Makalah Bindo Kelompok 5 Fix (1) - 1
Makalah Bindo Kelompok 5 Fix (1) - 1
Kelompok 5
Deviana (201650043)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Walaupun hasilnya masih
jauh dari apa yang menjadi harapan Bapak. Selain itu, penulisan ini
dilakukan sebagai awal pembelajaran dan agar menambah semangat
dalam mencari pengetahuan yang luas. Makalah ini membahas tentang
Pemakaian Bahasa Indonesia di Wilayah Perbatasan antara Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Negara-Negara Tetangga.
Tertanda
Kelompok 5
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. ii
3.1 Kesimpulan........................................................................... 8
LAMPIRAN .......................................................................................... 11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana edukasi bahasa Indonesia di daerah terpencil
Indonesia?
5. Bagaimana peranan bahasa Indonesia di daerah perbatasan
Indonesia?
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis tentang kekuatan Bahasa
Indonesia di luar Indonesia dan menumbuhkan kebanggaan,
serta kecintaan terhadap bahasa Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga
menggunakan bahasa Melayu Kuna.
4
sekali bahasa – bahasa daerah maupun luar daerah selain Bahasa
Indonesia yang digunakan oleh masyarakat NTT. Bahasa yang
digunakan masyarakat Nusa Tenggara Timur adalah Bahasa
Kupang, Bahasa Melayu Kupang, Bahasa Dewan Amarasi, Bahasa
Helong Rote, Bahasa Sabu, Bahasa Tetun, Bahasa Bural, Bahasa
Tewo, Bahasa Kadebang, Bahasa Blagar, Bahasa Lamuan Abui,
Bahasa Adeng, Bahasa Katola, Bahasa Taangla, Bahasa Pui,
Bahasa Kolana, Bahasa Kui, Bahasa Pura Kang Samila, Bahasa
Kule, Bahasa Arulu, Bahasa Kayu Kaileso, Bahasa Melayu, Bahasa
Larantuka, Bahasa Lamaholot, Bahasa Kedang, Bahasa Krawe,
Bahasa Palue, Bahasa Sikka, Bahasa Lio, Bahasa Lio Ende,
Bahasa Naga Keo, Bahasa Ngada, Bahasa Ramba, Bahasa
Ruteng, Bahasa Mangarai, Bahasa Bajo, Bahasa Komodo, Bahasa
Kambera, Bahasa Wewewa, Bahasa Anakalang, Bahasa lamboya,
Bahasa mamboro, Bahasa Wanokaka, Bahasa Loli, dan Bahasa
Kodi.
Salah satu dari bahasa yang diambil oleh NTT yaitu Bahasa
Melayu Kupang atau Bahasa Kupang yang dituturkan penduduk di
Kota Kupang, Kota Atambua, Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah
Selatan, Kab. Timor Tengah Utara, Kab. Belu, Kab. Malaka dan
Sekitarnya. Sebagian besar kata-kata dalam bahasa Kupang sama
seperti kata-kata dalam bahasa Indonesia. Karena bahasa Kupang
hanya digunakan untuk komunikasi lisan, tidak ada standar
ortografi/tulisan yang pernah disahkan.
5
Lalu ada Bahasa Wanokaka yang merupakan Bahasa
Austronesia yang di pertuturan diwilayah pantai barat daya
Lamboya, Pulau Sumba, dan Nusa Tenggara Timur. Bahasa ini
digunakan oleh sebagian kecil penduduk Nusa Tenggara Timur.
6
Oleh karena itu, dengan adanya kerja sama tersebut maka
akan lebih membuat warga NTT menggunakan bahasa campuran
dalam kehidupan sehari-hari antara bahasa Indonesia dan bahasa
Portugis yang merupakan bahasa resmi warga Timor Leste.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Dari makalah ini, penulis dapat memberikan beberapa saran
yang mungkin dapat dijadikan sebagai pedoman untuk kedepannya
oleh para pembaca terkait “Pemakaian Bahasa Indonesia di
Wilayah Perbatasan antara Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dengan Negara - Negara Tetangga”. Berikut beberapa
saran yang penulis sampaikan :
8
1. Untuk pemerintah, agar melakukan penanganan daerah-daerah
yang ada di Indonesia dengan adil, maksudnya tidak terpusat
hanya ke satu daerah saja karena hal tersebut yang
menyebabkan adanya kesenjangan sosial yang tinggi.
2. Untuk masyarakat luas, agar turut serta dalam melestarikan
Bahasa Indonesia karena di zaman sekarang ini sudah banyak
tercemarnya Bahasa Indonesia, karena telah terpengaruh oleh
budaya lain.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
11
12
13
14