Anda di halaman 1dari 5

4 Catu Daya

Catu daya diperlukan oleh setiap rangkaian elektronika untuk memenuhi


kebutuhan arus dan tegangan sehingga rangkaian itu dapat berfungsi. Secara
blok catu daya dapat digambarkan sebagai berikut:

Tegangan Penurun Tegangan


Penyearah Penyaring Peregulasi
AC Tegangan DC

Gambar 2.1. Diagram blok catu daya

Tegangan bolak-balik sebesar 220 Volt yang berasal dari jala-jala PLN
diturunkan tegangannya dengan menggunakan transformator. Tegangan
bolak-balik ini kemudian disearahkan oleh rangkaian penyearah (penyearah
gelombang penuh maupun penyearah setengah gelombang). Tegangan
keluaran dari penyearah merupakan tegangan searah yang berdenyut atau
masih terdapat riak. Riak dapat diperkecil dengan melewatkan tegangan DC
hasil penyearahan ke rangkaian penyaring (filter), sehingga diperoleh
tegangan searah yang murni. Regulasi tegangan diperlukan untuk menjaga
besar tegangan keluaran tetap stabil, tidak terpengaruh oleh perubahan-
perubahan yang terjadi. Misalnya perubahan besarnya beban yang terpasang
atau perubahan tegangan yang terjadi pada jala-jala PLN.

2.4.1 Transformator

Transformator mempunyai fungsi memindahkan daya listrik dari kumparan


primer ke kumparan sekunder. Transformator ideal memindahkan daya listrik
tanpa mengalami perubahan daya. Transformator mempunyai dua buah lilitan
yaitu lilitan primer dan lilitan sekunder yang keduanya dililitkan pada sebuah
inti transformator. Besarnya tegangan lilitan sekunder ditentukan oleh
banyaknya lilitan pada bagian primer dan bagian sekunder.

Ip Is
Vs
Vp Np Ns Vs RL
Gambar 2.2. Simbol Transformator

Jika transformator dianggap ideal, yaitu mengabaikan rugi-rugi tegangan dan


kerugian lainnya, maka besarnya daya yang diterima oleh transformator akan
sama besarnya dengan daya yang diberikan pada beban, sehingga dapat
ditulis

Pp = P s

Vp . Ip = Vs . Is

Vp Is
 ……………………………………………………………………… (2-1)
Vs Ip

Keterangan:

Pp : daya primer

Ps : daya sekunder
Ip : arus primer
Is : arus sekunder

Vp : tegangan pada lilitan primer


Vs : tegangan pada lilitan sekunder

Np Vp Is
= = Ip ..……………………………………………………………(2-2)
Ns Vs

Keterangan:
Np : jumlah lilitan primer
Ns : jumlah lilitan sekunder

Dari persamaan 2-1:


Bila Vp > Vs dapat dikatakan transformator tersebut berfungsi sebagai
penurun tegangan (step down).
Dari persamaan 2-2 diketahui bahwa besarnya tegangan pada lilitan
berbanding lurus dengan jumlah lilitan, dan berbanding terbalik
dengan besarnya arus yang mengalir pada lilitan.

2.4.2 Penyearah
Tegangan bolak-balik yang telah diturunkan oleh transformator kemudian
dilewatkan pada rangkaian penyearah. Fungsi penyearah adalah mengubah
tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah. Rangkaian penyearah yang
digunakan pada Proyek Akhir ini adalah penyearah gelombang penuh sistem
jembatan, terlihat pada gambar 2.3:

D1 D4

VS

D2 D3
RL
B

Gambar 2.3. Penyearah sistem jembatan

Cara kerja rangkaian penyearah:


Pada saat siklus positif, yaitu tegangan masukan pada titik A lebih positif
dibandingkan titik B, maka arus mengalir melalui A – D4 – RL – D2 – B. Pada
siklus negatif, tegangan pada titik B lebih positif dari titik A, maka arus
mengalir melalui B – D3 – RL – D1 – A. Penyearah di atas mempunyai bentuk
gelombang keluaran seperti terlihat pada gambar 2.4 :
V s

V max

0 1 2 3 4
T ()

V RL
V max -
2.V d

0 1 2 3 4
T ()

Gambar 2.4. a) Bentuk gelombang tegangan masukan


b) Bentuk gelombang tegangan keluaran

Keluaran penyearah jembatan berupa sinyal gelombang penuh, yang besar


keluaran tegangan searahnya adalah:

2Vm
Vdc = ………………………….……………………………(2-3)

Keterangan:

Vdc : tegangan searah [Volt]


Vm : tegangan maksimum [Volt]
 : 3,14

2.4.3 Penyaring (filter)


Penyaring yang digunakan pada rangkaian catu daya adalah kapasitor yang
berfungsi untuk memperkecil tegangan riak yang tidak dikehendaki. Prinsip
kerja dari penyaring ini sesuai prinsip pengisian dan pengosongan muatan
kapasitor. Rangkaian penyaring dapat dilihat pada gambar 2.5 :
BD1

AC

C1 RL

Gambar 2.5. Penyearah sistem Jembatan dengan penyaring kapasitor

Vrpp
2
Vrpp

Vdc

Gambar 2.6. Bentuk gelombang keluaran

2.4.4 Rangkaian Terpadu Regulator

Rangkaian terpadu (Integrated Circuit) jenis 78XX adalah rangkaian terpadu


regulator yang menghasilkan tegangan konstan sebesar XX Volt. Tegangan
yang akan diregulasi dimasukkan pada peregulasi melalui terminal masukan.
Rangkaian dalam dari peregulasi tegangan adalah sebagai berikut:
Tr
Vin Vout
78XX
R1 R2
1 3
Vin Vout +

Gnd -
Dz
R3
2

(a) Gnd
(b)

Gambar 2.7. a) Simbol peregulasi


b) Rangkaian pengganti peregulasi

Rangkaian terpadu peregulasi seri 78XX adalah peregulasi dengan tiga


terminal. Setiap rangkaian terpadu peregulasi memiliki batas tegangan
maksimal dan minimal pada tegangan masukannya untuk menghasilkan
keluaran yang sesuai dengan seri peregulasi tersebut. Sebagai contoh, jenis
rangkaian terpadu peregulasi 7812 menghasilkan tegangan keluaran sebesar
12 Volt, dengan tegangan masukan maksimal 27 Volt dan minimal 14,8 Volt.

Anda mungkin juga menyukai