Anda di halaman 1dari 65

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

BAB I

PERALATAN PRODUKSI ASPHALT MIXING PLANT (AMP).

1.1 UMUM

Dalam suatu penanganan Jalan dan Jembatan, meliputi pembangunan baru,


penanganan preservasi yang meliputi pemeliharaan rutin/pemeliharaan
berkala/peningkatan jalan dan jembatan, maka kegiatan fisik proyek itu merupakan
satu kesatuan proses manajemen secara menyeluruh, yang di dalamnya ada unsur-
unsur manajemen personalia (man), manajemen keuangan yang menyangkut
pembiayaan (money), manajemen peralatan (machine), material, dan dilandasi dengan
tata cara atau metoda pelaksanaan proyek baik yang yang bersifat teknis, manajerial
maupun non teknis. Peralatan produksi bahan jalan merupakan penunjang utama
pelaksanaan jalan dan jembatan sehingga tanpa menggunakan peralatan produksi
bahan jalan yang memadai tidaklah mungkin menghasilkan jalan yang memadai pula.
Dengan kata lain kalau peralatan produksi bahan jalan baik maka hasil jalan juga akan
baik, kalau ingin hasil jalan canggih ya peralatannya canggih juga. Jika ingin kualitas
hasil produksi bahan jalan baik maka pasti peralatan produksi yang digunakan juga
pasti mempergunakan peralatan yang canggih, dan sumberdaya manusianya juga
harus mengerti dan memahami peralatan tersebut dengan melalui pelatihan dan
pendidikan.
Modul Penggunaan Peralatan Produksi Bahan Jalan Asphalt Mixing Plant disusun
dalam rangka untuk mempersiapkan bahan pendidikan dan pelatihan, agar peserta
diklat mampu meningkatkan pengetahuan, memahami, dan mengerti tentang jenis
peralatan produksi bahan jalan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja di
lapangan dan mencapai hasil kerja yang diharapkan.
Dalam setiap pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan, selalu membutuhkan
campuran beraspal, yang terdiri dari bahan jalan agregat dan aspal. Agregat yang
dipergunakan harus dengan ukuran-ukuran tertentu, secara teknis memenuhi
persyaratan spesifikasi untuk dipakai pada jenis konstruksi jalan dan jembatan,
demikian juga dengan jenis aspalnya. Untuk memperoleh bahan jalan campuran

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 1


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

beraspal tersebut diperlukan peralatan yang disebut dengan Asphalt Mixing Plant
(AMP).

1.1.1. FUNGSI PERALATAN


Peralatan produksi campuran beraspal panas atau Asphalt Mixing Plant (AMP)
adalah seperangkat peralatan yang mempunyai fungsi untuk memproduksi
bahan pelapisan permukaan jalan lentur yaitu campuran beraspal panas.

Gambar 1.1:. Peralatan Produksi Bahan Jalan AMP.

1.1.2. JENIS PERALATAN AMP


Peralatan produksi campuran beraspal panas (AMP) ada 2 (dua) tipe yaitu :
- Tipe takaran atau tipe Batch
- Tipe drum/menerus atau tipe continues
Pada tipe Batch, pencampuran bahan-bahannya terjadi tiap kali membuat Batch
atau campuran dan dilaksanakan didalam komponen mixer atau pugmill.
Sedang pada tipe drum (menerus), maka proses pencampurannya terjadi terus
menerus dan dilaksanakan didalam drum dryer atau didalam pugmill. Pada
proses pencampuran didalam drum dryer biasa di sebut tipe drum mix.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 2


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

1.1.3. KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA AMP.


Komponen –komponen Asphalt Mixing Plant untuk tipe Batch agak berbeda
dengan tipe Drum/menerus. Namun produksi yang berupa campuran beraspal
(hotmix) akan sama dan sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan, hanya proses
kerja kedua tipe tersebut berbeda.
Dibawah ini menjelaskan komponen-komponen tiap alat produksi campuran
aspal.

1.1.3.1. Komponen Asphalt Mixing Plant tipe Batch.

Gambar 1.2 : AMP Tipe takaran atau tipe Batch.


Bagian atau komponen Peralatan Produksi AMP tipe Batch adalah sebagai
berikut : (lihat gambar 1.2)
1. Bin dingin (Cold bin)
2. Pintu Bin dingin
3. Elevator dingin (Cold Elevator)
4. Pengering.
5. Pengumpul debu
6. Cerobong asap
7. Elevator panas (Hot elevator)
8. Unit ayakan
9. Bin panas (Hot Bin)

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 3


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

10. Bak penimbang/alat-alat timbangan (dial)


11. Bak Pencampur (Mixer atau Pugmill)
12. Penampung filler
13. Tangki oli pemanas aspal
14. Timbangan aspal
15. Pembangkit tenaga (Gen Set)

1.1.3.2. Komponen Asphalt Mixing Plant tipe Drum Mix

Gambar 1.3 : AMP Tipe menerus atau tipe continues Drum Mix

Bagian atau komponen Peralatan Produksi AMP tipe Drum/menerus adalah


sebagai berikut : (lihat gambar 1.3)
1. Bin Pendingin (Cold Bin)
Fungsi dari bin pendingin adalah untuk menampung agregat melalui
pembukaan dan penutupan pintu pengeluaran agregat yang diatur
sedemikian rupa agar jumlah agregat tiap fraksi harus sesuai
dengan spesifikasi job fix formula yang sudah direncanakan.
Cold bin ini harus dijaga agar tidak terjadi penyumbatan dan harus
selalu dikalibrasi.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 4


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 1.4. Cold Bin

2. Ban Berjalan (Belt Conveyor), terdiri dari :


i. Conveyor penampung
ii. Conveyor pengumpul
iii. Conveyot pengantar.
Fungsi dari ban berjalan ini adalah untuk mentransportasi fraksi
agregat dari bin pendingin yang berjalan berputar. Pada tahap
pertama masing-masing fraksi agregat dari masing-masing bin
ditampung pada ban berjalan atau belt masing-masing yang diputar
oleh tenaga motor listrik. Dari masing-masing belt tersebut agregat
dingin ditampung pada belt pengumpul atau collecting belt conveyor,
dan selanjutnya agregat yang sudah tercampur pada collecting
conveyor tersebut diteruskan untuk dimasukkan ke dalam dryer
melalui elevating conveyor atau feeder conveyor.
Untuk lebih meningkatkan ketelitian pengukuran jumlah agregat
dingin (dari tiap fraksi) yang ditimbang dengan berat (bukan volume),
maka pada pengeluaran agregat dingin dari binnya ditempatkan
sensor, dan pengukur berat agregat ditempatkan pada ban berjalan
dari tiap fraksi agregat.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 5


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Perubahan timbangan berat agregat yang keluar akan terdeteksi oleh


sensor tersebut dan diteruskan ke pengatur otomatis kecepatan
putaran motor listrik penggerak ban berjalan agregat dingin.
Perlengkapan peralatan ini biasanya dipasang pada AMP tipe
continuous jenis Drum Mix dengan pengontrolan otomatis.
3. Drum Pengering, sekaligus sebagai drum pencampur (mixer),
dilengkapi dengan penyembur api/burner.
4. Conveyor pengantar atau bucket elevator campuran beraspal
panas.
5. Silo penampung/pemasok campuran beraspal panas
6. Pemasok bahan pengisi/filler
7. Tangki persediaan aspal dan pompa aspal
8. Elevator panas/hot elevator
9. Penampung/pengumpul debu/dust collector.
10. Tangki bahan bakar
11. Pembangkit tenaga (Gen Set)
12. Pengontrol operasi

1.2. PROSES PRODUKSI CAMPURAN BERASPAL PANAS.

1.2.1. Asphalt Mixing Plant (AMP) tipe Batch


1.2.1.1. Penyiapan bahan
a. Agregat dimuatkan dalam masing-masing bin dingin untuk tiap
ukuran (Fraksi) sesuai dengan yang di perkirakan dalam campuran
(Sesuai dengan job mix formula)
b. Aspal disiapkan didalam tangki persediaan.
c. Filler apabila dibutuhkan disiapkan didalam filler.

1.2.1.2. Proses Produksi


a. Agregat dari masing-masing ukuran dikeluarkan dari masing-
masing binnya. Banyaknya masing-masing ukuran agregat

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 6


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

jumlahnya diatur dengan pengaturan bukaan pintu yang ada di


bagian bin, dan diatur sesuai dengan pengaturan perbandingan
dalam Job Mix Formula (JMF). Agregat yang dikeluarkan
ditampung oleh collecting conveyor dan diteruskan ke conveyor
pengantar untuk dialihkan masuk kedalam drum dryer.
b. Didalam dryer agregat tersebut akan dikeringkan dengan cara
dipanaskan melalui semburan api dari burner agregat yang panas
dan kering akan keluar diujung dryer dan dialihkan kedalam
elevator panas (Hot Elevator). Panas agregat yang dikeluarkan
mempunyai suhu sekitar 175°C.
c. Agregat panas dalam hot elevator akan dibawa naik keatas
memakai mangkok-mangkok (bucket) kecil yang dipasang
sepanjang rantai yang berputar naik keatas didalam hot elevator
agregat dalam mangkuk-mangkuk kecil tersebut setelah sampai
diatas ditumpahkan keatas saringan panas bergetar untuk dipilah-
pilah kembali sesuai dengan ukuran butirannya semula. Masing-
masing agregat yang lolosa saringan masing-masing akan jatuh
masuk kedalam ruangannya masing-masing (Compartment)
didalam hot bin. Hot bin umumnya mempunyai 4 (empat) ruang
terpisah (Compartment).
d. Filler dimuatkan kedalam bin filler secara manual melalui filler
elevator.
e. Aspal didalam tangki dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai
suhu kira-kira 165°C.
f. Proses pencampuran dilaksanakan sebagai berikut:
1) Agregat panas dari masing-masing fraksi dikeluarkan dari
compartment masing-masing untuk ditimbang masing-masing
sesuai dengan job mix formula di tamping dalam bin
penimbang.
2) Filler ditimbang sesuai dengan JMF.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 7


