Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih
Tuhan, kami kelompok III boleh menyelesaikan makalah yang berjudul “BAKAT DAN
PENGEMBANGANNYA.” Dalam makalah ini yang kami bahas antara lain adalah bakat,
pengembangan, hal-hal apa saja yang mempengaruhi bakat khusus individu, implikasi bakat
dalam pendidikan, bakat dalam populasi, hambatan-hambatan bakat, dan perbedaan bakat khusus
dan individu.

Dalam makalah ini, banyak kekurangan baik dalam penyusunan, kelengkapan maupun
gambar. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan.

Sekian dan terimakasih.

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 3
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 3
D. Manfaat ............................................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 5
A. Pengertian Bakat dan Pengembangan ............................................................................................... 5
B. Bakat dan Bakat Khusus ................................................................................................................... 5
1. Bakat diturunkan ........................................................................................................................... 6
2. Makna dan Identifikasi Berbakat .................................................................................................. 6
C. Bakat Dalam Populasi ....................................................................................................................... 6
1. IQ dan Kreativitas ......................................................................................................................... 7
2. Penampilan Dalam Kelas .............................................................................................................. 8
D. Berbagai hambatan............................................................................................................................ 8
1. Hambatan Fisik ............................................................................................................................. 8
2. Hambatan Mental ........................................................................................................................ 10
E. Hal-hal yang mempengaruhi bakat khusus ..................................................................................... 10
a. Lingkungan Fisik ........................................................................................................................ 11
b. Lingkungan Sosial Psikologi ...................................................................................................... 11
F. Perbedaan Bakat Khusus Individu .................................................................................................. 12
1. Bakat Psikis................................................................................................................................. 12
2. Bakat Fisik .................................................................................................................................. 12
3. Bakat dan Kemampuan Sosial .................................................................................................... 13
G. Impilikasi Keberbakatan Dalam Pendidikan ................................................................................... 14
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................................................... 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, mengisyaratkan penghormatan terhadap manusia
terhadap martabat manusia termasuk sikap toleran menerima keberadaan individu dalam
kehidupan bersama. Hal ini menjamin peluang untuk mengembangkan dan mewujudkan bakat
setiap warga seoptimalnya. Setiap manusia memiliki bakat dalam variasi atau kadar tertentu,
misalnya kemampuan intelektual dari idiot sampai amat superior. Dengan kadar bakat masing-
masing, semua warga Negara sesuai rumusan Pembukaan Konstitusi (UUD 1945) berhak untuk
dilindungi, dicerdaskan dan disejahterakan. Termasuk didalamnya adalah pengembangan potensi
bakat unggul atau luar biasa yang dapat dipengaruhi secara terprogram dengan pendidikan
pengajaran pelatihan dan pembimbingan oleh otoritas mendidik dalam lingkungannya.
Setiap orang lahir dengan kadar bakat tertentu anugrah-Nya. Seorang anak dikatakan anak
luar biasa karena ia berbeda dengan anak-anak lainnya.Perbedaan terletak pada adanya ciri-ciri
yang khas yang menunjukkan pada keunggulan dirinya. Namun, ‘keunggulan’ tersebut selain
menjadi sebuah kekuatan dalam dirinya sekaligus menjadi‘kelemahan’. Yang dimaksud sebagai
kelemahan di sini adalah diabaikannya ia sebagai individuyang memiliki hak sama dalam
mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dirinya.
Anak-anak berbakat memiliki potensi yang luar biasa, baik untuk menjadi pribadi yang
positi! ataupun yang negati!. "al ini ditentukan oleh penanganan yang mereka pada masatumbuh
kembang, baik di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat di mana dia tinggal.#ereka
adalah bibit yang siap tumbuh, sebagaimana tanaman yang merupakan bibit unggultidak serta
merta menjadi tumbuhan yang luar biasa, karena akan bergantung pada keadaan tanahdi mana ia
ditanam, bagaimana unsur haranya, mineralnya, bagaimana pemupukan yang iaterima,
penyinaran mataharinya dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan bakat?
2. Apa yang di maksud dengan Pengembangan?
3. Bagaimana Bakat dan bakat khusus?
4. Bagaimana bakat dalam populasi dilingkungan masyarat dan sekolah?
5. Apa saja hambatan dalam bakat?
6. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi bakat khusus?
7. Apa perbedaan bakat khusus individu?
8. Apa saja Implikasi Keberbakatan dalam pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian bakat
2. Untuk menjelaskan pengertian bakat

3
3. Untuk memaparkan bakat dan bakat khusus
4. Untuk memahami bagaimana bakat dalam populasi
5. Untuk mengetahui berbagai hambatan bakat
6. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi bakat khusus
7. Untuk dapat membedakan bakat khusus individu
8. Untuk mengetahui implikasi keberbakatan dalam pendidikan

D. Manfaat
1. Kita dapat mengerti apa pengertian bakat
2. Kita dapat mengerti apa pengertian pengembangan
3. Kita dapat memahami memaparan bakat dan bakat khusus
4. Kita dapat mengetahui bakat dalam populasi
5. Kita dapat mengetahui hambatan bakat
6. Kita dapat mengetahui hal apa saja yang mempengaruhi bakat khusus
7. Kita dapat membedakan bakat khusus individu
8. Kita dapat mengetahui implikasi keberbakatan dalam pendidikan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bakat dan Pengembangan


Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek
dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang
dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Bakat adalah kemampuan bawaan yang
merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. Selain itu
bakat juga dapat diartikan sebagai kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan yang relatif biasanya bersifat umum.
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebituhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan
dan latihan. Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan,
sedangkan latihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan
karyawan, workshoop bagi karyawan dapat meningkatkat pengetahuan lebih lagi di luar
perusahaan.

B. Bakat dan Bakat Khusus


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bakat dirumuskan sebagai “dasar (kepandaian, sifat,
pembawaan) yang dibawa sejak lahir. “Anak berkemampuan unggul mempunyai ciri dan
karakteristik yang jauh berbeda sebagai suatu anugersh Tuhan dan alam (Conny Semiawan,
1990). Mereka mampu “melihat hubungan-hubungan logis, mengadaptasi prinsip-prinsip,
abstrak kepada situasi-situasi konkrit, memiliki kemampuan yang kuat, mampu mewujudkan
pretasi yang unggul dalam bidang tertentu bila peluang untuk latihan itu ada. Ini menunjukkan
adanya berbagai jenis bakat atau potensi alamiah yang diturunkan dalam diri peserta didik, untuk
terus diupayakan pengembangannya agar tampil sebagai keunggulan yang bermanfaat bagi
banya orang. Anak berbakat unggul lahir dari orang tua berbakat ditengah lingkungan yang
memacu serta mendukung perkembangannya. Dalam fase pre natal terjanjuikan perkembangan
bakat oleh kadar gizi yang santap ibu. Tanda-tanda anak berbakat sudah mulai Nampak pada fase
bayi, semakin jelas pada masa anak-anak dengan keunggulan-keunggulan tertentu, seperti
kecepatan perkembangan fisik motoric, psikis kognitif, serta kemampuan social berkomunikasi
dengan bahasa.
Keunggulan manusia cerdas berbakat, lebih berkembang oleh kekuatan dorongan ingin tahu
(curiosity) disertai corak dan gaya belajarnya yang efisien sepanjang hayat. Mereka memiliki
inisiatif yang kreatif serta berinovasi menjelajahi keluasan dan kedalam lautan ilmu pengetahuan
dengan lebih banyak belajar mandiri. Dalam bagian yang tertulis oleh Utami Munandar
(Semiawan) diajukan ‘Jika seorang anak lebih maju dan cepat sekitar 30% pada sebagian besar
kemampuan atau kegitan dalam paling sedikit satu bidang maka ada ulusan kuat untuk menduga
bahwa anak tersebut berbakat”.

5
1. Bakat diturunkan
Bakat diturunkan melalui sel telur yaitu ovumpada pihak ibu dan sel benih atau sperma dari
ayah. Para ahli umumnya mengajukan bahwa ada 46 kromosom serta kromosom jenis kelamin
betina XX atau jantan XY dalam suatu embrio. Menurut Stern (1960) ada 10.000 pasang gen
dalam kromosom sewaktu konsepsi. Dalam konsepsi menurut Strauss (1960) terjadi beragam
dan banyak sekali kombinasi atau variasi pasangan gen. Bakat meletakkan dasar biologis pada
pola perkembangan anak. Studi Freedman dan Keller (1963) menunjukkan bahwa kembar
setelur lebih serupa kepribadiannya daripada kembar tak setelur. Keunikan individu selanjutnya
dipengaruhi lingkungan. Warna kulit kuning langsat dapat berubah menjaadi kehitam-hitaman
karena sinar matahari dari lingkungan alamnya. Sifat lemah ingatan (feeble mindedness)
mungkin diturunkan juga dapat terjadi kemudian. Seperti akibat cacat pada proses kelahiran,
serta oleh penyakit atau gangguan dalam proses perkembangan seseorang.

2. Makna dan Identifikasi Berbakat


Istilah berbakat menunjak keluarbiasaan hasil capai jauh di atas normal dalam satu atau
sejumlah bidang yang dibandungkan atau ditandingkan dengan warga Normal. Nilai atau angka
keunggulan kuantitatif diperoleh dengan alat ukur standard seperti test IQ atau secara kualitatif
terdeteksi dalam prestasi-prestasi yang konsisten. Hasil capai mereka munujukkan keunggulan
psikis, fisik, atau social. Orang berbakat luar biasa disebut dengan berbagai istilah sebagai
“gifted, talented, genius, bright, superior”. Sebutan-sebutan berbeda cenderung disamakan
maknanya oleh awam dalam masyarakat.
Adanya bakat secara sempit dikaitkan pada banyak aspek kognitif, khususnya potensi intelek
atau Intelligence Quotient (IQ). Yang memiliki IQ 140 aqtau lebih menurut hasil pengukuran
dengan instrument Stanford-Binet Intelligences Test, dipandang berbakat, unggul luar biasa.
Makna keberbakatan kemudian meluas yang dikaitkan pada keunggulan dalam satu atau
beberapa bidang seperti keunggulan kognitif, kreativitas, karya, prestasi, kecepatan, kearifan
emosi dan juga penampilan diri menonjol dalam satu atau lebih bidang sepanjang kehidupannya.
Makna manusia berbakat unggul mengalami perubahan dan makin bersifat
multidimensional. Terman (Khatena) meneliti 1.528 anak TKK di California perkembangan
mereka dipantaunya sampai dewasa. Ditemukan bahwa perkembangan anak-anak berbakat luar
biasa, konsisten menghadirkan penampilan superioritas (keunggulan) dan versatilitas atau
kepandaian dalam banyak hal. Mereka menampilkan stabilitas emosional dan capaian belajar
yang tinggi. Menonjol dalam kreativitas pada keberadaan mereka dalam masyarakat. Diantara
yang berbakat muncul terpilih menjadi pemimpin dalam lingkungan masyarakat bangsa dan
Negara.

