PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data tutorial
Tutor : dr. Indriyani, M.Biomed
Moderator : Muhammad Adamas
Sekretaris meja : Novita Indah Yanti
Sekretaris papan : Monica Rezky
Hari, Tanggal : Selasa, 10 Juli 2018
Pukul 08.00 – 10.30 WIB.
Kamis , 12 Juli 2018
Pukul 08.00 – 10.30 WIB.
Rule tutorial :
1. Alat komunikasi dinonaktifkan
2.Semua anggota tutorial harus mengeluarkan
pendapat
3. Dilarang makan dan minum
2) Derajat II
Lesi melibatkan epidermis dan mencapai kedalaman dermis
namun masih terdapat epitel vital yang bisa menjadi dasar
regenerasi dan epitelisasi. Jaringan tersebut misalnya sel epitel
basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan pangkal rambut.
Dengan adanya jaringan yang masih “sehat” tersebut, luka
dapat sembuh dalam 2-3 minggu. Gambaran luka bakar berupa
gelembung atau bula yang berisi cairan eksudat dari pembuluh
darah karena perubahan permeabilitas dindingnya, disertai rasa
nyeri. Apabila luka bakar derajat II yang dalam tidak ditangani
dengan baik, dapat timbul edema dan penurunan aliran darah di
jaringan, sehingga cedera berkembang menjadi full-thickness
burn atau luka bakar derajat III.
3) Derajat III
Mengenai seluruh lapisan kulit, dari subkutis hingga mungkin
organ atau jaringan yang lebih dalam. Pada keadaan ini tidak
tersisa jaringan epitel yang dapat menjadi dasar regenerasi sel
spontan, sehingga untuk menumbuhkan kembali jaringan kulit
harus dilakukan cangkok kulit. Gejala yang menyertai justru
tanpa nyeri maupun bula, karena pada dasarnya seluruh
jaringan kulit yang memiliki persarafan sudah tidak intak.
Kedalaman luka bakar:
f. Apa makna mengeluh lengan kanan dan kiri mengalami luka bakar
dan terasa nyeri serta ia juga mengeluh nyeri di panggul kanan dan
paha atas?
Jawab:
Makna lengan kanan dan kiri mengalami luka bakar dan terasa
nyeri adalah pada Tn. Dedi mengalami luka bakar derajat IIA
karena ia merasa nyeri. Makna ia juga mengeluh nyeri dipanggul
dan paha atas adalah hal tersebut diakibatkan karena ia terbentur
benda keras dan terjadi fraktur yang menyebabkan nyeri.
1) Epidermis
FISIOLOGI
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga
homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi
fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara
sebagai yaitu berikut:
a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas,
dan zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku,
dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan
kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari
lingkungan luar tubuh melalui kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit
dan rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid
yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya
sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan
menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang
mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan
pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas
melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi
genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan
pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang
protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang
merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada
sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk
melewati keratin dan sel Langerhans.
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-
lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen
dan karbon dioksida.Permeabilitas kulit terhadap oksigen,
karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi.Selain itu beberapa material toksik
dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat
juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga
mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di
tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh
tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis
vehikulum.Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel
atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang
melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
3. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua
kelenjar eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
a. Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel
rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum
menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili
berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum
dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum
tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol,
protein, dan elektrolit. Sebum berfungsi menghambat
pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin.
b. Kelenjar keringat, walaupun stratum korneum kedap air, namun
sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui
kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan
mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang
yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air
dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk
mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul
organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.
Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat
apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
c. Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara
dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan
sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin
bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga
sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi
dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar
keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke
permukaan luar.
d. Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak
tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien
organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 –
6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur
temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta
melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan
agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil
dengan sifat antibiotik.
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis.Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan
Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh
badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner
terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula
badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan
terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di
epidermis.Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di
daerah yang erotik.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan
menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu
tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak
serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas
akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu
rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan
mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga
mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
6. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7
dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet.Enzim di
hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan
calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif.Calcitriol adalah hormon
yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus
gastrointestinal ke dalam pembuluh darah.Walaupun tubuh mampu
memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi
kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin
D sistemik masih tetap diperlukan.Pada manusia kulit dapat pula
mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar
keringat, dan otot-otot di bawah kulit.
(Guyton, 2007).
FEMUR
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal
berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan
tibia melalui condyles. Didaerah proksimal terdapat processus yang
disebut trochanter mayor dan minor, dihubungkan oleh garis
intertrochanteric. Dibagian distal anterior terdapat condyle medial
untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella.
Dibagian distal posterior terdapat fossa intercondylar (Snell, 2006
dan Putz, R., 2007).
Persarafan simpatik arteri tungkai bawah berasal dari tiga
segmen thoracica bagian bawah dan dua atau tiga segmen lumbalis
bagian atas medulla spinalis. Serabut-serabut preganglionic
berjalan ke ganglia thoracica bawah dan lumbalis atas via rami
albae. Serabut-serabut bersinaps di ganglia lumbalis dan sacralis
dan serabut posganglionik mencapai pembuluh darah melalui
cabang-cabang plexus lumbalis dan sacralis. Arteria femoralis
menerima serabut sympathicus dari nervus femoralis dan
obturatorius. Arteri-arteri yang lebih distal mendapat serabut
posganglionik melalui nervus peroneus communis atau nervus
tibialis (Snell, 2015).
3. Primary survey
a. Bagaimana interpretasi dari primary survey?
Jawab:
Airway
Keluhan Intepretasi
Disability
4. Secondary survey
a. Bagaimana interpretasi dari secondary survey?
Jawab:
Hasil Pemeriksaan Interpretasi
- Kepala:
(Abnormal)
Tidak terdapat jejas
Alis dan Bulu
Mata: Alis terbakar Hidung terbakar :
Indikasi Trauma
Telinga dan hidung: Bulu Hidung
Inhalasi
terbakar
- Leher:
(Normal)
dalam bata normal, vena jugularis datar
(tidak distensi)
- Thoraks:
(Normal )
Inspeksi: tidak ada jejas, frekuensi 26 Thorax tidak ada
x/menit, gerak nafas simetris kelainan
Palpasi: nyeri tekan tidak ada,
krepitasi tidak ada, stem fremitus
sama kiri dan kanan
Perkusi: sonor kanan dan kiri
Auskultasi: suara paru vesikuler,
suara jantung jelas, regular
- Abdomen:
- Pelvis:
- Colok dubur:
(Normal)
Sphincter Ani Menjempit, Ampula
Kosong, Prostat Teraba, Tidak Teraba
Tonjolan Tulang
- Ekstremitas superior:
(Abnormal)
Terdapar luka bakar pada lengan anterior
Adanya Luka
atas dan bawah di bagian Kanan dan Kiri.
Bakar Derajat II.A
Ditemukan warna kulit kemerahan dan
terdapat Bullae
- Ektremitas inferior:
(Abnormal)
Regio Femur Dextra
Indikasi Fraktur
Inspeksi: tampak deformitas, soft Pelvis
tissue swelling
Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping rentang 180°
tubuh ke depan ke posisi di atas kepala,
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi di samping rentang 180°
tubuh,
Hiperektensi Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku rentang 45-60°
tetap lurus,
Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping di atas rentang 180°
kepala dengan telapak tangan jauh dari
kepala,
Adduksi Menurunkan lengan ke samping dan rentang 320°
menyilang tubuh sejauh mungkin,
Rotasi dalam Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan rentang 90°
menggerakan lengan sampai ibu jari
menghadap ke dalam dan ke belakang,
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan lengan rentang 90°
sampai ibu jari ke atas dan samping kepala,
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaran rentang 360°
penuh,
Pinggul
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°
Ekstensi Menggerakan kembali ke samping rentang 90-120°
tungkai yang lain,
Hiperekstensi Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50°
Abduksi Menggerakan tungkai ke samping rentang 30-50°
menjauhi tubuh,
Adduksi Mengerakan tungkai kembali ke posisi rentang 30-50°
media dan melebihi jika mungkin,
Rotasi dalam Memutar kaki dan tungkai ke arah rentang 90°
tungkai lain,
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi rentang 90°
tungkai lain,
Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar -
Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Inversi Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°
Eversi Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°
5. Data Tambahan
a. Bagaimana interpretasi data tambahan?
Jawab:
Pada kasus Interpretasi
Foto thoraks AP: dalam batas normal Normal
Foto pelvis AP tampak fraktur ramus superior Fraktur pada pelvis
inferior pubis dextra dan dislokasi sendi
sacroiliaca kanan (Articulation Sacro Iliaca
Dextra)
2. Luka bakar derajat IIA, fraktur pelvis dan fraktur femur disertai syok
hipovolemik
Secondary Survey
2.5 Kesimpulan
Tn. Dedi, 30 tahun mengalami trauma inhalasi (gangguan airway), luka bakar
derajat IIA, fraktur pelvis dan fraktur femur dextra (multiple trauma) disertai
syok hipovolemik.
Multiple Trauma
Syok hipovolemik
DAFTAR PUSTAKA
American Burn Association. 2013. Burn Incidence and Treatment in the United
States (Tersedia di http://www.ameriburn.org/resources_factsheet.php
diakses tanggal 11 Juli 2018).
Benjamin CW. 2008. First aid for burns [internet]. USA: Benjamin and
Associates. (Tersedia dari: http://www.medicinenet.com diakses pada 11
Juli 2018).
Gurnida, D.A dan Lilisari, M. 2011. Dukungan nutrisi pada penderita luka bakar.
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
Syamsuhidrajat, R. 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah De Jong Ed. 3. Jakarta: EGC
Syamsulhidjayat, R., Jong, W, D., 2005. Buku –ajar ilmu bedah. EGC. Jakarta.
American Collage of Surgeon Comitte on Trauma. 2014. Advanced
Trauma Life Support for Doctors 9th Edition. Chicago, IL: American
College of Surgeons Comitte on Trauma.
Tortora, G. J. 2009. Principles of Anatomy & Physiology. USA: John Wiley &
Sons. Inc.