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

3) Aspal panas ditimbang sebanyak yang di butuhkan untuk


setiap kali mencampur (batch) aspal panas hasil timbangan
disimpan didalam tangki penimbang aspal.
4) Semua agregat panas yang sudah ditimbang didalam pugmill
yang lengan-lengannya berputar. Kemudian filler
ditumpahkan dan selanjutnya aspal panas yang berada
didalam tangki penimbang aspal disemprotkan kesalurannya
keatas agregat yang sedang teraduk-aduk didalam pugmill.
Selesai pencampuran pintu buangan dari pugmill dibuka dan
campuran beraspal panasnya segera keluar dan ditampung
diatas bak dump truck. Lama waktu pencampuran antara 35
detik sampai 45 detik (Lihat spesifikasi teknis). Temperatur
campuran diatas Dump Truck ± 150°C.
g. Proses produksi dapat digambarkan seperti sketsa pada gambar
1.5 dibawah ini :

Bin dingin (cold bin) Pengering (dryer)


 Kalibrasi bukaan  Pembakaran sempurna
 Pasang pemisah antara bin  Kontrol temperatur
 Penggetar dan tenaga  Kemiringan dan kondisi sudu
2

pembersih tersedia
Aspal cair
Penyaringan

Filler

Penakaran Penakaran
Bin Dingin

Penimbunan (Stockpile)
Campuran
 Tidak segregasi/degradasi
 Bak truk bersih
 Tidak ada perubahan secara
visual (kuari berbeda)  Tampak visual
 Agregat kubikal dan bersih  Temperatur di atas truk
 Pengangkutan ditutup
terpal

Gambar 1.5: Proses produksi bahan jalan hotmix

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 8


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

1.2.1.3. Penampung/pembersih debu (Dust Collector).


Debu-debu yang terjadi selama proses produksi Hotmix akan dihisap
oleh fan penghisap (Exhauster) dan akan di ikat semburan (percikan
semprotan) air sehingga menjadi lumpur. Lumpur yang terjadi
dibuang kekolam, sedangkan gas-gas atau udara buangan yang
sudah bersih dibuang melalui cerobong asap.
Ada 2 (dua) macam jenis penampung debu :
a. Jenis kering atau dry cyclone, dimana debu-debu dari buangan
silinder pengering atau dryer dihisap ke dalam silo cyclone dan
diputar sehingga partikel yang berat akan turun ke bawah
sedangkan udara yang sudah tidak mengandung partikel debu lagi
akan dikeluarkan melalui cerobong asap. Partikel yang berat
tersebut sering dipakai sebagai filler juga.
b. Jenis basah atau wet scruber, dimana pada jenis ini debu-debu
yang terbawa udara buangan dari dryer dialirkan ke dalam suatu
bak atau ruangan dan disemprot air, sehingga partikel-partikel
debunya akan terbawa air turun dan ditampung dalam bak-bak
penampung. Udara yang keluar sudah bersih dari debu-debu dan
keluar melalui cerobong asap.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 9


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 1.6: Penampung/pembersih debu pada AMP Tipe Batch

1.2.2. Asphalt Mixing Plant (AMP) tipe Drum Mix


1.2.2.1. Penyiapan Bahan :
a. Agregat dimuatkan dalam masing-masing bin dingin untuk tiap
ukuran (Fraksi) sesuai dengan yang di perkirakan dalam
campuran (Sesuai dengan job mix formula)
b. Aspal disiapkan didalam tangki persediaan.
c. Filler apabila dibutuhkan disiapkan didalam filler.
1.2.2.2. Proses Produksi
Pada AMP tipe drum mix, maka agregat dari semua fraksi masuk
kedalam dryer berikut bahan filler apabila diperlukan. Proses
pencampuran terjadi didalam drum dryer di bagian ujung keluar aspal
panas disemprotkan melalui pipa aspal yang masuk menjorok
kedalam drum dryer. Disemprotkan ditempat agregat yang sedang
dipanaskan dibagian ujung dryer.
Campuran beraspal panas yang sudah jadi akan keluar tumpah dari
dryer dan dilanjutkan oleh belt conveyor atau levator bucket untuk
dibawa dan dimasukan kedalam silo penampung campuran beraspal
panas. Dari silo dimuatkan keatas dump truck. Lama waktu
pencampuran pada AMP tipe drum mix ini bias mencapai 60 detik.

1.3. APLIKASI PRODUK AMP.


1.3.1. Design Mix Formula dan Job Mix Formula.
Design Mix Formula, atau Formula Campuran Rencana (FCR), merupakan
campuran dimana sumber pengambilan agregatnya adalah dari stock pile
(Cold Bin), sehingga menghasilkan campuran yang memenuhi persyaratan
yang tercantum dalam spesifikasi.
Job Fix Formula atau disebut Formula Campuran Kerja (FCK), merupakan
rancangan campuran dimana sumber pemakaian agregatenya adalah dari Hot

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 10


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Bin, sehingga karakteristik FCK setidaknya mendekati atau sama dengan


FCR. Perbedaan dalam job mix formula akan berpengaruh terhadap mutu
atau kekuatan dari produk setelah di hampar dan dipadatkan.

1.3.2. Aplikasi di lapangan.


Seperti dijelaskan diatas, maka berbeda Job Mix Formula akan mempengaruhi
mutu atau kekuatan campuran. Oleh sebab itu aplikasi produk AMP
dilapangan yaitu untuk pelapisan perkerasan permukaan jalan akan berbeda
untuk tiap lapisan perkerasan jalannya. Artinya untuk lapisan aus atau wearing
course akan berbeda dengan untuk lapisan pengikat atas binder course (AC-
BC)

1.4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN.


Beberapa hal penting perlu diperhatikan pada unit peralatan AMP untuk menjaga
agar produksi bisa berjalan lancar dan menghasilkan produk yang memenuhi syarat
yaitu antara lain :
a. Pintu pengeluaran pada bin dingin jangan sampai rusak tidak bisa berfungsi
dengan baik.
b. Jangan sampai ada kerusakan-kerusakan bolong pada dinding drum dryer,
elevator panas, saringan, bin panas serta bin penimbangan.
c. Pedal tip pada pugmill jangan sampai aus, harus segera diganti.
d. Alat-alat timbangan harus tetap berfungsi dengan benar.
e. Semua thermometer harus berfungsi dengan benar.
f. Pemeriksaan rutin pada komponen-komponen AMP:
 Komponen berpelumas oli: Gear Motor, Vibrating Screen, Air Compressor.
 Komponen berpelumas grease: Bearing, Rantai / chaine, Roda gigi/gear,
Sprocket, dll.
 Sistem Pemanas (Heater System)
 Tanki bahan bakar (Fuel)

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 11


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

 Sistem Operasi (Operating System), yaitu air compressor, air cylinder, dan
sistem pemipaannya.
 Sistem Pipa Saluran (Piping Lines), yaitu: Asphalt Distribution System, Fuel
Distribution System, Oil Distribution System (oil heater), dan Operating system
(sistem pengoperasian air cylinder).
 Baut Pengikat
 Bahan Baku Utama
 Pemeriksaan peralatan secara menyeluruh, agar tidak terjadi gangguan dan
kerusakan selama dalam berproduksi.

1.5. PENUTUP
Pembelajaran melalui pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia ini
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi pejabat struktural
dan fungsional (Staf Teknik Balai, PPK, SNVT, SKPD, Perencana (Bintek),
Pelaksana Wilayah, dan Dinas PU (Bina Marga) Propinsi/Kabupaten/Kota) tentang
penggunaan Peralatan Produksi Bahan Jalan. Sebagai indikator keberhasilan setelah
mengikuti pelatihan ini peserta akan mampu mengenal dan memahami jenis
peralatan produksi bahan jalan Asphalt Mixing Plant (AMP) dengan komponen-
komponennya, dan mengerti tentang proses produksi bahan jalan yang dihasilkan,
serta penggunaan hasil produksi bahan jalan tersebut. Untuk lebih mengerti dan
memahami tentang bentuk dan fungsi peralatan ini peserta diharapkan dapat melihat
langsung dilapangan karena bagi peserta yang akan ditugasi sebagai pengawas
lapangan, selalu berhubungan dengan peralatan ini.

1.6. REFERENSI.
1. Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 537/KPTS/M/1989,
Tentang Pedoman Penyimpanan dan penyaluran Barang.
2. Kepmen PU no 585/KPTS/M/1985 tentang Pedoman Penggunaan Peralatan.
3. Manual kriteria pemeliharaan peralatan di lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum, Tahun 1983.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 12


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

4. Manual Pemeriksa peralatan unit produksi campuran beraspal, Departemen


Pekerjaan Umum, no. 001/BM/2007

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 13


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

BAB II

PERALATAN PEMECAH BATU (STONE CRUSHING PLANT)

2.1 UMUM.
Modul Penggunaan Peralatan Produksi Pemecah Batu (Stone Crusher) dibuat dalam
rangka untuk mempersiapkan bahan pendidikan dan pelatihan (diklat), agar peserta
mampu meningkatkan pengetahuan, memahami, dan mengerti tentang jenis peralatan
produksi bahan jalan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja di lapangan dan
mencapai hasil kerja yang diharapkan.
Setiap bangunan teknis sarana baik itu bangunan gedung, jalan dan jembatan,
bendungan atau dam, selalu dibutuhkan batu, khususnya batu pecah atau agregat
dengan ukuran-ukuran tertentu serta spesifikasi bentuk tertentu yang secara teknis
memenuhi persyaratan untuk dipakai pada jenis konstruksinya. Untuk memperoleh batu
pecah atau agregat tersebut diperlukan peralatan yang kita kenal yaitu Peralatan
Pemecah Batu atau Stone Crushing Plant. Beberapa tipe Peralatan Pemecah Batu
yang dikenal dan biasa dipakai, yaitu Jaw Crusher, Cone Crusher, Impact Crusher, dan
Roll Crusher.

2.1.1. Fungsi Peralatan


Peralatan produksi agregat atau peralatan pemecah batu (Stone Crushing
Plant) adalah seperangkat peralatan untuk memproduksi batu pecah atau
agregat bahan jalan yang berukuran kecil-kecil yang dipakai untuk keperluan
konstruksi jalan.
Dibawah ini digambarkan bagan alir proses kerja Alat Pemecah Batu (kerja
stone) yang dimulai dari pengiriman bahan/material yang akan dipecah sampai
dengan hasil produksi berupa agregat bahan jalan.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 14


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Material/bahan
Yang akan di crushing
Vibrator feeder

Feeder dan hooper limbah

Timbunan
material

Cone
crusher

Bahan jalan

Bahan jalan
Bahan jalan

Gambar 2.1. Fungsi peralatan produksi stone crusher

2.1.2. Komponen-komponen utama perangkat Peralatan Pemecah Batu.

Bagian atau komponen peralatan Pemecah Batu seperti yang terlihat pada
gambar 2.1 adalah sebagai berikut:

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 15


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

a. Komponen: Feeder dan Hopper.


