Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA 1

“Resiko Bunuh Diri”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa 1

Disusun oleh : Kelompok 7


1. Cicilia Aditya Melinda 170103016
2. Fauzan Zulqifni 170103032
3. Leila Dara Rosyida 170103046
4. Nur Baety Sa’diyah 170103066
5. Siti Suciati Nur Khasanah 170103087
6. Wiwit Arif Hidayat 170103098

S1 KEPERAWATAN 4A
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2019

1
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Jiwa 1
dengan judul “Resiko Bunuh Diri ”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi lebih baik lagi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami
dalam menulis makalah ini.Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Purwokerto, 11 Juni 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................2

DAFTAR ISI .........................................................................................................................3

BAB I .....................................................................................................................................4

PENDAHULUAN ................................................................... Error! Bookmark not defined.

I. Latar Belakang ..........................................................................................................5

II. Rumusan Masalah .................................................................................................5

III. Tujuan Penulisan ...................................................................................................6

IV. Manfaat Penulisan .................................................................................................6

BAB II....................................................................................................................................7

PEMBAHASAN ...................................................................................................................7

I. Definisi ........................................................................................................................7

II. Etiologi ....................................................................................................................7

III. Motif bunuh diri ....................................................................................................8

IV. Jenis Bunuh Diri ....................................................................................................8

V. Tahap – Tahap Resiko Bunuh Diri..........................................................................9

VI. Rentang Respon .....................................................................................................9

VII. Gambaran Proses Terjadinya Bunuh Diri ........................................................10

VIII. Tanda dan Gejala .............................................................................................10

IX. Pathway ................................................................................................................11

X. MASALAH KEPERAWATAN YANG PERLU DIKAJI ...................................12

XI. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL .....................12

XII. INTERVENSI ......................................................................................................12

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN ..................................................................13

RESIKO BUNUH DIRI .....................................................................................................13

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) ..............................................................................14

Contoh Kasus ...................................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III .................................................................................... Error! Bookmark not defined.

3
Asuhan Keperawatan Resiko Bunuh Diri............................ Error! Bookmark not defined.

1. Pengkajian.................................................................... Error! Bookmark not defined.

2. Diagnosa Keperawatan Resiko Bunuh Diri .............. Error! Bookmark not defined.

3. Intervensi Keperawatan ............................................. Error! Bookmark not defined.

BAB IV ................................................................................................................................25

PENUTUP ...........................................................................................................................25

1. Kesimpulan ..............................................................................................................25

2. Saran.........................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................26

4
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Bunuh diri adalah sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian
diri sendiri. Bunuh diri seringkali dilakukan akibat adanya rasa keputusasaan
yang disebabkan oleh gangguan jiwa misalnya depresi, gangguan bipolar,
schizophrenia, ketergantungan alkohol/alkoholisme atau penyalahgunaan obat.
Di dunia lebih dari 1000 tindakan bunuh diri terjadi tiap hari. Di Inggris
ada lebih dari 3000 kematian bunuh diri tiap tahun. Di Amerika Serikat
dilaporkan 25.000 tindakan bunuh diri setiap tahun dan merupakan penyebab
kematian kesebelas. Rasio kejadian bunuh diri antara pria dan wanita adalah
tiga berbanding satu. Pada usia remaja, bunuh diri merupakan penyebab
kematian kedua. (Susanto, 2010)
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 mengungkapkan
bahwa 1 juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya atau setiap 15-34 tahun,
selain karena faktor kecelakaan. Pada laki-laki tiga kali lebih sering melakukan
bunuh diri daripada wanita, karena laki-laki lebih sering menggunakan alat yang
lebih efektif untuk bunuh diri, antara lain dengan pistol, menggantung diri, atau
lompat dari gedung yang tinggi, sedangkan wanita lebih sering menggunakan
zat psikoaktif overdosis atau racun, namun sekarang mereka lebih sering
menggunakan pistol. Selain itu wanita lebih sering memilih cara
menyelamatkan dirinya sendiri atau diselamatkan orang lain.

