Anda di halaman 1dari 19

PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab
manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan
hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship).Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan,
sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan
melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia
harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya,
serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun
teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak
akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.

Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan seseorang


dari pergaulan yang benar.Pergaulan bebas diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan
diluar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar.Padahal sebenarnya suatu pergaulan
bebas bisa membawa pengaruh positif atau pun pegaruh negatif tergantung pada
individu itu sendiri.

Positif yang dimaksud disini adalah bebas bisa berteman atau menjalin hubngan tanpa
membeda bedakan satu sama lain.Misalnya orang kulit putih berteman dengan orang
kulit hitam,orang Indonesia berteman dengan orang Malaysia.Dan lain sebagainya.

Dikategorikan negatif jika pergaulan bebas tersebut telah menjerumus menjadi salah
satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati
batas-batas norma ketimuran yang ada.Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar
baik di lingkungan maupun dari media massa.

Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian
dirii yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan
teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda
Indonesia dalam kemajuan bangsa.
3.2 SEKS BEBAS

A. DEFINISI SEKS BEBAS

Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa
adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu
bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati
batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini sering kita dengar baik di
lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya
rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.

Kurangnya keimanan, masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan


ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi
generasii muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Padahal Generasi muda adalah
tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat
estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda
juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan
budayanya.

Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahlii
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun
sampaii dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Mereka sedang mencarii pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan
yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Sedangkan mahasiswa sudah bisa
dikatakan cukup dewasa.
Pada umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas dengan
pacarnya, karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah calon suami
yang berhak mendapatkan segalanya. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran
adalah sebagian dari pergaulan bebas. Karena saat ini pacaran sudah menjadi hal yang
biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping.

Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Bila kita
menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan
dengan non muhrim) merupakan hall yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan
bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia,
demikian juga dengan budaya islam.

Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominani oleh para remaja dan
mahasiswa untuk mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari uang masih banyak
lagii jalan halal yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya meraka melakukan seks
bebas dengan alasan mencari uang adalah alasan sampingan, itu semua karena
merekapun menyukai seks bebas tersebut tanpa berfikir akibat buruk yang akan mereka
tanggung. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda
dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja
yang putus sekolah karena hamil.

Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang
idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan
sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan.
Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya
tidak akan terus berlangsung selamanya. Dengan adanya kesadaran bahwa pacar
bukanlah hak milik selamanya maka seorang remaja ataupun mahasiswa akan lebih
berfikir ulang untuk melakukan seks bebas.

B. SEKS BEBAS DIKALANGAN REMAJA

Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumii
ini. Bukan hanya manusia yang memiliki naluri seks, tetapi juga termasuk hewan dan
makhluk hidup lainnya (tumbuhan). Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup
hidup suatu spesies atau suatu kelompok (jenis) makhluk hidup. Tujuan utama dari seks
adalah untuk reproduksi buat kepentingan regenerasi. Artinya setiap makhluk hidup
melakukan seks untuk memperoleh keturunan agar dapat menjaga dan melestarikan
keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan
dan relaksasi dalam kehidupan (bagii manusia).

Kegiatan seks (bagi manusia) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan yang sah
antara laki-laki dan perempuan, ikatan itu disebut dengan nikah. Hubungan seks yang
dilakukan diluar pernikahan merupakan suatu pelanggaran terhadap norma-norma (baik
norma agama maupun norma-norma yang berlaku lainnya) dan merupakan suatu
perbuatan dosa yang besar dan sangat berat hukumannnya.Kita sering mendengar baik
dari cerita teman-teman ataupun dari berita tentang perilaku manusia zaman sekarang
yang sering melakukan hubungan seks diluar nikah (merupakan bagian dari seks bebas).
Hubungan seks tersebut merupakan hubungan seks liar yang dilakukan secara illegal
dalam artian sudah menyalahi norma-norma yang ada.

Tidak sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah (seks
bebas), karena hal itu lebih cenderung kepada sifat-sifat kehewanan. Coba kita
bandingkan dengan hewan-hewan yang melakukan hubungan seks sesuka hatinya,
dengan pasangan yang berbeda-beda dan dilakukan dimanapun yang penting ada
kemauan. Hewan melakukan hal tersebut karena mereka tidak dianugerahi akal dan
pikiran untuk melihat mana yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana
yang tidak pantas untuk dilakukan. Selain itu, hewan tidak terikat dengan norma-norma
yang mengharuskannya untuk megikutii aturan dari norma yang berlaku dan mengikat
seorang manusia. Kalau manusia melakukan kegiatan seks bebas, berarti derajat mereka
tidak lebih dari hewan yang berwajah manusia, karena manusia dianugerahi oleh Tuhan
akal dan pikiran untuk dapat memilih mana yang baik, mana yang buruk, mana yang
pantas dan mana yang tidak pantas untuk dilakukan.

Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan dalam terjadinya perilaku seks
bebas. Hubungan seks dilakukan apabila hawa nafsu sudah menguasai dirinya. Hawa
nafsu membuat seseorang lupa segala-segalanya, termask lupa akan Tuhan, yang dia
tahu hanyalah bagaimana caranya agar nafsunya tersebut dapat tersalurkan. Oleh
karena itu, sebagaii manusia yang diberikan kelebihan oleh Tuhan dibandingkan dengan
makhluk lainnya, kendalikanlah hawa nafsu kita agar derajat kita bisa lebih tingi dari
makhluk-makhluk yang lain. Karena disaat kita kalah oleh hawa nafsu, maka derajat kita
sama dengan seekor hewan.
Seks bebas merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan kemudian diadopsi
oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih dahulu.

Revolusi seks yang mencuat di Amerika Serikat dan Eropa pada akhir tahun 1960-an
sudah merabah masuk kenegeri kita tercinta ini melalui piranti teknologi informasi dan
saran-sarana hiburan lainnya semakin canggih. Sekarang, untuk mendapatkan suatu
video, gambar dan cerita-cerita tentang seks dan pornografi lainnya sangat mudah,
tinggal cari di internet dengan mengunjungi situs-situs yang meyediakan layanan dewasa
tersebut selain itu juga film-film dewasa tersebut juga sudah dijual oleh para pedagang
kaset dan video. Begitu mudahnya akses untuk mendapatkan hal-hal yang berbau
pornografi sekarang ini menyebabkan semakin meningkatnya angka perilaku seks bebas
di dalam masyarakat.

C. FASE REMAJA

Manusia selau mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat fisik (bentuk
tubuh) maupun yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku). Masa remaja merupakan
masa yang pasti dialami oleh setiap orang. Pada masa ini, pola pikir kita mengalami
peralihan darii pola pikir yang masih bersifat kekanak-kanakan menjadi pola pikir yang
lebih dewasa. Setelah melewati masa remaja maka setiap orang akan memasuki sebuah
tahapan atau fase yang disebut dengan fase pendewasaan. Di dalam fase ini manusia
mengalami perubahan pola pikir menjadi lebih matang secara bertahap.

Pada masa remaja biasanya setiap individu masih bingung dalam menentukan siapa
sebenarnya dia (tahap pencarian jati diri) dalam artian masih mencari apa yang harus ia
lakukan dalam kehidupannya. Pada masa inilah diperlukan penanaman nilai-nilai norma
yang berlaku agar pada waktu menjalani fase pendewasaan tidak terjerumus kedalam
jurang kesalahan yang dalam.
D. FASE PENDEWASAAN

Masa remaja biasanya dialami pada saat usia sekolah menengah, setelah masa remaja
ini terlewati maka fase selanjutnya adalah fase pendewasaan yang biasanya dialami
setelah lulus SMU atau pada waktu (seumuran) pertama kali kuliah (awal menjadi
mahasiswa). Pada saat menjadi mahasiswa pola pikir seseorang akan menjadi semakin
kritis, responsive dan cenderung idealis. Pada fase inilah pola pikir terbentuk menjadi
semakin matang. Tapi yang saya maksud disini bukan berarti bahwa karena menjadi
mahasiswalah pikirannya menjadii lebih matang, tetapi yang saya maksud adalah pada
waktu seumuran mahasiswa walaupun seseorang tersebut tidak menjadi mahasiswa
(yang mengalami hal ini bukan hanya mahasiswa tapi semua orang).

Saat pertama menjadi mahasiswa, setiap individu pasti merasakan perbedaan yang
sangat signifikan dibandingkan dengan masa-masa SMU dan kemungkinan terjerumus
kedalam hal-hal yang negatif (seks bebas) sangat besar. Apalagi, bagi mereka yang harus
tinggal terpisah dengan orang tua mereka.

3.3 FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERGAULAN & SEKS BEBAS

Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki dampak bagi
masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada remaja
masa kini telah jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak
penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam pergaulannya, seperti seks
bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita terutama
dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah. Hal ini di karenakan
sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang-orang
dewasa.

Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun sudah
merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku pernah melakukan
hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan
atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Rata-rata mereka berusia 16-25
tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk
di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah bergaull
dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan remaja ini ingin
di pujii dan di katakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat
yang berkelanjutan.Maksud dari salah bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih
milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah
terpengaruh dan tetap berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma
hukum yang berlaku,karena gaul tidak harus melakukan seks bebas.

Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berfikir panjang ke depan
sebelum melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan
buruknya bagi diri kita, keluarga dan orang lain.

Berikut Beberapa faktor yang mendorong para remaja untuk melakukan seks bebas
adalah sebagai berikut:

1. Karena Kehidupan Iman Yang Rapuh.

Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan
ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh
situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karena kurangnya
keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus
meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karena agama adalah tumpuan
bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan diluar
agama tentu sangat minim. Ini sebenarnya faktor terpenting dalam membekali orang
muda menjalani hidup. Orang muda yang imannya tidak handal, memiliki
kecenderungan untuk tidak berjalan dalam jalan Tuhan, termasuk tidak berdoa untuk
pergaulan mereka.

Sebaliknya yang imannya handal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas akan menuai
dalam damai sejahtera.

Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa agama hidup
mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan
keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut
kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahu imana yang baik dan mana yang
tidak.

2. Kurangnya Perhatian Orang Tua.

Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang tua
sangat diperlukan oleh seseorang karena orang tualah yang paling dekat dengannya.
Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang.

Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak
akan mudah terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.

Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya
sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang
tergolong memiliki kepribadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan
orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalkan penyesalan pada akhir perbuatan remaja
atau mahasiswa tersebut.
3. Lengkapnya Fasilitas.

Fasilitas yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan seks
bebas. Tetapi tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan fasilitas
yang diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi. Jika seorang
remaja atau mahsiswa memiliki fasilitas yang mendukung utnuk mereka melakukan seks
bebas seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka perlakuan seks bebas
akan mudah sekali terjadi.

Contohnya seperti kontrakan-kontrakan bebas yang bisa digunakan oleh para remaja
dan mahasiswa untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang selalu kosong juga
dapat menjadi tempat seorang remaja atau mahasiswa melakukan seks bebas, oleh
karena itu jangan biarkan si anak berduaan dirumah

4. Tekanan Dari Seorang Pacar

Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela
melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan
dihadapinya.

dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap
memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan,
penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa, dan pemikiran seperti
itu sangat banyak dijumpai.
5. Pelampiasan Diri.

Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa
dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas seperti
seks bebas.

5. Kurangnya Pengetahuan Tentang Seks Bebas.

Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk penyaluran kasih
sayang dalam sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa tanpa
seks kegiatan pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran seperti itu adalah bentuk
bujuk rayu setan. Tidak sedikit para remaja juga para mahasiswa berfikiran seperti itu.

6. Rasa Ingin Tahu Tentang Sesuatu Yang Berbau Seksual.

Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-
temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak
terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk
lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa
percobaan tersebut berbahaya.

7. Tontonan Yang Tidak Mendidik.


Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat besar. Apa
yang mereka tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk
perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar
kaca maupun film yang ditonton di layar lebar. Acara televisi begitu berjibun dengan
tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer
aurat dan adegan-adegan yang bisa meningkatkan gairah para lelaki. Belum lagi
tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya.

Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekitar wilayah
dada, dan buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak layak dilihat lainya.
Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah kesadaran
remaja untuk kritis dan inovatif. Oleh sebab itu sebaiknya tontonan yang mendidiklah
yang harus diberika pada seorang anak sejak dini sehingga kelak saat remaja menjadi
remaja yang baik.

8. Pergaulan Bebas.

Pergaulan bebas yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras dan
sebagainya akan berujung pada seks bebas. Karena pergaulan bebas dapat
menyebabkan seseorang lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren yang
akan berujung pada seks bebas.Yang pada dasarnya pemikiran seperti itu sangat salah.

9. Masa Remaja Terjadi Kematangan Biologis.

Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya orang
dewasa sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini membawa
konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah terpengaruhi oleh stimuli yang
merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan melihat film porno, cerita cabul, dan
gambar-gambar erotis.

Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri


cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran.
Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan mengendalikan diri
akan membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan
hubungan seksual pranikah.

10. Rendahnya Pengetahuan Tentang Bahaya Seks Bebas.

Sehingga mereka beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi
pergaulan mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang
tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita lakukan
dapat memudahkan kita terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya kita
sebagai seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila menemukan
atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin merasakannya atau
mencobanya.

12. Faktor Lingkungan Seperti Orang Tua.

Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System komunikasi,
pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang
dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup kaum muda masa kini,
berbeda dengan jaman para orang tua masih remaja dulu. Pengaruh pergaulan yang
datang dari orang tua dalam era ini, dapat kita sebutkan antara lain:

Ø Faktor kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang
merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda. Anak-
anak muda cenderung meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan
bagaimana mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini
sehingga tidak ada usaha mengatasinya.

Ø Faktor kekurang pedulian Orang tua kurang perduli terhadap pergaulan muda-mudi.
Mereka cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-anak
muda, nanti orang tua akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika
sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu sudah terlambat

Ø Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang tua yang kurang
menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya
dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang
mereka lakukan. Bukannya mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa
yang harus mereka perbuat.
13. Salah Bergaul

Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa.
Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya
akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa
depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya,
maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa
depannya jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan kemaksiatan.

14. Kegagalan Remaja Menyerap Norma

· Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi
yang sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita mengikuti modernisasi namun
tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya serta agama yang ada.

· Perubahan zaman faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab
pergaulan bebas di kalangan remaja. Karena di zaman sekarang banyak media yang
mudah di akses oleh semua umur yang menyediakan tayangan tanyangan yang
seharusnya hanya di tayangkan khusus orang dewasa.

Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja
menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah
melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang seperti ingin
mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh karena itu pengawasan
orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.

Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin
berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan
hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidak stabilan emosi remaja. Hal
tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Namun semuanya kembali ke diri
kita sendiri, mau menjadi orang yang seperti apa kita ? Jauhilah pergaulan bebas dan hal
hal negatif yang berdampak sangat merugikan bagi diri kita sendiri.
Kita harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan
tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar terhidar dari hal-hal
tersebut.Ingatlah kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa di masa depan, oleh
karena itu jika kita melakukan hal-hal yang negatif tersebut mau jadi apa negara kita
nanti ! Maka mulai sekarang cobalah untuk mendekatkan diri kepada Tukan YME untuk
mempertebal keimanan kita, karena iman adalah dasar yang paling utama di dalam diri
kita sendiri.

15. Perubahan Zaman

Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih
sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru
kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka
untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.

16. Faktor Dari Kaum Sendiri.

Orang Muda sebagai pelaku utama dalam pergaulan.tentunya harus yang pertama
menyadari akan kerawanan-kerawanan mereka dalam pergaulan.

Adapun beberapa factor yang datang dari orang muda, yaitu:


A. Sebab-sebab Perilaku Merokok

1. Pengertian Perilaku Merokok

Rokok dibuat dari bahan dasar tembakau. Daun tembakau (nicotiana tabacum)
mengandung nikotin dan berbagai senyawa kimia lainnya yang berefek racun. Nikotin
yang terdapat pada daun tembakau merupakan zat beracun yang dalam dosis 60 mg
saja dapat berakibat fatal.

Menurut kamus Bahasa Indonesia (2008), merokok didefinisikan sebagai menghisap


rokok, sedangkan rokok itu sendiri diartikan gulungan tembakau (kira-kira sebesar
kelingking) yg dibungkus (daun nipah, kertas, dsb). Armstrong berpendapat bahwa
merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan
menghembuskannya kembali keluar. Pendapat lain dari Levy menyatakan bahwa
perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan
menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang
disekitarnya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah
suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan kemudian menghisapnya dan
menghembuskannya keluar dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh
orang-orang disekitarnya.