Feeder dan Hopper adalah alat untuk mengatur aliran bahan/material
mentah yang akan diproses oleh pemecah batu (Crusher). Komponen ini
merupakan awal dari perangkat produksi agregat yang berfungsi sebagai
pembawa batu masuk kedalam komponen/alat pemecah batu/crusher untuk
dipecah menjadi agregat.

Beberapa jenis/tipe feeder yaitu:

Gambar 2.2. Vibrating grizzly feeder

Gambar 2.3. Reciprocating feeder

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 16


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 2.4. Vibrator feeder

Gambar 2.5. Apron feeder

Gambar 2.6. Reciprocating Feeder

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 17


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

b. Komponen: Pemecah Batu (Crusher)


Pemecah batu (Crusher) adalah alat untuk memecah atau memperkecil)
ukuran material, terdiri dari Pemecah batu Primer, Pemecah batu
sekunder atau tersier. Sedangkan ditinjau dari fungsinya Pemecah Batu
merupakan komponen (alat) utama alat pemecah batu.

Ada beberapa macam jenis atau tipe peralatan pemecah batu atau stone
crusher yang umum dipakai untuk memproduksi agregat bahan jalan,
yaitu :
1. Pemecah batu tipe jaw atau jaw crusher.
2. Pemecah batu tipe giratory crusher
3. Pemecah batu tipe bentur atau impact crusher.
4. Pemecah batu tipe silinder atau rol, disebut roll crusher.
5. Pemecah batu tipe konus atau cone crusher.

1. Tipe Jaw Crusher (pemecah batu primer)


Pemecah batu tipe jaw atau jaw crusher mempunyai bagian atau
komponen pemecahnya berbentuk rahang atau jaw, terdiri dari pelat
rahang tetap atau fixed (stationary) jaw dan pelat rahang bergerak
atau swing (moveable) jaw. Ada 2 tipe Jaw Crusher, yaitu single jaw
crusher dan twin (double) jaw crusher.

Gambar: 2.7 Bentuk dan potongan jaw crusher

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 18


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar: 2.8 Jaw Crusher sedang beroperasi

2. Tipe Giratory Crusher (pemecah batu primer)


Pemecah batu tipe gyratory stone crusher ini mempunyai bentuk dan
fungsi hamper sama dengan pemecah batu tipe cone (konus).

Gambar: 2.9. bentuk alat pemecah batu giratory crusher

3. Tipe Impact Crusher (pemecah batu primer)


Pemecah batu tipe bentur atau impact crusher ini mempunyai
seperangkat palu yang dipasang pada ujung dengan rotor yang diputar
oleh mesin atau rotor listrik. Palu yang terpasang di sekeliling rotor yang
berputar dengan kecepatan putar yang cukup tinggi akan memukul batu-
batu yang dituangkan ke dalam ruang pemecahan atau crushing
chamber. Selanjutnya batu-batu yang pecah akibat pukulan palu
tersebut dengan kecepatan yang cukup tinggi akan membentur dinding

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 19


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

mengenai pelat bentur atau breaker plate yang dipasang pada dinding
rumah crusher. Demikian terjadi terus menerus sampai terbentuk batu-
batu dalam ukuran yang kecil-kecil. Jadi proses pemecahan batu terjadi
akibat dipukul dan benturan.
Hasil batu atau agregat yang dihasilkan pada umumnya berbentuk bagus
yaitu kubikal, dengan bidang pecah banyak.
Tipe impact crusher ini ada beberapa bentuk, yaitu bentuk impact
breaker dan bentuk hammer mills atau impact mills.

Gambar: 2.10. bentuk impact breaker.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 20


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar: 2.11. bentuk hammer mills.


4. Tipe Roll Crusher (pemecah batu sekunder/tersier)
Peralatan pemecah batu tipe roll atau roll crusher mempunyai bagian
atau komponen berupa rol dengan permukaan licin atau beralur
memanjang yang berfungsi sebagai pemecah batunya.. Bentuk alur
bermacam-macam, alur dengan bentuk roda gigi, alur dengan bentuk
lengkungan atau gunungan, alur rata, alur bentuk 21rapezium. Dilihat
dari jumlah rol pemecah yang dipasang, ada beberapa macam atau
model pemecah batu yaitu, pemecah batu rol tunggal atau single-roll
crusher, pemecah dengan rol ganda atau two rolls crusher, dan pemecah
dengan tiga buah rol atau three-rolls crusher.

Gambar 2.12. bentuk pemecah batu Roll Crusher.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 21


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

5. Tipe Cone Crusher (pemecah batu tipe konus).


Komponen atau bagian pemecah pada pemecah batu tipe konus atau
cone crusher ini terdiri dari mantel dan konkav (concave) berbentuk
konus, dimana mantelnya berputar secara eksentris. Konus konkav
(concave) dipasang pada dudukannya atau concave liner yang berulir di
bagian dinding sebelah luarnya yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan posisi concave terhadap mantel, kedudukan concave ini
diam tidak berputar. Mantel (mantle) dipasang di atas dudukannya
(mantle core) yang ditumpu oleh seat liner. Mantle bersama mantle core
dipasang terikat pada sebuah poros utama yang pada bagian bawahnya
poros tersebut terpasang dalam drum yang secara eksentris. Dengan
demikian putaran poros bagian bawah terjadi eksentris. Hal ini akan
menyebabkan gerakan permukaan mantle yang turun naik ini yang
mengakibatkan batu terpecah. Pada umumnya pemecah batu tipe konus
atau cone crusher dipasang sebagai pemecah kedua atau secondary
crusher, dimana batu yang dipecah dipasok dari sebagian hasil
pemecahan pemecah pertama atau primary crusher yang masih
berukuran besar. Cara pemasokan ke dalam pemecah konus bisa
langsung dari ayakan atau screen, , bisa juga dibawa oleh ban berjalan
atau belt conveyor. Cara pemasokan atau penuangan seperti ini
mengandung resiko bahwa isi pemecah konus terlalu penuh atau terlalu
sedikit.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 22


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 2.13. bentuk Cone Crusher

c. Komponen: Saringan (Screen)


Komponen peralatan pemecah batu ini berfungsi untuk memisah-misah
agregat hasil proses produksi dalam bentuk ukuran (kelompok ukuran)
butiran agregat yang akan dipergunakan untuk material/bahan konstruksi
jalan. Agregat yang dibawa oleh elevator setelah sampai di atas langsung
ditumpahkan ke atas saringan atau ayakan panas (hot screen) untuk
dipisah-pisahkan sesuai fraksinya masing-masing. Pada umumnya
saringan ini merupakan unit tertutup untuk menghindari kehilangan panas
dari agregat.

Bentuk Saringan
Saringannya sendiri berbentuk anyaman baja dengan besaran lubang-
lubang anyaman disesuaikan standar ukuran fraksi butiran agregat.
Di dalam unit saringan terpasang 4 atau 5 ukuran saringan untuk masing-
masing fraksi agregat, yang disusun sedemikian rupa dimana saringan
fraksi terkecil dipasang di bagian paling rendah.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 23


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Saringan fraksi paling besar ditempatkan paling atas, sehingga apabila ada
agregat dengan ukuran butiran besar (lebih besar dari ukuran saringan),
atau biasa disebut oversize, akan terbuang keluar melalui saluran
pembuang.
Agregat panas yang lolos saringan sesuai fraksinya masing-masing akan
terus masuk ke dalam bin panas di ruang masing-masing ukuran fraksi.

Ukuran Lubang Saringan


Kapasitas saringan (masing-masing fraksi) harus dapat menampung
jumlah agregat dari tiap-tiap (masing-masing) fraksi yang dibutuhkan
dalam bahan jalan. Ukuran celah (lubang) saringan selama dalam operasi
bisa mengalami perubahan akibat aus atau akibat kawat-kawatnya
terselimuti lapisan abu batu sehingga kawatnya menebal.
Apabila terjadi aus akibat gesekan agregat, maka lubangnya akan
membesar sehingga ukuran agregat fraksi yang bersangkutan menjadi
lebih besar.
Sebaliknya apabila terselimuti abu batu, maka ukuran lubang saringan jadi
mengecil, sehingga ukuran agregat fraksi yang bersangkutan jadi lebih
kecil. Untuk menghindari hal-hal tersebut di atas maka perlu secara rutin
saringan diperiksa serta dibersihkan. Juga diperiksa dari kemugkinan
rusak. Biasanya lembaran-lembaran saringan masing-masing ukuran bisa
dengan mudah dilepas atau dipasang pada dudukannya di unit saringan
(screen unit).

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 24


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 2.14. Bentuk saringan pemecah batu

Faktor-Faktor yang harus diperhatikan pada saringan


 Periksa dinding-dinding unit saringan dari kemungkinan bocor. Periksa /
dimonitor saluran-saluran pemisah agregat-nya.
 Periksa anyaman-anyaman saringan dari kemungkian aus, kawatnya
menebal atau ada yang rusak (patah).
 Periksa ayakan, apakah dalam kondisi tidak rusak/sobek.
 Periksa ayakan, apakah dalam kondisi tidak normal.
 Ayakan harus tidak bocor, tidak sobek dan tidak buntu.
 Batang ayakan harus tidak aus.
 Ayakan harus mempunyai kapasitas yang cukup, sesuai kapasitas
pemecah batu.

d. Komponen: Ban Berjalan (Belt Conveyor)


Ban berjalan atau conveyor yang terbuat dari karet merupakan salah satu
komponen unit peralatan pemecah batu yang berfungsi membawa atau
memindahkan material batu pecah atau agregat dari hasil pemecahan ke
saringan atau screen, atau dari hasil pemecahan yang satu ke ban

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 25


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

berjalan yang lainnya, atau dari ayakan atau screen ke tempat


pengumpulan atau stock pile.
Ban berjalan atau belt conveyor ini berupa satu ban atau belt berbahan
karet dengan ukuran lebar bermacam-macam. Ban ini bergerak berputar
yang diputarkan oleh rotor listrik. Lebar ban atau belt serta kecepatan
berjalannya menghasilkan kapasitas ban berjalan atau kapasitas belt
conveyor per jamnya. Kapasitas ban berjalan ini harus bisa memenuhi
jumlah agregat yang dialirkan per jamnya sebagai hasil dari pemecah
batunya.