II. Rumusan Masalah


Dalam penulisan makalah yang telah dibuat dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Resiko bunuh diri ?
2. Apa etiologi Resiko bunuh diri ?
3. Apa motif bunuh diri ?
4. Bagaimana rentang respon Resiko bunuh diri ?
5. Apa tanda dan gejala resiko bunuh diri ?
6. Bagaimana Patway resiko bunuh diri ?
7. Apa diagnosa keperawatan resiko bunuh diri ?
8. Bagaimana rencana asuhan keperawatan resiko bunuh diri ?

5
9. Bagaimana contoh strategi komunikasi ( SP ) berdasarkan pertemuan ?

III. Tujuan Penulisan


1. Ingin mengetahui tentang resiko bunuh diri
2. Ingin mengetahui etiologi Resiko bunuh diri
3. Ingin mengetahui motif bunuh diri
4. Ingin mengetahui rentang respon resiko bunuh diri
5. Ingin mengetahui tanda dan gejala resiko bunuh diri
6. Ingin mengetahui patway resiko bunuh diri
7. Ingin mengetahui diagnose resiko bunuh diri
8. Ingin mengetahui resiko bunuh diri
9. Ingin mengetahui contoh strategi komunikasi ( SP ) berdasarkan pertemuan

IV. Manfaat Penulisan


1. mengetahui tentang resiko bunuh diri
2. mengetahui etiologi Resiko bunuh diri
3. mengetahui motif bunuh diri
4. mengetahui rentang respon resiko bunuh diri
5. mengetahui tanda dan gejala resiko bunuh diri
6. mengetahui patway resiko bunuh diri
7. mengetahui diagnose resiko bunuh diri
8. mengetahui resiko bunuh diri
9. mengetahui contoh strategi komunikasi ( SP ) berdasarkan pertemuan

6
BAB II
PEMBAHASAN
I. Definisi
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri
disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal
dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi
masalah. Beberapa alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan
untuk beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi,
dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan
hubungan yang berarti, perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat
merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk mengakhiri keputusasaan
(Stuart,2006).

Bunuh diri adalah segala perbuatan dengan tujuan untuk membinasakan dirinya
sendiri dan yang dengan sengaja dilakukan oleh seseorang yang tahu akan
akibatnya yang mungkin pada waktu yang singkat. Menciderai diri adalah
tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan.
Bunuh diri mungkin merupakan keputusanterakhir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008).

II. Etiologi
a. Faktor genetic dan teori biologi Faktor genetic mempengaruhi terjadinya
resiko bunuh diri pada keturunannya. Disamping itu adanya penurunan
serotonin dapat menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko
buuh diri.
b. Teori Sosiologi Emile Durkheim membagi suicide dalam 3 kategori yaitu :
Egoistik (orang yang tidak terintegrasi pada kelompok social), atruistik
(Melakukan suicide untuk kebaikan masyarakat) dan anomic ( suicide karena

7
kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi dengan
stressor).
c. Teori Psikologi Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh
diri merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.

III. Motif bunuh diri


Pada dasarnya, segala sesuatu itu memiliki hubungan sebab akibat (ini adalah
sistematika). Dalam hubungan sebab akibat ini akan menghasilkan suatu alasan
atau sebab tindakan yang disebut motif.
Motif bunuh diri ada banyak macamnya. Disini penyusun menggolongkan dalam
kategori sebab, misalkan :
(1) Dilanda keputusasaan dan depresi
(2) Cobaan hidup dan tekanan lingkungan.
(3) Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila).
(4) Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta / Iman / Ilmu)
(5) Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan.

IV. Jenis Bunuh Diri


Menurut Durkheim, bunuh diri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Bunuh diri egoistic (faktor dalam diri seseorang)
Individu tidak mampu berinteraksi dengan masyarakat, ini disebabkan oleh
kondisi kebudayaan atau karena masyarakat yang menjadikan individu itu
seolah-olah tidak berkepribadian. Kegagalan integrasi dalam keluarga dapat
menerangkan mengapa mereka tidak menikah lebih rentan untuk melakukan
percobaan bunuh diri dibandingkan mereka yang menikah.
b. Bunuh diri altruistic (terkait kehormatan seseorang)
Individu terkait pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung untuk
bunuh diri karena indentifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok, ia merasa
kelompok tersebut sangat mengharapkannya.
c. Bunuh diri anomik (faktor lingkungan dan tekanan)
Hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara individu
dan masyarakat, sehingga individu tersebut meninggalkan norma-norma
kelakuan yang biasa. Individu kehilangan pegangan dan tujuan. Masyarakat atau
kelompoknya tidak memberikan kepuasan padanya karena tidak ada pengaturan
atau pengawasan terhadap kebutuhan-kebutuhannya.

