Pada kasus ini, pasien dilakukan perawatan menggunakan gigi tiruan
lepasan (single maxillary denture) pada rahang atas, karena gigi rahang atas hilang seluruhnya dan denture ini lebih stabil. Penggunaan gigi tiruan lepasan dengan basis akrilik dipilih sebagai perawatan utama, karena akrilik memiliki kelebihan mudah dibersihkan, harga lebih terjangkau dari bahan yang lainnya, mudah digunakan, warnanya menyerupai warna gigi asli dan gingivanya. Pada pasien dengan single maxillary denture, memiliki kondisi yang disebut single denture syndrome yang menyebabkan terjadinya resorpsi tulang di bawah denture, flabby tissue dan keradangan di region anterior dari ridge maksila. Selain itu juga menyebabkan terjadinya papilla hiperplasia, pembesaran tubermaksila, ekstrusi gigi – gigi anterior rahang bawah, dan terdapat mid palatal cracked akibat oklusi yang tidak seimbang. Single denture syndrome dapat diatasi dengan cara pasien harus menjaga kondisi lingkungan rongga mulut dan kondisi jaringan rahang bawah harus dalam kondisi sehat. Single denture syndrome juga dapat diatasi dengan melakukan selective grinding menggunakan compensiting curve plate untuk mendapatkan curve of spee dan curve of wilson, sehingga didapatkan oklusi yang stabil. Selain itu juga dapat dilakukan intermaxillary record dan perlu adanya teknik mencetak yang baik. Pada rahang atas juga diberikan relief of chamber, karena terdapat torus palatinus yang besar yang bertujuan untuk membebaskan torus palatinus dari tekanan dengan menempatkan alumunium foil di atas daerah torus pada model saat gigi tiruan sedang diproses. Pada rahang atas diberikan juga sayap labial agar lebih retentif. Sedangkan, pada rahang bawah pasien kehilangan gigi 36, 37, 46, 47 sehingga dilakukan perawatan menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) dengan desain GTSL Kennedy Klas 1 sebagai perawatan utama karena termasuk tooth mucosa karena sisa gigi yang tersisa masih ada gigi posterior. Perawatan GTSL pada kasus ini diberikan direct retainer menggunakan klamer 2 jari rest mesial pada gigi 35, 45 yang berguna untuk retensi dan stabilisasi mukosa, serta rest berfungsi sebagai dukungan vertikal pada protesa. Pada kasus ini, juga diberikan indirect retainer berupa peninggian plat akrilik ke arah cingulum gigi 33 sampai gigi 43. Indirect retainer diberikan dengan tujuan untuk melawan gaya yang cenderung melepas protesa ke arah oklusal.