Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN

LOW BACK PAIN (LBP)

A. Definisi
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri didaerah lumbasakral dan
sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai
sampai kaki (Harsono, 2010).
Low Back Pain (LBP) atau dalam bahasa indonesia adalah nyeri punggung
bawah (NPB) adalah suatu gejala berupa nyeri di bagian pinggang yang dapat
menjalar ke tungkai kanan atau kiri. Dapat merupakan nyeri lokal maupun
nyeri radikular atau keduanya (Muttaqin, 2013).
B. Pathway
Low Back Pain adalah nyeri Masalah musculosceletal, gangguan ginjal,
kronik didalam lumbal, biasanya masalah pelvis, tumor
disebabkan oleh terdesaknya para
vertebral otot, herniasi dan
Kontraksi punggung
regenerasi dari nucleus pulposus,
osteoartritis dari lumbal sacral
pada tulang belakang (Brunner & Tulang belakang menyerap
Suddarth, 2013). goncangan vertikal

Etiologi: Kongenital, Otot abdominal & Terjadi perubahan struktur dengan discus susun
Trauma dan gangguan thoraks melemah atas fibri fertilago dan matrik gelatinus
mekanik, Radang, Tumor,
Degenerasi, Infeksi. Faktor Fibri kartilago padat dan kurang teratur
Mobilitas fisik terganggu
resiko NPB adalah: usia,
jenis kelamin, obesitas,
Penonjolan diskus/
merokok, pekerjaan, faktor Hambatan mobilitas fisik
kerusakan sendi pusat
psikososial, dan cedera
punggung sebelumnya.
Jarang bergerak Menekan akar syaraf
ketidaknyamanan
Manifestasi klinis:
Perubahan dalam gaya Struktur melemah Pelepasan
berjalan (Berjalan terasa RAS teraktivasi neurotransmitter
kaku, Tidak bias memutar Penumpukan lemak
punggung, Pincang), Nyeri karena tubuh kurang REM menurun Transduksi, modulasi,
(Nyeri punggung akut gerak transmisi
maupun kronis, Nyeri saat
berjalan dengan Gangguan pola Nyeri dipersepsikan
menggunakan tumit, Nyeri Ketidakeimbangan tidur
menyebar kebagian bawah nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh Nyeri akut
belakang kaki).

1. Nyeri akut Komplikasi: Skoliosis merupakan


NOC: Nyeri terkontrol, nyeri berkurang komplikasi yang paling sering
NIC: Kaji nyeri, manajemen nyeri (relaksasi dan distraksi), ditemukan pada penderita nyeri
kolaborasi pemberian analgetik. punggung bawah karena
2. Hambatan mobilitas fisik Spondilosis.
NOC: Ambulasi tidak terganggu, pergerakan sendi tidak
terganggu DAPUS
NIC: Terapi latihan (pergerakan sendi & otot), bantuan Brunner & Suddarth. (2013).Buku
perawatan diri. Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
3. Gangguan pola tidur Edisi 12. Jakarta: EGC
NOC: Tidur tidak terganggu, status kenyamanan tidak Muttaqin, Arief. (2013). Asuhan
terganggu keperawatan klien dengan gangguan
NIC: Pengaturan posisi, teknik relaksasi, terapi music. sistem persarafan. Jakarta : EGC
4. Ketidakeimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh Nanda International. (2018).
NOC: Status nutrisi normal, BBdalam batas normal Diagnosis keperawatan definisi dan
NIC: Monitor nutrisi, manajemen nutrisi, terapi latihan. klasifikasi 2018-2020. Jakarta : EGC
C. Pemeriksaan Penunjang
No. Pemeriksaan Manfaat
1. Sinar X vertebra mungkin memperlihatkan adanya fraktur, dislokasi, infeksi,
osteoartritis atau scoliosis.
2. Computed tomografhy ( berguna untuk mengetahui penyakit yangmendasari seperti
CT ) adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna
vertebralis dan masalah diskus intervertebralis.
3. Ultrasonography dapat membantu mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis.
4. Magneting resonance memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi patologi tulang
imaging ( MRI ) belakang.
5. Meilogram dan untuk mengetahui diskus yang mengalami degenerasi atau
discogram protrusi diskus.
6. Venogram efidural digunakan untuk mengkaji penyakit diskus lumbalis dengan
memperlihatkan adanya pergeseran vena efidural.
7. Elektromiogram (EMG) digunakan untuk mengevaluasi penyakit serabut syaraf tulang
belakang ( Radikulopati ).

D. Penatalaksanaan
1. Informasi dan edukasi.
a. Pada NPB akut: Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan
berat badan, posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas
dan dingin) masase, traksi (untuk distraksi tulang belakang), latihan :
jalan, naik sepeda, berenang (tergantung kasus), alat Bantu (antara lain
korset, tongkat)
b. NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas
termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat
badan posisi tubuh dan aktivitas
2. Formakoterapi.
a. NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri
berat), injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler
b. NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan
(gabapentin, karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker
(klonidin, prazosin), opioid (kalau sangat diperlukan)
3. Invasif non bedah
a. Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
b. Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung
bawah yang intractable)
4. Bedah
HNP, indikasi operasi :
a. Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu:
nyeri berat/intractable / menetap / progresif.
b. Defisit neurologik memburuk.
c. Sindroma kauda.
d. Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil
e. Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan
neurofisiologik dan radiologic.

E. Daftar pustaka
Brunner & Suddarth. (2013).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi
12. Jakarta: EGC
Harsono. (2010). Buku Ajar Neurologi Klinis. Edisi 1. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Muttaqin, Arief. (2013). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
persarafan. Jakarta : EGC

Banjarmasin, 30 Mei 2019

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(……………………………………………………….) (………………………………………………….)

Anda mungkin juga menyukai