Anda di halaman 1dari 12

RESUME

“ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAKUMULASIAN


DAN PENGENDALIAN BIAYA”

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah ‘Akuntansi Perilaku’


Dosen: R. Wedi Rusmawan K, DR., S.E., M.SI., AK, CA

Disusun o1eh:
1. Derri Benarli 1617202001
2. Indra Ari Yudhanto 1617202009
3. Alek Junianto 1617204011

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019

1
RESUME:
ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAKUMULASIAN DAN
PENGENDALIAN BIAYA

1.1 Pendahuluan
Peran aspek keperilakuan sangat berperan dalam penentuan biaya dalam hal
pengakumulasian & pengendaliannya. Untuk itu perlu diketahui lebih lanjut aspek-aspek
keperilakuan yang mendasari pada pengakumulasian serta pengendalian biaya yang dilakukan
oleh entitas dalam mempertahankan kegiatan organisasinya.

1.2 Sistem Biaya Tradisional vs Biaya Standar.


Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasi, mengakumulasikan, dan
melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang atau penyerahan
jasa.
Akuntansi biaya memiliki 2 (dua) tujuan, yaitu:
1) Melayani kebutuhan pengguna eksternal, seperti investor, kantor pemeriksaan pajak,
dan kreditor melalui akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan laba.
2) Membantu dalam perencanaan, pengendalian dan evaluasi aktivitas operasional harian
yang berkaitan dengan analisis dan penilaian profitabilitas relatif atau tingkat yang
diinginkannya suatu alternatif keputusan dengan menyediakan informasi biaya yang
tepat waktu dan relevan.
Pendekatan dan sistem yang digunakan dalam menyediakan informasi biaya sebaiknya
harus berbeda satu sama lain. Dengan begitu, setiap pendekatan dan sistem yang digunakan
akan memiliki aspek keperilakuan yang berbeda pula. Hal ini akan mempengaruhi respon
manusia yang dapat berdampak negatif jika diabaikan.

1.2.1 Sistem Biaya Tradisional.


Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang membatasi input pada
biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan variabel oleh unit
produk atau jasa. Sistem biaya tradisional atau historis terutama fokus pada identifikasi dan
akumulasi biaya per unit produk atau jasa. Sistem tersebut digunakan untuk menghitung nilai
persediaan dan data biaya harga pokok penjualan atau jasa yang diberikan untuk pelaporan

2
keuangan eksternal namun, sistem biaya tradisional tidaklah sesuai untuk penegendalaian
manajemen yang efektif karena akumulasi biaya historis semata-mata tanpa perbandingan
dengan sasaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya tidak sesuai dengan konsep
pengendalian kontemporer. Untuk dapat memenuhi konsep pengendalian kontemporer serta
untuk memotivasi manajer dan karyawan, tujuan kinerja dan sasaran biaya perunit atau untuk
periode masa depan tertentu harus ditetapkan. Kinerja actual oleh pusat pertanggungjawaban
harus secara periodic dibandingkan dengan tingkat kinerja yang diinginkan. Penyimpangan
harus dicatat dan diinformasikan kembali kepada individu yang berpkepentingan sehingga
mendorong tindakan korektif yang segera. Untuk menghindari respons yang disfungsional
disarankan agar manajer segmen hanya bertanggung jawab atas biaya yang dapat dipengaruhi
oleh tindakan mereka. Oleh karena itu, semakin jelas bahwa informasi yang diberikan oleh
sistem biaya tradisional tidak sesuai dengan tujuan pengendalian modern. Sistem tersebut juga
memberikan sedikit informasi yang bermanfaat untuk perencanaan dan pengambilan keputusan
manajerial. Kelemahannya yang terbesar adalah sistem tersebut berbaha karena mendorong
respons yang tidak diinginkan dan deskrtuktif ketika digunakan dalam mengevaluasi kinerja
dari individu yang ditugaskan melaksanakan berbagai aktivitas dalam batasan anggaran
tersebut.