8
V. Tahap – Tahap Resiko Bunuh Diri
1. SUICIDAL IDEATION
Sebuah metode yang digunakan tanpa melakukan aksi atau tindakan, bahkan
klien pada tahap ini tidak akan mengungkapkan idenya apabila tidak ditekan.
2. SUICIDAL INTENT
Pada tahap ini klien mulai berfikir dan sudah melakukan perencanaan yang
kongkrit untuk melakukan bunuh diri.
3. SUICIDAL THREAT
Pada tahap ini klien mengekspresikan adanya keinginan dan hasrat yang
dalam bahkan ancaman untuk mengakhiri hidupnya.
4. SUICIDAL GESTURE
Pada tahap ini klien menunjukkan prilaku destruktif yang diarahkan pada diri
sendiri yang bertujuan tidak hanya mengancam kehidupannya, tetapi sudah
pada percobaan untuk melakukan bunuh diri.
5. SUICIDAL ATTEMPT
Pada tahap ini prilaku destruktif klien yang mempunyai indikasi individu
ingin mati dan tidak mau diselamatkan, misalnya minum obat yang mematik

VI. Rentang Respon


Respon Adaptif Respon Maladaptif

Respon adaptif respon maladaptif


peningkatan pengambilan perilaku destruktif- pencederaan bunuh diri
diri resiko yang diri tidak langsung diri
meningkatkan
pertumbuhan

9
VII. Gambaran Proses Terjadinya Bunuh Diri

Isyarat Bunuh Diri

Verbal/non verbal

Pertimbangan ubtuk
melakukan Bunuh diri

Ancaman Bunuh Diri

Ambivalensi Kurangnya Respon


Kematian Positif

Upaya Bunuh diri

Bunuh Diri

VIII. Tanda dan Gejala


a. Mengungkapkan keinginan untuk mati.
b. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
c. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat
patuh).
d. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
e. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat
dosis mematikan).
f. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah dan
mengasingkan diri).

10
g. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi,
psikosis dan menyalahgunakan alcohol).
h. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal).
i. Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami
kegagalan dalam karier).
j. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun.
k. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).
l. Pekerjaan.
m. Konflik interpersonal.
n. Latar belakang keluarga.
o. Orientasi seksual.
p. Sumber-sumber personal.
q. Sumber-sumber social.
r. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil

IX. Pathway

11
X. MASALAH KEPERAWATAN YANG PERLU DIKAJI
Pengkajian Faktor Resiko Perilaku Bunuh Diri
a. Jenis kelamin : Resiko meningkat pada pria
b. Usia : Lebih tua masalah semakin banyak
c. Status perkawinan : dapat menurunkan resiko,Hidup sendiri ( janda/duda)
d. Riwayat keluarga : Meningkat apabila ada keluara dengan percobaan
bunuh diri
e. Riwayat social ekonomi: Pengangguran,mendapat malu di lingkungan social
f. Faktor Kepribadian: Lebih erring pada kepribadian menutup diri
XI. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Resiko bunuh diri berulang
2. Perilaku merusak diri sendiri
3. Alam perasaan depresi
4. Mekanisme koping tidak efektif
5. Isolasi social
6. Perubahan konsep diri

XII. INTERVENSI
1. Melindungi klien
2. Meningkatkan harga diri klien
3. Menguatkan mekanisme koping yang sehat
4. Mengeksplorasikan perasaan
5. Memobilisasi dukungan social

12
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
RESIKO BUNUH DIRI

Diagnosa keperawatan : Resiko Bunuh Diri


Tujuan umum : Klien tidak menciderai dirinya sendiri
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria Evaluasi : Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada
kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau
menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau
mengutarakan masalah yang dihadapi.
Rencana Tindakan :
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :
a. Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
Rasional : Hubungan saling percaya akan menimbulkan kepercayaan klien
pada perawat sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan
tindakan selanjutnya.

