Anda di halaman 1dari 67

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI – NILAI DASAR ASN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENURUNAN KASUS IBU HAMIL


KURANG ENERGI KRONIS (KEK) DAN ANEMIA DALAM
MENGURANGI DAMPAK YANG DITIMBULKAN
DI UPTD PUSKESMAS SONOKIDUL

DISUSUN OLEH:

Nama : ANITA DIAN SETYANINGRUM, A.Md. Gz


NIP : 19921008 201902 2 013
No Absen : 16
Jabatan : NUTRISIONIS TERAMPIL
Dinas Instansi: UPTD PUSKESMAS SONOKIDUL

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XL

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA


BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Judul : UPAYA PENCEGAHAN DANPENURUNAN KASUS IBU


HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK) DAN ANEMIA
DALAM MENGURANGI DAMPAK YANG
DITIMBULKANDIUPTD PUSKESMAS SONOKIDUL
Nama : ANITA DIAN SETYANINGRUM, A.Md, Gz
NIP : 19921008 201902 2 013
Angkatan : XL
No. Presensi : 16

Disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Jumat
Tanggal : 17 Mei 2019
Tempat : Hotel Mustika
Jl. Halmahera No 3 Blora
Blora, 2019
Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Anita Dian Setyaningrum, A.Md. Gz


NIP. 19921008 201902 2 013

Menyetujui,
Coach, Mentor,

SODIKIN,S.S, M.Si CATUR HENDRO Y.,S.Kep,Ns,M.Si


Widyaiswara Muda Penata Tk 1
NIP. 19680324 199803 1 001 NIP.19720605 199403 1 005

i
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Judul : UPAYA PENCEGAHAN DAN PENURUNAN KASUS IBU


HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK) DAN ANEMIA
DALAM MENGURANGI DAMPAK YANG DITIMBULKAN DI
UPTD PUSKESMAS SONOKIDUL
Telah diseminarkan pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 17 Mei 2019
Tempat : Hotel Mustika
Jl. Halmahera No 3 Blora

Blora, 17 Mei 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Anita Dian Setyaningrum, A.Md, Gz


NIP. 19921008 201902 2 013
Mengesahkan,
Coach, Mentor,

SODIKIN, S.S M.SiCATUR HENDRO Y.,S.Kep,Ns,M.Si


Widyaiswara Muda Penata Tk 1
NIP. 19680324 199803 1 001 NIP.19720605 199403 1 005
Narasumber,

M. HARTADI,S.Pd, MSi
Widyaiswara Ahli Madya
NIP.19601106 198302 1 002

ii
PRAKATA

Penulis memenjatkan segala puja dan puji syukur kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar
PNS dengan judul “Upaya Pencegahan Dan Penurunan Kasus Ibu Hamil
Kurang Energi Kronis (Kek) Dan Anemia Dalam Mengurangi Dampak Yang
Ditimbulkan Di Uptd Puskesmas Sonokidul”.

Penulisan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini disusun


sebagai salah satu persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan II Angkatan XL Tahun 2019 yang diselenggarakan di
Hotel Mustika Blora sebagai bentuk pemahaman konseptual dan internalisasi
nilai-nilai dasar PNS yang diterapkan di UPTDPuskesmas Sonokidul.

Dalam menyelesaian rancangan aktualisasi nilai-nilai PNS ini, penulis


menyampaikan terima kasih kepada:

1. Sodikin,S.S, M.Siselaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan


dan arahan kepada penulis sehingga rancangan aktualisasi ini dapat
selesai dengan baik.

2. Catur Hendro Y,S.Kep, Ns, M.Siselaku mentor dan selaku Kepala UPTD
Puskesmas Sonokidul yang telah memberikan masukan, inspirasi dan
arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan
baik.

3. Keluarga yang telah mendukung, mendoakan serta memberi bantuan


sehingga semua kegiatan Pelatihan Dasar CPNS dapat terselesaikan
dengan baik.

4. Seluruh Widyaiswara, dan Panitia yang telah memberikan ilmu,


bimbingannya, dukungan dan fasilitas selama kegiatan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan II Angkatan XL

iii
5. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XL atas
inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya.

Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat memberikan


manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh tentang
implementasi nilai-nilai “ANEKA” dengan prinsip Manajemen Aparatur Sipil
Negara (ASN), Pelayanan Publik dan Whole of Government dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar


pada rancangan ini, oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak
untuk memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun untuk
penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.

Blora, 17 Mei2019

Penulis

Anita Dian Setyaningrum, A.Md, Gz

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii

PRAKATA.............................................................................................. iii

DAFTAR ISI .......................................................................................... v

DAFTAR TABEL .................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Identifikasi Isu, Penetapan Isu,dan Rumusan Masalah ............. 4

C. Tujuan .......................................................................................... 8

D. Manfaat ....................................................................................... 8

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku ....................................................................... 9

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara............. 9

2. Analisis Isu Kontemporer...................................................... 12

3. Kesiapsiagaan Bela Negara.................................................. 15

B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil .......................................... 17

1. Akuntabilitas ......................................................................... 17

2. Nasionalisme ........................................................................ 18

3. Etika Publik........................................................................... 23

v
4. Komitmen Mutu .................................................................... 24

5. Anti Korupsi........................................................................... 26

C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ..................................... 29

1. Manajemen ASN .................................................................. 31

2. Pelayanan Publik ................................................................. 31

3. Whole of Goverment ............................................................ 32

D. Tinjauan Umum tentang Ibu Hamil KEK/Anemia......................... 33

BAB III. TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi ........................................................................... 35

1. Peta Wilayah ....................................................................... 36

2. Visi, Misi, serta Nilai Organisasi ........................................... 37

3. Struktur Organisasi .............................................................. 38

4. Jumlah Penduduk …………………………………………….. 40

B. Role Model ................................................................................... 42

C Tugas Pokok................................................................................. 43

BAB IV. RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi........................................ 45

B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan....................................... 52

C. Antisipasi dan Strategi menghadapi kendala................................ 55

BAB V. PENUTUP …………………………………………………………. 56

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 57

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil isu yang teridentifikasi ................................................. 4

Tabel 1.2 Parameter APKL ................................................................... 5

Tabel 1.3 Penetapan isu dengan APKL................................................ 5

Tabel 1.4 Penjelasan USG.................................................................... 5

Tabel 1.5 Parameter USG..................................................................... 7

Tabel 1.6 Penetapan isu USG............................................................... 7

Tabel 3.1 Penduduk Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin............ 40

Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Kesehatan …………………….................. 41

Tabel 3.3 Jumlah Tenaga Kesehatan berdasarkan Pendidikan........... 41

Tabel 3.4 Sarana kesehatan…………………………………….............. 42

Tabel 4.1 Isu terpilih………………………………………….................... 46

Tabel 4.2 Pemecahan Isu……...…………………………….................... 47

Tabel 4.3 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ……… 52

Tabel 4.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala........................ 54

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Faktor Perubahan yang mempengaruhi Kinerja 11


