Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENCAHAYAAN BUATAN

TENTANG
MAKALAH PENCAHAYAAN / PENERANGAN DI TEMPAT KERJA

DISUSUN OLEH :
M.FARID.ARRAZZAQU KRISNA SAKTI(19) XI TITL3

GURU PENGAMPU : 1). BAPAK ADI KUNCORO


2). BAPAK NURHAZIZ

PROGRAM STUDI : TEKNIK INSTALASI LISTRIK PENERANGAN

Jl.Dr.Cipto No.93,Semarang Tengah,Telp (024) 354.5601, Email


:admin@smkn1smg.sch.id
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang berbeda-
beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap
kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan
baik dan mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukung.
Manusia akan mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik apabila ditunjang
oleh lingkungan kerja yang baik. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan
sebagai lingkungan kerja yang baik apabila manusia bisa melaksanakan
kegiatannya dengan optimal dengan sehat, aman dan selamat. Ketidakberesan
lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam waktu yang lama. Lebih jauh lagi
keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang
lebih banyak yang tentunya tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem
kerja yang efisien dan produktif.
Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat
bekerja secara optimal dan produktif, oleh karena itu lingkungan kerja harus
ditangani dan atau di desain sedemikian sehingga menjadi kondusif terhadap
pekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman.
Evaluasi lingkungan dilakukan dengan cara pengukuran kondisi tempat kerja dan
mengetahui respon pekerja terhadap paparan lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang baik dan sesuai dengan kondisi manusia
(pekerja) tentu saja akan memberikan pengaruh yang besar terhadap pekerja itu
sendiri dan tentu saja terhadap produktivitas kerja yang dihasilkan. faktor
lingkungan kerja seperti kebisingan, temperatur, getaran dan pencahayaan
merupakan suatu masalah yang harus ditangani secara serius dan
berkesinambungan. Suara yang bising, temperatur yang panas getaran dan
pencahayaan yang kurang di dalam tempat kerja merupakan salah satu sumber
yang mengakibatkan tekanan kerja dan penurunan produktivitas kerja.

2. RUMUSAN MASALAH
1.Apa pengertian dari penerangan di tempat kerja ?
2.Apa fungsi penglihatan di tempat kerja?
3.Apa saja macam-macam system dan tingkat pencahayaan di tempat kerja?
4.Apa dampak dari penerangan yang tidak baik di tempat kerja ?
5.Bagaimana cara pengendalian penerangan di tempat kerja ?
3. TUJUAN
TUJUAN UMUM
Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas kuliah dan
kelompok dalam mata kuliah pengantar ilmu kesehatan masyarakat. Dan juga
kami sebagai penulis ingin memberikan informasi untukmengetahui fungsi dan
peranan penerangan di tempat kerja yang dapat mempengaruhi produktivitas
pekerja.
TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui pengertian dari penerangan di tempat kerja
2. Fungsi penglihatan di tempat kerja
3. Mengetahui macam-macam system pencahayaan di tempat kerja
4. Mengetahui tingkat pencahayaan di lingkungan kerja
5. Mengetahui penerangan di tempat kerja
6. Pengaruh atau dampak penerangan yang tidak baik di tempat kerja
7. Mengetahui cara pengendalian penerangan di tempat kerja.
BAB II
ISI