TUK 2 : Klien dapat terlindung dari perlaku bunuh diri


Kriteria evaluasi : Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Rencana Tindakan :
1. Jauhkan klien dari benda-benda yang dapat membahayakan.
2. Tempatkan klien diruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.
3. Awasi klien secara ketat setiap saa

TUK 3 : Klien dapat meningkatkan harga diri,


Kriteria evaluasi : Klien dapat meningkatkan harga dirinya
Rencana Tindakan :
1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
2. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.

13
3. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal : hubungan antar sesama,
keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan)

TUK 4 : Klien dapat menggunakan koping yang adaptif,


Kriteria evaluasi : Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Rencana Tindakan :
1. Ajarkan mengidentifikasi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan.
2. Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayangi dan pentingnya
terhadap kehidupan orang lain.
3. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain.

TUK 5 : Klien dapat menggunakan dukungan sosial,


Kriteria evaluasi :Klien dapat menggunakan dukungan sosial.
Rencana Tindakan :
1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber eksternal individu.
2. Kaji sistem pendukung keyakinan yang dimiliki klien
3. Lakukan rujukan sesuai indikasi (pemuka agama).
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
DIAGNOSA PASIEN KELUARGA
KEPERAWATAN
Resiko bunuh diri SP 1 : TUK 1 – 2 SP 1
1. Membina hubungan 1. Mengidentifikasi
saling percaya dengan masalah keluarga
klien dalam merawat
2. Melindungi klien dari pasien.
perilaku bunuh diri 2. Menjelaskan proses
a. Jauhkan klien dari terjadinya harga diri
benda yang dapat rendah kronis
membahayakan ( sehingga
misalnya : pisau, menimbulkan resiko
silet, gunting, kaca, bunuh diri
dll ) 3. Mengajari keluarga
b. Tempatkan klien di cara mencegah resiko
tempat yang tenang bunuh diri

14
dan selalu terlihat 4. Menjelaskan cara
oleh perawat. merawat pasien
c. Awasi klien secara 5. Bermain peran cara
ketat setiap saat. merawat pasien
3. Mengajarkan cara
mengendalikan
dorongan untuk bunuh
diri
SP 2 : TUK 3 SP 2
1. Mengevaluasi kegiatan 1. Mengevaluasi
yang telah di lakukan ( kemampuan keluarga
SP 1) di SP 1
2. Meningkatkan harga diri 2. Latih keluarga untuk
klien : komunikasi langsung
a. Bantu klien untuk dengan klien
memahami bahwa 3. Menyusun jadwal
klien dapat keluarga untuk
mengatasi merawat klien
keputusasaannya

b. Kaji dan kerahkan


sumber – sumber
internal individu

c. Bantu
mengidentikasi
sumber – sumber
harapan (misal :
hubungan antar
sesame, keyakinan,
hal- hal untuk
diselesaikan)

3. Masukkan dalam jadwal


kegiatan klien

15
SP 3 : TUK 3, 4, 5 SP 3
1. Mengevaluasi kegiatan 1. Mengevaluasi
yang telah di lakukan ( kemampuan keluarga
SP 1 & 2) 2. Mengevaluasi
2. Mengidentifikasi pola kemampuan pasien
koping yang biasa di 3. RTL keluarga :
gunakan klien a. HE perawatan di
3. Menilai pola koping rumah
yang di miliki klien - Jangan
4. Mengajarkan klien biarkan klien
mekanisme koping yang sendiri
adaptif - Jauhkan benda
5. Membantu klien – benda yang
merencanakan masa dapat di
depan yang realistis gunakan untuk
6. Memobilisasi dukungan bunuh diri
social - Temani klien
7. Masukkan dalam jadwal melakukan
kegiatan klien aktivitas yang
di sukai
b. Rencana pulang

16
contoh 1
RESIKO BUNUH DIRI

Tn. B berusia 35 tahun, dibawa keluarganya ke RSJ karena mencoba bunuh diri
dengan meminum pembersih lantai. Beberapa hari sebelum percobaan bunuh diri, klien
terlihat murung dan kusut, suka menyendiri, tidak mau makan dan minum kalau tidak di
bujuk oleh kakaknya. Padahal sebelumnya klien adalah orang yang pekerja keras dan
humoris.
Penyebab klien mencoba bunuh diri karena frustasi akan keadaan rumah tangganya
yang gagal karena klien di PHK dari pekerjaanya. Istri klien meminta cerai karena klien
tidak memberikan nafkah lagi kepada istrinya.
Sebelum klien di PHK, klien adalah seseorang yang semangat, murah senyum, dan
humoris. Tetapi keadaan klien yang saat ini, membuat klien menjadi orang yang pendiam,
pemurung dan suka menyendiri, dan pada akhirnya klien memiliki fikiran untuk
mengakhiri hidupnya dengan meminum pembersih lantai.

