Jenis Cairan Infus
Jenis Cairan Infus
1. Cairan Hipotonik
Cairan infus yang osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum darah
( konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum )
Larut dalam serum dan menurunkan osmolaritas serum
Cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya sampai
mengisi sel-sel yang dituju
Digunakan pada keadaan sel yang mengalami dehidrasi
Misal : Pada pasien cuci darah ( dialisis ) dalam terapi diuretik
Pasien hiperglikemi dengan ketoasidosis diabetik
Komplikasi yang berbahaya adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh
darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskuler dan peningkatan tekanan
intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang.
Contoh : NaCl 45%
Dekstrosa 2,5%
KAEN
2. Cairan Isotonik
Sama dengan kristaloid, karena kristaloid bersifat isotonik dan efektif dalam mengisi
sejumlah volume cairan ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, misal :
natrium bikarbonat 7,5% dan NaCl 3%
Cairan infus yang osmolaritas cairannya mendekati serum sehingga terus berada
dalam pembuluh darah
Digunakan pada pasien yang mengalami hipovolemi ( kekurangan cairan tubuh
sehingga tekanan darah terus menurun )
Memiliki resiko terjadinya overload ( kelebihan cairan ), khususnya pada penyakit
gagal jantung kongestif dan hipertensi
Contoh : RL
NaCl 0,9%
Dex 5% dalam RL
D5 Nacl
3. Cairan Hipertonik
Sama dengan koloid ( koloid : ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar
sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler dan tetap berada dalam pembuluh
darah dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah )
contoh : Steroid
Cairan infus yang tingkat osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan dengan serum,
sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah
Mampu menstabilkan TD, meningkatkan produksi urin, mengurangi edema.
Contoh : Dex 5% + RL Dex 5% + NaCl 0,9%
Produk darah
Albumin
IPCN
RINI RAHAYU