Latar Belakang
Latar Belakang
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Malang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki tingkat
kemacetan yang tinggi. Kota Malang menempati urutan kota ketiga termacet di
Indonesia. Hal tersebut dibuktikan oleh hasil survey Inrix 2017 (sebuah lembaga
internasional yang melakukan penelitian transportasi dan kemacetan di dunia telah
melakukan survei di 1.064 kota di 38 negara) merilis laporan rata-rata waktu yang
dihabiskan oleh pengendara karena kemacetan dalam setahun. Pada tahun 2017
menurut studi tersebut Jakarta merupakan kota dengan rata-rata waktu yang terbuang
paling lama karena kemacetan yaitu selama 55 jam dalam setahun. Kemudian,
Bandung (42,7 jam), Malang (39,3 jam), Yogyakarta (39,2 jam), Medan (36,7 jam),
Surabaya (32,3 jam), dan Semarang (32,1 jam). Sedangkan untuk tingkat regional
Asia, kota Malang berada pada posisi ke empat setelah Bangkok, Thailand (64,1 jalm
pertahun), kemudian Jakarta (55 jam pertahun), Bandung (42,7 jam pertahun), dan
kota Malang (39,3 jam pertahun). (survey Inrix 2017)
Persimpangan merupakan salah satu titik konflik arus lalu lintas yang
menyebabkan kemacetan. Kapasitas yang minim pada persimpangan menjadi dasar
kemacetan dipersimpangan itu sendiri. Oleh karna itu perencanaan, pengaturan dan
pengendalian persimpangan secara komprehensif sangat dibutuhkan.
Menurut Dinas Perhubungan Kota Malang, kota Malang memiliki 45
persimpangan yang menjadi sumber kemacetan, diantaranya yaitu Jalan Raden Intan
(akses ke dan dari Terminal Utama Arjosari) atau dari jembatan layang Ahmad Yani
sampai Karanglo, Jalan LA Sucipto (akses ke Bandar Udara Abdulrachman Saleh),
Jalan MT Haryono; persimpangan Jalan Gajayana (akses ke Kota Batu), perempatan
yang mempertemukan kampus Institut Teknologi Nasional dan Universitas
Brawijaya (biasa disebut persimpangan ITN), persimpangan Toko Avia/PLN (akses
utama ke Surabaya, Blitar, Batu, dan Lumajang), dan masih banyak lagi
persimpangan yang mengalami kemacetan tersebut. Pemicu kemacetan adalah
minimnya traffic light dan kapasitas jalan yang tidak memadai lagi dengan kondisi
lalu lintas yang sekarang.
1
2
1. 2 Identifikasi Masalah
1. 3 Rumasan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu :
1) Bagaimana kondisi geometrik simpang Tiga Jalan Ciliwung – Jalan Sunandar Prio
Sudarmo Kota Malang ?
2) Bagaiman tingkat pelayanan arus lalu lintas pada ruas Jalan Simpang Tiga Jalan
Ciliwung – Jalan Sunandar Prio Sudarmo Kota Malang ?
3) Bagaimana perencanaan geometrik disimpang tiga Jalan Ciliwung – Jalan Sunandar
Prio Sudarmo Kota Malang ?
1. 4 Batasan Masalah
Batasan permasalahan yang dibahas penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah :
1) Studi ini hanya membahas tentang kemiringan geometrik jalan lengkung horizontal
2) Studi ini tidak membahas tentang lampu lalu lintas dan drainase jalan
3) Studi ini tidak membahas tentang perkerasan jalan
1. 5 Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1) Mengetahui kondisi geometrik simpang Tiga Jalan Ciliwung – Jalan Sunandar Prio
Sudarmo Kota Malang
2) Menganalisis tingkat pelayanan dari ruas jalan Simpang Tiga Jalan Ciliwung – Jalan
Sunandar Prio Sudarmo Kota Malang
3) Mengetahui bagaimana perencanan goemetrik untuk mengatasi konflik pada ruas
Jalan Simpang Tiga Jalan Ciliwung – Jalan Sunandar Prio Sudarmo Kota Malang
1. 6 Manfaat
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah ;
1) Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh selama studi di perguruan
tinggi pada keadaan eksisting yang terjadi di simpang Tiga Jalan Ciliwung – Jalan
Sunandar Prio Sudarmo Kota Malang.
2) Bagi Akademisi
4
Sebagai wawasan teoritik dan referensi terhadap ilmu perencanaan wilayah dan kota
serta dapat dijadikan acuan untuk penelitian lanjutan yang berkaitan dengan
perencanaan geometrik jalan.
3) Bagi Pemerintah Daerah
Sebagai bahan kajian dan alternatif pemecahan dalam penyelesaian pengelolaan
lalulintas pada ruas jalan perkotaan, memberikan gambaran kinerja ruas jalan
sehingga dapat dijadikan acuan dalam peningkatan efektifitas dan efisiensi pergerakan
lalulintas.