1.2.2 Sistem Biaya Standar.


Dengan mengakui kelemahan dari sistem biaya tradisional, banyak organisasi
mengadopsi" sistem biaya standar". Sistem biaya standar mencerminkan pencampuran yang
potensial efektif dari akuntansi dengan konsep pengendalian dari teori organisasi modern.
Biaya Standar adalah sasaran biaya per unit produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya
secara ilmiah yang dikembangkan melalui studi teknik dan akuntansi. Biaya standar
mencerminkan estimasi terinci dan canggih mengenai besarnya biaya untuk melaksanakan
suatu tugas tertentu atau menghasilkan suatu produk tertentu. Aspek pengendalian yang
melekat dari perhitungan biaya Standar adalah kapitalisnya untuk membandingkan, sebagai
bagian dari arus data reguler kinerja aktual dengan standar yang ditentukan sebelumnya dan
untuk menyoroti varian atau menguntungkan atau tidak menguntungkan antara kedua tingkat
biaya tersebut. Selainitu, Sistem biaya standar bahkan mampu menentukan penyebab dari
penyimpangan tersebut untuk menghasilkan manfaat pengendalian yang optimal dan
mempertahankan relevansi biaya standar harus diperbarui secara berkelanjutan.

3
1.2.3 Sistem Biaya Standar dan Anggaran Fleksibel.
Terdapat hubungan yang penting antara penggaran fleksibel dan sistem biaya standar.
Taksiran sistem biaya standar mengiventarisasi sepanjang periode pada jumlah anggaran
fleksibel. Anggaran fleksibel adalah anggaran biaya per unit dikalikan dengan jumlah unit
aktual. Oleh karena itu, sistem biaya standar menjawab pertanyaan seperti apa laporan laba
rugi dan neraca akan terlihat jika biaya-biaya dan input per unit harus direncanakan dengan
tepat pada tingkat output aktul yang dicapai.

1.2.4 Kompatibilitas denga Konsep Teori Organisasi Modern.


Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang sesuai dengan
konsep teori organisasi modern, berikut langkah-langkah pengendalian sebagaimana dijelaskan
oleh Edwin Caplain.
1) Penetapan tujuan organisasi.
2) Penentuan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsi kepada setiap
organisasi.
3) Pengisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-individu yang memiliki
kemampuan, motipasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk melalukan fungsinya.
4) Penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggungjawaban dan unit organisasi
lainnya, serta dimana perlu, lingkungan eksternal.
5) Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi yang mencukupi, relevan,
dan tepat waktu sepanjang jalur komunikasi.
6) Desain dan implementasi mekanisme pengendalian yang mengukur dan mengevaluasi
kinerja dalam hal tujuan organisasin dan memberikan umpan balik mengenai
penyesuaian yang diperlukan dalam tujuan/atau kinerja.

Sistem biaya standar dirancang untuk berfungsi secara simultan sebagai:


1) Sumber Informasi,
2) Jalur Komunikasi, serta
3) Alat Pengendalian dan Evaluasi Kinerja.
Sebagai sumber informasi untuk pusat pertanggungjawaban, sistem biaya standar
menginformasikan kepada individu yang bertanggung jawab mengenai harapan mereka dalam
hal biaya. Sebagai jalur komunikasi, sistem biaya standar menyebarkan tingkat biaya yang
diharapkan dan pencapaiannya. Pengendalian atas operasi dari pusat pertanggungjawaban
dicapai melalui laporan biaya standar periodik yang menyediakan umpan balik mengenai hasil
4
kinerja masalalu dan penyimpanannya dari standar kepada individu yang tepat. Batas toleransi
yang ditetapkan sebelumnya dapat didesain untuk melalukan fungsi sebagai penyaring (filter),
sehingga memungkinkan konsentrasi pada area-area dimana varians adalah signifikan dan
membenarkan perhatian segera (menejemen berdasarkan pengecualian). Karena laporan
kinerja diprogram dimuka dengan memperhatikan kapan laporan tersebut akan disusun dan
data apa yang akan dikandung, maka sulit mengubur informasi yang penting.

