap sesuatu yang dibuat, maka hal tersebut akan dapat
dilihat.[24] Dari keterangan imam al-Zuhaili tersebut mengandung arti
bahwa umat manusia diperintahkan agar melakukan pekerjaannya sesuai
dengan kehendak hati. Akan tetapi semua perbuatan yang dikerjakan oleh
manusia akan dilihat oleh Allah SWT, dan semua amal manusia akan
diperlihatkan kepada manusia dihari kiamat, serta memberikan imbalan
sesuai dengan perbuatan mereka sewaktu hidup di dunia.

9. Mawaris berasal dari Kata fara'id atau dalam bahasa arab, mafrud'ah, adalah
bagian pada harta peninggalan yang telah ditentukan kadarnya. sedangkan
secara istilah mawaris atau Warisan diartikan sebagai perpindahan harta
atau kepemilikan suatu benda dari orang meninggal dunia atau pewaris
kepada ahli warisnya yang masih hidup

Dari golongan laki-laki yang berhak mendapat warisan adalah anak laki-laki,
cucu laki-laki dari anak laki-laki, bapak, kakek, saudara laki-laki, anak laki-
laki dari saudara laki-laki, paman dari bapak, anak laki-lakinya paman dari
bapak, suami dan laki-laki yang memerdekakan budak. Sedangkan dari
golongan perempuan orang-orang yang berhak menerima warisan adalah
anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki, ibu, nenek, saudara
perempuan, istri, dan perempuan yang memerdekakan budak.

Tentunya masing-masing pihak tersebut bisa mendapatkan warisan apabila


memenuhi syarat untuk mendapatkannya. Perlu diketahui bahwa di antara
orang-orang yang berhak menerima warisan itu ada yang bisa menjadi
penghalang bagi pihak lain untuk menerima warisan. Artinya ketika ada dua
atau lebih ahli waris berkumpul sebagiannya bisa menjadikan sebagian yang
lain terhalang untuk mendapatkan bagiannya. Dengan demikian maka ketika
seseorang meninggal dunia tidak semua ahli waris yang ada bisa
mendapatkan harta warisan peninggalannya.

10. TA’ARUF

Ta’aruf sebenarnya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk saling


mengenal antara seseorang dengan orang yang lainnya dengan tujuan untuk
saling mengerti dan saling memahami. Ta’aruf merupakan Pacaran Dalam
Islam, yang juga bisa diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan dengan
tujuan untuk bersilaturahmi sesuai dengan syariat islam. Atau bisa juga
diartikan berkunjung ke rumah seseorang untuk berkenalan dengan si
empunya rumah atau penghuninya.(Baca : Keutamaan Menyambung Tali
Silaturahmi)

Kalau di zaman sekarang, kegiatan tersebut bisa dikatakan sebagai bertatap


muka untuk berkenalan. Tujuan dari Hikmah Silaturahmi atau proses
perkenalan tersebut dengan Cara Mendapatkan Jodoh yang baik.

Khitbah (Peminangan)
Seorang laki-laki muslim yang akan menikahi seorang muslimah,
hendaklah ia meminang terlebih dahulu karena dimungkinkan ia sedang
dipinang oleh orang lain. Dalam hal ini Islam melarang seorang laki-laki
muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain. Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ْ ‫الر هج هل َعلَى ِخ‬


‫طبَ ِة‬ َّ ‫ب‬ َ ‫ط‬‫ َوالَ يَ ْخ ه‬،‫ض‬ٍ ‫ض هك ْم َعلَى بَيْعِ بَ ْع‬ ‫سلَّ َم أ َ ْن يَبِ ْي َع َب ْع ه‬
َ ‫صلَّى للاه َعلَ ْي ِه َو‬ ُّ ِ‫نَ َهى النَّب‬
َ ‫ي‬
‫َاطبه‬ ْ
ِ ‫َاطبه قَ ْبلَهه أ َ ْو َيأذَنَ لَهه ْالخ‬
ِ ‫ َحتَّى َيتْ هركَ ْالخ‬،‫أ َ ِخ ْي ِه‬.