Gambar 2.15. Beberapa bentuk conveyor

Yang perlu diperhatikan untuk komponen conveyor atau ban berjalan:


 Pemeriksaan V-belt, apakah bebas dari minyak .
 Pemeriksaan V-belt, apakah tidak sobek.
 Pemeriksaan kekencangan V-belt.
 Pemeriksaan roll penyangga, apakah cukup dan berfungsi.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 26


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

e. Komponen: Grizzly
Grizzly adalah alat penyaring agregat yang umumnya diletakkan sebelum
alat pemecah batu (baik primer atau sekunder/tersier), yang berfungsi
menghindarkan batu tertalu besar masuk ke bukaan atas (Top Opening)
dan tertalu kecil untuk bukaan bawah (Crusher Setting), dengan tujuan
menghindari terjadinya kemacetan dan meningkatkan efektifitas. Ukuran
batu besar yang lolos lebih kecil ukuran bukaan atas dari pemecah batu.
Ukuran batu kecil yang lolos lebih kecil bukaan bawah dari pemecah batu.
Grizzly harus mempunyai kapasitas yang cukup, sesuai kapasitas
pemecah batu

f. Komponen: Pembangkit tenaga (Gen Set).


Genset berfungsi sebagai sumber pembangkit tenaga listrik untuk
mengoperasikan peralatan pemecah batu, terutama bagian atau
komponen yang memerlukan tenaga listrik.

2.2. PROSES PRODUKSI AGREGAT.

2.2.1. Susunan Penempatan Komponen


Susunan bagian atau komponen peralatan pemecah batu diatur sesuai fungsi
dari alat tersebut sebagai berikut:
a. Feeder (tempat batu yang akan di pecah)
b. Pemecah batu (Crusher)
c. Ban berjalan (yang akan membawa batu setelah dipecah dari pemecah ke
saringan atau screen)
d. Ban berjalan (Stock Pile Conveyor) yang akan membawa agregat hasil dari
saringan ke timbunan atau stock pile)

2.2.2. Proses produksi


Batu-batu dari berbagai ukuran di tumpukan oleh Wheel Feeder atau dari
Dump Truck keatas feeder (biasanya melalui saringan dulu sebelum masuk

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 27


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

keatasfeeder untuk memisahkan batu ukuran kecil agar tidak ikut dipecah).
Dari feeder batu-batu tadi masuk kedalam pemecah batu (crusher). Keluar dari
pemecah sudah menjadi batu pecah atau agregat dan seluruhnya ditampung
oleh ban berjalan atau conveyor, langsung dibawa kekomponen saringan atau
screen. Dari saringan, tiap-tiap jenis ukuran agregat ditampung masing-masing
oleh ban berjalan (conveyor) sendiri-sendiri dan langsung di tumpahkan oleh
conveyor tersebut ke penumpukan agregat atau stock pile sesuai ukuran
agregat masing-masing.

2.2.3. Pengaturan besaran ukuran butiran produk agregat.


Pengaturan besaran ukuran agregat yang dihasilkan dapat dilaksanakan
sebagai berukut :
a. Pada Jaw Crusher : dengan mengatur besaran setelan bukaan pengeluaran
pada jaw plate (antara Fixed Jaw dan Swing Jaw)
b. Pada Cone/Giratory Crusher : dengan mengatur kesetaraan celah terbenam
antara dinding cone (antara coucave dan mantel)
c. Pada impact Crusher : dengan mengatur kecepatan putaran rotasi palu
pemukul, makin cepat putaran maka agregat hasil produksinya makin kecil-
kecil.
d. Pada Roll Crusher : dengan mengatur celah antara kedua roll pemecah.

2.2.4. Bentuk butiran produk agregat


Bentuk butiran agregat yang dihasilkan bisa bermacam-macam ada yang
pecah berbentuk kubus dengan bidang pecah banyak dan ada yang berbentuk
lonjong serta pipih dengan bidang pecah sedikit.
Bentuk butiran agregat yang dihasilkan tersebut di pengaruhi oleh :
a. Kondisi alat pemecahnya, yaitu bagian pemecahnya sudah rusak atau aus.
b. Jenis batu yang dipecah (batu) terdiri dari bermacam-macam jenis dan
karakteristiknya yang berbeda.
c. Proses produksi bahan jalan yang dihasilkan dari peralatan pemecah batu
dapat dilihat pada gambar 2.1

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 28


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

2.3. APLIKASI PRODUK PEMECAH BATU.

2.3.1. Ukuran agregat hasil produksi.


Produk dari peralatan pemecah batu adalah berupa agregat, sedangkan
ukuran butiran agregat tergantung pada penyetelan pada alat pemecahnya
(crusher) serta ukuran saringan yang di pasang pada komponen saringan
(screening).
Agregat dengan ukuran dari yang berbentuk abu sampai dengan ukuran yang
dipersyaratkan dalam spesifikasi pada umumnya dipakai pada pembuatan
beton semen dan campuran beraspal panas (hotmix).

2.3.2. Persyaratan Penggunaan Bentuk Agregat.


Untuk memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi untuk pencapaian mutu
produk beton semen maupun campuran beraspal panas, maka salah satu
persyaratannya adalah bentuk agregat, yaitu prosentase dari bentuk kepipihan
agregat yang dipakai sesuai persyaratan dalam specifikasi umumnya, maka
pada penggunakan untuk beton semen dipersyaratkan agregat bentuk pipih
sebanyak maksimum 20% dari total berat agregat yang dipakai, sedangkan
pada campuran beraspal panas maksimum 10% dari total berat agregat yang
dipakai.

2.4. HAL-HAL PENTING YANG PERLU DIPERHATIKAN.

2.4.1. Pada alat pemecah (crusher)


Ke-aus-an pada bagian pemecahannya :
a. Pada Jaw Crusher : permukaan dari bis jaw dan swing jaw apabila sudah
aus harus segera dig anti, Karena produk agregat banyak pipih.
b. Pada Coul Crusher : Permukaan Coucave dan mantel.
c. Pada Impact Crusher : bentuk permukaan palu pemukulnya (hammer)
d. Pada Roll Crusher : bentuk permukaan roll pemecah.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 29


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

2.4.2. Pada Saringan (screen)


Kerusakan serta ke-aus-an dari kawat-kawat saringan akan menyebabkan
ukuran agregat yang di hasilkan (lolos saringan) sudah tidak sesuai lagi
dengan yang seharusnya.

2.5. Penutup.
Sebagai indikator keberhasilan setelah mengikuti pelatihan ini peserta akan mampu
mengenal dan memahami jenis peralatan produksi bahan jalan Stone Crusher
dengan komponen-komponennya, dan mengerti tentang proses produksi bahan jalan
yang dihasilkan, serta penggunaan hasil produksi bahan jalan tersebut. Untuk lebih
mengerti dan memahami tentang bentuk dan fungsi peralatan ini peserta harus
melihat langsung dilapangan karena bagi peserta yang akan ditugasi sebagai
pengawas lapangan dapat memahami dan mengerti penggunaan peralatan produksi
Stone Crusher untuk menghasilkan fraksi-fraksi agregat dari yang berbentuk halus
sampai dengan yang berbentuk kasar sebagai bahan jalan untuk pelaksanaan
konstruksi perkerasan lentur ataupun perkerasan kaku.

2.6. Referensi
1. Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 537/KPTS/M/1989,
Tentang Pedoman Penyimpanan dan penyaluran Barang.
2. Kepmen PU no 585/KPTS/M/1985 tentang Pedoman Penggunaan Peralatan.
3. Manual kriteria pemeliharaan peralatan di lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum, Tahun 1983

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 30


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

BAB III

PERALATAN AGGREGATE BASE MIXING PLANT

3.1. UMUM
Modul Penggunaan Peralatan Produksi Aggregate Mixing Plant dibuat dalam rangka
untuk mempersiapkan bahan pendidikan dan pelatihan (diklat), agar peserta mampu
meningkatkan pengetahuan, memahami, dan mengerti tentang jenis peralatan
produksi bahan jalan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja di lapangan dan
mencapai hasil kerja yang diharapkan.
Dalam suatu konstruksi jalan, salah satu struktur pembentukan jalan adalah badan
jalan, dimana struktur ini memerlukan pondasi yang disebut sub base dan base.
Kadangkala untuk struktur perkerasan kaku (rigid pavement), untuk memperkuat
struktur perkerasan juga memerlukan base atau pondasi. Pondasi badan jalan ini
yang selanjutnya disebut dengan Agregat A dan Agregat B. Untuk memproduksi
agregat ini, peralatan yang dipergunakan adalah Aggregate Mixing Plant. Peralatan
ini sekarang jarang dipergunakan, karena untuk memproduksi bahan jalan agregat ini
dapat mempergunakan peralatan Asphalt Mixing Plant yang sedang tidak sedang
memproduksi (tidak bekerja/idle). Bahan jalan agregat ini juga dapat dihasilkan
dengan mempergunakan bahan jalan hasil perlatan stone crusher dimana ukuran
fraksi-fraksi agregat A dan agregat B dicampur dengan mempergunakan alat berat
loader dan grader.