PNS…………………………………………………………...
Gambar 2.2 Tingkatan Akuntabilitas…………………………………... 11
Gambar 3.1 Gambar Bagan Organisasi UPTD Puskesmas 38
Sonokidul………………………………………………….
Gambar 3.2 Gambar peta Wilayah........…………………..................... 41
Gambar 3.3 Gambar Role Model .........…………………..................... 42

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai
negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan
publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI.
Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3) dan
ayat (4) tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi
Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan
terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu
tahun masa percobaan. MerujukPeraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan untuk membangun moral, kejujuran,
semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme
serta kompetensi bidang.
Pelatihan yangmemadukan pembelajaran klasikal dan non-
klasikal di tempat pelatihan dan di tempat tugas sehingga
memungkinkan peserta mampu mengaktualisasikan dan membuatnya
menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya.Karakter
PNS profesional dibentuk dari sikap dan perilaku disiplin PNS, nilai-
nilai dasar profesi PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI serta mengusai tugasnya sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan publik.
Peran ASN di bidang kesehatan melalui kegiatan mewujudkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas prima di Puskesmas meliputi

1
pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.Salah satu
upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas yaitu melalui program gizi
masyarakat.
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam
mengukur status gizi masyarakat.Jika asupan gizi untuk ibu hamil dari
makanan tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi
defisiensi zat gizi. Kehamilan menyebabkan meningkatnya
metabolisme energi. Karena itu, kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi
tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan besarnya organ kandungan, serta perubahan komposisi
dan metabolisme tubuh ibu. Termasuk kekurangan zat besi yang
dialami ibu hamil, sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang
diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak
sempurna. Ibu hamil dikatakan mengalami anemia apabila memiliki
kadar hemoglobin (Hb) < 11 g/dl (Rahmaniar dkk, 2011).
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang
disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara
energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak
tercukupi. Ibu hamil yang menderita KEK (LILA kurang dari 23,5 cm)
mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau
resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) 5 kali
lebih besar dibandingkan ibu hamil yang tidak KEK (Hidayanti,2004)
Berdasarkan data Riskesdas 2013, di Indonesia masih terdapat
masalah tingginya angka anemia ibu hamil 37,1%; Kurang Energi
Kronik (KEK) pada Ibu Hamil 24,2%, Sedangkan menurut data
laporan gizi tahun 2018 UPTD Puskesmas Sonokidul, sebanyak 39
dan 23 ibu hamil dari 348 mengalami KEK dan Anemia. Apabila ibu
mengalami risiko KEK selamahamil akan menimbulkan masalah, baik
padaibu maupun janin. KEK pada ibu hamil dapatmenyebabkan resiko
dan komplikasi padaibu antara lain: anemia, pendarahan, beratbadan
ibu tidak bertambah secara normal,dan terkena penyakit infeksi.

2
Pengaruh KEKterhadap proses persalinan dapatmengakibatkan
persalinan sulit dan lama,persalinan sebelum waktunya
(prematur),pendarahan setelah persalinan, sertapersalinan dengan
operasi cenderungmeningkat. KEK ibu hamil dapatmempengaruhi
proses pertumbuhan janindan dapat menimbulkan keguguran,
abortus,bayi lahir mati, kematian neonatal, cacatbawaan, anemia
pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahirdengan
berat badan lahir rendah (BBLR).Bila BBLR bayi mempunyai resiko
kematian,gizi kurang, serta gangguanpertumbuhan.
Adanya permasalahan tersebut, perlu upaya untuk mencegah
dan menurunkan kasus ibu hamil KEK dan Anemia sehingga kasus
tersebut bisa ditekan dan tidak bertambah banyak serta intervensi
yang dilakukan bisa mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat ibu
hamil KEK dan Anemia di UPTD Puskesmas Sonokidul.

3
B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Isu

Dalam proses meningkatkan Mutu Pelayanan UPTD


Puskesmas Sonokidulditemukan beberapa isu yang berkaitan
dengan nilai-nilai Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole
of Government. Sebagai pelayan publik isu-isu tersebut sangat
mempengaruhi sehingga menjadi perlu untuk dianalisis
penyebabnya dan ditemukan solusi untuk
menanganinya.Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran
Pegawai Negri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tabel 1.1 Hasil isu yang teridentifikasi


Identifikasi Sumber Kondisi Yang
No Keadaan Saat Ini
Isu isu Diharapkan

Dari jumlah ibu hamil Kasus Ibu hamil KEK


Tingginya dan Anemia bisa
348orang, sejumlah 39
prevalensi ibu dicegah dan
Pelayanan orang mengalami KEK
1. hamil Kurang prevalensi kasus bisa
Publik dan 26 orang
Energi Kronis turun serta
mengalami anemia
(KEK) dan mengurangi dampak
(Data Laporan Gizi
Anemia yang ditimbulkan
tahun 2018)
Tingginya Masih ditemukan balita
prevalensi Pelayanan Penurunan kasus
2. dengan kondisi stunting
kasus balita Publik balita stunting
(pendek)
stunting
Cakupan bayi
Rendahnya mendapat ASI Eksklusif
Pelayanan 0-6 bulan tidak
cakupan ASI Publik
3. Eksklusif 0-6 memenuhi SPM Gizi < Cakupan ASI
85% Eksklusif meningkat
bulan
(Data Laporan Gizi
tahun 2018)

Tingginya Pelayanan Adanya peningkatan


prevalensi Publik Adanya kasus balita status gizi dari buruk
4.
balita gizi gizi kurang/ buruk ke kurang dan kurang
kurang/ buruk ke baik
Belum
Masih ada posyandu Semua posyandu
diterapkannya Manajeme
5. menerapkan sistem 5 menerapkan sistem 5
sistem 5 meja n ASN
meja meja
di posyandu

4
2. Penetapan Isu
a. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Metode APKL
Rancangan aktualisasi yang akan dilaksanaan
menggunakan pendekatan Analisis APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak) digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu isu sebagai berikut.
Tabel 1.2 Tabel parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 2 3
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses
kejadian, sedang hangat dibicarakan di kalangan
masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal
terjadi dalam waktu dekat. jadi bukan isu yang
sudah lepas dari perhatian masyarakat atau isu
yang sudah basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan yang
perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak, masyarakat pelanggan pada
umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan
seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu
saja.
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
wewenang, dan tanggung jawab.
Berikut beberapa isu yang ada padaUPTD Puskesmas
Sonokidul yang ditetapkan menggunakan pendekatan APKL:

Tabel 1.3 Tabel penetapan isu dengan APKL


No Identifikasi Isu Indikator Keterangan
A P K L
1 Tingginya prevalensi ibu hamil + + + + Memenuhi (M)
Kurang Energi Kronis (KEK)
dan Anemia
2 Tingginya prevalensi kasus + + + + Memenuhi (M)
balita stunting
3 Rendahnya cakupan ASI + + - + Tidak Memenuhi
Eksklusif 0-6 bulan Syarat (TMS)
4 Tingginya prevalensi balita gizi + + + + Memenuhi (M)
kurang/ buruk
5 Belum diterapkannya sistem 5 + - - + Tidak Memenuhi
meja di posyandu Syarat (TMS)

5
3. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Analisis USG

Analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang


akan ditindak lanjuti menggunakan Analisis USG (Urgency,
Seriousness, Growth) adalah Adapun indikator analisis USG
adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4 Tabel penjelasan USG


No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk jika
dibiarkan.

Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas yaitu


menggunakan skala likertpada tabel berikut :

6
Tabel 1.5 Tabel parameter USG
Nilai Urgency / Seriousness / Growth /
Mendesak Kegawatan Pertumbuhan
1. Isu tidak Isu tidak begitu serius Isu lamban
mendesak untuk untuk di bahas karena berkembang
segera tidak berdampak ke
diselesaikan hal yang lain
Isu kurang Isu kurang serius Isu kurang cepat
mendesak untuk untuk segera dibahas berkembang
2.
segera karena tidak kurang
diselesaikan berdampak ke hal
yang lain
3. Isu cukup Isu cukup serius untuk Isu cukup cepat
mendesak untuk segera dibahas karena berkembang,
segera akan berdampak ke segera dicegah
diselesaikan hal yang lain
4. Isu mendesak Isu serius untuk Isu cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang
diselesaikan akan berdampak ke untuk segera
hal yang lain dicegah
5. Isu sangat Isu sangat serius untuk Isu sangat cepat
mendesak untuk segera dibahas karena berkembang
segera akan berdampak ke untuk segera
diselesaikan hal yang lain dicegah

Analisis penetapan USG yang dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 1.6 Tabel penetapan isu USG


Indikator
No Isu U S G Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1 2 3 4 5 6 7
Tingginya prevalensi
ibu hamil Kurang
1 5 5 5 15 I
Energi Kronis (KEK)
dan Anemia
Tingginya prevalensi
2 4 4 5 13 II
kasus balita stunting
Tingginya prevalensi
3 kasus balita gizi 4 3 5 12 III
kurangt/ buruk

7
4. Rumusan Masalah

Berdasarkan isu yang telah dianalisa, maka rumusan


masalah kegiatan aktualisasi adalah bagaimana upaya untuk
mencegah dan menurunkan kasus ibu hamil KEK dan Anemia
dalammengurangi dampak yang ditimbulkan di UPTD Puskesmas
Sonokidul
C. Tujuan

Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah


ditemukan, tujuan yang akan dicapai ini adalah menemukan upaya
untuk mencegah dan menurunkan kasus ibu hamil KEK dan Anemia
dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan di UPTD Puskesmas
Sonokidul.

D. Manfaat

Manfaat aktualisasi nilai-nilai dasar PNS antara lain :

1. Bagi Penulis
a. Penulis lebih bisa menjalankan dan mengimplementasikan
perannya dalam lingkup kegiatan sehari-hari menggunakan
nilai-nilai dasar ASN yang telah didapakan selama mengkuti
inclass Diklat Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
b. Penulis dapat mengaktualisaikan nilai-nilai dasar PNS dalam
tugas dan fungsi jabatannya di UPTD. Puskesmas Sonokidul
2. Bagi Organisasi
Dapat memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat
UPTD Puskesmas Sonokidul dari aspek promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif untuk mendukung Visi dan Misi UPTD
Puskesmas Sonokidul.
3. Bagi Stakeholder
TercapainyaBlora sehat secara optimal dan meningkatkan
derajat kesehatan secara umum dan khususnya upaya
kesehatan gizi berbasis masyarakat.

8
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara


Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS
untuk menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan
jasmani dan kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan
kesamaptaan mental, dan tata upacara sipil dan keprotokolan.

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara

Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam


penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku
PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu
mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa
Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan UUD
1945) melalui:

a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan


negara Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa
yang mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang
sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat istiadat
kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat
dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk


menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana
yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai

9
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama
dan menjaga keamanan lingkungan.

c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga


negara Indonesia yang menghormati lambang-lambang
negara dan mentaati peraturan perundang-undangan.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran


berbangsa dan bernegara perlu mendapat perhatian dan
tanggung jawab bersama.Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk
menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik
Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal yang
dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara bagi
PNS yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin
tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak
persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan
PNS dalam setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk
membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan
masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena
dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari
himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa
yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun,
karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan
jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ PNS telah
melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara.

Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk


mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air.Kesadaran bela negara juga
dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam
diri masyarakat.Upaya bela negara selain sebagai kewajiban
dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab

10
dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan
bangsa.Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk
cinta terhadap tanah air kita.

Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami


penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain:

a. Cinta Tanah Air.


Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu
kita cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap
masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air
kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita
mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-
budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya
menjaga nama baik negara kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap
kita yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang
selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya.
Kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah
perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan
menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional
maupun internasional.
c. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para
pahlawan sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar
teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu
keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam
budaya, agama, etnis, dan lain-lain.Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan
hambatan.

11
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela
berkorban untuk bangsa dan negara.Contoh seperti sekarang
ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk
bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka
harus merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk
bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan
hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela menghabiskan
waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi
mendukung langsung para atlet yang berlaga demi
mengharumkan nama bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan
dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam
menjalani profesi masing-masing.

2. Analisis Isu Kontemporer

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,


2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Ke empat level
lingkungan stratejik tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:

12
Gambar 2.1 Model Faktor Perubahan yang mempengaruhi
Kinerja PNS
Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa
perubahan global (globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa
semua bangsa (Negara) untuk berperan serta, jika tidak maka
arus perubahan tersebut akan menghilang dan akan
meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Perubahan global
ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan
membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh
batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang
pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari
satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama
berselang oleh orang di penjuru dunia lainnya.

Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan


kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam
negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan
lain sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang
tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan

13
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam
anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di
lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk
sikap ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.

Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan


perkembangan lingkungan stratejik pada tataran makro
merupakan factor utama yang akan menambah wawasan PNS.
Wawasan tersebut melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi,
Demokrasi, Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional, Dalam
konteks globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak positif
maupun negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan
memberikan pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan
politik Bangsa Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu
dipahami sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional,
kedaulatan negara, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata
di seluruh pelosok Tanah Air, sehingga pada akhirnya akan
membentuk wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut
bermuara pada tantangan penciptaan dan pembangunan daya
saing nasional demi kelangsungan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia
yang semakin terbuka, terhubung, serta tak berbatas.

PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari


eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan
berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan
isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi,
isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/
14
terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi,
proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu
strategis kontemporer.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Untuk melatih kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada


beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap
dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.

Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan


kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada


negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :

15
a. Cinta Tanah Air.
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di
zaman sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam
keluarga. (lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)
Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
d. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam
masyarakat (lingkungan masyarakat).
e. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
f. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
g. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang
tentu kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib
militer atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana
menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga
kelestarian hayati), menjaga aset bangsa, menggunakan produksi
dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik
dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran fisik saja.

Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi


CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :

16
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.

B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil


1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban


yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat
karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus


diperhatikan:

a Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas


ke bawah dimana pimpinan memainkan
peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.

b Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan


kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.

C Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak


tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur dan keyakinan.

17
d Tanggung : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
Jawab perbuatannya yang di sengaja maupun yang
tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.

e Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral


mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda
atau orang.

f Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah


kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.

g Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam


lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

h Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab


harus memiliki gambaran yang jelas tentang
apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.

i Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus


melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.

Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada
otoritas yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability),
akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada
masyarakat luas.

18
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder

Gambar 2.2 Tingkatan Akuntabilitas

2. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan


bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.

Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang


harus diperhatikan, yaitu :

19
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya
danketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia.

20
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
dan bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

21
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.

22
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku
serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik

23
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen
Mutu:

24
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.

25
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.
Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab
atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab
mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan
di masing-masing unit kerja.

5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin “corrUPTDion” (Fockema


Andrea: 1951) atau “corrUPTDus” (Webster Student Dictionary:
1960). Selanjutnya dikatakan bahwa “corrUPTDion” berasal dari
kata “corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa
latin tersebut kemudian dikenal istilah “corUPTDion, corrUPTD”

26
(Inggris), “corrUPTDion” (Perancis) dan
“corrUPTDive/korrUPTDie” (Belanda). Korupsi secara harafiah
adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat
disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam
kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara
jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001
didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. menurut
UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat
penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai
tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.

27
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang
lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua
masalah yang telah dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga,
kekuatan dan pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.
h. Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.

28
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu


1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.

2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan oleh


Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh
dan Intervensi semua Golongan serta Parpol.

3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai


politik.

4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri,


namun demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan


kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan tugas
umum nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS
pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun
sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban
kita di kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun

29
2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban
selaku PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan
negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan,
dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.

30
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem
Merit. Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan; pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan
karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian
dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan
pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen
Aparatur Sipil Negara, 2014).
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.

31
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamen Pelayanan Publik:

a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai


amanat konstitusi

b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga


negara

c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk


mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang

d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-


kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi

3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah

32
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno
& Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegratasi bangsa.

D. Tinjauan Umum tentang Ibu Hamil KEK dan Anemia


1. Definisi KEK dan Anemia
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu
keadaan malnutrisi dimana keadaan ibu menderita kekurangan
makanan yangberlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hamil
secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Helena, 2013).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar <
10,5 gr % pada trimester 2. Anemia yang paling sering di jumpai
dalam kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat besi
karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan.Gangguan

33
penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena
terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya
pada perdarahan.Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg
perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.Jarak
kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat
kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan
menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan
yang baik minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan
sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa
harus menghabiskan cadangan zat besinya (Mardliyanti, 2006)
2. Dampak Ibu hamil KEK dan Anemia
a. Dampak KEK dan Anemia pada Ibu Hamil
1) Apabila terus menerus akan merasa letih
2) Kesemutan
3) Muka tampak pucat
4) Penyakit infeksi
5) Kesulitan sewaku melahirkan
6) ASI yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
bayi
b. Dampak KEK dan Anemia saat kehamilan terhadap janin yang
dikandung
1) Keguguran
2) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan
berat badan lahir rendah (BBLR)
3) Perkembangan otak janin terhambat hingga kemungkinan
nantinya kecerdasan anak akan kurang
4) Cacat bawaan
5) Gizi kurang
6) Bayi lahir sebelum waktunya
7) Perdarahan
8) Kematian bayi

34
BAB III

DISKRIPSI ORGANISASI DI TEMPAT KERJA

A. Profil Organisasi
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 Tahun 2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas menerangkan bahwa Puskesmas
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab meyelenggarakan pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja. Dalam rangka mengemban kewajibannya
Puskesmas berfungsi sebagai (1) pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, (2) pusat pemberdayaan masyarakat, (3)
Pusat pelayanan kesehatan Strata Pertama (pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat). Pelayanan
preventif (pencegahan), promotif (promosi kesehatan), kuratif
(pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan pasien) di tingkat
masyarakat. Sebagai penyelenggara pelayanan, Puskesmas juga
mengemban sebagian tugas Pemerintah Daerah dalam mencapai
Standar Pelayanan Minimal (SPM) kaitannya dengan akses, kualitas
dan manajemen pelayanan. Untuk terselenggarannya berbagai upaya
kesehatan dalam rangka pencapaian SPM tersebut, yang akan
bermuara pada pencapaian target Millenium Development Goals
(MDGs) bidang kesehatan, Puskesmas perlu ditunjang dengan
Manajemen Puskesmas yang baik.
Manajemen Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sistimatik untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang
efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan
oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi
manajemen Puskesmas tersebut meliputi, perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi. Semua fungsi manajemen tersebut harus
dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan. Evaluasi program
kesehatan di Puskesmas pada akhir tahun perlu dikembangkan agar
mengetahui capaian kinerja pembangunan kesehatan. Agar dapat
mengetahui perkembangan pembangunan bidang kesehatan di suatu
35
wilayah maka dikembangkan suatu sistem informasi kesehatan
daerah. Salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan Daerah
adalah “Profil Kesehatan Puskesmas“.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Sonokidul ini memberikan
gambaran tentang sejauh mana perkembangan pembangunan
kesehatan di daerah ini yang dapat dilihat dari berbagai pencapaian
indikator kesehatan. Profil ini juga menjadi penting untuk mengukur
kerberhasilan upaya kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sonokidul, sekaligus menjadi pijakan untuk penyusunan rencana
pembangunan kesehatan, memberikan data dan informasi yang dapat
digunakan sebagai landasan pengembangan sumber daya,
pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi hasil kegiatan secara transparan, efisien dan efektif.
B. Peta Wilayah
UPTD Puskesmas Sonokidul terletak di Jalan Raya Kunduran -
Doplang km 6, Desa Sonokidul, Kecamatan Kunduran dengan luas
wilayah secara geografis 127,98 Km².

36
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Sonokidul sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kerja Puskesmas
Kunduran
2. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Ngawen
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Jati
4. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan
C. Visi
Menjadi pusat kesehatan masyarakat yang berkualitas dan
profesional
D. Misi
Misi mencerminkan peran, fungsi dan kewenangan seluruh
penanggung jawab dan pelaksanaan program secara teknis terhadap
pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan di UPTD
Puskesmas Sonokidul.
Untuk mewujudkan visi tersebut ada 4 misi yang diemban oleh
seluruh petugas pelaksana kesehatan di masing-masing program dan
administrasi UPTD Puskesmas Sonokidul,yaitu :
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
2. Meningkatkan upaya kesehatan inividu, keluarga dan masyarakat
3. Meningkatkan sumber daya manusia
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu,
merata, adil dan terjangkau
E. Tujuan
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat.
F. Tata Nilai
“JEDA“
Jujur
Empati
Disiplin
Akuntabel

37
G. Struktur Organisasi
Kepala UPTD Puskesmas
Sonokidul
Foto 4x6 Catur Hendro
YuniantoS.Kep,Ns,M.Si

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB Ka. Tata Usaha
TIM MUTU AI KP PPI
Foto Sri Wardiyati, Foto Wahyuni, Foto Muntarti, Foto Dr. Dwi Endra Foto Supartini,
4x6 A.Md.Keb A.Md.Keb A.Md.Keb 4x6 Juli Pradito 4x6
4x6 4x6 A.Md.Keb.