1. PENGERTIAN PENERANGAN
Hampir semua tempat kerja selalu membutuhkan penerangan yang baik sesuai
dengan tingkat ketelitian dan jenis pekerjaan yang berlangsung di tempat kerja
tersebut.
Penerangan di tempat kerja yang baik adalah penerangan yang memungkinkan
tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakannya dengan mudah, jelas dan tanpa
upaya yang berlebihan dari indera penglihatannya sehingga mereka dapat
melakukan pekerjaannya dengan cepat, teliti dan aman. Hal ini selain akan dapat
meningkatkan produktivitas kerjanya juga akan dapat meningkatkan kualitas
produk yang dihasilkannya. Selain itu penerangan yang baik di tempat kerja dapat
membantu menciptakan lingkungan kerja nikmat dan menyenangkan sehingga
tenaga kerja dapat bekerja dcngan aman dan nyaman serta menghambat timbulnya
kelelahan pada tenaga kerja terutama kelelahan yang disebabkan oleh faktor
psikis.
Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan.
Satuannya adalah lux (1 lm/m2), dimana lm adalah lumens atau lux cahaya.Alat
pengukur intensitas cahaya adalah Lux Meter. Salah satu faktor penting dari
lingkungan kerja yang dapat memberikan kepuasan dan produktivitas adalah
adanya penerangan yang baik. Penerangan yang baik adalah penerangan yang
memungkinkan pekerja dapat melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas,
cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu.Penerangan yang cukup dan diatur
dengan baik juga akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
dan menyenangkan sehingga dapat memelihara kegairahan kerja. Telah kita
ketahui hampir semua pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata, dimana
sering kita temui jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan tertentu
agar tenaga kerja dapat dengan jelas mengamati obyek yang sedang dikerjakan.
Secara umum jenis penerangan atau pencahayaan dibedakan menjadi dua yaitu
penerangan buatan (penerangan artifisial) dan penerangan alamiah (dan sinar
matahari). Untuk mengurangi pemborosan energi disarankan untuk mengunakan
penerangan alamiah, akan tetapi setiap tempat kerja harus pula disediakan
penerangan buatan yang memadai. Hal ini untuk menanggulangi jika dalam
keadaan mendung atau kerja di malam hari. Perlu diingat bahwa penggunaan
penerangan buatan harus selalu diadakan perawatan yang baik oleh karena lampu
yang kotor akan menurunkan intensitas penerangan sampai dengan 30%.
2. FUNGSI PENGLIHATAN DI TEMPAT KERJA
Mata sebagai alat penglihatan sangat penting peranannya dalam melakukan
pekerjaan. Dcngan penglihatan, pekerjaan dapat dilakukan dengan baik. Oleh
karena dengan penglihatan keseluruhan dari aspek-aspek pekerjaan dapat dilihat,
disadari, untuk kemudian dikendalikan secara tepat.
Besarnya peranan mata sebagai alat penglihatan dalam melakukan suatu pekerjaan
dipengaruhi oleh dua faktor antara lain :
1.Faktor-faktor dari dalam mata, berupa kemampuan-kemampuan mata dalam
beberapa hal sebagai berikut:
Ketajaman Penglihatan.
Ketajaman penglihatan yaitu kemampuan mata untuk membedakan bagian-bagian
detail yang kecil baik terhadap obyek maupun permukaan. Ketajaman penglihatan
merupakan persepsi yang terpisah atas dua titik yang berdekatan dan persepsi
jarak. Makin tinggi ketajaman penglihatan maka makin jelas dan tediri atas
penglihatannya terhadap obyek kerja, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan dengan
lebih baik dan lebih mudah.
Kepekaan terhadap kontras
Kepekaan terhadap kontras, yaitu kemampuan persepsi terhadap perbedaan
minimal dalam luminensi. Makin tinggi tingkat kepekaan terhadap kontras maka
akan lebih mudah dan lebih cepat membedakan barang-barang yang sama dengan
warna yang hampir sama, sehingga pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan perbandingan warna akan dapat diselesaikan lebih mudah, cepat dan lebih
baik.

Kepekaanterhadap persepsi
Kepekaan terhadap persepsi adalah kemampuan mata untuk rnenafsirkan obyek
kerja yang dilihatnya. Sedang waktu yang diperlukan sejak melihat suatu obyek
sampai timbulnya persepsi penglihatan disebut kecepatan persepsi, Tingkat
kepekaan persepsi akan berpengaruh terhadap kecepatan persepsinya, dan ini juga
akan berpengaruh terhadap pemahaman dan kesadarannya terhadap obyek-obyek
kerja yang dihadapinya.Kemampuan-kemampuan mataseperti yang sudah
disebutkan di atas dipengaruhi oleh.:
a. Daya akomodasi, yaitu kemampuan mata untuk memfokus kepada obyek-
obyek pada jarak-jarak dari titik terdekat sampai titik terjauh. Usia tertentu
berpengaruh terhadap kemampuan ini. Demikian juga. tingkat penerangan
berpengaruh terhadapnya..
b. Lebar kecilnya pupil ; yang tergantung pada intensitas dan sifat penyinaran,
jarak obyek, keadaan emosi dan tingkat kesehatan serta pengaruh bahan kimia.
c. Adaptasi retina, yaitu perubahan kepekaan retina atas dasar penerangan atau
perubahan penerangan, Dikenal istilah-istilah adaptasi gelap, adaptasi terang dan
adaptasi sebagain (partial).

2.Faktor-faktor dari luar mata meliputi :


Luminensi (Brightness) dari lapangan penglihatan.
Jumlah cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan obyek kerja sangat
mempengaruhi tingkat kejelasan mata dalam melihat obyek kerja tersebut. Makin
banyak cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek kerja maka obyek
kerja akan makin jelas kelihatan dengan batas maksimum 5000 asb. (± 1600
cd/m2).
Ukuran obyek.
Makin besar ukuran obyek maka makin mudah dilihat mata normal pada tingkat
penerangan yang cukup. Ukuran obyek biasanya dinyatakan dalam derajat, yaitu
sudut antara garis lurus ujung-ujung obyek ke arah mata. D= Ukuran obyek dalam
derajat , Jika ukuran obyek terkecil yang masih dapat dilihat mata normal adalah
Do, maka besarnya tingkat kejelasan obyek (visibilitas)nya adalah R =
D/Do.Apabila derajat visibilitas obyek lebih dari 2,5 maka obyek akan mudah
dilihat, jika visibilitas antara 1 - 2,5 maka obyek dapat dilihat namun harus
dengan upaya yang kontinyu dan jika visibilitasnya kurang dari 1 maka obyek
tidak dapat dilihat dengan jelas meskipun dengan upaya maksimum.
Derajat kontras antara obyek dan sekelilingnya.
Kontras merupakan perbedaan luminensi antara dua permukaan yang dalam hal
ini adalah permukaan obyek dan sekelilingnya.Derajat kontras akan selalu
berkisar antara 0-1. Makin besar derajat kontras maka makin jelas mata melihat
obyek kerjanya, dengan angkamaksimum 0,9 atau perbedaan luminensi 10: 1.
Lamanya melihat.
Suatu obyek jika dalam keadaan sepintas tidak kelihatan dengan jelas, maka jika
diperhatikan dengan seksama akan kelihatan lebih jelas. Jadi makin lama waktu
melihat maka obyek makin jelas terlihat.Faktor-faktor tersebut satu dengan yang
lainnya dapat mengimbangi, misalnya suatu obyek dengan kontras yang kurang
dapat dilihat dengan jelas apabila obyek tersebut cukup besar ukurannya atau
apabila mendapat penerangan yang cukup memadai.
3. SISTEM PENERANGAN DI TEMPAT KERJA
Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka
diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem
pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5
macam yaitu:
1. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting).
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang
perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan,
tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang
mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya.
Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada
didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan.
2. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting).
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu
diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan
sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui
bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean
pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-
90%.
3. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting).
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu
disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam
pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan
setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan
dan kesilauan masih ditemui.
4. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting).
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas,
sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal
disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada
sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
5. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting).
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian
atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-
langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan
yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan
kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh
pada permukaan kerja.
4. TINGKAT PENCAHAYAAN DI LINGKUNGAN KERJA
Tingkat pencahayaan ataupenerangan pada-tiap tiap pekerjaan berbeda tergantung
sifat dan jenis pekerjaannya. Sebagai contoh gudang memerlukan intensitas
penerangan yang lebih rendah dan tempat kerja administrasi, dimana diperlukan
ketelitian yang lebih tinggi. Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja salah satunya adalah
pencahayaan.
Tabel Intensitas cahaya di ruang kerja

Tingkat
Jenis Kegiatan Pencahayaan Keterangan
Minimal (lux)

Ruang penyimpanan dan peralatan atau


Pekerjaan kasar dan
100 instalasi yang memerlukan pekerjaan
tidak terus-menerus
kontinyu

Pekerjaan kasar dan Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar


200
terus-menerus

Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan


Pekerjaan rutin 300
mesin dan perakitan

Pembuatan gambar atau bekerja dengan


Pekerjaan agak
500 mesin kantor, pemeriksaan atau pekerjaan
halus
dengan mesin

Pemilihan warna, pemrosesan tekstil,


Pekerjaan halus 1000
pekerjaan mesin halus dan perakitan halus

1500 Mengukir dengan tangan, pemeriksaan


Pekerjaan sangat tidak pekerjaan mesin, dan perakitan yang sangat
halus halus
menimbulkan
bayangan

3000 Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat


Pekerjaan terinci halus
tidakmenimbul
kan

Sebagai contoh di Australia menggunakan standar AS 1680 untuk ‘Interior


Lighting‘ yang mengatur intensitas penerangan sesuai dengan jenis dan sifat
pekerjaannya. Secara ringkas intensitas penerangan yang dimaksud dapat
dijelaskan,sebagai berikut:
1. Penerangan untuk halaman dan jalan-jalan di lingkungan perusahaan harus
mempunyai intensitas penerangan paling sedikit 20 lux.
2. Penerangan untuk pekerjaan-pekerjaan yang hanya membedakan barang kasar
dan besar paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 50 lux.
3. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang-barang
kecil secara sepintas paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 100 lux.
4. Penerangan untuk pekerjaan yang membeda-bedakan barang kecil agak teliti
paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 200 lux..
5. Penerangan untuk pekerjaan yang membedakan dengan teliti dan barang-barang
yang kecil dan halus, paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 300 lux.
6. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang halus
dengan kontras yang sedang dalam waktu yang lama, harus mempunyai intensitas
penerangan paling sedikit 500 - 1000 lux.
7. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang yang sangat
halus dengan kontras yang kurang dan dalam waktu yang lama, harus mempunyai
intensitas penerangan paling sedikit 2000 lux.
Tenaga kerja dapat melihat obyek yang dikerjakannya karena adanya cahaya
yang dipancarkan atau dipantulkan oleh obyek kerja tersebut menuju dan di
tangkap oleh mata tenaga kerja.Cahaya tersebut masuk ke mata tenaga kerja
melalui conjunctiva, kornea, pupil pada iris, lensa mata, badan vitreus dan
kemudian jatuh ke retina. Untuk itu maka lensa mata dapat lebih atau kurang
dicembungkan sehingga cahaya dapat jatuh tepat pada retina. Di dalam retina,
karena adanya cahaya maka timbul impuls pada ujung-ujung serabut sel saraf
retina yang diteruskan menuju saraf Optik dalam otak sehingga akan
menimbulkanpensepsi.
Intensitas penerangan yang kurang dapat menyebabkan gangguna visibilitas dan
eyestrain.Sebaliknya intensitas penerangan yang berlebihan juga dapat
menyebabkan glare, reflections,excessive shadows, visibility dan
eyestrain.Tingkat penerangan di tempat kerja dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Tingkat Penerangan Kurang.
Apabila cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan obyek kerja dan masuk
ke retina mata tenaga kerja tersebut sangat kurang maka impuls yang terjadi pada
ujung-ujung serabut sel saraf retina akan sangat lemah.Hal ini akan menyebabkan
obyek kerja tersebut terlihat kurang jelas, pada hal obyek kerja tersebut harus
dilihat dengan jelas oleh tenaga kerja karena harus dikerjakannya, maka mata
tenaga kerja akan mengadakan berbagai upaya yaitu dengan membelalakan mata
atau dengan lebih mendekatkan matanya terhadap obyek kerja.
Pada waktu mata membelalak, maka otot dilatator pada iris berkontraksi sehingga
pupil melebar untuk memperbanyak jumlah cahaya yang jatuh ke retina, dan jika
tenaga kerja lebih mendekatkan matanya terhadap obyek kerja untuk memperjelas
bayangan obyek tersebut pada retina, ini berarti akomodasi lensa mata lebih
dipaksakan. Jika hal ini terjadi agak lama dan terus menerus maka akan terjadi
kelelahan mata yang ditandai dengan adanya penglihatan kabur dan rangkap,
mata merah berair dan perasaan pegal-pegal di sekitar mata.
b. Tingkat Penerangan Berlebihan.
Kemampuan retina mata menerima cahaya adalah terbatas, maka apabila cahaya
baik yang langsung dari sumbernya maupun yang dipantulkan obyek kerja dan
masuk ke retina tenaga kerja sangat berlebihan sehingga melampaui batas
kemampuannya maka akan timbul kesilauan. Ini akan menyebabkan mata tenaga
kerja melakukan upaya yaitu dengan- berkontraksinya otot spincter pada iris
sehingga celah pupil mengecil untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk dan
jatuh pada retina. Selain itu cahaya yang sangat berlebihan yang jatuh pada retina
mata akan menimbulkan impuls pada ujung-ujung serabut sel saraf pada retina
yang akan merangsang saraf optik yang terlalu besar sehingga dapat merusak sel-
sel saraf pada retina tersebut, yaitu terlepas dari sklera. Oleh sebab itu terjadinya
kesilauan mata akan dapat menyebabkan kelelahan mata berupa mata memerah,
pandangan gelap dan kabur serta kerusakan pada retina yang pada akhimya dapat
menimbulkan kebutaan.Kita tahu bahwa tiap benda yang menangkap cahaya dan
menyerapnya maka cahaya yang diserap tersebut akan diubah nenjadi kalor
(panas). Demikian juga jika sejumlah cahaya mengenai mata maka sebagian
cahaya tersebut akan diserap dan diubah menjadi kalor sehingga permukaan mata
akan semakin panas. Apabila timbulnya kalor ini terlalu banyak maka mata akan
semakin panas dan mengadakan reaksi dengan mengeluarkan air mata. Hal ini
jelas akan mengganggu pandangan mata. Selain itu panas yang tinggi pada mata
dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ mata berupa keratitis dan
konjunctifitis thermis.

5. EFEK ATAU DAMPAK DARI PENCAHAYAANYANG KURANG


BAIK DI TEMPAT KERJA
Penerangan yang tidak baik akan menyebabkan tenaga kerja mengalami kesulitan
dalam melihat obyek yang dikerjakannya dengan jelas. Hal ini selain akan
menyebabkan tenaga kerja lamban dalam melaksanakan pekerjaanya juga akan
dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Selain itu
penerangan di tempat kerja yang kurang baik akan menyebabkan tenaga kerja
mengeluarkan upaya yang berlebihan dari indera penglihatannya, misalnya
dengan lebih mendekatkan indera penglihatannya terhadap obyek yang
dikerjakannya, ini berarti akomodasi lebih dipaksakan.
Hal ini akan dapat lebih memudahkan timbulnya kelelahan mata yang ditandai
dengan terjadinya penglihatan rangkap dan kabur, mata berair dan disertai
perasaan sakit kepala disekitar mata. Selain itu kelelahan mata yang berlangsung
agak lama akan dapat menimbulkan terjadinya kelelahan mental yang ditandai
dengan gejala-gejalanya meliputi sakit kepala dan penurunan intelektual, daya
konsenrrasi dan kecepatan berfikir. Lebih lanjut semua itu akan dapat
menyebabkan kerusakan pada indra penglihatan yang lebih parah.
Menurut Grandjean (1993) penerangan yang tidak didesain dengan baik akan
menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh dan
penerangan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan dampak, yaitu:
1.Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan effisiensi kerja.
2.Kelelahan mental, fisik dan psikologis.
3.Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
4.Kerusakan indra mata dan lain-lain.
Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara kepada
penurunan performa kerja, antara lain :Kehilangan
produktivitas ,kualitas kerjarendah,vcbanyak terjadi kesalahan dalam bekerja,
kecelakan dan penyakit akibat kerja meningkat.

6. PENGENDALIAN PENERANGAN DI LINGKUNGAN KERJA


Sangatlah penting suatu usaha preventif di berdayakan dalam suatu lingkuangan
kerja yang dapat membantu produktivitas pekerja, usaha-usaha atau cara
pengendalian penerenganan di lingkungan kerja dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1. Memakai APD(alat pelindung diri) , seperti misalnya memakai kaca mata
kobalt biru bagi mereka yang bekerja menghadapi pancaran cahaya infra
merah.Selain itu sinar matahari juga mengandung cahaya ultra ungu. Untuk itu
mencegah timbulnya efek cahaya ultra ungu pada mata maka tenaga kerja yang
menghadapi cahaya tersebut perlu memakai kaca mata berlapis timah hitam.
2. Mengatur kondisi lingkungan kerja seperti banyak bukaan-bukaan untuk
masuknya cahaya alami, dan ventilasi.
3. Mengatur intensitas penerangan di lingkungan kerja, agar cahaya tak terlalu
silau atupu terlalu redup.
4. Pengecekan, pembersihan, penggantian berkala alat-alat yang digunakan
sebagai sumber cahaya.
Dengan pengendalian faktor-faktor yang berbahaya di lingkungan kerja
diharapkan akan tercipta lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan
produktif bagi tenaga kerja. Hal tersebut dimaksudkan untuk menurunkan angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja sehingga akan meningkatkan produktivitas
tenaga kerja.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan.
Satuannya adalah lux (1 lm/m2), dimana lm adalah lumens atau lux cahaya. Salah
satu faktor penting dari lingkkungan kerja yang dapat memberikan kepuasan dan
produktivitas adalah adanya penerangan yang baik. Penerangan yang baik adalah
penerangan yang memungkinkan pekerja dapat melihat obyek-obyek yang
dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu.Penerangan
yang cukup dan diatur dengan baik juga akan membantu menciptakan lingkungan
kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat memelihara kegairahan
kerja. Telah kita ketahui hampir semua pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi
mata, dimana sering kita temui jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat
penerangan tertentu agar tenaga kerja dapat dengan jelas mengamati obyek yang
sedang dikerjakan.

Intensitas penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaannnya jelas akan dapat
meningkatkan produktivitas kerja..
B. SARAN
Pengendalian penerangan atau pencahayaan di lingkungan kerja harus senantiasa
di perhatikan oleh pemilik usahaatau tempat kerja karena tidak hanya akan
menimbulkan kerugian materi namun juga menimbulkan peningkatan
kualitas atau mutu hasil produksi,serta dapat menurunkan angka kecelakaan dan
penyakit akibat kerja di tempat kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Arya, wisnu.2004.Dampak Pencahayaan Di Tempat Kerja.Yogyakarta:Penerbit


Andi
Soedomo, mustikahadi. 2001.Pencemaran Udara.Bandung:ITB Bandung
http://jurnalingkungankerja.wordpress.com/pencahayaan/

Anda mungkin juga menyukai