Soal Uas Stmik Amik Bandung
Soal Uas Stmik Amik Bandung
NPM : 1742814
UAS PAI
1. Jelaskan apa dan siapa yang dimaksud dengan ulul albab, dan etika-etika yang
harus di miliki seorang ulul albab! IPTEK dan SENI dalam Islam
2. Jelaskan depinisi kerukunan umat beragama dan batas-batas kerukunan!jelaskan
kerukunan menurut Islam pakai dalil al Qur an
3. Jelaskan apa depinisi masyarakat madani dan bagaimana peran umat Islam
dalam mewujudkannya?
4. Jelaskan pengertian system politik Islam , dan bagaimana hubungan antara
Islam dengan politik?
5. Jelaskan kontribusi umat Islam pada masa pra kemerdekaan, pada masa
kemerdekaan dan pasca kemerdekaan!
6. Jelaskan Pengertian ekonomi Islam, dan bagaimana perbedaan dengan ekonomi
kapitalisme dan komonisme!
7. Apa yang melatar belakangi hancurnya budaya Islam dalam kehidupan kita
sekarang ini?
8. Jelaskan menurut saudara tentang ethos kerja Islam! Dalil Qur an
9. Jelaskan pengertian mawaris dan siapa saja yang berhak mendapat warisan!
Dalil al Qur an
10. Jelaskan apa itu ta’aruf, khitbah, ruju, mahar dan thalak! Dalil Qur an
JAWABAN:
فَ علَ ْي ُك ْم إِ ْذ ُك ْنت ُ ْم أ َ ْعدَا ًء فَأ َله َّللاِ َج ِميعًا َوال تَفَ هرقُوا َوا ْذك ُُروا نِ ْع َمةَ ه
َ َِّللا َوا ْعت َ ِص ُموا بِ َح ْب ِل ه
شفَا ُح ْف َر ٍة ِمنَ النه ِار فَأ َ ْنقَذَ ُك ْم ِم ْن َها َ علَى ْ َ بَ ْينَ قُلُوبِ ُك ْم فَأ
َ صبَحْ ت ُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِه إِ ْخ َوانًا َو ُك ْنت ُ ْم
عونَ إِلَى ا ْل َخي ِْر ُ ) َو ْلتَك ُْن ِم ْن ُك ْم أ ُ همةٌ يَ ْد١٠٣( ََّللاُ لَ ُك ْم آيَاتِ ِه لَعَله ُك ْم ت َ ْهت َ ُدون َكذَ ِلكَ يُبَيِِّنُ ه
) َوال١٠٤( َوف َويَ ْن َه ْونَ ع َِن ا ْل ُم ْنك َِر َوأُولَئِكَ ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل ُحون ِ َويَأ ْ ُم ُرونَ بِا ْل َم ْع ُر
اختَلَفُوا ِم ْن بَ ْع ِد َما َجاء ْ اب ع ََتَكُونُوا كَاله ِذينَ تَفَ هرقُوا َو ٌ َعذ َ ِظي ٌم ََ ُه ُم ا ْلبَيِِّنَاتُ َوأُولَئِكَ لَ ُه ْم
)١٠٥(
Terjemah Surat Ali Imran Ayat 103-105
103. Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,
dan janganlah kamu bercerai berai. Ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan
hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan
(ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan
kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu,
agar kamu mendapat petunjuk.
104. Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
105. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai
dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Mereka
itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,
7. Faktor ekologis dan alami, yaitu kondisi tanah di mana negara-negara Islam
berada adalah gersang, atau semi gersang, sehingga penduduknya tidak
terkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu. Kondisi ekologis ini memaksa
mereka untuk bergantung kepada sungai-sungai besar, seperti Nil, Eufrat dan
Tigris.
Kedua, letak geografis yang rentan terhadap serangan musuh. Iraq, Syria,
Mesir merupakan target serangan luar yang terus menerus. Sebab letak
kawasan itu berada di antara Barat dan Timur dan sewaktu-waktu bisa
menjadi terget invasi pihak luar.
Dan kami jadikan siang hari sebagai masa untuk mencari upaya
penghidupan, karena segala aktivitas dan kesibukan manusia dilakukan pada
siang hari, baik yang menyangkut kebutuhan hidup mereka maupun dalam
hal mencari upaya penghidupan.[21]
a. Tafsir Al Munir
Semua amal umat manusia akan dikembalikan besok di hari kiamat kepada
Allah SWT yang Maha mengetahui hal-hal yang tidak nampak dan perkara
yang tampak.
Kalimat tersebut menunjukkan adannya Allah SWT, dan dalil bagi ahlul
sunnah bahwa setiap sesuatu yang dibuat, maka hal tersebut akan dapat
dilihat.[24] Dari keterangan imam al-Zuhaili tersebut mengandung arti
bahwa umat manusia diperintahkan agar melakukan pekerjaannya sesuai
dengan kehendak hati. Akan tetapi semua perbuatan yang dikerjakan oleh
manusia akan dilihat oleh Allah SWT, dan semua amal manusia akan
diperlihatkan kepada manusia dihari kiamat, serta memberikan imbalan
sesuai dengan perbuatan mereka sewaktu hidup di dunia.
