Makalah Ideologi Komunisme Pendidikan Pa
Makalah Ideologi Komunisme Pendidikan Pa
Makalah Ideologi Komunisme Pendidikan Pa
Sudarmanto (2009) SDM dianggap sebagai salah satu faktor sangat penting karena
mencapai tujuan, baik pada organisasi publik maupun private. Walaupun telah
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, apabila tanpa pengelolaan secara
optimal tentu kontribusi terhadap organisasi akan jauh dari harapan. Sehingga,
sudah seharusnya SDM dikelola secara tepat salah satunya dengan menciptakan
motivavsi dalam bekerja dan memperhatikan konflik peran maupun beban kerja
yang ada.
sebuah organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia yakni karyawan didalam
sebuah perusahaan merupakan modal utama yang harus dijaga dan diperhatikan
diukur dari berjalan atau tidaknya kinerja karyawan secara baik atau buruk dalam
sebuah perusahaan. Kinerja yang berjalan baik dalam sebuah perusahaan dapat
menentukan keberhasilan perusahaan didalam pencapaian tujuan visi dan misi dari
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
dilaksanakan oleh karyawan itu sendiri, yakni kinerja tinggi, kinerja sedang dan
kinerja karyawan baik dan meningkat maka kinerja dari organisasi suatu
Kinerja karyawan harus diperhatikan setiap perusahaan karena upaya inilah penentu
keberhasilan organisasi suatu perusahaan untuk mencapai level atas sesuai tujuan
yang ditentukan. Akan tetapi, sering kali perusahaan kurang memperhatikan hal
tersebut. Secara umum yang tejadi dalam perusahaan terlihat masih banyak
melebihi jam istirahat, pulang lebih cepat tanpa alasan yang jelas, pekerjaan yang
aktual rendahnya kinerja karyawan. Salah satu hal yang dapat diukur adalah aspek
kehadiran karyawan dalam bekerja, hal ini dapat dilihat pada gambar 1.2
GAMBAR 1.2
PERSENTASE TINGKAT KEHADIRAN KARYAWAN WANITA
PERIODE DESEMBER 2017 – NOVEMBER 2018 PADA BPJS
KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR (dalam persen %)
penurunan. Persentase kehadiran yang paling rendah terjadi pada Oktober 2018
yaitu sebesar 85%. Selain itu, tingkat kehadiran karyawan tidak mencapai target
ketidakhadiran yang diterima oleh perusahaan dengan berbagai alasan (sakit, cuti)
serta tanpa alasan yang jelas (mangkir). Sehingga dapat dikatakan terjadinya
perilaku cenderung kurang disiplin tersebut akibat adanya konflik peran antara
peran dalam keluarga maupun pekerjaan mengingat secara alamia peran utama
wanita adalah sebagai pengelolah rumah tangga dan tidak hanya aspek konflik
peran saja melainkan juga adanya beban kerja yang berlebih mengingat adanya
penambahan jumlah kepesertaan yang meningkat pesat dari tahun 2017 menuju ke
tahun 2018.
yang perlu memperoleh perhatian adalah aspek kinerja untuk karyawan berjenis
memungkinkan wanita memiliki peran yang sama (equal) dengan laki-laki salah
satunya dalam hal memperoleh pekerjaan. Keputusan untuk mengambil dua peran
berbeda yaitu di rumah tangga dan di tempat kerja tentu diikuti dengan tuntutan dari
dalam diri sendiri dan pemenuhan kebutuhan ekonomi. Tuntutan dari diri sendiri
dan kebutuhan hidup ini menyerukan hal yang sama yaitu keberhasilan dalam dua
peranan tersebut. Idealnya memang setiap wanita bisa menjalani semua peran
dengan baik dan sempurna, namun ini bukanlah hal mudah. Banyak wanita
berperan ganda mengakui bahwa secara operasional sulit untuk membagi waktu
bagi urusan rumah tangga dan urusan pekerjaan. Akibat yang sering dihadapi oleh
peran atau hanya berhasil di salah satu peran saja dan peran yang lain dinomor
kerja akan semakin meningkat di wilayah dunia. Berdasarkan data Badan Pusat
saat ini ada 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Itu artinya, jumlah pekerja perempuan hampir sama besarnya dengan
pekerja laki-laki. Namun menjalani dua peran sekaligus, sebagai seorang pekerja
sekaligus sebagai ibu rumah tangga tidaklah mudah. Karyawan wanita yang telah
menikah dan mempunyai anak memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih berat
daripada wanita single. Peran ganda pun dialami oleh karyawan BPJS
tersebut juga berperan di dalam pekerjaannya. Konflik peran inilah yang menjadi
pemicu stres dalam kerja, sehingga terkadang hasil pekerjaan tidak maksimal atau
banyak kesalahan.
permasalahan terhadap kinerja. Beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam bentuk
standar kerja perusahaan menurut jenis pekerjaannya. Beban kerja karyawan dapat
terjadi dalam tiga kondisi. Pertama, beban kerja sesuai standar. Kedua, beban kerja
yang terlalu tinggi (over capacity). Ketiga, beban kerja yang terlalu rendah (under
capacity). Beban kerja yang terlalu berat atau ringan akan berdampak terjadinya in-
efisiensi kerja. Beban kerja yang terlalu ringan berarti terjadi kelebihan tenaga kerja.
Kelebihan ini menyebabkan organisasi harus menggaji jumlah karyawan lebih banyak
dengan produktifitas yang sama sehingga terjadi inefisiensi biaya. Sebaliknya, jika
terjadi kekurangan tenaga kerja atau banyaknya pekerjaan dengan jumlah karyawan
yang dipekerjakan sedikit, dapat menyebabkan keletihan fisik maupun psikologis bagi
karyawan. Akhirnya karyawan pun menjadi tidak produktif karena terlalu lelah.
capaian di sepanjang tahun 2018 menggembirakan. Hal ini terlihat dari peningkatan
aktif sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan sampai akhir Desember 2018. Jumlah
tersebut melampaui target yang ditetapkan perseroan yaitu sebesar 29,6 juta pekerja
aktif, (nasional.kontan.co.id pada tanggal 8 Maret 2019) ” dari hal ini dapat diambil
dua aspek bahwa pertama kinerja karyawan yang ada sudah baik akrena sudah
dapat melampaui capaian target dan kedua karena jumlah target kepesertaan dengan
jumlah sangat banyak maka jumlah beban kerja juga akan meningkat, sehingga hal
ini dapat mengidentifikasikan bahwa jenis beban kerja yang ada dalam bentuk
permasalahan work family conflict serta beban kerja yang tinggi maka perlu adanya
pemberian motivasi agar karyawan selalu memberikan kinerja yang terbaik dengan
stabil dan tidak fluktulatif. . Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang
mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan
individu, sebagai suatu dorongan untuk mencapai suatu tujuan. Para karyawan
pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu karena dapat memuaskan keinginan
mereka mencapai suatu tujuan organisasi. Semangat kerja tidak dapat dipisahkan
oleh motivasi kerja, gambaran yang akurat tentang hubungan ini adalah bahwa
motivasi kerja dapat menimbulkan semangat kerja yang tinggi. Motivasi kerja
memang sangat diperlukan oleh seorang karyawan untuk dapat mencapai suatu
semangat kerja yang tinggi meskipun menurut sifatnya besarnya semangat kerja itu
sendiri sangat relatif atau berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.
Seseorang dengan tingkat motivasi kerja yang tinggi memiliki perasaan positif