PSIKODINAMIKA KASUS
a. Faktor predisposisi
Klien di PHK dari pekerjaannya dan istri klien meminta cerai.
b. Faktor presipitasi
Klien frustasi atas kegagalan rumah tangganya dank lien di PHK dari pekerjaannya.
c. Penilaian primer
Stressor bermakna bagi klien, alasan : klien frustasi dengan keadaannya, klien
mengatakan hidupnya tidak berguna lagi dank lien mencoba bunuh diri
d. Support (penilaian sekunder)
Klien suka menyendiri, dan tidak mau makan minum kalau tidak di bijuk oleh
kakaknya
e. Mekanisme koping
Maladaptive : klien frustasi, suka menyendiri dan murung, mengungkapkan
hidupnya sudah tidak berguna lagi, sehinggan klien melakukan percobaan bunuh
diri

ANALISA DATA
DATA MASALAH KEPERAWATAN
1. Klien mencoba bunuh diri Resiko menciderai dirinya sendiri

17
2. Klien mengatakan dirinya Harga diri rendah kronis
sudah tidak berguna lagi
3. Klien suka menyendiri dan Isolasi social
murung
4. Klien tampak lusuh Deficit perawatan diri

POHON MASALAH

KOPING MALADAPTIF ( CORE PROBLEM / CP )

PERILAKU BUNUH DIRI ( CAUSA )

RESIKO MENCEDERAI DIRI ( EFEK )

18
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

Pertemuan : Ke 1 dengan klien


Tanggal : 16 Juli 2014
Jam : 08.00 WIB

FASE PRA INTERAKSI


a. Masalah : Resiko Bunuh Diri
b. Proses keperawatan
1. Kondisi klien : klien mengatakan hidupnya sudah tidak berguna lagi dan
mencoba bunuh diri dengan meminum pembersih lantai
2. Diagnosa : Resiko Bunuh Diri
TUK
TUK 1 : klien dapat membina hubungan saling percaya
TUK 2 : Klien dapat terlindung dari perlaku bunuh diri

3. Rencana Tindakan ( SP 1)
a. Membina hubungan saling percaya
b. Melindungi klien dari perilaku bunuh diri
c. Modifikasi lingkungan klien :
- Jauhkan dari benda – benda yang dapat digunakan untuk bunuh diri
- Tempatkan klien di ruangan yang nyaman dan mudah terlihat oleh perawat
d. Awasi klien secara ketat setiap saat
e. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
f. Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

FASE ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi bapak, perkenalkan nama saya B saya mahasiswa dari Stikes Bina
Sehat Ppni Mojokerto. Kalau boleh tahu nama bapak siapa? Bapak biasanya
dipanggil siapa?
b. Evaluasi atau Validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana tidurnya semalam pak?
c. Kontrak

19
- Topik : Bapak bagaimana kalau kita bicara mengenai apa yang bapak rasakan
selama ini?
- Tempat : Kita berbicara dimana pak? Bagaimana kalau kita berbicara ditaman?
- Waktu : Bagaimana kalau kita berbicara sekarang pak? Bapak bisa?
Cuma 30 menit saja pak