2. Faktor Penyebab Perilaku Merokok

Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih
banyak orang yang melakukannya. Bahkan orang mulai merokok ketika mereka masih
remaja. Asal mulanya, orang yang mengisap rokok merasa tidak nyaman, misalnya
kepala pening, mulut kering dan bau. Akan tetapi lama kelamaan jika diteruskan berkali-
kali dan dibiasakan maka perokok akan merasa nikmat dan enak. Setelah itu menjadi
ketagihan, kecanduan, dan tergantung, baik secara fisik maupun psikis.

Ada berbagai alasan yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab mengapa
seseorang merokok. Menurut Levy setiap individu mempunyai kebiasaan merokok yang
berbeda dan biasanya disesuaikan dengan tujuan mereka merokok. Pendapat tersebut
didukung oleh Smet yang menyatakan bahwa seseorang merokok karena faktor-faktor
sosio cultural seperti kebiasaan budaya, kelas sosial, gengsi, dan tingkat pendidikan.

Secara umum menurut Kurt Lewin, bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari
lingkungan dan individu, artinya perilaku merokok selain disebabkan oleh faktor dalam
diri, juga disebabkan olah faktor lingkungan.

Adapun faktor dari individu yaitu :


1. Faktor Biologis

Banyak Penelitian menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok merupakan salah satu
bahan kimia yang berperan penting pada ketergantungan

merokok.

2. Faktor Psikologis

Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi, menghalau rasa kantuk,


mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa persaudaraan,

juga dapat memberikan kesan modern dan berwibawa, sehingga bagi individu yang
sering bergaul dengan orang lain, perilaku merokok sulit untuk dihindari.

3. Faktor Demografis

Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok pada usia dewasa
semakin banyak akan tetapi pengaruh jenis kelamin zaman sekarang sudah tidak terlalu
berperan karena baik pria maupun wanita sekarang sudah merokok.

Faktor lingkungan yaitu :

1. Faktor Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan perhatian individu


pada perokok.

2. Faktor Sosial-Kultural

Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, penghasilan dan gengsi pekerjaan
akan mempengaruhi perilaku merokok pada individu.

3. Faktor Sosial Politik

Menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah-langkah politik yang bersifat


melindungi bagi orang-orang yang tidak merokok dan usaha melancarkan kampanye-
kampanye promosi kesehatan untuk mengurangi perilaku merokok. Merokok menjadi
masalah yang bertambah besar di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

3. Remaja Rentan Terhadap Perilaku Merokok

Pada umumnya remaja memiiki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity). Karena
didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi remaja cenderung ingin berpetualang
menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya.
Selain itu didorong juga oleh keinginan seperti orang dewasa, menyebabkan remaja
ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa. Akibatnya tidak
jarang secara sembunyi-sembunyi remaja pria mencoba merokok karena sering meihat
orang dewasa melakukannya. Seolah-olah dalam hati kecilnya berkata bahwa remaja
ingin membuktikan bahwa seebenarnya dirinya mampu berbuat seperti yang dilakukan
orang dewasa. Seringkali remaja melakukan perbuatan-perbuatan menurut normanya
sendiri karena terlalu banyak menyaksikan ketidakkonsistenan di masyarakat yang
dilakukan oleh orang dewasa atau orang tua antara apa-apa yang sering dikataan dalam
berbagai forum dengan kenyataan nyata dilapangan. Kata-kata moral didengungkan
dimana-mana tetapi kemaksiatan juga disaksikan dimana-mana oleh remaja.

4. Dampak Perilaku Merokok

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO Pada 1998) melakukan penelitian tentang tembakau
dan rokok melontarkan 6 hal:

1. Rokok adalah pintu pertama kematian

2. Rokok merupakan pembunuh nomor 3 setelah jantung dan kanker

3. 1 batang rokok menyebabkan umur seseorang memendek 12 menit

4. Didunia 10 orang perhari mati karena rokok

5. Di Indonesia 57.000 orang mati karena merokok

6. Menurut para ahli seorang perokok atau yang menghisap asap rokok secara sengaja
atau tidak sengaja akan mudah terserang penyakit, terutama pernafasan, jantung, paru-
paru, kanker, pembuluh darah, impotensi, gangguan kehamilan, dan janin.

Seorang yang kecanduan rokok jika dihentikan akan mengalami gejala ketagihan rokok
antara lain:

1. Perasaan tidak pada mulut (kecuten)

2. Emosional

3. Cemas dan gelisah

4. Konsentrasi terganggu

5. Kepala nyeri

6. Mengantuk

7. Pening

8. Gangguan pencernaan

Anda mungkin juga menyukai