3.1.1. Fungsi Peralatan Aggregate Mixing Plant.

Fungsi peralatan ini adalah untuk memproduksi agregat kelas A atau agregat
kelas B yang dipergunakan sebagai bahan dasar base course suatu
konstruksi jalan baik untuk perkerasan lentur (fleksible pavement) atau
perkerasan kaku (rigid pavement).
Untuk memperoleh bahan jalan base course tersebut diperlukan peralatan
produksibahan jalan yaitu Peralatan Aggregate Base Mixing Plant.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 31


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

3.1.2. Komponen Utama Peralatan


Peralatan produksi bahan jalan aggregate base course ini merupakan
peralatan yang sederhana dengan komponen-komponen utamanya adalah :
a. Satu set bin agregat
b. Conveyor pengumpul (Collecting Conveyor)
c. Conveyor pengantar (stockpile conveyor)
d. Pembangkit tenaga (Gen Set)

Gambar: 3.1 Aggregate Mixing in Plant

Gambar: 3.2 Mobile Aggregate Mixing

a. Bin Agregat
Agregat dari berbagai ukuran (Fraksi) sesuai ukuran dalam komposisi
campuran agregat Kelas A dan Kelas B disimpan dalam masing-masing
bin. Pintu dibagian bawah bin bisadi setel untuk mengatur kasarnya jumlah
agregat yang mengalir keluar jumlah bin bisa 2 atau 3 bin.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 32


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 3.3. Bentuk Bin Aggregate 3 (tiga) dan 2 (dua) Bin.

b. Conveyor Pengumpul (Collecting Conveyor)


Adalah ban berjalan terletak dibawah bin agregat, fungsinya untuk
menampung agregat yang keluar dari semua bin.

c. Conveyor Pengantar (Stockpile Conveyor)


Adalah ban berjalan atau conveyor yang akan menampung atau menerima
tumpukan campuran agregat dari conveyor pengumpul dan sekaligus ban
berjalan ini berfungsi sebagai stockpile conveyor.

Gambar 3.4. Bentuk Conveyor Pengumpul

d. Pembangkit Tenaga (Gen Set)


Penyedia daya listrik yang diperlukan untuk mengoperasikan motor-motor
listrik yang dipakai serta motor penggetar yang dipasang pada bin agregat.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 33


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

3.2. PROSES PRODUKSI


Agregat dari masing-masing bin dengan masing-masing berukuran fraksi sesuai
komposisi campuran agregat dikeluarkan melalui pintu pengeluaran masing-masing
dalam jumlah besaran sesuai formula campuran agregat.
Agregat yang tumpah dari tiap-tiap bin di tampung diatas ban berjalan atau collecting
conveyor, selanjutnya agregat dipindahkan ke ban berjalan pengantar atau stockpile
conveyor. Agregat saat dipindahkan dan sudah berada diatas stockpile conveyor
sudah teraduk sendiri akibat jatuh (tumpah) bersama-sama.
Selanjutnya dari stockpile conveyor agregat yang ada diatasnya ditumpahkan
menjadi stockpile berupa agregat campuran, atau sudah membentuk sebagai bahan
jalan base course agregat kelas A atau agregat kelas B.

3.3. APLIKASI DI LAPANGAN


Agregat kelas A atau agregat kelas B, dipakai dilapangan untuk sub base dan base
course badan jalan pada konstruksi flexible pavement, untuk perkerasan bahu jalan,
atau untuk timbunan pada oprit jembatan.

3.4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Pintu pengeluaran agregat pada bin agregat dijaga agar selalu bisa berfungsi dengan
baik, diusahakan tidak macet atau rusak, dan dilakukan pemeliharaan secara rutin.

3.5. PENUTUP
Sebagai indikator keberhasilan setelah mengikuti pelatihan ini peserta akan mampu
mengenal dan memahami jenis peralatan produksi bahan jalan Aggregate Mixing
Plant dengan komponen-komponennya, dan mengerti tentang proses produksi bahan
jalan yang dihasilkan, serta penggunaan hasil produksi bahan jalan tersebut. Untuk
lebih mengerti dan memahami tentang bentuk dan fungsi peralatan ini peserta harus
melihat langsung dilapangan karena bagi peserta yang akan ditugasi sebagai
pengawas lapangan dapat memahami dan mengerti bahwa peralatan yang benar
untuk menghasilkan agregat sebagai bahan jalan subbase dan base adalah
peralatan produksi Aggregate Mixing Plant. Dibandingkan dengan peralatan lain

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 34


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Peralatan Aggegate Mixing Plant ini dapat mencampur bahan jalan secara homogeny
sesuai dengan spesifikasi yang dipwersyaratkan.

3.6. REFERENSI
1. Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 537/KPTS/M/1989, Tentang
Pedoman Penyimpanan dan penyaluran Barang.
2. Kepmen PU no 585/KPTS/M/1985 tentang Pedoman Penggunaan Peralatan.
3. Manual kriteria pemeliharaan peralatan di lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum, Tahun 1983

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 35


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

BAB IV

PERALATAN CONCRETE MIXING PLANT ATAU BATCHING PLANT.

4.1. UMUM
Concrete Mixing Plant (Concrete Batching Plant) adalah seperangkat peralatan untuk
memproduksi campuran beton semen atau cement concrete. Material bahan
campuran terdiri dari semen, agregat, air dan bahan tambahan lain seperti additive
atau retarder. Hasil produksi cement concrete ini saat ini banyak dipergunakan
sebagai konstruksi jalan dan jembatan.

Modul tentang ini menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan fungsi dan jenis/tipe
peralatan produksi campuran beton semen serta beberapa hal yang terkait dengan
persyaratan teknis yang harus dimiliki dan pemeriksaan kelaikan operasi serta
pengoperasian peralatan produksi campuran beton semen (Batching Plant).

3.1.1. Fungsi Peralatan


Peralatan produksi concrete mixing plant atau lebih dikenal dengan batching
plant adalah seperangkat peralatan yang mempunyai fungsi untuk
memproduksi campuran beton semen yang diproduksi pada umumnya beton
semen bermutu tingggi hanya karena biaya produksi yang tinggi.

Gambar 4.1. peralatan produksi Concrete Mixing Plant

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 36


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

3.1.2. Jenis Peralatan produksi Concrete Mixing Plant


Dari cara pencampurannya maka peralatan produksi ini dibagi menjadi 3
(tiga) jenis, yaitu :

1. Pencampur Reversibel atau Reversible Mixer


Alat pencampur tipe reversibel ini berputar dengan poros horizontal,
mempunyai dua bukaan, satu untuk pengisian dan bukaan yang lainnya
untuk pembuangan. Pada waktu mengaduk, drum berputar pada satu arah
putaran sedangkan pada waktu mengeluarkan hasil adukan drum diputar
pada arah putaran yang berlawanan. Pada umumnya alat pencampur ini
dilengkapi skip loader atau hopper sebagai alat pengisi serta tangki air
berikut meteran airnya. Bahkan untuk yang berkapasitas cukup besar ± s/d
10 m3 juga dilengkapi timbangan agregat. Biasa dipakai di central atau
pusat pencampuran (central mixing plant). Lihat gambar 2 dan gambar 3.

A B

Gambar 4.2. (A,B,C) : Concrete Mixing Plant jenis Reversible Mixer.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 37


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

2. Power Mixer
Power Mixer atau Alat Pencampur Bermesin mengaduk bahan-bahan
material campurannya di dalam drum (pan) pencampur, dimana proses
pencampurannya menggunakan tenaga penggerak dari pemutar (pengaduk)
Power Mixer atau Alat Pencampur Bermesin mengaduk bahan-bahan
material campurannya di dalam drum pencampur yang dipasangi lengan-
lengan atau pedal yang diputar mesin. Untuk mencegah melekatnya beton
semen ke dinding ataupun dasar atau alas drum, maka beberapa pedal akan
membersihkan beton semennya dari dinding atau alas drum. Alat Pencampur
Bermesin ini terdiri dari 2 (dua) macam drum pencampur, yaitu drum
pencampur berbentuk panci yang disebut Pan Mixer dengan lengan-lengan
berputar mendatar pada poros vertikal dan drum pencampur berbentuk drum
terbuka (gambar 4.2). Alat pencampur bermesin ini lebih banyak dipakai pada
produksi beton semen jadi atau Ready Mixed concrete karena kapasitas
produksinya bisa lebih tinggi dibandingkan dengan Freefall Mixer.
Bahan utama untuk membuat beton (concrete) adalah agregat, semen dan
air. Bahan-bahan ini kemudian dicampur/diaduk dengan Pan Mixer dengan
kapasitas antara 2,5 m3 sampai dengan 3,5 m3.

Gambar 4.3. Bentuk Pan Mixer (Planetary Mixer)

Dalam proses mengaduk/mencampur bahan beton ini gerakan daripada


lengan-lengan dapat dengan searah atau berlawanan arah satu sama lain,
dimana posisi pan bergerak berlawanan dengan lengan-lengan atau diam.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 38


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Alat Pencampur Bermesin yang kedua adalah Pencampur Tabung Datar atau
Trough Mixer yang berbentuk setengan tabung dimana terdapat 2 (dua) pintu,
yaitu pintu atas untuk menampung bahan/material, dan pintu bawah untuk
pengeluaran bahan/material yang sudah tercampur homogen. Peralatan ini
dilengkapi dengan pedal yang dipasang pada poros yang berfungsi sebagai
pusat putaran lengan-lengan. Pada pencampur poros tunggal, material yang
sudah dituangkan ke dalam tabung akan diaduk-aduk oleh pedal-pedal pada
lengan-lengan yang dipasang pada poros yang diputar mesin. Pada
pencampur poros ganda dengan kedua porosnya berputar berlawanan arah,
sepanjang kedua poros dipasangi lengan-lengan saling bersilangan dan pada
ujung lengan dipasang pedal.
Pada kedua macam pencampur baik poros tunggal maupun poros ganda,
maka bagian dinding sebelah dalam dilapisi dengan pelat aus, yang dapat
diganti baru apabila sudah tipis karena aus.

Gambar 4.4. Power Mixer Pedal Spiral Gambar 4.5. Power Mixer Poros Ganda

3. Free Fall Mixer


Silinder atau drum sebuah alat pencampur bebas atau free fall mixer
dapat diisi dan dikeluarkan isinya dengan mengubah arah putarannya
atau mengeluarkan isinya dengan cara dijungkirkan (tipping up).
Kecepatan putaran drum harus benar-benar mengikuti spesifikasi dari
pabriknya. Kecepatan putaran ini tidak boleh terlalu tinggi agar jatuhnya

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 39


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

material campuran tidak dipengaruhi oleh gaya centrifugal. Alat


pencampur bebas ini cocok untuk membuat beton semen yang tidak
terlalu kaku, rata-rata untuk beton semen dengan slump ± 2 in (± 5 cm).
Pada proses ini pencampuran terjadi dimana bahan-bahan/material beton
semen yang terjadi akibat jatuh sendiri sewaktu diputar yang berada
didalam bak pencampuran berjatuhan saat bak pencampurannya diputar.

Bagian-bagian dari free fall mixer adalah:

a. Tabung atau silinder atau drum yang di bagian dalamnya terpasang


sudu-sudu atau blades yang membentuk ulir atau spiral (gambar 4.4)
b. Hopper untuk menuangkan material yang akan dicampur
c. Roda gigi pemutar
d. Motor listrik atau mesin (engine) diesel atau bensin sebagai sumber
tenaga pemutar.
e. Konstruksi/trailer berikut roda (bila dipakai).

Gambar 4.6. Corong Pengisian Gambar 4.7. Bentuk Sudu keong

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 40


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 4.8. Pemutar Hidrolik Drum Mixer. Gambar 4.9. tempat persediaan air.

Proses Pencampuran.
Proses pencampuran bahan-bahan/material beton semen dengan sistem
free fall mixer dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Mempergunakan alat pencampur angkat atau Tilting Mixer.
Kapasitas peralatan produksi beton semen ini antara 250 liter sampai
1000 liter, maksimum produksi hanya 7 m3 dalam 1 (satu) hari.
Kelemahannya adalah pada saat produksi, komposisi campuran bahan
diatur secara manual tapi tetap sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan.

Gambar 4.10. Tilting Mixer (Molen Concrete Mixer).

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 41


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

b. Mempergunakan alat pencampur reversibel atau Reversible Mixer.


Kapasitas peralatan ini cukup besar bisa sampai dengan 10 m3.
Peralatan produksi ini dioperasikan dipusat pencampuran (center
mixing plant), dan dalam mendapatkan komposisi bahan/material
beton semen yang akan dicampur sudah menggunakan timbangan
yang akurat.

Kondisi Bahan/material
Sedangkan dari kondisi bahan pencampurannya juga dibagi menjadi 2
(dua) jenis, yaitu :
a. Pencampuran basah atau Wet Type
Adalah proses pencampuran bahan-bahan beton semen yaitu agregat
dan semen sudah dicampur dengan air sehingga hasil campuran
sudah berupa beton semen. Pencampuran seperti ini biasa di sebut
ready mix. Biasa dilaksanakan di batching plant dan produknya berupa
beton semen dibawa kelokasi memakai agregate truck.
b. Pencampuiran kering atau Dry Type
Dalam sistem ini maka agregat dan semen dituangkan kedalam truck
mixer, selanjutnya truck mixer berangkat menuju lokasi pekerjaan.
Sebelum mencapai lokasi, air yang sudah tersedia diatas truck mixer
dituangkan kedalam campuran sehingga truck mixer tiba dilokasi beton
semen sudah selesai teraduk dengan baik didalamnya. Pencampuran
kering ini biasanya untuk pengiriman ke lokasi yang cukup jauh (lebih
dari 40 km) untuk menghindari terjadinya pembekuan lebih cepat
apabila memakai wet type.
Dari lokasi pelaksanaan pencampurannya juga dibagi menjadi 2 (dua)
jenis, yaitu :
a. Pencampur terpusat atau central mixing yang biasa disebut ready mix.
Hanya ada 1 (satu) lokasi pencampuran terpusat atau central. Dari

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 42


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

central ini hasil campuran beton semen dibawa dengan agigator truck
kelokasi lapangan.
b. Pencampur berjalan atau On Road Mixing. Disini proses pencampuran
terjadi selama dalam perjalanan menuju lokasi pekerjaan.
Pencampuran ini umumnya terjadi pada dry mixer, peralatan umumnya
adalah truck mixer.

3.1.3. Alat Pengangkut Beton Semen.


Truck mixer adalah alat pengangkut beton semen yang sudah melalui
proses pencampuran bahan beton semen di batching plant. Apabila truck
mixer berfungsi sebagai transporter, maka sumber tenaga yang dipakai
adalah mesin dari unit trucknya, dilengkapi dengan komponen hidrolik
sebagai pemutar, dan komponen tangki persedian air.

Gambar 4.11. Jenis Truck Pengangkut beton semen (cement concrete).

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 43


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

3.2. KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA BATCHING CONCRETE PLANT


Komponen-komponen yang utama pada perlatan produksi campuran beton semen ini
adalah :

a. Bin Agregat

Gambar 4.12. bentuk Bin Agregat

b. Silo Semen curah

Gambar 4.13. Bentuk Silo tempat menyimpan semen curah

c. Tangki air.
Tangki air yang akan dipergunakan harus bersih dari bahan-bahan lain seperti
bahan-bahan organik atau minyak yang akan mempengaruhi ikatan semen
dengan agregat. Bahan-bahan alkali dan asam akan menimbulkan reaksi
kimiawi dengan semen yang mengakibatkan bubur semen berkurang

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 44


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

kekuatanya sehingga akan merusak konstruksi beton semen setelah jadi. Air
yang boleh dipakai pada pembuatan campuran beton semen harus bebas dari
bahan-bahan organik, alkalis, asam serta minyak sesuai yang dipersyaratkan
dalam spesifikasi teknis Direktorat Jenderal Bina Marga. Pada umumnya air
minum dapat dipakai dalam pencampuran beton semen. Air yang diperlukan
untuk pencampuran beton semen disimpan di dalam tangki air yang bersih
yang dilengkapi pengukur isi tangki

d. Pencampur atau mixer (fan mixer atau pugmill)

Gambar 4.14 : bentuk fan mixer/pugmill

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 45


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

e. Agrigator Truck

Gambar 4.14: bentuk Agrigator Truck.


f. Pembangkit tenaga (Gen Set)

g. Penimbang Bahan

Gambar 4.15: bentuk timbangan bahan

3.3. PROSES PRODUKSI


Dalam penulisan disini akan diuraikan salah satu contoh proses produksi campuran
beton semen di central mixing plant atau batching Plant.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 46


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

3.3.1. Penyimpanan bahan


Material agregat dari beberapa ukuran butiran sesuai persyaratan mutu beton
disimpan didalam bin agregat. Semen dalam bentuk curah disimpan didalam
silo semen yang tertutup. Air untuk campuran yang memenuhi persyaratan
mutu disimpan dalam tangki air.

3.3.2. Pencampuran
Alat pencampur atau mixer yang dipakai adalah dari tipe Pan Mixer (lihat
Gambar) agregat masing-masing ukuran dialirkan dari bin agregat masing-
masing menuju kealat timbangan memakai belt conveyor dan selanjutnya
setelah ditimbang untuk keperluan 1 (satu) kali mengaduk lalu ditumpahkan
kedalam pan mixer yang sudah diberi air sebagian terlebih dulu (Pan mixer
dalam keadaan dihidupkan) selanjutnya semen dikeluarkan dari silo,
ditimbang untuk 1 (satu) kali mengaduk dan ditumpahkan kedalam pan mixer
yang sudah berisi agregat dan sebagian air.
Selanjutnya seluruh kebutuhan air ditumpahkan kedalam adukan, lama
pengadukan tiap kali adukan 1.5 menit untuk pan mixer kapasitas sampai 0.75
m3. Selesai pengadukan hasilnya su berupa campuran beton semen,
ditumpukan kedalam agitator truck untuk dibawa kelokasi lapangan. Biasanya
agitator truck membawa sejumlah air cadangan yang akan ditambahkan ke
dalam campuran beton semen dekat sebelum sampai lokasi tujuan untuk
menjaga slum dari campuran jangan menurun.

3.3.3. Pemeriksaan Mutu beton


Mutu beton biasanya diperiksa nilai slump nya sebelum dicor kan. Nilai
kekuatan atau compression test dilaksanakan pada beton setelah mengeras.

3.4. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk menjaga waktu hasil produksi
serta untuk pemeliharaan peralatan maupun bahan terutama semen yaitu :

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 47


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Langkah-langkah pemeriksaan komponen atau bagian-bagian penting dari peralatan


produksi campuran beton semen dari tipe Power Mixer, adalah sebagai berikut:
a. Periksa Bin penampung agregat, apakah ada atap perlindungannya atau tidak,
apakah lubang serta pintu pengeluaran agregat dalam kondisi baik atau rusak.
b. Periksa Belt Conveyor pembawa agregat dari Bin ke pencampur masih dalam
kondisi baik, jalannya stabil serta kecepatannya bisa diataur sesuai putaran
elektro motor pemutarnya.
c. Periksa pengaturan bukaan pintu serta Conveyor sebagai pengatur otomatis
penimbang agregat.
d. Periksa pengatur aliran semen dari Silo semen ke penimbang.
e. Periksa penampung air serta pengatur airnya.
f. Periksa pedal-pedal lengan pengaduk serta putaran lengan pengaduk.
g. Periksa motor pemutar.
h. Periksa pintu bukaan pengeluaran pada pan-nya.
i. Periksa komponen/alat-alat timbangnya.
j. Pintu pengeluaran pada bin agregat agar selalu dijaga jangan sampai rusak dan
tidak berfungsi mengatur pengaliran dari agregat.
k. Waktu penyimpanan semen curah dalam silo tidak terlalu lama.
l. Pembersihan /Pencucian dari alat pencampur (mixer) setelah operasi agar
jangan tertinggal beton yang mengeras.
m. Pompa penyalur semen pada pengisian silo agar selalu bersih.
n. Drum dari agitator maupun truck mixer harus selaludibersihkan/dicuci.

3.5. APLIKASI DILAPANGAN


Campuran beton semen dipakai pada umumnya untuk konstruksi gedung serta
bangunan-bangunan konstruksi lainnya. Seperti bendungan (dam) serta untuk
konstruksi permukaan jalan kaku atau rigid pavement.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 48


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

3.6. PENUTUP
Pembelajaran melalui pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia ini
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi pejabat struktural
dan fungsional (Staf Teknik Balai, PPK, SNVT, SKPD, Perencana (Bintek),
Pelaksana Wilayah, dan Dinas PU (Bina Marga) Propinsi/Kabupaten/Kota) tentang
penggunaan Peralatan Produksi Bahan Jalan. Sebagai indikator keberhasilan setelah
mengikuti pelatihan ini peserta akan mampu mengenal dan memahami jenis
peralatan produksi bahan jalan Concrete Batching Plant dengan komponen-
komponennya, dan mengerti tentang proses produksi bahan jalan yang dihasilkan,
serta penggunaan hasil produksi bahan jalan tersebut. Untuk lebih mengerti dan
memahami tentang bentuk dan fungsi peralatan ini peserta harus melihat langsung
dilapangan karena bagi peserta yang akan ditugasi sebagai pengawas lapangan,
selalu berhubungan dengan peralatan ini.

3.7. REFERENSI
1. Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 537/KPTS/M/1989, Tentang
Pedoman Penyimpanan dan penyaluran Barang.
2. Kepmen PU no 585/KPTS/M/1985 tentang Pedoman Penggunaan Peralatan.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum : 23/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat
Jenderal Bina Marga,
4. Manual kriteria pemeliharaan peralatan di lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum, Tahun 1983

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 49


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

BAB V

PERALATAN DAUR ULANG ATAU RECYCLER

5.1. UMUM
Daur ulang perkerasan yang ada adalah sistem yang dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan bahan jalan yang sekarang dirasakan semakin sulit untuk
mendapatkannya. Dengan adanya sistem recycling ini banyak faktor keuntungan
diperoleh antara lain akan mengurangi dampak kerusakan lingkungan disekitar
quarry, mengurangi pemakaian peralatan dalam pekerjaan jalan, alat produksi bahan
jalan bisa berpindah-pindah (mobile), dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, dan dapat mengaplikasikan teknologi peralatan dan bahan yang tepat
guna. Jenis peralatan daur ulang ini sebetulnya sudah lama dikenal di Indonesia,
namun peralatan ini baru dipergunakan setelah adanya krisis material/bahan jalan
seperti yang diuraikan diatas.
Peralatan produksi bahan jalan ini dalam operasinya mempergunakan perkerasan
jalan yang ada, yang sudah dilakukan pemeliharaan berkali-kali namun tetap
mengalami kerusakan yang sedang maupun parah. Prinsip peralatan produksi ini
dalam penggunaannya adalah sebagai berikut:
a. Mengolah dan memanfaatkan kembali (re-use) material perkerasan jalan lama
secara optimal dan ekonomis, yang disebut RAP (Reclaimed Asphalt Pavement)
dan RAM (Reclaimed Asphalt Material).
b. Menstabilisasi/ memodifikasi material perkerasan lama sehingga menjadi lapis
perkerasan jalan yang lebih berkualitas (rejuvenating pavement).
c. Hasil (bahan jalan) produksi peralatan daur ulang ini dalam aplikasinya mampu
memikul beban lalu lintas rencana.
d. Mengaplikasikan teknologi bahan dan peralatan yang tepat guna.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 50


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Corong
SKEMA DAUR ULANG Conveyor penyemprot bitumen

Drum 2 Drum 1
Campuran baru penyebar bahan penyebar bahan

Bentuk akhir Penyebaran Penghamparan Pencampuran Proses pengerukan

Gambar 5.1. Proses dan Produksi Peralatan Daur Ulang (Recycling)

Kondisi existing perkerasan Kondisi perkerasan setelah


sebelum ditangani ditangani
Lapisan permukaan yang baru

Lapisanan hasil recycling

Gambar 5.2. Proses Produksi Peralatan Daur Ulang (Recycling)

5.1.1. Fungsi Peralatan


Peralatan daur ulang atau recycler berfungsi untuk mendaur ulang material
bekas yaitu material lapisan permukaan perkerasan jalan hasil
pengupasan/pengerukan (RAP/RAM) untuk dipakai kembali sebagai material
untuk pelapisan kembali permukaan perkerasan yang telah dikupas/dikeruk
setelah di tambah bahan-bahan baru antara lain chemical treated (bahan kimia
tertentu agar material lama akan menjadi lebih baik kualitasnya), atau ditambah

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 51


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

dengan cement atau lime treated (menambahkan semen atau lime), atau
dengan menambah bitumuminous treated (agregat baru).
Proses pencampuran bahan-bahan baru tersebut dengan material lama hasil
kupasan terjadi didalam peralatan recycler. Jadi peralatan recycler sambil
berjalan mengupas lapisan permukaan perkerasan yang rusak, maka hasil
kupasannya langsung ditambah/dicampur dengan bahan-bahan baru, dan hasil
keluaran dari recycler sudah berupa campuran baru yang sudah terhampar
diatas permukaan perkerasan yang dikupas.

5.1.2. Peralatan daur ulang


Peralatan produksi bahan jalan secara daur ulang merupakan 1 (satu)
rangkaian dari beberapa alat yang masing masing mempunyai fungsi berbeda.
Secara umum rangkaian peralatan recycler tersebut adalah sebagai berikut:

a. Milling Machine (Cold Milling dan Hot Milling)


b. Cold Recycler Machine (In-Place dan In-Plant).
c. Asphalt Finisher
d. Motor Grader
e. Pemadat getar vibro roller dengan kapasitas yang sesuai
f. Pemadat roda karet Pneumatic Tire Roller (PTR).
g. Truck Tangki Asphalt
h. Truck Tangki Air
i. Dump Truck
j. Asphalt Sprayer
k. Alat Bantu.

Dari rangkaian peralatan tersebut Milling Recycler merupakan peralatan


produksi bahan jalan, dan yang lain merupakan peralatan pendukung dalam
pelaksanaan aplikasi penggunaan bahan jalan yang dihasilkan.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 52


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

5.1.3. Milling Machine.

Milling Machine merupakan alat untuk mengupas/mengeruk lapisan


perkerasan lama dengan ketebalan antara 3 sampai 5 cm (Gambar 5.3 dan
Gambar 5.4). Hasil pengerukan kemudian dipergunakan kembali sebagai
lapisan perkerasan aspal yang baru dengan menambahkan bahan/material
baru dan aspal, atau sebagai bahan jalan tambahan pada proses daur ulang
dengan metode recycling. Dalam bekerjanya peralatan ini dilengkapi dengan
alat angkut dump truck kapasitas 12 M3 untuk membawa hasil kerukan/
kupasan ini ke tempat penumpukan material sebagai RAP/RAM. Hasil kupasan
perkerasan kemudian disaring melalui ayakan sesuai dengan spesifikasi,
dimana fraksi hasil daur ulang untuk aspal rejuvenation (peremajaan aspal).
Apabila hasil kupasan ini tidak dipergunakan lagi maka diperlukan aspal baru
untuk menggantikan lokasi yang dikupas sebagi wearing coarse sesuai dengan
spesesifikasi dan job mix formula yang dipersyaratkan.

Dump Truck

Milling Machine

Gambar 5.3. Peralatan Pengupas perkerasan jalan.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 53


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Lapisan yang dikupas


Milling Machine
Gambar 5.4 Perkerasan jalan yang dikupas/dikeruk

Ada 2 (dua) jenis milling machine, yaitu :

a. Cold Milling
Cold Milling, beroperasi dalam keadaan dingin, yaitu proses pengupasan
dilaksanakan pada kondisi dingin, tanpa adanya pemanasan permukaan
perkerasan yang akan dikupas/dikeruk.

b. Hot Milling
Hot Milling, beroperasi dalam keadaan panas, yaitu proses pengupasan
dilaksanakan pada kondisi panas, yaitu permukaan perkerasan jalan yang
akan dikupas/dikeruk dipanaskan terlebih dahulu dengan memakai alat
pemanas/radiasi elemen infrared yang di pasang di peralatan recycle.

5.1.4. Cold Recycler Machine.


Cold Recycler Machine merupakan alat untuk mengupas/mengeruk lapisan
perkerasan lama dengan ketebalan sampai dengan 50 cm. Hasil kupasan
kemudian disaring melalui ayakan sesuai dengan spesifikasi seperti telihat
pada gambar 5.5, dimana fraksi hasil daur ulang untuk aspal rejuvenation
(peremajaan aspal)

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 54


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Hasil saringan kemudian dipergunakan kembali sebagai lapisan pondasi (base)


yang dinamakan CTRB atau CMTRB yang baru dengan menambahkan
bahan/material baru (semen) dan foam bitumen. Dalam bekerjanya peralatan
ini dilengkapi dengan serangkaian peralatan untuk proses pekerjaan jalan.

RAP

Gambar 5.5. Hasil ayakan dari bahan RAP.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 55


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Cold Milling Recycler Machine

RAP
Gambar 5.6. Hasil Proses Pengerukan

5.1.5. Komponen/Bagian-bagian utama Recycler Machine.

a. Rotor Pengupas/pengeruk .
Berbentuk sebuah drum dengan paku (pin) pengupas/pengeruk di pasang
disekeliling permukaan drum. Paku (pin) pengupas bisa diganti dengan
mudah bila apabila sudah aus atau rusak.

ROTOR

Gambar 5.7. Bentuk Rotor dengan paku (pin) disekeliling permukaan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 56


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

b. Penggerak/pemutar rotor
Penggerak mekanis memutarkan pengeruk dan rotor pencampur langsung
dari putaran engine dengan perantara v-belt, sehingga mengurangi daya-
daya yang hilang (lihat gambar 5.7)

c. Ruang pencampuran (mixing chamber)


Didalam ruangan ini rotor dengan paku-pakunya (pin) akan
mengupas/mengeruk lapis permukaan perkerasan jalan. Hasil kupasan
atau pengerukan langsung dicampur bahan baru (bisa aspal emulsi atau
bisa juga aspal dalam bentuk kabut atau foamed bitumen). Penutup
ruangan bisa angkat atau diturunkan secara hidrolis, jadi sekligus sebagai
pengatur tebal atau tinggi sekaligus sebagai pengatur tebal atau tunggu
lapisan hamparan baru.

d. Komponen penyemprot aspal


Aspal sebagai bahan pencampur pada material hasil kupasan akan
disemprotkan langsung melalui komponen ini.
Gambar a) komponen penyemprot aspal emulsi, sedang gambar b)
Komponen penyemprot aspal apabila dipakai aspal dalam bentuk kabut
atau foamed bitumen.

e. Pengendali (system computer)


Peralatan recycler ini pengoperasiannya dikendalikan seluruhnya memakai
system komputerisasi, dimaksudkan untuk mencegah kesalahan akibat
kesalahan manusianya.

f. Tenaga penggerak (engine)


Sumber tenaga penggeraknya adalah motor diesel dengan daya cukup
besar untuk dapat memberikan daya yang kuat pada sistem roda
penggerak, sistem pengerukan dan sistem-sistem pengoperasian lainnya.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 57


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

g. Pompa dan motor hidrolik


Pompa serta motor hidrolik merupakan sistem yang dipakai pada roda ban
serta pada operasi-operasi komponen lain. Antara lain buka tutup penutup
ruang pencampuran. (lihat gambar)

5.2. PROSES RECYCLING.

Proses recycling adalah proses dimana recycle machine mengupas perkerasan lama
dengan kedalaman sampai dengan 50 cm untuk membentuk RAP (Reclaimed Aspalt
Pavement) didaur ulang dengan menambah semen, air dan bitumen (berbentuk
foam) membentuk bahan jalan CTRB (Cement Treated Recycling Base) dan CMFRB
(Cold Mixed Recycling Foam Bitumen). CTRB maupun CMFRB mempunyai fungsi
yang sama yaitu sebagai lapisan pondasi base course, dimana sebelum didaur ulang
bahan jalan ini berfungsi sebagai pavement/perkerasan aspal. Yang membedakan
antara CTRB dan CMFRB adalah dalam proses daur ulang, CMFRB mempunyai
komposisi agregat RAP hasil milling 75% ditambah agregat baru berupa abu batu
25%. Semen (1%-1,5%), Foam bitumen (2,5%), dan air (di perlukan untuk proses
pembentukan foamed bitumen). Bitumen ini ditambahkan untuk menambah daya ikat
binder dan strength/kekuatan sesuai spesifikasi. Sedangkan CTRB merupakan
bahan jalan base course dengan mempergunakan material daur ulang hasil milling
perkerasan lama dan penambahan material baru hanya kalau diperlukan. CTRB
ditambah dengan semen (4%) untuk menambah strength/ kekuatan.

Dalam pelaksanaan memproduksi bahan jalan tersebut ada 2 (dua) cara yaitu:

a. Cara In-Plant
In Plant, yaitu hasil cold milling (RAP) dibawa dump truck ketempat penimbunan
diluar lokasi area pengerukan untuk dilakukan pencampuran. Lokasi penimbunan
RAP ini tidak terlalu jauh dari lokasi penanganan jalan agar dalam transportasi
bahan jalan/material yang sudah diremajakan (CMFRB) lebih cepat dalam
pelaksanaan konstruksinya.(Gambar 5.8)

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 58


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 5.8. Rangkaian Peralatan Produksi CMFRB (In Plant)

Proses pelaksanaan recycling dengan metode In Plant (Gambar 5.9)


a. Proses foaming RAP dan material baru (bila diperlukan).
b. Hasil olahan/produksi Foamed Bitumen Mix dibawa ke site dengan Dump Truck
c. Penghamparan dengan paver atau grader
d. Proses pemadatan
e. Hasil produksi recycling

Proses kerja rangkaian peralatan Recycling ini dapat dilihat pada gambar 5.9 berikut :

a b c

HASIL AKHIR RECYCLING

c d e

HASIL AKHIR RECYCLING

Gambar 5.9 Peralatan recycling In-Plant.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 59


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

b. Cara In- Place,


Proses recycling In-Place sama dengan In-Plant, perbedaannya adalah pada
proses pencampuran RAP dengan bitumen. Pada proses In-Place hasil milling
langsung dicampur ditempat dengan semen dan langsung dipergunakan sebagai
bahan jalan CTRB/base course. (Gambar 5.10)

Gambar 5.10. Rangkaian Peralatan Recycling untuk CTRB (In Place)

Proses pelaksanaan recycling dengan metode In Place:


a. Penambahan material baru (bila diperlukan), alat yang dipakai dump truck.
Pada daerah/area perkerasan yang akan diremajakan dan apabila perlu suatu
peninggian jalan, maka diperlukan material baru untuk direcycling menjadi
pondasi base.
b. Pulverising/pengerukan/pengupasan perkerasan lama, menggunakan
peralatan cold milling machine untuk dijadikan RAP.
c. Penebaran semen, mempergunakan spreading cement truck.
d. Proses Foaming ( foaming, watering, admixing), menggunakan rangkaian
peralatan Recycler.
e. Initial compaction (pemadatan awal), menggunakan alat berat padfoot roller,
dan tandem roller.
f. Trimming (pembentukan dan perataan permukaan badan jalan),
menggunakan grader.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 60


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

g. Pemadatan terakhir, menggunakan vibro roller. Pada kegiatan ini perkerasan


aspal lama telah menjadi base atau CTRB (peremajaan lapisan aspal).
h. Kemudian permukaaan dilapisi dengan aspalt wearing, AC/WC binder.

Proses kerja rangkaian peralatan Recycling ini dapat dilihat pada gambar 5.11 berikut :

a b c

d e f

g g h

HASIL AKHIR RECYCLING

Gambar 5.11 Peralatan recycling In-Place.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 61


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

5.2.1. Peralatan yang dipakai

5.2.2.1 Komposisi Peralatan Untuk Lapisan CTRB.


Dikarenakan bahan jalan CTRB memiliki kuat tekan (Compressive
Strength) yang relatif lebih tinggi dan mempunyai setting time yang
relatif cepat, sehingga idealnya dilakukan secara In Place.
Untuk proses recycling perkerasan lama dengan ditambah bahan
semen yang dipakai sebagai bahan pengikat, maka peralatan yang
digunakan adalah :

a. Recycling machine
f. Motor Grader
g. Vibro Roller
h. Padfoot Roller
i. Truck Tangki Air
j. Alat Penyebar Semen (Cement Spreader)
k. Pneumatic Tyre Roller

5.2.2.2 Komposisi Peralatan Untuk Lapisan CMFRB (Foamed Bitumen).

Teknik pencampuran aspal dengan agregate dengan memanfaatkan


sifat aspal yang akan ekspansif/mengembang berbentuk busa
(volumenya mengembang) bila dicampur dengan sejumlah air dalam
temperatur tinggi. Pada saat aspal ekspansif dalam bentuk busa , luas
kontak permukaannya jauh bertambah luas sehingga dengan mudah
dapat dicampurkan dengan agregate.
Untuk proses recycling perkerasan lama dengan ditambah bahan foam
bitumen sebagai pengikat binder, maka peralatan yang digunakan
adalah :
a. Seperangkat Peralatan Recycling
b. Wheel Loader

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 62


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

c. Finisher
d. Tandem Roller
e. Vibro Roller
f. Pneumatic Tire Roller
g. Cement Silo (kapasitas 20 ton)

5.3. PROSES PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEREMAJAAN PERKERASAN JALAN


LAMA DENGAN FOAM BITUMEN.

Peralatan Recycle sudah disiapkan diatas permukaan perkerasan yang akan


diremajakan dengan metode recycling. Truck tangki aspal dan truck tangki air sudah
disiapkan. Truck tangki aspal didepan atau dibelakang recycler dan truck tangki air
ditempatkan dibelakang recycling pipa-pipa penyalur aspal serta penyalur air dari
truck tangki aspal dari truck tangki air sudah dihubungkan ke recycler melalui lubang
pipa penyambung masing-masing.
Baik Recycler dan Truck aspal serta truck air bergerak bersama-sama dengan
kecepatan rendah ± 10 sampai 15 m/menit dengan setelan kedalaman pengumpan
yang telah ditentukan sebelumnya, maka rotor akan mengupas lapisan permukaan
yang dilalui recycler. Sambil berjalan maka foamed bitumen akan terbentuk dan di
semprotkan kedalam ruangan pencampuran (mixing chamber) sehingga akan
bercampur aduk dengan hasil pengerukan rotor yang sudah berbentuk butiran. Hasil
pencampuran ini akan terhampar keluar menutupi lubang bekas pengupasan.
Foamed bitumen akan terbentuk oleh proses pengaliran aspal dari tangki aspal, air
dan tangki air serta udara bertekanan tinggi.
Air dingin dalam jumlah tertentu disemprotkan ke aspal panas (±180°C) akan
menghasilkan aspal berubah menjadi busa atau foam. Ditambah bantuan udara yang
bertekanan tinggi maka foamed bitumen ini disemburkan keatas material hasil
kupasan.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 63


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

5.4. APLIKASI PRODUK


Recycling ini dilaksanakan pada pekerjaan pemeliharaan atau rehabilitasi jalan
beraspal yang telah mengalami kerusakan pecah-pecah atau retak-retak pada
permukaannya tanpa membuang lapisan yang rusaknya.
Keuntungannya adalah bahan lapisan perkerasan lama yang rusak tidak perlu
dibuang, tapi bisa dimanfaatkan kembali dan tinggi permukaan jalan tidak bertambah.

5.5. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


a. Komponen penyemprot foam bitumen harus selalu dibersihkan untuk mencegah
penyumbatan akibat pengerasan aspal (lihat gambar)
b. Peralatan recycler harus segera di bersihkan setelah operasi.

5.6. Penutup
Pembelajaran melalui pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia ini
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi pejabat struktural
dan fungsional (Staf Teknik Balai, PPK, SNVT, SKPD, Perencana (Bintek),
Pelaksana Wilayah, dan Dinas PU (Bina Marga) Propinsi/Kabupaten/Kota) tentang
penggunaan Peralatan Produksi Bahan Jalan. Sebagai indikator keberhasilan setelah
mengikuti pelatihan ini peserta akan mampu mengenal dan memahami jenis
peralatan produksi bahan jalan Recycler atau Mesin Daur Ulang dengan tipe
pelaksanaan millingnya yang ilengkapi dengan perangkat pendukungnya,
komponen-komponennya, mengerti tentang proses produksi bahan jalan yang
dihasilkan, serta penggunaan hasil produksi bahan jalan tersebut. Untuk lebih
mengerti dan memahami tentang bentuk dan fungsi peralatan ini peserta harus
melihat langsung dilapangan karena bagi peserta yang akan ditugasi sebagai
pengawas lapangan, selalu berhubungan dengan peralatan ini.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 64


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

5.7. Referensi

1. Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 537/KPTS/M/1989, Tentang


Pedoman Penyimpanan dan penyaluran Barang.
2. Kepmen PU no 585/KPTS/M/1985 tentang Pedoman Penggunaan Peralatan.
3. Manual kriteria pemeliharaan peralatan di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum,
Tahun 1983.
4. The New Generation of Recyclers, Recycler WR 2500 S, Wirtgen Group Germany.
5. Lokakarya tentang Aplikasi Teknologi Foamed Bitumen untuk Daur Ulang Perkerasan
Jalan (Pavement Recycling Technology), Dipresentasikan oleh Gatot Soerjatmodjo
Juli 2010.

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 65

Anda mungkin juga menyukai