FASE KERJA
( Sebelumnya perawat harus melakukan modifikasi lingkungan pasien dulu, yaitu dengan
menjauhkan benda-benda yang dapat digunakan untuk bunuh diri )
“ Bagaimana perasaan bapak setelah mengalami kejadian ini? Apakah dengan kegagalan
yang bapak alami ini bapak merasa paling menderita di dunia ini? Apakah bapak masih
merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Maaf pak kalau boleh tahu mengapa
bapak ingin mengakhiri hidup? Padahal bapak kan masih terbilang muda. Jika iya, bapak
menggunakan cara apa? Apakah bapak tidak takut mati? Jika bapak masih ada rasa takut,
kenapa bapak tidak mencoba melawan keinginan tersebut? Apakah bapak sudah
mempunyai seorang anak? “ Apa yang akan bapak lakukan kalau keinginan bunuh diri
muncul? “.
Bapak kalau boleh saya menyarankan, bapak bisa menceritakan masalah bapak kepada
orang yang bisa bapak percaya, saya juga bersedia mendengarkan cerita bapak, saya akan
menemani bapak. Masih ada banyak cara lain untuk menyelesaikan masalah, bukan dengan
jalan mengakhiri kehidupan. Saya yakin bapak adalah orang yang kuat dan bisa menjadi
seorang bapak yang baik untuk anak bapak nantinya, dan saya juga yakin sekali kalau anak
bapak nanti menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Bila keinginan bunuh diri
tersebut muncul, bapak bisa melawannya dengan mencoba selalu berfikir positif. Bapak
bisa menceritakan masalah bapak kepada orang yang dipercaya, termasuk para perawat
disini. Kami akan menemani bapak terus, jadi para perawat disini setia menemani bapak
kapanpun.
“ Saya percaya bapak adalah orang yang kuat dan dapat mengatasi masalah “

FASE TERMINASI
a. Evaluasi Respon Klien
- Data Subyektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah bercerita sebentar dengan saya? “.
- Data Obyektif

20
Pasien tidak menunjukkan keinginan untuk bunuh diri selama fase kerja dan
klien bersedia berbagi cerita untuk mengalihkan bila keinginan bunuh diri
muncul.
b. Rencana Tindak Lanjut
“ Baiklah bapak, bagaimana kalau nanti kita bercerita kembali mengenai
pengalaman bapak yang menyenangkan dan kegiatan yang bapak sukai? “.
c. Kontrak Akan Datang
- Topik : “ Baiklah bapak, saya rasa cukup perbincangan kita untuk pertemuan
kali ini. Saya senang sekali bisa berbincang- bincang dengan bapak, bagaimana
kalau nanti kita lanjutkan untuk berbicara mengenai aktivitas bapak .
- Waktu : “ Menurut bapak enaknya jam berapa? Bagaimana kalau nanti sore jam
15.00 saya temani bapak jalan-jalan sambil berbincang-bincang? “.
- Tempat : “ Bapak melakukan ho? Bagaimana kalau ditaman? Terima kasih pak
sudah mau berbagi cerita dengan saya “.

21
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

Pertemuan : Ke 2 dengan klien


Tanggal : 16 Juli 2014
Jam : 15.00

FASE PRA INTERAKSI


a. Masalah : Resiko Bunuh Diri
b. Proses Keperaawatan
1. Kondisi klien : klien tampak murung, suka menyendiri, dan penampilan kusut
2. Diagnosa : Resiko Bunuh Diri
TUK 3 : Meningkatkan harga diri klien
3. Rencana Tindakan (SP 2)
a. Mengevaluasi kegiatan yang telah di lakukan ( SP 1)
b. Meningkatkan harga diri klien :
- Mengidentifikasi aspek positif klien
- Mendorong klien untuk berpikir positif terhadap diri sendiri
- Membantu klien mengeksplorasikan perasaan
- Mengidentifikasi sumber – sumber harapan ( misal : hubungan antar sesame,
keyakinan, hal – hal untuk di selesaikan )
c. Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

FASE ORIENTASI
a. Salam terapeutik
Assalamu’alaikum pak, masih ingat dengan saya kan ? saya perawat yang
berbincang – bincang dengan bapak kemarin.
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Bagaimana tidurnya semalam bu ?
bapak masih ingat kana pa yang kita bicarakan kemarin

c. Kontrak
1. Topik : bapak, seperti yang kita bicarakan tadi pagi, kita akan
berbincang – bincang sambil menikmati udara segar di taman
2. Tempat : bapak mau duduk dimana ? oww, di sini saja. . .baiklah pak

22
3. Waktu : kita berbincang – bincang sekarang bagaimana pak ?