“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang membeli barang


yang sedang ditawar (untuk dibeli) oleh saudaranya, dan melarang
seseorang meminang wanita yang telah dipinang sampai orang yang
meminangnya itu meninggalkannya atau mengizinkannya.” [1]

Disunnahkan melihat wajah wanita yang akan dipinang dan boleh melihat
apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahi wanita itu.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ فَ ْل َي ْف َع ْل‬،‫َاح َها‬ ‫ع أ َ ْن َي ْن ه‬
ِ ‫ظ َر ِم ْن َها ِإلَى َما َيدْع ْهوهه ِإلَى نِك‬ َ َ ‫ فَإ ِ ِن ا ْست‬،َ ‫ب أ َ َحد ه هك هم ْال َم ْرأَة‬
َ ‫طا‬ َ ‫ِإذَا َخ‬
َ ‫ط‬

“Apabila seseorang di antara kalian ingin meminang seorang wanita, jika ia


bisa melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahinya maka
lakukanlah!” [2]

Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallaahu ‘anhu pernah meminang seorang


wanita, maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:

‫أ ه ْن ه‬
‫ فَإِنَّهه أَحْ َرى أ َ ْن يهؤْ دَ َم َب ْينَ هك َما‬،‫ظ ْر ِإلَ ْي َها‬
“Lihatlah wanita tersebut, sebab hal itu lebih patut untuk melanggengkan
(cinta kasih) antara kalian berdua.” [3]

Imam at-Tirmidzi rahimahullaah berkata, “Sebagian ahli ilmu berpendapat


dengan hadits ini bahwa menurut mereka tidak mengapa melihat wanita
yang dipinang selagi tidak melihat apa yang diharamkan darinya.”

Tentang melihat wanita yang dipinang, telah terjadi ikhtilaf di kalangan


para ulama, ikhtilafnya berkaitan tentang bagian mana saja yang boleh
dilihat. Ada yang berpendapat boleh melihat selain muka dan kedua telapak
tangan, yaitu melihat rambut, betis dan lainnya, berdasarkan sabda Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Melihat apa yang mendorongnya untuk
menikahinya.” Akan tetapi yang disepakati oleh para ulama adalah melihat
muka dan kedua tangannya. Wallaahu a’lam.

RUJUK

Rujuk adalah bersatunya kembali seorang suami kepada istri yang telah
dicerai sebelum habis masa menunggunya (iddah). Rujuk hanya boleh
dilakukan di dalam masa ketika suami boleh rujuk kembali kepada isterinya
(talaq raj’i), yakni di antara talak satu atau dua. Jika seorang suami rujuk
dengan istrinya, tidak diperlukan adanya akad nikah yang baru karena akad
yang lama belum seutuhnya terputus.

MAHAR

Menikah adalah salah satu perintah yang tertera dalam Al quran. Tujuan
pernikahan dalam Islam adalah membangun rumah tangga dalam Islam yang
berisikan keluarga sakinah mawadah warahmah.

َ‫َو ِم ْن َءا َٰيَتِ ِ ٓۦه أ َ ْن َخلَقَ لَ هكم ِ ِّم ْن أَنفه ِس هك ْم أ َ ْز َٰ َو ًۭ ًجا ِلِّت َ ْس هكنه ٓو ۟ا إِلَ ْي َها َو َجعَ َل بَ ْي َن هكم َّم َودَّ ًۭة ً َو َرحْ َمةً ۚ إِ َّن فِى َٰذَلِك‬
َ‫ت ِ ِّلقَ ْو ٍۢ ٍم َيتَ َف َّك هرون‬
ٍ ٍۢ ‫َل َءا َٰ َي‬

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu


isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berpikir.” [QS. Ar. Ruum (30):21].
Rasulullah SAW bersabda: “Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak
suka, bukan golonganku !” (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)

Rasulullah SAW bersabda: “Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu


dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu
sebagai umat yang terbanyak.” (HR. Abu Dawud)

Sebelum menikah, seorang laki-laki harus memberikan mahar kepada calon


istrinya dan biasanya mahar tersebut telah dibicarakan pada saat taaruf.

Kedudukan mahar dalam Islam adalah pemberian calon suami kepada calon
istrinya sebagai bentuk penghargaan. Mahar biasanya berupa barang yang
berharga yang telah disepakati sebelumnya.

Allah berfirman, “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang


kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.” (QS. An-Nisa:
4).