9. Mawaris berasal dari Kata fara'id atau dalam bahasa arab, mafrud'ah, adalah
bagian pada harta peninggalan yang telah ditentukan kadarnya. sedangkan
secara istilah mawaris atau Warisan diartikan sebagai perpindahan harta
atau kepemilikan suatu benda dari orang meninggal dunia atau pewaris
kepada ahli warisnya yang masih hidup
Dari golongan laki-laki yang berhak mendapat warisan adalah anak laki-laki,
cucu laki-laki dari anak laki-laki, bapak, kakek, saudara laki-laki, anak laki-
laki dari saudara laki-laki, paman dari bapak, anak laki-lakinya paman dari
bapak, suami dan laki-laki yang memerdekakan budak. Sedangkan dari
golongan perempuan orang-orang yang berhak menerima warisan adalah
anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki, ibu, nenek, saudara
perempuan, istri, dan perempuan yang memerdekakan budak.
10. TA’ARUF
Khitbah (Peminangan)
Seorang laki-laki muslim yang akan menikahi seorang muslimah,
hendaklah ia meminang terlebih dahulu karena dimungkinkan ia sedang
dipinang oleh orang lain. Dalam hal ini Islam melarang seorang laki-laki
muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain. Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Disunnahkan melihat wajah wanita yang akan dipinang dan boleh melihat
apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahi wanita itu.
فَ ْل َي ْف َع ْل،َاح َها ع أ َ ْن َي ْن ه
ِ ظ َر ِم ْن َها ِإلَى َما َيدْع ْهوهه ِإلَى نِك َ َ فَإ ِ ِن ا ْست،َ ب أ َ َحد ه هك هم ْال َم ْرأَة
َ طا َ ِإذَا َخ
َ ط
أ ه ْن ه
فَإِنَّهه أَحْ َرى أ َ ْن يهؤْ دَ َم َب ْينَ هك َما،ظ ْر ِإلَ ْي َها
“Lihatlah wanita tersebut, sebab hal itu lebih patut untuk melanggengkan
(cinta kasih) antara kalian berdua.” [3]
RUJUK
Rujuk adalah bersatunya kembali seorang suami kepada istri yang telah
dicerai sebelum habis masa menunggunya (iddah). Rujuk hanya boleh
dilakukan di dalam masa ketika suami boleh rujuk kembali kepada isterinya
(talaq raj’i), yakni di antara talak satu atau dua. Jika seorang suami rujuk
dengan istrinya, tidak diperlukan adanya akad nikah yang baru karena akad
yang lama belum seutuhnya terputus.
MAHAR
Menikah adalah salah satu perintah yang tertera dalam Al quran. Tujuan
pernikahan dalam Islam adalah membangun rumah tangga dalam Islam yang
berisikan keluarga sakinah mawadah warahmah.
ََو ِم ْن َءا َٰيَتِ ِ ٓۦه أ َ ْن َخلَقَ لَ هكم ِ ِّم ْن أَنفه ِس هك ْم أ َ ْز َٰ َو ًۭ ًجا ِلِّت َ ْس هكنه ٓو ۟ا إِلَ ْي َها َو َجعَ َل بَ ْي َن هكم َّم َودَّ ًۭة ً َو َرحْ َمةً ۚ إِ َّن فِى َٰذَلِك
َت ِ ِّلقَ ْو ٍۢ ٍم َيتَ َف َّك هرون
ٍ ٍۢ َل َءا َٰ َي
Kedudukan mahar dalam Islam adalah pemberian calon suami kepada calon
istrinya sebagai bentuk penghargaan. Mahar biasanya berupa barang yang
berharga yang telah disepakati sebelumnya.
“Aku pernah bertanya pada Aisyah RA, “Berapa mahar Nabi SAW untuk
para istrinya?” Aisyah menjawab, “Mahar beliau SAW untuk istri-istrinya
ialah sebanyak 12 uqiyah dan satu nasy.” Kemudian Aisyah bertanya,
“Tahukah kamu berapa satu uqiyah itu?” Aku menjawab, “Tidak.” Aisyah
pun menjawab, “Empat puluh dirham.” ‘Aisyah bertanya, “Tahukah kamu
berapa satu nasy itu?” Aku menjawab, “Tidak.” ‘Aisyah kemudian
menjawab, “Dua puluh dirham”. (HR. Muslim)
TALAK
Sebagaimana telah kita pahami dari keterangan yang telah lalu, bahwasanya
Islam sangat menginginkan terwujudnya keluarga muslim yang harmonis
dan penuh dengan kebahagiaan dan kita juga telah mengerti beberapa
tindakan solusi yang telah diajarkan Islam dalam rangka menyelesaikan
perselisihan yang terjadi di antara suami dan isteri.
Akan tetapi bisa jadi usaha untuk menyelesaikan perselisihan tersebut tidak
berhasil dikarenakan persengketaan dan permusuhan antara keduanya
sudah terlampau panas. Dalam keadaan seperti ini seseorang dituntut untuk
menggunakan tindakan lain yang lebih kuat, yaitu talak.
ان
ٍ سَ ْساكٌ بِ َم ْع هروفٍ أَ ْو تَس ِْري ٌح بِإِح
َ َان ۖ فَإ ِ ْم َّ ال
ِ ط ََل هق َم َّرت
“Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan
cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.” [Al-Baqarah:
229]
Jika seorang suami telah menceraikan isterinya dengan talak pertama atau
kedua, maka ia tidak berhak mengeluarkan isterinya dari rumah hingga
masa ‘iddahnya selesai. Bahkan sang isteri pun tidak berhak untuk keluar
rumah. Alasan dari semua itu adalah harapan sirnanya kemarahan yang
menyebabkan perceraian dan harapan akan kembalinya keadaan rumah
tangga seperti sedia kala.
Hal ini seperti apa yang telah disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
dalam firman-Nya: