Anda di halaman 1dari 20

RMK

AKUNTANSI PENDAPATAN

PENDAPATAN – aliran masuk aset atau kenaikan aset lainnya pada suatu entitas
atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau produksi barang,
pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama
dan berlanjut dari entitas tersebut.

Pendapatan mempunyai dua karakteristik utama yaitu:

1. Aliran masuk aset atau Kenaikan aset

Untuk dapat mengatakan bahwa pendapatan ada atau timbul, harus terjadi transaksi atau
kejadian yang menaikkan aset atau menimbulkan aliran masuk aset. Tidak ada batasan bahwa
aset harus berupa kas atau alat likuid yang lain. Akan tetapi, tidak semua kenaikan aset dapat
menimbulkan pendapatan.

2. Operasi utama atau sentral Berlanjut

Secara netral, pendapatan adalah produk perusahaan sebagai hasil dari upaya produktif.
Pendapatan diukur dengan jumlah rupiah aset baru yang diterima dari pelanggan. Kegiatan
utama atau sentral yang menerus atau berlanjut merupakan karakteristik yang membatasi
kenaikkan yang dapat disebut pendapatan. Kenaikan aset harus berasal dari kegiatan operasi
dan bukan kegiatan investasi dan pendanaan. Akan tetapi, pendapatan atau untung yang tidak
berasal dari operasi utama dengan sendirinya lalu dapat disebut sebagai pos nonoperasi.

Karakteristik pendukung dari definisi pendapatan yaitu:

1. Operasi dan Nonoperasi – pemisahan hanya dapat dibenarkan kalau laba atau rugi
tersebut benar-benar luar biasa dan berkaitan dengan tujuan perusahaan utama hanya
secara sangat kebetulan saja. Bila tidak bersifat luar biasa, pos-pos tersebut lebih tepat
dilaporkan sebagaipendapatan lain-lain dan untung.
2. Penurunan kewajiban – terjadi penurunan atau pelunasan kewajiban
3. Suatu Entitas – maksud dalam tujuan definisi mengisyaratkan bahwa konsep
kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian.
4. Produk perusahaan – pendapatan akhirnya harus direpresentasi oleh aliran masuk
dana dari pelanggan, hal tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana
pendapatan diukur dan bukan menunjukkan bagaimana atau syarat pendapatan terjadi.
5. Pertukaran produk – pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter
untuk dicatat dalam sistem pembukuan.
6. Berbagai bentuk dan nama – pendapatan adalah konsep yang bersifat generic dan
mencakupi semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun.
7. Kenaikan Ekuitas
PENDAPATAN VS UNTUNG

 IAI/IASC tidak secara formal membedakan pendapatan (revenues) dan untung


(gains).
 Pendapatan dan untung dicakupi dalam satu definisi penghasilan (income).
 FASB memisahkan pendapatan dan untung sebagai elemen yang berdiri
sendiri.

UNTUNG

Ialah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari transaksi peripheral
(ikutan) atau incidental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi atau kejadian atau
keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali kenaikan sebagai akibat dari
pendapatan atau investasi oleh pemilik

Makna yang terkandung dalam definisi Untung:

1. Kenaikan ekuitas bersih


2. Periferal atau incidental
3. Selain yang dicakupi pendapatan
4. Selain investasi oleh pemilik atau transaksi yang berkaitan dengan pemilik

FASB perlu membedakan pendapatan dan untung karena sumber untung berbeda dengan
operasi utama.

Karakteristik Sumber Untung:

1. Periferal atau incidental


2. Transfer nontimbal-balik
3. Penahanan asset
4. Faktor lingkungan

Pembedaan lebih diarahkan untuk tujuan penyajian daripada untuk membedakan makna
pendapatan dan untung.

PENGAKUAN PENDAPATAN

Pencatatan jumlah rupiah pendapatan secara formal ke dalam sistem pembukuan


sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam statemen keuangan.

Dua konsep penting:

 Pembentukan pendapatan (earning of revenue)

PEMBENTUKAN PENDAPATAN adalah suatu konsep yang berkaitan dengan


masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul atau menjadi ada.
Konsep pembentukan pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun, atau
terhak (to be earned) bersamaan dengan dan melekatkan pada seluruh atau totalitas proses
berlangsungnya operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu. Pendekatan ini
dilandasi oleh konsep dasar upaya dan hasil/capaian serta kontinuitas usaha. Biaya
merepresentasi upaya dan pendapatan merepresentasi capaian.

Pendekatan ini juga dilandasi oleh konsep HOMOGENITAS KOS yaitu Seluruh pos
biaya yang direpresentasi dengan kos menghasilkan pendapatan sebagai satu kesatuan. Kos
komponen atau pos biaya secara individual mempunyai kontribusi dalam menghasilkan
pendapatan. Kos mempunyai kedudukan yang sama dalam menghasilkan pendapatan.

- Implikasi Konsep Homogenitas Kos

Kos berkaitan dengan pendapatan secara proporsional dengan besarnya kos. Urutan
pengurangan kos barang terjual, biaya penjualan, dan biaya administratif dalam statemen L-R
bukan merupakan urutan prioritas. Begitu kos suatu objek biaya terjadi, pendapatan dapat
dianggap terbentuk sehingga laba juga terbentuk.

- Asumsi di Balik Homogenitas Kos

Dianutnya konsep dasar upaya dan capaian/hasil. Upaya terjadi dahulu baru pendapatan
datang.

Setiap usaha secara umum mendatangkan atau menjajikan laba sehingga orang mau
melakukan usaha. Biaya (expense) merupakan upaya yang sengaja dilakukan secara senang
hati dengan penuh kesadaran, semangat, dan pengertian bukan beban yang harus diderita atau
ditanggung oleh pendapatan. Istilah beban tidak cocok/mengenai untuk expense.

- Realisasi pendapatan (realization of revenue) – pendekatan transaksi

Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat
terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen (pembeli) untuk membayar produk
baik produk telah selesai dan diserahkan ataupun belum dibuat sama sekali. Berdasarkan
konsep realisasi, pendapatan sebenarnya terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi
penjualan dan kontrak.

KRITERIA PENGAKUAN PENDAPATAN

1. Telah terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi (realized atau realizable)

Telah terealisasi bilamana produk (barang atau jasa), barang dagangan, atau aset lain telah
terjual atau ditukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Cukup pasti terealisasi bilamana aset
berkaitan yang berterima atau ditahan mudah dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas
yang cukup pasti jumlahnya. Mudah dikonversi bila mempunyai (a) harga satuan yang tetap
tidak bergantung bentuk dan penyajian barang dan (b) daftar harga barang tersedia di suatu
pasar aktif tersedia.

2. Telah terbentuk/terhak (earned)

Telah terbentuk bilamana perusahaan telah melakukan secara substansial kegiatan yang
harus dilakukan untuk dapat menghaki manfaat atau nilai yang melekat pada pendapatan.
Kedua kriteria harus dipenuhi walaupun bobot atau kekritisan untuk keduanya berbeda untuk
situasi yang berbeda. Cukup terbentuk dapat dikaitkan dengan produk akhir atau dengan
perioda.

Pendapatan baru dapat diakui kalau dipenuhi syarat-syarat berikut:

1. Keterukuran nilai asset


2. Adanya suatu transaksi
3. Proses penghimpunan secara substansial telah selesai

SAAT PENGAKUAN PENDAPATAN

Kapan kedua kriteria kriteria pengakuan dipenuhi. Berbagai gagasan:

1. Saat kontrak penjualan disepakati – setelah menandatangani kontrak penjualan dan


bahkan sudah menerima kas untuk seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan belum
mulai memproduksi barang, contoh barang konsumsi dengan jarak penandatangan
kontrak dan penyerahan barang cukup pendek.
2. Selama proses produksi secara bertahap – pengakuan pendapatan dapat dilakukan
secara bertahap (per perioda akuntansi) sejalan dengan kemajuan proses produksi atau
sekaligus pada saat projek selesai dan diserahkan.

Akresi yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau proses alamiah lainnya.

Apresiasi yaitu selisih “nilai pasar wajar” aset perusahaan dengan kos (atau nilai buku
aset terdepresiasi).

1. Saat produksi selesai – pendapatan sudah terealisasi dan pada saat produk selesai
pendapatan secara substansial sudah terbentuk.
2. Saat penjualan
3. Saat kas terkumpul – pengakuan berdasarkan asas kas.

SAAT PENGAKUAN PENJUALAN JASA

Sejalan dengan pengakuan pendapatan pada perusahaan perdagangan atau pemanufakturan.


Pedoman umum:

1. Saat jasa telah dilaksanakan atau dikonsumsi


2. Selama proses pelaksanaan secara bertahap
3. pelaksanaan jasa selesai sepenuhnya
4. Saat kas terkumpul

PROSEDUR PENGAKUAN PENDAPATAN

Kebijakan akuntansi perusahaan yang menetapkan kapan suatu penjualan dianggap


secara teknis telah terjadi sehingga memicu pencatatan jumlah rupiah penjualan tersebut.
Kebijakan ini biasanya dituangkan dalam buku pedoman akuntansi (accounting manual).
RMK
KONSEP BIAYA
BIAYA – aliran keluar aset atau penyerapan aset lainnya pada suatu entitas atau
penimbulan kewajiban entitas tersebut (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau
produksi barang, produksi barang, pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang
membentuk operasi sentral atau utama dan belanjut dari entitas tersebut.

Karakteristik biaya berdasarkan definisi yaitu:

1. Penurunan Aset atau aliran keluar

Untuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul, harus terjadi transaksi atau kejadian
yang menurunkan aset atau menimbulkan aliran keluar aser atau sumber ekonomik.
Aset dalam hal ini harus diartikan sebagai semua aset perusahaan sebagai satu kesatuan
(bukan hanya aset tertentu misalnya sediaan bahan baku).

2. Akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus

Tidak semua penurunan atau konsumsi aset membentuk biaya. Agar menjadi biaya
konsumsi tersebut harus berkaitan dengan kegiatan utama atau sentral kesatuan usaha.
Yang dimaksud dengan kegiatan utama adalah kegiatan penciptaan pendapatan (laba)
yang direpresentasi dalam kegiatan memproduksi/mengirim barang atau
menyerahkan/melaksanakan jasa.

Karakteristik pendukung dari definisi Biaya yaitu:

1. Kenaikan Kewajiban
2. Penurunan Ekuitas – secara eksplisit penurunan aset akhirnya akan mengubah ekuitas
atau menurunkan ekuitas
3. Aliran Fisis atau Moneter
4. Rugi

RUGI

RUGI — Penurunan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari transaksi
peripheral (ikutan) atau incidental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi atau
kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali penurunan sebagai
akibat dari biaya atau distribusi oleh pemilik.

Karakteristik rugi berdasarkan definisi yaitu:

1. Penurunan ekuitas (aset bersih)


2. Transaksi Periferal dan Insidental
3. Selain apa yang didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik
Empat sumber rugi yaitu:

1. Periferal dan incidental – penjualan investasi, aset tetap, utang obligasi sebelum jatuh
tempo
2. Transfer nontimbal-balik – pencurian dan pembayaran ganti rugi dari kekalahan
tuntutan
3. Penahanan aset – penurunan harga sekuritas, investasi, valuta asing
4. Faktor lingkungan – ganti rugi asuransi musibah lama yang lebih rendah dari kos aset
yang rusak

PENGAKUAN BIAYA

KRITERIA PENGAKUAN yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan nilai aset
yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui. Criteria pengakuan biaya adalah

1. Pemanfaatan

Biaya diakui bilamana manfaat ekonomik telah dikonsumsi dalam rangka penyerahan
barang atau jasa untuk mendatangkan pendapatan

2. Kelenyapan.

bilamana manfaat ekonomik masa datang telah lenyap

Biaya diukur dengan kos yang sebelumnya melekat pada aset. Biaya dapat dipandang
sebagai bagian kos yang telah terhabiskan dalam rangka menciptakan pendapatan. Bagian
kos yang terhabiskan dapat dihubungkan dengan pendapatan atas dasar hubungan:

1. Dasar sebab-akibat, alokasi sistemik dan

Basis asosiasi atas dasar sebab-akibat atau penandingan langsung atas dasar produk
merupakan basis yang paling ideal

2. Dasar rasional, atau pengakuan segera.

Akan tetapi, alasan kepraktisan dan ketidaktersediaankanan beberapa faktor kos


(administrative dan pemasaran) menjadikan akuntansi beralih ke penandingan
taklangsung atau penandingan perioda. Dengan kata lain, takaran penandingan bukan
lagi produk melainkan perioda.

Dengan perioda sebagai takaran, sebagai alokasi sistemik lebih menggambarkan


kelayakan ekonomik daripada pembebanan langsung semua manfaat pada saat
terjadinyya atau daripada pendekatan tanpa alokasi sebagaimana dikemukakan Thomas.
Namun demikian, alokasi bukan merupakan sarana untuk meratakan laba tahunan. Harus
dibedakan antara tujuan perataan faktor kos dalam perioda interim (bulanan) untuk
kepentingan internal dengan perataan laba antartahun untuk kepentingan eksternal.

Untuk penentuan kos produk yang tepat, alokasi internal merupakan kebutuhan.
Alokasi kos bergabung atau bersama yang paling valid secara teoritis adalah alokasi atas
dasar harga pasar relative. Alokasi ini sejalan dengan konsep upaya dan capaian/hasil
serta homogenitas kos. Alokasi harus dilakukan karena bila suatu produk menghasilkan
pendapatan maka pendapatan tersebut jelas bukan tanpa kos (cost free).

Makna alokasi antarperiode sebenarnya adalah penundaan pembebanan kos


yang merepresentasi manfaat ekonomik aset. Kos dapat ditangguhkan pembebanannya
terhadap pendapatan kalau kos dapat dikaitkan secara cukup pasti dengan pendapatan
masa datang. Kos dapat ditangguhkan pembebanannya kalau kos merupakan pengeluaran
yang sah, merupakan pengeluaran yang umum (wajar atau normal), dapat dikaitkan
secara cukup pasti dengan pendapatan atau kegiatan masa datang, dan terjadi berulang-
ulang.

Alokasi bukan sarana penundaan rugi. Semua rugi yang nyata-nyata telah
terjadi harus segera diakui tanpa harus memandang apakah rugi tersebut berkaitan
dengan kegiatan utama perusahaan. Pembebanan arbitrer lebih valid disbanding
penundaan pembebanan kos yang tidak lagi merepresentasi manfaat ekonomik.
Keterlenyapan manfaat menjadi pemicu untuk mengakui segera kos sebagai biaya atau rugi.
Bila biaya dipandang dalam arti luas, penandingan pendapatan dan biaya dapat didasarkan
atas penandingan produk, perioda, dan arbitrer.

Alokasi kos barang tersedia dijual menjadi sediaan dan kos barang terjual
dengan metoda MPKP adalah yang paling menggambarkan kegiatan operasi yang
factual dan objektif. Oleh karena itu, metode ini adalah yang paling sesuai dengan tujuan
pelaporan keuangan eksternal.

Depresiasi merupakan bagian dari kos aset tetap yang dianggap telah
menghasilkan pendapatan. Penyerahan kos aset secara sistemik dan rasional atas dasar
pola penyerapan lebih menggambarkan operasi factual dan objektif disbanding
pembebanan langsung pada saat diperolehnya aset. Tersedianya beberapa metoda
depresiasi dimaksudkan untuk memberi keleluasan bagi manajemen untuk menentukan
pola penyerapan manfaat yang paling sesuai dengan kondisi yang melingkupi. Walaupun
demikian, metode unit produksi adalah metode yang paling ideal.

Depresiasi merupakan biaya yang nyata bukan biaya hipotesis. Akuntansi depresiasi
adalah proses alokasi sistematis dalam rangka penandingan biaya dan pendapatan.
Akuntansi depresiasi bukan sarana akumulasi dana untuk penggantian aset tetap.
Akuntansi depresiasi juga bukan merupakan proses penilaian untuk mengukur
penurunan nilai aset. Dengan kata lain, depresiasi bukan penurunan nilai aset melainkan
bagian kos yang merepresentasi biaya dalam rangka mendatangkan pendapatan dalam suatu
periode.

Konsep depresiasi juga berlaku untuk aset takberwujud, sumber alam, dan
tanah yang terbatas manfaat ekonomiknya. Goodwill (muhibah) dapat diinterpretasi
sebagai kemampuan melaba di atas normal, artibut spesifik yang dapat dipisahkan, atau
akun penilaian induk. Kos organisasi harus segera mulai diamortisasi manakala ada tanda-
tanda penurunan atau penciutan yang berlanjut baik dalam laba, lingkup kegiatan, ataupun
modal perusahaan.
RMK

KONSEP LABA
LABA KOMPREHENSIF – perubahan dalam ekuitas suatu badan usaha selama
suatu periode yang berasal dari transaksi dan kejadian lain dan kondisi dari sumber-
sumber nonpemilik. Suatu badan usaha meliputi semua perubahan dalam ekuitas selama
periode kecuali perubahan yang diakibatkan oleh investasi oleh pemilik dan distribusi ke
pemilik.

Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba
diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan
tetapi, teori akuntansi sampai saat ini belum mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan
pengukuran laba. Oleh karena itu, berbeda dengan elemen statemen keuangan lainnya,
pembahasan laba meliputi tiga tataran yaitu (a) semantic, (b) sintaktik dan (c) pragmatik.

Dari sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk


memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas. Sementara
itu, pemakai informasi mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Teori akuntansi laba
menghadapi dua pendekatan: satu laba untuk berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba.
Teori akuntansi laba diarahkan untuk memformulasi laba dengan pendekatan pertama.

Konsep laba dalam tataran semantic meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur
kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik. Meskipun akuntansi
paling tidak harus dapat mengukur dan menyajikan laba ekonomik, akuntansi paling tidak
harus menyediakan informasi laba yang dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba
ekonomik yang pada gilirannya untuk menentukan nilai ekonomik perusahaan.

Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuran dalam suatu periode yang
dapat dinikmati (distribusi atau tarik) asalkan kemakmuran awal masih tetap dipertahankan.
Pengertian semacam ini didasarkan pada konsep pemertahanan capital. Konsep ini
membedakan antara laba dan capital. Konsep ini membedakan antara laba dan capital. Capital
bermakna sebagai sediaan (stock) potensi jasa atau kemakmuran sedangkan laba bermakna
antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi serta antara transaksi operasi dan
transaksi pemiliki. Lebih lanjut, laba dapat dipandang sebagai perubahan aset bersih sehingga
berbagai dasar penilaian capital dapat diterapkan.

Atas dasar berbagai teori dan konsep tentang makna laba, dapat diajukan definisi
formal laba sebagai berikut:

Laba adalah tambahan kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan


capital dalam suatu periode yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang
dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/pemilik capital tanpa mengurangi
kemampuan ekonomik capital mula-mula (awal periode)

Dalam tataran sintaktik, teori laba berkepentingan dengan bagaimana laba diukur
dan disajikan. Laba dapat diukur dan diakui atas dasar pendekatan kegiatan atau
pendekatan transaksi. Dengan pendekatan pemertahanaan capital, laba diukur atas dasar
penilaian capital pada awal dan akhir perioda. Untuk itu, harus ditentukan jenis capital
(financial atau fisis), skala pengukuran (nominal atau daya beli), dan dasar penilaian (kos
historis atau sekarang). Untuk menentukan laba, capital pada dua titik waktu dapat diukur
atas dasar kapitalisasi aliran kas harapan, penilaian pasar, setara kas, harga masukan historis,
harga masukan sekarang, dan pemertahanan daya beli.

Pada tataran semantic, teori laba berkepentingan untuk menyakinkan bahwa laba
merupakan predictor aliran kas ke investor, bahwa laba akuntansi bermanfaat dalam
perkontrakan dan pengendalian manajemen, dan bahwa laba akuntansi mengandung
informasi yang bermanfaat bagi investor.

Kebijakan manajemen baik jangka pendek maupun jangka panjang akan terrefleksi
dalam laba. Laba merupakan signal kebijakan manajemen (baik yang berdampak negative
maupun positif). Laba dianggap mengandung informasi kalau pasar saham bereaksi terhadap
pengumuman laba akuntansi. Hipotesis pasar efisien merupakan sarana untuk menguji hal ini.
Pengujian dapat dilakukan atas dasar asosiasi antara laba dan harga saham atau dasar studi
peristiwa.

Siapa yang dituju oleh angka laba juga menentukan bagaimana laba diukur. Siapa
yang dituju berkaitan dengan teori entitas yang dianut. Teori entitas meliputi entitas usaha
bersama, entitas bisnis, entitas investor, entitas pemilik, entitas pemilik residual, entitas
pengendali, dan entitas dana. Teori ini menentukan dan membedakan antara biaya dan
pembagian laba sehingga menentukan pula bagaimana komponen-komponen laba-rugi
disajikan dalam statemen laba-rugi.

Meskipun praktik akuntansi dewasa ini dilandasi oleh konsep kesatuan usaha,
penyajian statemen laba-rugi sebenarnya dilandasi oleh konsep kesatuan pemilik.
Untuk tujuan penyusunan dan penyajian statemen laba-rugi, dapat digunakan salah satu sudut
pandang diatas. Jadi, konsep yang melandasi rerangka dasar pengolahan data tidak
harus sama dengan konsep yang melandasi bentuk, susunan, dan penyajian statemen
laba-rugi.
RMK
KONSEP LAPORAN ARUS KAS
A. PENGERTIAN ARUS KAS
Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari
kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan
serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
Menurut PSAK No.2 (2002:5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau
setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan
bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun
buku).
B. TUJUAN
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi
terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
perolehannya . Tujuan Pernyataan ini adalah memberi informasi historis
mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan
(financing) selama suatu periode akuntansi.
Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan kas
dan pembayaran kas entitas selama suatu periode. Tujuan keduanyaadalah untuk melaporkan
kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan suatu entitas selama periode berjalan.
C. KEGUNAAN INFORMASI ARUS KAS
1. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporanarus kas
dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan(termasuk
likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta
waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
2. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dariarus kas masa depan (future cash flows)
dari berbagai perusahaan.
3. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai
perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang
berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
4. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan
kepastian arus kas masa depan.
5. informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran aruskas masa
depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara
profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahanharga.
Beberapa istilah yang dipergunakan dalam laporan arus kas, masing-masing
didefinisikan sebagai berikut:
1. Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
2. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka
pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
3. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
4. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
5. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas.
6. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkanperubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
D. PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi
menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi ke dalam lebih dari
satu aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan
bunga, maka bunga merupakan unsur yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi
dan pokok pinjaman merupakan unsur yang diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
1. Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan aruskas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen
dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari
luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
a. Penerimaan
Penjualan barang dan jasa royalti, fees, komisi dan pendapatan lain
entitas asuransi sehubungan premi, klaim, anuitas dan manfaat polis lain kontrak yang
dimiliki untuk tujuan diperdagangkan
b. Pembayaran
Pemasok barang dan jasa entitas asuransi sehubungan premi, klaim, anuitas dan manfaat
polis lain kas atau penerimaan kembali (resitusi) pajak penghasilan kontrak yang dimiliki
untuk tujuan diperdagangkan.

Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan
salah satu dari metode berikut ini:
a) Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau
b) Metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan
mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
2. Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan
sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
a. Penerimaan
Pelunasan uang muka dan pinjaman selain dari lembaga keuangan
penjualan instrumen utang dan intrumen ekuitas lain dan kepemilikan ventura
bersama penjualan aset tetap, tak berwujud dan jangka panjang lainnya termasuk biaya
pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendirisehubungan dengan
future, forward, option, dan swap contract, jika untuk diperdagangkan diklasifikasikan
sebagai akitivitas pendanaan.
b. Pembayaran
Membeli instrumen utang dan instrumen ekuitas lain dan kepemilikan ventura bersama uang
muka dan pinjaman kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit oleh lembaga
keuangan) membeli aset tetap, takberwujud, dan jangka panjang lainnya termasuk biaya
pengembangan yg dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri
sehubungan dengan future, forward, option, dan swap contract, kec. jika untuk
diperdagangkan diklasifikasikan sebagai akitivitas pendanaan.
Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam
mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak
langsung.
Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto
dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:
1. Dari catatan akuntansi perusahaan; atau
2. Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan
laba rugi untuk:
a. Perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode berjalan;
b. Pos bukan kas lainnya; dan
c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasidan pendanaan.

Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan
menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
1. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan;
2. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan
kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan
dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi; dan
3. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Sebagai
alternatif, berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung)
dengan menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta
perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode.
3. Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan
sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok
modal perusahaan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
a. Penerimaan
penerbitan saham atau instrumen ekuitas lain penerbitan obligasi, pinjaman wesel, hipotek,
dan pinjaman jangka pendek dan panjang lain.
b. Pembayaran
pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas
pelunasan pinjaman oleh lesse untuk mengurangi saldo liabilitas yg berkaitan dgn sewa
pembiayaan.
E. PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi
menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
1. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas operasi
Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan
salah satu dari metode berikut ini:
a) metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau
b) metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan
mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depanf dan unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
2. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan
Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto
dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan.

3. Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih


Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan berikut ini dapat
disajikan menurut arus kas bersih:
a. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas
tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas perusahaan; dan
b. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, dengan volume
transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu singkat (maturity short).
Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan berikut ini dapat
dilaporkan dengan dasar arus kas bersih:
a. Penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan deposito berjangka waktu tetap;
b. Penempatan dan penarikan deposit pada lembaga keuangan lainnya; dan
c. Pemberian dan pelunasan kredit.

4. Arus Kas dalam Valuta Uang Asing


Arus kas yang berasal dari transaksi dalam valuta asing harus dibukukan dalam mata
uang yang digunakan dalam pelaporan keuangan dengan menjabarkan jumlah mata uang
asing tersebut menurut kurs pada tanggal transaksi arus kas. Arus kas anak perusahaan di luar
negeri dijabarkan berdasarkan kurs transaksi pada tanggal arus kas.
5. Pos Luar Biasa
Arus kas sehubungan dengan pos luar biasa harus diklasifikasi sebagai aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan sesuai dengan sifat transaksinya dan diungkapkan secara
terpisah.

6. Bunga dan Dividen


Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan, masing-masing harus
diungkapkan tersendiri. Masing-masing harus diklasifikasi secara konsisten antar periode
sebagai aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.

7. Pajak Penghasilan
Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harus diungkapkan tersendiri dan
diklasifikasi sebagai arus kas aktivitas operasi kecuali jika secara spesifik dapat
diidentifikasikan sebagai aktivitas pendanaan dan investasi.
8. Perolehan dan Pelepasan (Disposal) Anak perusahaan dan Unit Bisnis lainnya
Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan anak perusahaan atau
unit bisnis lainnya harus diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasi sebagai aktivitas
investasi.
Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan, sehubungan
dengan perolehan dan pelepasan anak perusahaan dan unit bisnis lainnya selama satu periode:
a. Jumlah harga perolehan atau pelepasan;
b. Bagian nilai perolehan atau pelepasan yang dibayarkan dengan kas dan setara kas.
c. Jumlah kas dan setara kas pada anak perusahaan atau unit bisnis yang diperoleh atau
dilepaskan; dan
d. Jumlah aktiva dan kewajiban selain kas atau setara kas pada anak perusahaan atau unit bisnis
yang diperoleh atau dilepaskan, diikhtisarkan berdasarkan kategori utamanya.
RMK

TREND DALAM AKUNTANSI

A. Pengantar
Akuntansi sebagai ilmu terus beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi dimana ia
berada sehingga perkembangan sosial ekonomi juga memengaruhi perkembangan ilmu
akuntansi itu sendiri. Teori akuntansi merupakan guidance yang mengarahkan perkembangan
itu sendiri sehingga tetap berada dalam kerangka teoritis yang sudah disepakati, kendatipun
dengan terjadinya revolusi ilmu pengetahuan seseperti yang digambarkan oleh Kuhn maupun
Popper bisa saja muncul perkembangan yang sama sekali keluar dari kerangka teori yang
sudah menjadi konvensi.
B. Tren Akuntansi
Adolf J.H Enthoven (1995) dalam Accounting Research Monograph No. 5 dengan judul
Mega Accountancy Trends, berdasarkan Megatrend 2000-nya Naisbitt, ia merefleksikan
megatrend akuntansi akan menghadapi persoalan sebagai berikut:
1. Perlunya akuntansi memberikan pengukuran efisiensi dan produktivitas.
2. Perlunya keterpaduan akuntansi dengan bidang dan disiplin lainnya.
3. Perlunya mengidentifikasi, mwngukur, dan melaporkan informasi yang lebih relevan
Kualitas relevan sudah menjadi ciri akuntansi, namun sampai saat ini kualitas ini belum
dapat dinilai tercapai. Kemudian untuk mengantisipasi tren tersebut, Enthoven menganjurkan
penyempurnaan infrastruktur akuntansi agar bisa memenuhi tuntutan tren itu.
1. Penyempurnaan sistem pendidikan, pelatihan, dan riset dalam bidang akuntansi.
2. Struktur dan persyaratan sosio ekonomi dan budaya.
3. Persyaratan legal, status, dan persyaratan lainnya dalam profesi akuntan.
4. Praktik profesi dan kelembagaan akuntansi.

Megatrends 2010
Megatrends 2010 yang ditulis oleh Patrice Aburdene (2005). Beliau mengemukakan
paling tidak ada tujuh kecenderungan bisnis yang tentu nantinya akan mempengaruhi profesi
akuntansi. Dari teori akuntansi ketujuh Megatrendstersebut adalah:
1. Kekuatan spiritualitas (The Power of Spiritualy).
2. Munculnya kapitalisme yang sadar(The Down on Conscious Capitalism).
3. Pemimpin lahir dari level tengah (Leading From the Middle).
4. Bisnis spiritualisme (Spirituality in Business).
5. Konsumen berbasis nilai (The Value-Driven Consumer).
6. Gelombang solusi kesadaran (The Wave of Conscious Salutions).
7. Boomnya investasi pada perusahaan yang memiliki tanggungjawab (The Socially
Rensponsible Investment Boom).
Dari ketujuh megatrends ini baru trends no. 7 yang mulai ditanggapi oleh profesi
akuntansi. Dalam teori dan standar akuntansi belum memberikan pedoman yang tetap.
Megatrend lainnya sama sekali belum terlihat arah dan petunjuk untuk memenuhinya.
Misalnya bagaimana peran kauntansi mengukur, mencatat atau melaporkan aspek nilai-nilai,
spiritualisme, dan sebagainya.
C. Beberapa Topik Baru Dalam Akuntansi
Perkembangan terakhir yang masih terus menjadi bahan riset dan pengembangan bidang
akuntansi yang menjadi tren diantaranya adalah:
1. Akuntansi internasional atau akuntansi global.
2. Akuntansi islam.
3. Akuntansi sumber daya manusia.
4. Triple entry accounting system.
5. Employee reporting.
6. Value added reporting.
7. Akuntansi perilaku.
8. Multiiciplines paradigm.
9. Akuntansi dan pembangunan berkelanjutan.
10. Kegagalan efficient market hypothesis (EMH).
11. Krisis akuntansi.

a. Triple Entry System


Dalam sistem ini transaksi dicatat dalam tiga dimensi. Moel ini adalah pengembanagn
dari double entry bookeepping system. Dalam model ini bukan saja transaksi yang
memengaruhi pos-pos pada sisi aktiva dan passiva yang dilaporkan, tetapi
juga force atau power yang menyebabkan sihingga laporan neraca misalnya
menyajikanWealth=Capital=Force.
Model ini sebenarnya merupakan upaya untuk menambah informasi kepada pembaca
pada khususnya pihak manajemen dan para pengambil keputusan yang berkepentingan
dengan laporan keuangan perusahaan.

b. Employee Reporting
Employee Reporting merupakan bentuk laporan keuangan yang memuat informasi yang
relevan bagi karyawan atau serikat pekerja. Beberapa hal yang mendesak dan mendorong
perlunya employee reporting ini adalah (Purdy dalam Belkaoui, 1985):
1. Tekanan semakin besar akan perlunya full diclosure.
2. Praktik dan masalah yang berkaitan dengan hubungan perburuan.
3. Munculnya perdebatan tentang demokratisasi perusahaan.
4. Perkembangan dinegara lain akan perlunya informasi dimaksud.

c. Value Added Reporting


Value Added Reporting (VAR) atau laporan pertambahan nilai berkaitan juga
dengan Human Resouces Accounting dan Employee Reporting terutama dalam hal informasi
yang disajikannya. Value Added Reporting ini masih belum diwajibkan sebagai laporan utam
diberbagai negara, jadi masih dalam tahap wacana akademik. Value Added Reporting ini
sebenarnya menutupi kekurangan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan utama,
neraca, laba rugi, danarus kas. Karena semua laporan ini gagal memberikan informasi:
1. Total produktivitas dari perusahaan.
2. Share dari setiap stakeholders atau anggota tim yang ikut dalam prosesmanajemen yaitu:
pemegang saham, kreditor, pegawai, dan pemerintah.
VAR berusaha untuk mengisi kekurangan ini ditambah dengan memberikan informasi
tentang kompensasi yang diberikan kepada pegawai yang dapat digunakan baik oleh pegawai
maupun mereka yang berkepentingan lainnya terhadap informasi kegiatan SDM dan prestasi
perusahaan.
Beberapa keterbatasan VAR yaitu sebagai berikut:
1. Tidak semua pihak yang terlibat dalam menghasilkan pertambahan nilai itu merasa senang
bekerjasama dengan yang lain. Tidak jarang justru ada konflik sehingga laporan inijustru bisa
menimbulkan atau mempertajam konflik.
2. Ada kemungkinan dengan adanya laporan pertambahan nilai inimanajemen salah tanggap
seolah ingin memaksimasi pertambahan nilai. Padahal sikap ini bisa menimbulkan
inefesiensi.
3. Kesalahan penafsiran terhadap pertambahan nilai dapat menimbulkan kepalsuan pendapat
seperti:
a) Kenaikan pertambahan nilai dianggap kenaikan laba.
b) Kenaikan pertambahan nilai per unit dianggap otomatis bermanfaat bagi pemegang
saham.
c) Seolah dianggap bisa mengidentifikasi distribusi yang adil atas perubahan pertambahan
nilai.
d) Pertambahan nilai yang tinggi untuk tenaga kerja per unit dianggap merupakan prestasi
ekonomi yang baik.
e) Share tenaga kerja yang besar atas pertambahan nilai tidak berhak mendapatkan gaji yang
tinggi.
d. Akuntansi Perilaku
Dalam akuntansi perilaku ini yang menjadi sorotan adalah dampak dari informasi
akuntansi terhadap perilaku orang yang membaca atau menyiapkannya. Dampak perilaku dari
sistem pengawasan, dampak sistem budget terhaap perilaku, dampak sistem resbonsibility
accounting terhadap perilaku, dampak sistem desentralisasi ataupun sentralisasi pengambilan
keputusan terhadap perilaku, dimensi perilaku dalam sistem pengawasan internal, beberapa
pola perilaku auditor, aspek perilaku dalam proses pengambialn keputusan, faktor perilaku
dalam capital budgeting, aspek perilaku dalam kebutuhan pengungkapan, aspek perilaku
dalam akuntansi sumber daya manusia, dan sebagainya. Lebih simpel Siegel, Ramanauskas,
dan Marconi (1989), membaginya atas tiga bagian besar berikut ini:
1. Pengaruh perilaku manusia terhadap desain, konstruksi, dan pengungkapan sistem akuntansi.
Disini akuntansi perilaku membahas sikap dan filosofi manajemen yang dapat memengaruhi
sifat pengawasan akuntansi dan fungsi organisasi.
2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia.
3. Metode untuk meramalkan dan strategi untuk mengubah perilaku manusia.

e. Multidicipline Paradigm
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan semakin munculnya
paradigma baru yang pada akhirnya menimbulkan ketergantungan dan keterkaitan yang
semakin erat antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya. Fenomena ini juga
melandasi akuntansi.
Mulanya ilmu yang dikenal manusia adalah ilmu filsafat. Menurut Al-farabi, ilmu filsafat
adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang
sebenarnya (Anshari, 1991). H.Endang Saifuddin Anshari (1991) mengungkapkan ilmu itu
kemudian berkembang menjadi tiga bidang:
1. Ilmu pengetahuan alam (natural science)
a) Biologi
b) Antropologi fisik
c) Kedokteran
d) Farmasi
e) Pertanian
f) Ilmu pasti
g) Ilmu alam
h) Teknik
i) Geologi, dan lain-lain
2. Ilmu sosial (sosial science)
a) Ilmu hukum
b) Ekonomi
c) Jiwa sosial
d) Bumi sosial
e) Sosiologi
f) Antropologi sosial budaya
g) Sejarah
h) Politik
i) Pendidikan
j) Publisistik dan jurnalistik
k) Dan lain-lain
3. Humaniora (humanities study)
a) Ilmu agama
b) Ilmu filsafat
c) Ilmu bahasa
d) Ilmu seni
e) Ilmu jiwa (psikologi)

Perkembangan ilmu dimasing-masing bidang ini selalu berkaitan erat dan saling mengisi
dengan disiplin ilmu lain. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi membutuhkan
komputer, information science, dan decision science.Akhirnya muncullah ilmu baru
seperti desicion science yang sumber formula dan elemen-elemennya berasal dari berbagai
ilmu. Decision science ini merupakan disiplin ilmu baru di Amerika dan bahkan sudah
menjadi salah satu jurusan yang populer di College of Business, femomena inilah yang
disebut multidicipline paradigm.
f. Akuntansi dan Pembangunan Berkelanjutan
Dilaksanakannya ”Earth Summit” mengingatkan pada isu yang sam diajukan oleh Club of
Rome tahun 1975 lalu yaitu konsep Limit to Growth atau sering juga disebutZero
Growth. Club para ahli nomor wahid ini menganggap bahwa kerusakan bumi timbul dari
kombinasi dari berbagai faktor yang harus direm perkembangannya seperti perkembangan
penduduk , investasi, konsumsi sumber alam, industri, ketidakadilan distribusi pendapatan,
pertanian, kehutanan. Club ini ingin menyelamatkan masa depan umat manusis dengan
mengingatkan perlunya keharmonisan pengelolaan ekosistem yang bersifat global dan
dependen.
Akuntansi Sebagai Alat Ukur
Kerusakan lingkungan yang terjadi disuatu negara memengaruhi dunia lain sehingga
kerusakan lingkungan yang berlangsung disuatu negara tanpa dibatasi negara lain. Negara
berkembang berpacu mengejar ketertinggalan ekonominya sehingga kadangkala kerusakan
lingkunganpun terpaksa ditelan untuk mengejar ketertinggalan dan kemiskinan yang juga
harus dipecahkan.
Untuk mengelola setiap suatu masalah perlu keputusan-keputusan. Keputusan yang baik
hanya dayang pat lahir dari analisis terhadap keadaan yang valid, faktual, dan relevan.
Keadaan yang valid, faktual, dan relevan dapatdisupply oleh akuntansi. Dalam akuntansi
disiplin yang mensupply ini disebutenviromental accounting. Disiplin secara praktis, teori-
teorinya sepenuhnya disepakati oleh sebagian besar para ahli akuntansi dan organisasi
profesi. Bidang ini sampai saat ini masih terus menjadi ladang penelitian para ahli dan secara
parsial, ada yang sudah diwajibkan dan ada yang masih dalam taraf dianjurkan penyajiannya
dalam laporan keuangan.

Perlunya Akuntansi Lingkungan


Keperluan akan akuntansi lingkungan ini sebenarnya sudah jelas. Konsep yang
mengangap bahwa perusahaan sebagai wadah hukum yang melakukan eksploitasi dalam
suatu wilayah atau negardan mendapatkan keuntungan dari kekayaan alam wilayah itu,
mestinya juga menjadi penduduk yang baik, yang melindungi alamnya dan juga makhluk
pengisinya. Filosofi ini jelas dan rasional. Sebuah industri sebenarnya hidup dari lingkungan.

Kesulitan Pengukuran
Kelemahan utama ari akuntansi bidang ini adalah ketidaksepakatan para ahli dalam
menentukan kriteria pengukuran. Mengukur nilai kerusakan lingkungan, nilai social
cost maupun social benefit-nya tidak semudah yang dibayangkan. Contohnya kasus
Cernobyl, kasus Union Carbides, dan lain sebagainya menunjukkan betapa sukarnya
melakukan penetapan nilai kerusakan dan perbaikan lingkungan yang sama-sama diterima
dan sesuai pula dengan prinsip akuntansi yang sudah baku.

Penyajian
Semua negara tampaknya mempunyai kemauan politik untuk ikut bertanggungjawab pada
keamanan bumi. Model ini sudah cukup menjadi pegangan dalam mengelola lingkungan.
Untuk mengelola lingkungan diperlukan informasi yang sebenarnya dapat di supply
oleh enviromental accounting yang masih terus dikembangkan oleh profesi akuntan.
Indonesia juga yang bertanggungjawab terhadap buminya sudah selayaknya memulai
memolopori penyusunan prinsip akuntansi lingkungan.

g. Kegagalan Efficient Market Hypothesis


Teori EMH ini menyatakan bahwa ”pasar akan menyesuaikan diri dengan setiap
informasi baru yang dikeluarkan mengenai saham”. Dalam bahasa penelitian bidang
penelitian yang menyangkut soal ini adalah positive accounting theory.dalam teori ini yang
dibahas bukan bagaiman mencatat transaksi, tetapi menyangkut:
1. Melihat hubungan antara pengumuman informasi akuntansi kepada publik dam reaksi pasar
terhadap informasi itu yang dilihat dari indikator harga saham dibursa.
2. Melihat pengaruh perubahan kebijakan akuntansi terhadap harga pasar.
Fama (1969) menyatakan bahwa beberapa syarat untuk menciptakan pasar yang efisien
adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada biaya transaksi dalam perdagangan saham.
2. Semua informasi tersedia secara cuma-cuma bagi semua peserta pasar.
3. Semua sepakat terhadap implikasi informasi saat ini terhadap harga sekarang dan distribusi
harga masa yang akan datang dari tiap saham.
Menurut fama informasi ada tiga set informasi:
1. Gerakan harga saham masa lalu.
2. Informasi yang tersedia bagi publik
3. Seluruh informasi baik uang tersedia bagi publik maupun milik perusahaan.
Ketiga set informasi diatas apat memengaruhi harga saham sebagai berikut:
1. Bentuk lemah (weak form) dari pasar efisiensi.
2. Bentuk semi kuat (semi strong) dimana harga saham secara penuh merupakan gambaran dari
seluruh informasi yang tersedia kepada publik termasuk harga saham masa lalu.
3. Bentuk kuat (strong form) dimana harga saham merupakan gambaran dari seluruh informasi
yang ada baik informasi harga saham yang lalu, informasi yang tersedia untuk publik dan
informasi lainnya seperti informasi dari dalam dan informasi pribadi lainnya.

Dari ketiga bentuk ini maka bentuk semi strong-lah yang paling relevan dengan akuntansi
karena dasar informasinya adalah informasi yang tersedia bagi publik. Dalam EMH sering
digunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM).Yang dimaksud dengan model CAPM ini
adalah suatu model yang menkasir laba yang yang abnormal atau laba yang tidak
diperkirakan dari saham biasa suatu perusahaan pada saat diumumkannya laba perusahaan.
Bentuk semi strong juga dipakai dalam model ini

Anda mungkin juga menyukai