Kepegawaian Bendahara Bendahara Barang /


B. Esensial
Aset
Penanggung Jawab UKP Penanggung Jawab Foto Supyanto Fot Sujono
Foto Dr. Dwi Endra Jaringan dan 4x6 Bendahara o
Juli Pradito
Penanggung Jawab UKM 4x6 Fot Jejaringan
Patimah Penerimaan 4x6
Fot Evi Noor
Foto Abdul o
4x6 Wachid A. Klinis o V.
4x6
4x6
Pj. UKM Promosi Kesehatan Pj. Klinik Umum
Fot Sri
o Wahyuning
Foto Ali Imron Foto Soewarto 4x6 sih
4x6 4x6

Pj. UKM KIA. KB. Pj. Gigi


Bendahara
Pengeluaran
Foto Patimah Foto Lia Rizki P. Fot Umi
4x6 4x6 o Kolsum
4x6
Pj. UKM Kesehatan B. Penunjang Fot
Lingkungan
Sugati
Foto Linda Nuraini Pj. Laboratorium o
4x6 4x6
Foto Hermin Sri
4x6 Rahayuk
Pj. UKM Gizi

Foto Anita Dian


A. Klinis
4x6 Setyaningrum
Penanggung Jawab UGD

A. Pengembang Foto Jati Kusuma


an
4x6 Widiastuti 38
Pj. UKS, UKK, Prolanis,
POSBINDU
Foto Linda Nuraini
4x6
H. Sasaran
Sasaran pembangunan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sonokidul adalah tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu
bagi seluruh masyarakat dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Kerjasama lintas sektoral meningkat secara bermakna dalam
pembangunan kesehatan dengan ditandainya adanya kontribusi
positif sektor lain terhadap kesehatan
2. Kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta yang meningkat
dengan terciptanya kemampuan masyarakat untuk memelihara
dan memperbaiki keadaan kesehatannya melalui pelayanan
kesehatan yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan
3. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat yang ditandai
dengan meningkatnya indikator kesehatan masing-masing
program secara bermakna
4. Terciptanya lingkungan fisik dan sosial yang sehat di masyarakat
5. Upaya pelayanan kesehatan yang meningkat dengan
terpenuhinya jumlah sarana kesehatan yang bermutu, jangkauan
dan cakupan pelayanan kesehatan, pemanfaatan pelayanan yang
promotif dan preventif
6. Meningkatnya pengelolaan manajemen kesehatan sebagai dasar
kebijakan selanjutnya
7. Meningkatnya indikator derajat kesehatan masyarakat.
I. Strategi
Strategi yang dijalankan dalam bidang kesehatan di UPTD
Puskesmas Sonokidul sebagai berikut :
1. Konsolidasi seluruh sumber daya yang ada termasuk penyerasian
nilai-nilai budaya kerja sumber daya manusia.
2. Pemantapan manajemen kesehatan di UPTD Puskesmas
Sonokidul yang mandiri dan akuntabel
3. Pemantapan kapasitas dan mutu pelayanan kesehatan melalui
pendayagunaan potensi seluruh sumber daya yang ada dengan
pendekatan paradigma sehat

39
4. Pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan pendekatan
keluarga menuju kemandirian masyarakat yang bertumpu pada
potensi yang ada
5. Meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan serta
pemberian otonomi fungsional pada unit pelayanan kesehatan
terutama yang berada di lini depan dengan berorientasi pada
pelanggan.
6. Meningkatkan advocacy dan kemitraan kepada seluruh
stakeholder dalam mewujudkan pembangunan berwawasan
kesehatan.
7. Memantapkan sistem informasi manajemen sehingga setiap
pengambilan keputusan selalu berdasarkan fakta.
J. Jumlah Penduduk
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk UPTD Puskesmas Sonokidul
No Desa Jumlah Penduduk Jumlah Jumlah Luas
L P Jumlah KK Rumah Wilayah
(Km2)
1 Ngilen 1125 1132 2257 788 647 2,15

2 Plosorejo 1482 1487 2969 983 905 4,21

3 Cungkup 556 559 1115 320 270 2,2

4 Sempu 1391 1376 2767 933 564 3,29

5 Botoreco 3483 3444 6927 2300 1368 24,56

6 Sonokidul 1418 1495 2913 961 806 4,08

7 Kodokan 419 423 842 295 204 1,75

8 Kemiri 1584 1599 3183 1063 967 4,68

9 Buloh 2053 2039 4092 1321 908 12,2

Jumlah 13511 13554 27065 8964 6639 59,12

40
K. Tenaga Kesehatan
Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Kesehatan di UPTD Puskesmas Sonokidul
No Jenis tenaga Jumlah Keterangan
PNS PTT Kontrak
1 Ka puskesmas 1 1
2 Ka tata usaha 1 1
3 Perawat 8 3 2 3
4 Perawat gigi 1 1
5 Bidan 23 11 12
6 Asisten apoteker 1 1
7 Analis laborat 2 2
8 Kesehatan 2 2
Masyarakat
9 Administrasi 4 3

10 Petugas Kebersihan 2 1 1
11 Petugas Gizi 1 1
12 Penjaga Malam 1 1
Jumlah 46 17 6 2
3

Tabel 3.3 Jumlah Tenaga Kesehatan berdasarkan Pendidikan di UPTD


Puskesmas Sonokidul
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (%) Keterangan
1. Magister 1 2,86

2. Sarjana 8 12,43

3. Diploma III 29 69,71

4. Diploma IV 2 5,71

5. SLTA 6 9,29

JUMLAH 46 100

41
L. Sarana Kesehatan
Tabel 3.4 Jumlah Sarana Kesehatan di UPTD Puskesmas Sonokidul
No Desa Sarana Kesehatan
Pustu PKD
1 Ngilen - 1

2 Plosorejo - 1

3 Cungkup - 1

4 Sempu 1 -

5 Botoreco 1 1

6 Sonokidul - -

7 Kodokan - 1

8 Kemiri - 1

9 Buloh - 1

JUMLAH 2 7

M. Role Model
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru
atau baik untuk di contoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat
dan sebagainya.
Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Kepala UPTD
Puskesmas SonokidulCatur Hendro Yunianto, S.Kep, Ns, M.Si.Beliau
adalah pimpinan di kantor yang dapat menjadi panutan, inspirasi,
contoh, dan teladan bagi penulis.

42
Gambar 3.5 Role Model
Selama penulis bekerja di instansi, beliau sosok yang paling
bisa menempatkan diri, dimana kapan dan bagaimana situasi yang
ada. Ayah 4 orang anak ini tetap berwibawa, supel tanpa membuat
batas antara pimpinan dan yang dipimpin.Catur Hendro Yunianto,
S.Kep, Ns, M.Si selalu memberikan solusi yang terbaik dan objektif
terhadap masalah untuk kepentingan puskesmas atau masyarakat
bukan siapa yang menyampaikan melainkan melihat apa yang
disampaikan saat menerima masukan.
Terutama pada rancangan aktualisasi kali ini, beliau sangat
berperan andil dalam rancangan, memberikan masukan- masukan
yang membangun dan kegiatan yang akan saya lakukan berprinsip
bukan hanya formalitas menyelesaikan tugas melainkan sebagaimana
mungkin apa yang akan dikerjakan bisa bermanfaat untuk masyarakat
dan dapat meningkatkan mutu dan pelayanan di UPTD Puskesmas
Sonokidul.
N. Tugas Pokok
1. Tugas Pokok Aparatur Sipil Negara
Undang Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 tahun 2014 Pasal 11
menjelaskan bahwa tugas ASN adalah :
a. Melaksanakan Kebijakan Publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan

43
b. Memberikan Pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
2. Sasaran Kerja Pegawai
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Nutrisionis Terampil:
a. Membuat perencanaan kegiatan gizi tahunan
b. Melaksanakan pelayanan gizi baik dalam gedung maupun
luar gedung
c. Melakukan konseling gizi
d. Melatih kader gizi
e. Melakukan komunikasi, edukasi, dan informasi gizi
f. Menyusun standart dietetic dan kecukupan gizi
g. Melaksanakan pelaksanaan PMT-AS
h. Melakukan distribusi PMT-P, tablet Fe, Vitamin A
i. Menyusun indeks bahan makanan
j. Melakukan penyuluhan kesehatan
k. Membuat pencatatan dan pelaporan gizi
l. Membuat laporan posyandu menggunakan aplikasi
m. Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan

44
BAB IV

RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


Substansi Mata Pelatihan.
Berdasarkan hasil analisis APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak/ Kelayakan) serta USG (Urgensi,
Seriousness, dan Growth), telah ditentukan 1 (satu) isu yang dapat
dikembangkan menjadi berbagai gagasan/kegiatan untuk
penyelesaian masalah dengan melibatkan komponen yang ada.
Dalamrancanganaktualisasi initerdiriatastahapan: 1)
Pengidentifikasian, penyusunandanpenetapan
isuataupermasalahanyangterjadidanharussegera dipecahkan; 2)
Pengajuangagasanpemecahanisu/masalahdengan
menyusunnyadalam daftarrencana
kegiatan,tahapankegiatan,danoutput kegiatan; 3)
Pendeskripsianketerkaitanantarakegiatanyangdiusulkandengan
substansimatapelatihanyaitupelayananpublik,WholeofGovernment,da
n
manajemenASNyangmendasarikegiatanbaiksecaralangsungmaupunt
idak langsung; 4)
Pendeskripsianrencanapelaksanaankegiatanyangdidasari
aktualisasinilai-nilaidasarPNSdankontribusihasilkegiatan; serta 5)
Pendeskripsianhasil kegiatanyangdilandasi olehsubstansi mata
pelatihan terhadappencapaianvisi,misi,
tujuanorganisasi,danpenguatanterhadapnilai- nilai organisasi.
Rancangankegiatanaktualisasimerupakanrencanaoperasional
pelaksanaan aktualisasi dan habituasiyangakan diterapkan oleh
penulis selama 30haridi UPTD Puskesmas Sonokidul. Rancangan
kegiatan aktualisasi disajikan secara rinci dalam tabel 4.1 berikut ini :

45
1. Isu Terpilih
Tabel 4.1 Isu terpilih
1. Tingginya prevalensi kasus ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia
2. Tingginya prevalensi kasus balita stunting
Identifikasi Isu : 3. Rendahnya cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan
4. Tingginya prevalensi balita gizi kurang/ buruk
5. Belum diterapankannya sistem 5 meja di Posyandu
Isu yang
: Tingginya prevalensi kasus ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia
diangkat
Gagasan yang Upaya pencegahan dan penurunan kasus ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia
:
diangkat dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan
1. Melakukan surveilans ibu hamil KEK dan Anemia
2. Membuat leaflet 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
3. Konseling 1000 HPK pada ibu hamil KEK dan Anemia serta pada Calon Pengantin
Kegiatan :
4. Pemberian PMT Pemulihan pada Ibu Hamil KEK dan Anemia
5. Melakukan penyuluhan gizi dan distribusi TabletTambah Darah Bersama pada Remaja Putri di
SMP/ MTs

46
2. Pemecahan Isu
Tabel 4.2 Tabel Pemecahan Isu
Penguatan
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi
No Kegiatan Nilai
Kegiatan Kegiatan Pelatihan Misi Organisasi
Organisasi
1. Melakukan 1. Berkonsultasi 1. Disetujuinya 1. Akuntabilitas Misi 1. Jujur
surveilans dengan Kepala kegiatan Data hasil surveilans Meningkatkan upaya 2. Akuntabel
ibu hamil Puskesmas 2. Form transparan, tidak ada yang kesehatan inividu,
KEK dan 2. Membuat form surveilans dibuat-buat (transparan) keluarga dan masyarakat
Anemia surveilans tercetak 2. Nasionalisme
(skp) 3. Berkoordinasi 3. Bidan desa Musyawarah mufakat dalam
dengan lintas bersedia pembuatan kesepakatan
program menyiapkan dengan lintas program (bidan
(bidan desa) data – data desa) (sila ke-4 musyawarah)
4. Melakukan yang 3. Etika publik
kegiatan diperlukan Berkonsultasi dengan atasan
surveilans 4. Terkumpul dengan penuh sopan santun
5. Mendokument data – data dan hormat (sopan santun
asikan ibu hamil dan hormat)
kegiatan KEK dan 4. Komitmen Mutu
Anemia Meningkatkan mutu pelayanan
puskesmas dengan adanya
form surveilans (orientasi
mutu)
5. Anti Korupsi
Data yang didapat dari
surveilans jujur, dari sumber
yang akurat (jujur)

47
No Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai
Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
2. Membuat 1. Menyiapkan 1. Materi 1000 1. Akuntabilitas Misi Penguatan nilai :
Leaflet 1000 materi 1000 HPK tersedia Adanya kejelasan materi  Meningkatkan upaya 1. Jujur
HPK HPK 2. Layout / dalam leaflet(kejelasan) kesehatan inividu, 2. Akuntabel
(skp) 2. Membuat design leaflet 2. Nasionalisme keluarga dan
design / layout terbentuk Sila ke4, melakukan masyarakat
leaflet 3. Leaflet musyawarah dengan  Menyelenggarakan
3. Mengonsultasi disetujui pimpinan (musyawarah) pelayanan kesehatan
kan dengan 4. Ketersediaan 3. Etika publik dasar yang bermutu,
pimpinan leaflet Berkonsultasi dengan merata, adil dan
4. Mencetak dan atasan dengan terjangkau
menggandaka respect(respect)
n leaflet 1000 4. Komitemen Mutu
HPK Membuat leaflet bertujuan
untuk meningkatkan mutu
pelayanan sehingga
pelanggan puas
(orientasi mutu)
5. Anti Korupsi
Mencetak leaflet sendiri
tanpa bergantung orang
lain (kemandirian)

48
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi Misi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Pelatihan Organisasi Organisasi
3. Konseling 1. Koordinasi dengan 1. Disetujuinya 1. Etika publik Misi Penguatan nilai :
1000 Hari i unit KIA/Imunisasi kesepakatan Melakukan kegiatan  Meningkatkan upaya 1. Jujur
Pertama 2. Membuat form apabila ada ibu konseling dengan luwes dan kesehatan inividu, keluarga 2. Empati
Kehidupan(HP konseling gizi hamil empati (luwes dan empati) dan masyarakat 3. Akuntabel
K) pada ibu 3. Mempersiapkan KEK/Anemia 2. Akuntabilitas  Meningkatkan sumber
hamil KEK alat dan media ataupun calon Dalam penyampaian daya manusia
dan Anemia konseling pengantin konseling dengan jelas  Menyelenggarakan
serta calon 4. Melakukan untuk dirujuk ke tanggung jawab(kejelasan pelayanan kesehatan
pengantin kegiatan konseling Gizi dan tangung jawab) dasar yang bermutu,
(skp) 2. Form konseling 3. Nasionalisme merata, adil dan terjangkau
tercetak Memperlakukan pasien
3. Alat tanpa membeda bedakan
(timbangan,mic agama ( Ketuhanan)
rotoice,pita 4. Komitmen Mutu
LILA) dan Meningkatkan mutu
media (leaflet) pelayanan puskesmas
konseling telah dengan pelaksanaan
siap konseling (orientasi mutu)
4. Pasien mampu 5. Anti Korupsi
menjelaskan Bersikap adil pada semua
ulang tentang pasien (Keadilan)
hasil konseling
dan
dokumentasi

49
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi Misi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Pelatihan Organisasi Organisasi
4. Pemberian 1. Koordinasi dengan 1. Sasaran yang 1. Akuntabilitas Misi Penguatan nilai :
Makanan bidan desa dalam mendapat PMT Dalam membeli bahan  Mendorong kemandirian 1. Jujur
(PMT) mendata sasaran P terdata makanan memilih toko yang masyarakat untuk hidup 2. Empati
Pemulihan ibu hamil KEK/ 2. Disetujuinya menyediakan bahan sehat 3. Disiplin
pada Ibu hamil Anemia yang akan kegiatan makanan komplit,  Meningkatkan upaya 4. Akuntabel
KEK/ Anemia mendapat PMT 3. Ada anggaran mengesampingan kesehatan inividu, keluarga
(skp) Pemulihan dari bendaraha kepentingan pribadi dan masyarakat
2. Melakukan Bantuan (netralitas)  Meningkatkan sumber
konsultasi dengan Operasional 2. Nasionalisme daya manusia
pimpinan Kesehatan Sila ke 4  Menyelenggarakan
3. Melakukan (BOK) untuk melakukan musyawarah pelayanan kesehatan
koordinasi dengan kegiatan dalam berkoordinasi dengan dasar yang bermutu,
bendahara BOK 4. Surat bidan desa (musyawarah) merata, adil dan terjangkau
terkait anggaran pemberitahuan 3. Etika publik
4. Membuat surat tercetak Bersikap luwes serta
pemberitahuan ke 5. Bidan desa menunjukkan berempati saat
desa untuk sudah membagikan PMT-P (luwes
mengundang menerima dan empati)
sasaran ke titipan surat 4. Komitmen Mutu
Puskesmas pemberitahuan Pemberdayaan masyarakat
5. Menitipkan surat untuk kegiatan dimana mengundang
melalui bidan desa 6. Daftar belanja sasaran PMT-P untuk datang
6. Membuat daftar tercetak ke Puskesmas sekaligus
belanja bahan 7. Bahan bisa melakukan kegiatan
makanan Makanan ANC terpadu (Inovasi)
7. Membelanjakan terbeli 5. Anti Korupsi
Bahan Makanan 8. PMT Membagi isi PMT-P sama
8. Membagikan PMT Pemulihan secara adil, tidak
ke sasaran diterima oleh membedakan baik secara isi
sasaran dan maupun kuantitas (kejujuran
dokumentasi dan keadilan)

50
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
5. Melakukan 1. Berkoordinasi 1. Ada anggaran 1. Akuntabilitas Misi Penguatan nilai :
penyuluhan dengan dari BOK untuk Bertanggung jawab dalam  Mendorong kemandirian 1. Jujur
gizi dan bendahara BOK pelaksanaan kegiatan penyuluhan gizi masyarakat untuk hidup 2. Empati
distribusi terkait konsumsi kegiatan (tanggung jawab) sehat 3. Disiplin
Tablet peserta 2. Disetujuinya 2. Nasionalisme  Meningkatkan upaya 4. Akuntabel
Tambah 2. Berkonsultasi konsep Sila ke 4 kesehatan inividu,
Darah (TTD) dengan kegiatan Melakukan musyawarah keluarga dan
pada Remaja pimpinan 3. Surat tercetak dengan pimpinan dan masyarakat
Putri di SMP/ 3. Membuat surat 4. Surat sudah bendahara BOK terkait  Meningkatkan sumber
MTs pemberitahuan terdistribusikan dengan kegiatan daya manusia
(skp) ke sekolah ke sekolah (Musyawarah)  Menyelenggarakan
4. Mendistribusikan melalui bidan 3. Etika publik pelayanan kesehatan
surat desa dan pihak Menyampaikan penyuluhan dasar yang bermutu,
pemberitauan sekolah dengan luwes, tidak dibuat merata, adil dan
melalui bidan sepakat dengan buat, dewasa dan minum terjangkau
desa jadwal tersebut TTD bersam(luwes,
5. Membuat materi 5. Materi kebersamaan, dan dewasa)
penyuluhan dan peyuluhan 4. Komitmen Mutu
mempersiapkan tercetak dan Setelah penyuluhan
TTD TTD siap diharapkan adanya
6. Mempersiapkan 6. Alat dan perbaikan perilaku gizi bagi
alat dan kelengkapan remaja putri (perbaikan
kelengkapan untuk berkelanjutan)
penyuluhan penyuluhan 5. Anti Korupsi
7. Melakukan siap Membuat dan
kegiatan 7. Penyuluhan menyampaikan materi
penyuluhan terlaksana dan dengan jujur, dari sumber
dokumentasi yang akurat (jujur dan
berani)