Abu Salamah telah menceritakan,

“Aku pernah bertanya pada Aisyah RA, “Berapa mahar Nabi SAW untuk
para istrinya?” Aisyah menjawab, “Mahar beliau SAW untuk istri-istrinya
ialah sebanyak 12 uqiyah dan satu nasy.” Kemudian Aisyah bertanya,
“Tahukah kamu berapa satu uqiyah itu?” Aku menjawab, “Tidak.” Aisyah
pun menjawab, “Empat puluh dirham.” ‘Aisyah bertanya, “Tahukah kamu
berapa satu nasy itu?” Aku menjawab, “Tidak.” ‘Aisyah kemudian
menjawab, “Dua puluh dirham”. (HR. Muslim)

Umar bin Khattab mengatakan, “Aku tidak pernah mengetahui bahwa


Rasulullah SAW menikahi seorang juga dari istrinya dengan mahar yang
kurang dari 12 uqiyah.” (HR. Tirmidzi)

TALAK

Sebagaimana telah kita pahami dari keterangan yang telah lalu, bahwasanya
Islam sangat menginginkan terwujudnya keluarga muslim yang harmonis
dan penuh dengan kebahagiaan dan kita juga telah mengerti beberapa
tindakan solusi yang telah diajarkan Islam dalam rangka menyelesaikan
perselisihan yang terjadi di antara suami dan isteri.
Akan tetapi bisa jadi usaha untuk menyelesaikan perselisihan tersebut tidak
berhasil dikarenakan persengketaan dan permusuhan antara keduanya
sudah terlampau panas. Dalam keadaan seperti ini seseorang dituntut untuk
menggunakan tindakan lain yang lebih kuat, yaitu talak.

Orang yang memperhatikan hukum-hukum yang berhubungan dengan


talak, ia akan paham bahwa sebenarnya Islam sangatlah menginginkan
terjaganya keutuhan rumah tangga dan keabadian jalinan kasih antara
suami isteri. Sebagai bukti akan hal itu, bahwa Islam tidak menjadikan
talak hanya satu kali, di mana tatkala perceraian telah dilakukan, maka
tidak ada lagi hubungan antara suami isteri serta tidak boleh bagi keduanya
untuk menyambung kembali. Akan tetapi dalam syari’at dibolehkannya
talak, Islam telah menjadikannya lebih dari satu kali. Allah berfirman:

‫ان‬
ٍ ‫س‬َ ْ‫ساكٌ بِ َم ْع هروفٍ أَ ْو تَس ِْري ٌح بِإِح‬
َ ‫َان ۖ فَإ ِ ْم‬ َّ ‫ال‬
ِ ‫ط ََل هق َم َّرت‬

“Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan
cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.” [Al-Baqarah:
229]

Jika seorang suami telah menceraikan isterinya dengan talak pertama atau
kedua, maka ia tidak berhak mengeluarkan isterinya dari rumah hingga
masa ‘iddahnya selesai. Bahkan sang isteri pun tidak berhak untuk keluar
rumah. Alasan dari semua itu adalah harapan sirnanya kemarahan yang
menyebabkan perceraian dan harapan akan kembalinya keadaan rumah
tangga seperti sedia kala.

Hal ini seperti apa yang telah disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
dalam firman-Nya:

َّ ‫صوا ْال ِعدَّة َ ۖ َواتَّقهوا‬


‫َللاَ َربَّ هك ْم ۖ َال ت ه ْخ ِر هجوه َّهن‬ ‫ط ِلِّقهوه َّهن ِل ِعدَّتِ ِه َّن َوأَحْ ه‬
َ َ‫سا َء ف‬ َ ِِّ‫طلَّ ْقت ه هم الن‬ ُّ ِ‫يَا أَيُّ َها النَّب‬
َ ‫ي إِذَا‬
‫ظلَ َم‬
َ ْ‫َللاِ فَقَد‬
َّ َ‫َللاِ ۚ َو َمن يَت َ َعدَّ هحد هود‬ ْ
َّ ‫ش ٍة ُّمبَ ِِّينَ ٍة ۚ َوتِلكَ هحد هود ه‬َ ‫اح‬ ْ َ
ِ َ‫ِمن بهيهو ِت ِه َّن َو َال يَ ْخ هرجْ نَ ِإ َّال أن يَأتِينَ ِبف‬
َ َ َٰ ‫ه‬ َّ َّ َ
‫سه ۚ ال تد ِْري لعَل َللاَ يهحْ دِث بَ ْعدَ ذلِكَ أ ْم ًرا‬ َ َ ‫ه‬ ْ
َ ‫نَف‬

“Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu, maka hendaklah


kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya
(yang wajar) dan hitunglah waktu ‘iddah itu serta bertakwalah kepada
Allah, Rabb-mu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan
janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali kalau mereka mengerjakan
perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa
yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah
berbuat zhalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali
Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.” [Ath-Thalaaq: 1]

Yaitu, supaya suami merasa menyesal karena telah menceraikan isterinya


dan kemudian Allah meluluhkan hatinya agar rujuk kembali. Sesungguhnya
yang demikian itu akan mudah

Anda mungkin juga menyukai