1.3 Biaya Langsung dan Variabel.


1.3.1 Filosofi yang Mendasari.
Semua metode akuntansi biaya tradisional yang sesuai dengan konsep biaya tersebut
membebankan unit produk atau jasa dengan biaya penuh.bahan baku lsngsung dan tenaga kerja
langsung dibebankan langsung keunit produk atau jasa, sementara overhead tetap dan variabel
pada kebanyakan kasus diserap berdasarkan estimasi tarif yang didasarkan pada volume yang
telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan
tingkat kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya, maka produsen penyerapan akan
menimbulkan penyerapan terlalu tinggi (overabsorption) atau penyerapan terlalu rendah
(underabsortion) atas overhead manufaktur(jasa). Analisis pelengkap dibutuhkan untuk
mengidentifikasikan berbagai kompenen yang menyebabkan terjadinya penyerapan terlalu
tinggi atau terlalu rendah.
Metode akutansi biaya tradisional juga mengabaikan fakta bahwa biaya overhead
tertentu akan tetap konstan tanpa memedulikan kuantitas dari unit yang dihasilkan atau jasa
yang diserahkan, sementara biaya overhead yang lainnya berfluktuasi terhadap volume. Untuk
mengatasi kekurangan ini, alat seperti penyusunan anggaran fleksibel dan analisis biaya
volume laba diperkenalkan.

1.3.2 Dorongan Keperilakuan.


Konsep, prinsip, dan praktik akuntansi memengaruhi pengukuran kinerja manajerial,
konsekuensinya, keputusan manajerial. Hal ini tidak selalu mengarah pada hasil yang
diharapkan karena banyak ukuran kinerja memiliki bias yang terkandung di dalamnya, yang
memotivasi manajer untuk memilih alternative tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan
operasi dan/atau keuangan perusahaan.
Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip dan praktik akuntansi adalah bagus secara
keperilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, dan praktik tersebut :

5
1) Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak
menguntungkan guna membenarkan adopsiatas suatu alternative akuntansi.
2) Menghambat adopsi atas praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya
menciptakan ilusi kinerja.

1.4 Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang dipilih


Bagian ini akan menganalisis aspek keperilakuan dari langkah-langkah akuntansi yang
dipilih yang dapat memodiikasi dalam memicu respons manusia yang disfungsional.

1.4.1 Penetapan Standar.


Standar akan menghasilkan perilaku pekerja yang efisien hanya jika standar tersebut
diterima sebagai tingkat aspirasi oleh individu untuk siapa standar pengendalian dan evaluasi
kinerja tersebut didesain. Roymond Miles dan Roger vern mengemukakan empat prasyarat
utama berikut bagi sistem pengendalian yang unggul secara keperilakuan.
1) Standar haruslah ditetapkan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang
menerimnya sebagai sesuatu realistisdan bukannya arbitrer.
2) Orang-orang harus merasa bahwa mereka memilih pengaruh dalam menetapkan tujuan
mereka sendiri.
3) Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak adil untuk
variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.
4) Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun evaluasi

1.4.2 Partisipasi dalam Penerapan Standar.


Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh argument
yang mendukung partisipasi terjadi, “Jika seorang pekerja berpartisipasi dalam menetapkan
standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen yang tegas terhadap standar
tersebut sehingga akan bekerja keras untuk mencapainya.” . Dalam salah satu studi empiris,
mereka menggunakan teori disonansi kognitif untuk mendapatkan lebih banyak wawasan
mengenai penyebab partisipasi lebih efektif dalam penetapan standar kinerja. Teori disonasi
kognitif terpusat pada tiga konsep kunci, yaitu : kemauan, disonasi, dan komitmen. Dalam
konteks penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika manjemen menginginkan
komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu yang dikendalikan harus memiliki
pilihan ( kemauan). Ketika memilih sekelompok standar kinerja tertentu mereka mengalami
keraguan (disonasi) mengenai kebijaksanaan dari pilihan mereka.
6
1.4.3 Standar yang Ketat versus Standar yang Longgar.
Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang digunakan haruslah tidak terlalu
ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat adalah tantangan yang berguna (penghargaan
intrinsik) hanya bagi mandor atau manajer yang termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi yang
luar biasa. Bagi kebanyakan individu, standar yang terlalu ketat dan kemungkinan kegagalan
menimbulkan frustasi dan kecil hati. Kinerja mereka akan mengalami penurunan lebih lanjut
karena mereka berhenti melakukan perbaikan. Semntara itu, standar yang longgar tidak
memberikan manfaat motivasional apapun karena standar tersebut begitu mudah dicapai. Jadi,
mandor dan manajer akan mengabaikan standar tersebut karena dianggap tidak berarti.