51
B. JadwalRencanaPelaksanaanKegiatanAktualisasi

Tabel 4.3 JadwalRencanaPelaksanaanKegiatanAktualisasi


BULAN Portofolio
No KEGIATAN MEI JUNI
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Melakukan surveilans ibu Hasil
1 X X X X X
hamil KEK dan Anemia survey,foto

2 Membuat leaflet 1000 Hari X X X X leaflet


Pertama Kehidupan (HPK)
Konseling 1000 HPK pada Form
3 ibu hamil KEK dan Anemia X X X X X X X X konseling,f
serta pada Calon oto
Pengantin
Pemberian PMT Daftar
Pemulihan pada Ibu Hamil belanja,
4
KEK dan Anemia daftar
terima,foto
Melakukan penyuluhan gizi Undangan,
dan distribusi Tablet surat tugas,
Tambah Darah Bersama laporan
5
pada Remaja Putri di SMP/ hasil,
MTs notulen,
foto

6 Menyusun Laporan laporan


Aktualisasi dan Habituasi

52
BULAN
PORTOFOLIO
No KEGIATAN JUNI JULI

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4

1 Melakukan surveilans Hasil survey


ibu hamil KEK dan
foto
Anemia
2 Membuat leaflet 1000 leaflet
Hari Pertama Kehidupan
(HPK)
3 Konseling 1000 HPK - Form
pada ibu hamil KEK dan konseling
Anemia serta pada - foto
Calon Pengantin
4 Pemberian PMT X X X X Daftar belanja,
Pemulihan pada Ibu daftar
Hamil KEK dan Anemia terima,foto

5 Melakukan penyuluhan X X X X X X X X X Undangan,surat


gizi dan distribusi tugas, laporan
TabletTambah Darah hasil, notulen,
Bersama pada Remaja foto
Putri di SMP/ MTs
6 Menyusun Laporan X X X X X X x laporan
Aktualisasi dan Habituasi

53
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Tabel 4.4. Antisipasi dan strategi menghadapi kendala

Kendala yang mungkin Antisipasi dan Strategi


No Kegiatan
terjadi Menghadapi Kendala
Melakukan
Memberi waktu bidan desa
surveilans ibu Data yang diterkumpul
1 lebih dari sehari untuk
hamil KEK dan kurang lengkap
memeriksa kelengkapan data
Anemia
Membuat leaflet
1000 Hari
2 Pertama - -
Kehidupan
(HPK)
Konseling 1000 Saat proses konseling
HPK pada ibu menggunakan komunikasi/
Klien kurang mengerti
hamil KEK dan bahasa yang mudah
3 hasil kesepakatan dari
Anemia serta dimengerti dan klien dimohon
konseling
pada Calon menjelaskan ulang hasil
Pengantin konseling
Pemberian PMT Mengedukasi kepada
Pemulihan pada sasaran bahwa apablia
PMT-P tidak hanya
Ibu Hamil KEK keluarganya ikut
4 dikonsumsi oleh sasaran
dan Anemia mengkonsumsi PMT-P harus
tetapi juga keluarganya
mengganti dengan PMT
swadana
Melakukan
penyuluhan gizi
Melakukan penyuluhan
dan distribusi
Audience kurang paham dengan bantuan media dan
Tablet Tambah
5 terhadap materi dan tidak memotivasi bahwa TTd itu
Darah (TTD)
mau minum TTD bukan obat melainkan
Bersama pada
suplemen pintar
Remaja Putri di
SMP/ MTs

54
BAB V

PENUTUP

Rancangan aktualisasi ini juga mencoba menganalisis kegiatan


mensingkronisasikan nilai dasar PNS yang bisa di terapkan di antaranya
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi
setra kedudukan PNS di didalam NKRI seperti Whole of Goverment,
Pelayan Publik, ataupun Manajemen ASN yang akan di aktualisasi kan
selama proses habituasi.
Pentingnya penyusunan rancangan aktualisasi dan habituasi ini
diharapakan dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan 5 kegiatan.
Kegiatan-kegiatan tersebut kemungkinan mengalami kendala sehingga
rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara optimal atau tidak
tercapai aktualisasinya. Oleh sebab itu Penulis berharap agar rancangan
aktualisasi di UPTD Puskesmas Sonokidulbisa berjalan sebagaimana
jadwal dan tahapan yang telah diusun dengan dukungan segenap pihak.
Dampak yang akan terjadi apabila isu tidak dipecahkan adalah
menurunnya derajat kesehatan UPTD Puskesmas Sonokidul dan
meningkatnya prevalensi Ibu hamil KEK dan Anemia serta banyak
dampak yang ditimbulkan akibat ibu hamil KEK/Anemia di UPTD
Pusekesmas Sonokidul.

55
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman, Pengantar Statistik Kesehatan, Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta, 1995
Daud, Anwar, Dasar- Dasar Kesehatan Lingkungan, FKM- Unhas,
Makassar, 2001
Entjang, Indan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Citra Aditya Bakti, Cetakan
ke-XIII, Bandung, 2000
Fatimah, Elly, dan Erna Irawati. 2016. Manajemen ASN. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Kusumasari, Bevaola, Septiana Dwiputrianti, dan Enda Laluk Allo. 2015.
Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Latief, Yudi, Adi Suryanto, dan Abdul Aziz Muslim. 2015. Nasionalisme.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Pemerintah Indonesia. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Sekertariat Negara.
Pemerintah Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Sekertariat Negara.
Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik. Jakarta : Sekertariat Negara.
Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Sekertariat Negara.
Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta : Sekertariat Negara.
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Anti Korupsi. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Whole-of-government approach | Glossary of Terms for Conflict
Management and Peacebuilding. (n.d.). Retrieved November 3,
2016, from http://glossary.usip.org/resource/wholegovernment-
approach

56
Yuniarsih, Tjutju, dan Muhammad Taufik. 2015. Komitmen Mutu. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Riskesdas. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Sonokidul 2018

Dorland WA,Newman.2010.Kamus Kedokteran Dorland ed 31. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC. P.702, 1003

57
Lampiran Biodata
a.Identitas Diri
Anita Dian Setyaningrum, A.Md,Gz
1 NamaLengkap

2 Jenis Kelamin Perempuan

Formasi Nutrisionis terampil


3
Jabatan
4 NIP 19921008 201902 2 013

Tempat dan
5 Blora, 8 Oktober 1992
TanggalLahir

Kunduran, RT 09 RW 01,
6 Alamat Rumah
Kec.Kunduran, Kab. Blora

7 Nomor Hp 085 325 016 826

8 Alamat Kantor Jl. Raya Kunduran-Doplang Km.6

9 Alamat e-mail Yan_dian@yahoo.com

b. Riwayat Pendidikan

Nama Sekolah Tahun Lulus Jurusan

MI MUHAMMADIYAH KUNDURAN 2004 -

SMP NEGERI 1 KUNDURAN 2007 -


SMA NEGERI 1 BLORA 2010 IPA
POLTEKKES KEMENKES D III GIZI
2013
SEMARANG

58

Anda mungkin juga menyukai