FASE KERJA
Pak, bagaimana udara di taman ini ? segar kan ? bapak suka dengan taman ini ?
oh iya, apakah bapak sudah pernah jalan – jalan ke taman ini ? kalau pernah,
dengan siapa bapak biasanya ke sini ? ( ekspresi klien tampak sedih, dan
berkaca – kaca saat memegang dan melihat tempat duduk yang sedang kami
duduki). Kenapa dengan bangku ini pak ? apakah bapak ingin bercerita sesuatu
? saya siap mendengarkan cerita bapak, jadi istri bapak dulu sering mengajak
jalan – jalan ke taman kalau libur kerja ? baiklah, kalau begitu saya akan akan
mengajak bapak ke tempat lain saja, mari pak. Naah, ini kita sudah sampai di
tempat yang mungkin bisa membuat bapak menjadi lebih nyaman ( masjid).
Apakah bapak masih sedih ? tenang pak, saya tidak akan menyakiti bapak.apa
yang sudah bapak lakukan saat ini sudah sangat bagus, bapak sudah mau
menceritakan apa yang bapak rasakan saat ini, dan bisa mencegah keinginan
bapak untuk bunuh diri yang sering muncul. Bapak sudah sholat ?mari kita
sholat dulu pak kalau bapak belum sholat. Apakah di rumah bapak juga
melaksanakan sholat 5 waktu ?
Sepertinya sudah mulai gelap pak, mari kita pulang. Tapi jangan lupa di rumah
bapak tetap harus melaksanakan sholat yaa. . .

FASE TERMINASI
a. Evaluasi respon klien
- Data subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang – bincang dengan saya ?
- Data obyektif
Pasien dapat mengungkapkan perasaannya dan menerapkan cara untuk
mengalihkan keinginan bunuh diri yang sering muncul meskipun rasa takut
pasien terulang kembali, ekspresi klien tampak sedih saat melihat bangku dan
jalan – jalan di taman, namun klien tampak lebih tenang ketika saya ajak ke
tempat lain ( masjid )
b. Rencana tindak lanjut
Baiklah pak, bagaiman kalau kita berbincang – bincang tentang rencana masa
depan dan menceritakan pengalaman bapak selam dirawat disini ?
c. Kontrak yang akan datang

23
- Topik : baiklah pak, saya kira sudah cukup perbincangan kita hari ini.
Bagaimana kalau lain kali kita berbincang – bincang lagi tentang rencana masa
depan dan mencerikan pengalaman bapak selama dirawat disini ?
- Waktu : bapak mau kapan ? bagaimana kalau besok pagi kita sambung lagi
?
- Tempat : bapak mau berbincang – bincang dimana ?di sini saja, baiklah pak
besok kita ketemu di sini untuk melanjutkan perbincangan kita hari ini. Terima
- kasih bapak sudah mau berbincang – bincang dengan saya.

24
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri
kehidupan individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk
mati. Prilaku bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan dan ancaman verbal yang
akan mengakibatkan kematian, atau luka yang menyakiti diri sendiri. Terjadinya bunuh
diri dapat diakibatkan oleh depresi maupun gangguan sensori seperti halusinasi.
Penatalaksanaan dilakukan dari segi medis dan keperawatan. Penatalaksanaan medis
yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan terapi farmakologi sedangkan
penatalaksanaan keperawatan yang dilakukan berfokus pada klien dan keluarga klien.
Selain penatalaksanaan, resiko bunuh diri dapat dicegah melalui upaya pencegahan,
baik upaya pencegahan dari diri sendiri tetapi juga upaya pencegahan yang berasal dari
lingkungan klien

2. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui
bagaimana cara mengenali dan merawat orang-orang dengan resiko bunuh diri dengan
baik. Karena dengan adanya manajemen yang baik, maka kejadian bunuh diri dapat
ditekan dan hidup masyarakat akan menjadi lebih baik pula

25
DAFTAR PUSTAKA

Captain. 2008. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC


Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tidakan Keperawatan (LP dan SP) revisi 2012. Jakarta: Salemba
Medika.

Wilkinson, J.M., & Ahern N.R..2012. Buku Saku Diagnosis KeperawatanDiagnosa


NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC Edisi kesembilan. Jakarta: EGC

Yosep, I. 2010.Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

26

Anda mungkin juga menyukai