1.4.4 Penyerapan Overhead.


Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penyerapan overhead.
Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan variabel ke produk pada
tariff estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya.
Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan yang telah ditentukan
sebelumnya, maka varians yangdibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi.
Ukuran dari varians ini juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilh sebagai penyebut
dalam penetuan tariff tersebut. Tingkat kapasitas jangka panjang (kapasitas normal) akan
menghasilkan varians yang berbeda dibandingkan dengan tingkat kapasitas jangka pendek
(kapasitas yang secara aktual dapat dicapai).

1.4.5 Alokasi Biaya Tidak Langsung.


Dalam riset yang didukung oleh National Associaton of accountants (NAA), James
Fremgen dan Shu S.Lioa menemukan bahwa perusahaan responden membedakan dengan
tegas dua jenis biaya tidak langsung, yaitu biaya jasa korporat dan biaya administratif korporat.
1) Biaya Jasa Korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk manfaat
korporat dan berbagai pusat pertanggungjawaban.
2) Biaya Administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan
kantor korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan masyarakat dan biaya korporat
lainnya terjadi untuk menjalankan perusahaan secara keseluruhan. Tidak ada hubungan
yang jelas antara biaya administratif ini dengan tingkat operasi dari berbagai pusat
biaya dan/atau laba di seluruh organisasi.

7
1.4.6 Analisis Varians.
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara peiodik antara biaya
aktual dengans asaran biaya yang sudah dietentukan sebelumnya, baik dalam bentuk anggaran
maupun bentuk standar. Perbandingan tersebut juga akan menghasilkan sejumlah varians
karena mustahil bahwa biaya aktual yang terjadi akan setara dengan standar atau anggaran dari
elemen operasional yang akan dikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan hasil dari
berbagai penyebab, bebrapa di antaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan, smentara yang
lain tidak dapat dijelaskan maupun dikendalikan.

1.4.7 Keputusan Investigasi Varians.


Keputusan manajemen semata-mata bergntung pada penilainnya atas signifkansi
diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikansi pengendalian hanya jika varians
tersebut berasal dari penyebab yang dapat ditentukan, dengan kata lain tidak bersifat acak dan
rentan terhadap tindakan perbaikan.

1.4.8 Aspek Keperilakuan.


Semua model akuntansi untuk investigasi varians biaya didasarkan pada pandangan
pengendalian struktural. Pandagan ini lebih melihat pengendalian sebagai”mesin homostatis
yang mengukur dirinya sendiri”. pendukungnya tidak melihat perbedaan antara regulator
mekanis dalam suatu sitem sibernetika (seperti thermostat) dengan regulator manusia(sperti
pekerja, mandor atau manajer).
1) Batas Pengendalian.
Kisaran hasil kenerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer adalah batasan
pengendalian. Batasan ini menntukan mudah atau sulitnya sesorang yang dikendalikan
untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan banyaknya ruang yang mereka
miliki untuk gagal sekali waktu. Tingkat toleransi ini dapat memengaruhi kinerja aktual
mereka. Komponen khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat memengaruhi
respons manusia adalah faktor-faktor seperti batas yang ditetapkan oleh manajemen,
jenis umpan balik, keketatan pemaksaan,serta penghargaan dan sanksi yang terkait
dengan kebijakan pengendalian.
2) Hasil Umpan Balik
Tidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenai kinerja manusia akan
menimbulka perasaan keberhasilan atau kegagalan dalam individu yang dikendalikan.
Umpan balik positif akan memberi tahu mereka bahwa mereka ada pada jalur yang
8
tepat dan akan memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama. Umpan balik
yang negative tidak akan secara otomatis mendorong mereka untuk melakukan usaha
yang lebih besar, tetapi hal tersebut dapat secara perlahan-lahan akan menurunkan
tingkat aspirasi mereka serta mengikis tingkat usaha dan kinerja mereka.
3) Keketatan Pemaksaan.
Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan tekanan dalam
diri individu yang dikendalikan. Sementara tekanan dapat menyegarkan individu-
individu tertentu, tekanan tersebut dapat mengintimidasi yang lain dan mnurunkan
kinerja mereka yang sudah buruk lebih jauh lagi. Dalam jangka panjang, pemaksaan
yang longgar akan menrunkan motivasi individu untuk berjuang bagi pencapaian
tujuan.
4) Struktur Penghargaan.
Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak diinginkan dan
mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang bahwa perubahan
atau pengulangan perilaku tersebutdisertai dengan penghargaan intrinsic maupun
ekstrinsik.

1.5 Penegendalian Biaya.


Membagi biaya ke dalam komponen variabel dan tetap memberikan dasar yang lebih
baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan penyusunan laporan laba rugi
menggunakan margin kontribusi yang menekankan pada pola perilaku biaya dan memberikan
perincian kepada manajemen mengenai biaya teknik, biaya yang dikomitmenkan dan biaya
diskresioner. Perbedaan ini penting bagi manajemen karena setiap jenis biaya memerlukan
prosedur pengendalian yang berbeda.
1) Biaya Teknik, meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overheadvariabel, seperti bahan bakar dan listrik.
2) Biaya Tetap yang dikomitmenkan atau Biaya Kapasitas adalah “seluruh biaya
organisasi dan pabrik yang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitas) yang
tidak dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi tujuan
jangka panjang.
3) Biaya Diskresioner (juga disebut Biaya Terprogram) adalah:
(1) Biaya yang muncul dari keputusan periodik (biasanya tahunan) mengenai jumlah
maksimum yang akan dikeluarkan, dan

9
(2) Biaya yang tidak memiliki hubungan optimum yang dapat ditunjukkan antara input
(yang diukur oleh biaya) dan output (yang diukur oleh pendapatan atau tujuan
lainnya).

1.6 Pengambilan Keputusan.


Di samping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel serta
memberikan informasi biaya diferensial dalam situasi pengambilan keputusan tertentu,
perhitungan biaya langsung atau biaya variabel memberikan informasi penting lainnya kepada
manajer. Beberapa situasi pengambilan keputusan yang umum akan dijelaskan berikut.
1) Keputusan Bauran Produk.
Ketika dihadapkan dengan keputusan mengenai bauran produk, manajer penjualan
yang mengetahui margin kontribusi dari produk-produknyaakan jauh lebih mampu
untuk memutuskan produk yang akan didorong dan produk yang harus dikurangi atau
ditolerir hanya karena penjualannya menguntungkan produk lain. Pada kasus sumber
daya yang terbatas (seperti jam mesin, bahan baku), margin kontribusi akan
memberikan informasi kepada manajemen untuk memilih bauran yang diharapkan
dapat menghasilkan total kontribusi terbesar terhadap laba.
2) Penentuan Harga Produk Baru.
Produk baru umunya diterima di pasar hanya setelah diuji coba secara ekstensif oleh
perusahaan yang memiliki reputasi dalam industri tersebut. Untuk mendorong
perusahaan-perusahaan guna menggunakan produk itu secara percobaan, manajemen
dapat menjualnya pada biaya variabel. Setelah produk tersebut diuji coba secara
mencukupi dan diterima oleh pemakai, produk tersebut akan ditetapkan harganya pada
biaya penuh plus mark-up yang konsisten dengan tujuan laba perusahaan secara
keseluruhan.
3) Penetrasi Pasar.
Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk penetuan harga ketika
mereka bermaksud memasuki pasar baru (misalnya luar negeri) dengan produk yang
sudah ada atau ketika mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin
meningkat selama periode di mana permintaan menurun.
4) Penghapusan Produk.
Margin produksi akan membantu manajemen dalam menetukan apakah akan
menghentikan suatu produk atau hanya berhenti menjualnya di pasar tertentu.

10
5) Pesanan Khusus.
Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi pesanan khusus. Situasi
tersebut dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewaatau persyaratan
khusus untuk ukuran, metode pengiriman, atau pengemasan.
6) Kampanye Iklan dan Promosi.
Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan
kampanye iklan dan promosi khusus. Jika perusahaan menggunakan sistem perhitungan
biaya tradisional maka keputusan tersebut kemungkinan besar hanya akan didasarkan
pada perbandingan antar tambahan biayadengan prospek peningkatan dalam volume
penjualan.
7) Keputusan Mengurangi Biaya.
Jika harga jual suatu perusahaan ditetapkan oleh pesaing, maka manjemen akan
mengetahui besarnya biaya variabel yang diperkenankan pada volume overasi saat
inijika tujuan laba tertentu harus dicapai. Pengetahuan ini akan mendorong manajemen
untuk waspada terhadap biaya serta memperkenalkan alat dan prosedur untuk
menghemat biaya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2017. Akuntansi Keperilakuan, Akuntansi Multiparadigma. Edisi 3.


Jakarta: Salemba Empat.

12

Anda mungkin juga menyukai