C. Bakat Dalam Populasi


Penyebaran kemampuan berdasar kadar bakat dalam setiap hal/aspek fisik, psikis, atau
social suatu populasi yang besar secara teoritis diasumsikan tersebar pada kurva normal (normal
curve). Anastasi dan Urbina menulis bahwa bagian tersebar dari distribusi karakteristik
kepribadian kurang lebih mengikuti kurva normal. Secara umum semakin besar kolompok,

6
semakin dekat distribusi karakteristiknya menyerupai kurva normal. Kurva normal secara
bilateral berbentuk simetris dengan kebanyakan angka berpuncak satu ditengah serta yang
ekstreme pada dua ujung.
Bagian ujung kanan kurva normal menunjuk sejumlah manusia berbakat unggul. Menurut
Conny Semiawan ada yang highly gifted sebagai top 1% “populasi total”. Potensi mereka yang
amat tinggi adalah asset nasional yang vital bagi masyarakat dan dunianya. Beliau menulis
(1999) bahwa masyarakat diabad ke 21 mempersyaratkan pengembangan kemampuan manusia
atau Human Capacity Development (HDC) untuk meraih partisipasi dalam berbagai peluang
bermakna secara umum khusus dalam konteks tertentu (context specific).
Hal ini mengisyaratkan aktualisasi keunggulan kemampuan manusia yang kini masih
bersembunyi dalam dirinya (1999). Dibanding populasi warga Negara kita maka masih relative
sedikit warga yang sudah teridentifikasi bakat unggulnya dalam berbagai bidang. Satu
diantaranya yang terindentifikasi bakat unggulnya adalah Made Agus Wirawan siswa SMUN
Bangil (Bali) peraih medali emas OLIMPIADE FISIKA INTERNASIONAL tahun1999. Ia
langsung mendapat tawaran beasiswa penuh di California Institute of Technology suatu
perguruan tinggi dengan jurusan fisika paling top di dunia (Kompas 12 Juli 2000)
Bagi yang berbakat unggul bidang apapun baik dirinya sebagai sember daya manusia yang
terkembanh optimal maupun produk bermutu yang dihasilkannya yang menjanjikan kemampuan
kompetitif yang tinggi untuk bersaing dalam pasar bebas global. Sebaliknya pada ujung kiri
kurva normal adalah gambaran sejumlah anggota populasi yang rendah bakat atau
kemampuannya. Mereka pada umumnya menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.

1. IQ dan Kreativitas
Manusia berbakat teramati pada kemapuan-kemampuan unggul secara psikis, fisik, dan
social dengan perilaku inteligen melebihi warga sebaya yang normal. Tingginya IQ lebih
menjanjikan keberhasilan belajar pada pendidikan dalam sekolah, tetapi belum tentu sukses
dalam kehidupan mendatang. Konsep IQ hanya menggambarkan hasil pengukuran kemampuan
kognitif tertentu, serta tidak melibatkan potensi umum bakat seseorang. Konsep IQ kurang
memperhatikan aspek-aspek non intelek seperti : imajinasi, rasa ingin tahu, dorongan berinsiatif,
berproduksi, serta orijinalitas individu untuk berkrasi, bergiat, hidup mandiri, dan kearifan emosi
membina hubungan kerja dalam kehidupan bersama.
Ukuran IQ juga hasil belajar saja dalam suatu seleksi, merugikan mereka yang berbakat
dalam bidang-bidang lainnya. Bijou dan Baer menunjuk kreativitas sebagai bagian dari
penampilan perilaku inteligen. J.P.Guilford dalam kaitan teori inteligensi mengungkapkan :
“convergent thinking: disamping “divergent thinking”. Pengertian divergent thinking sangat
dekat pada apa yang umumnya kita maksudkan dengan kreativitas.
Temuan Getzel dan Jackson (1962) menunjuk kelemahan penggunaan ukuran IQ. Khatena
menulis 70% dan 20% kelompok subyek teratas dalam urutan yang diperoleh dengan Tes
Kreativitas, hilang atau tak teramati dengan Test Inteligensi. Tentang hubungan inteligensi dan
kreativitas, Walach dan Kogan mendeskripsikan perilaku wanita dan pria dalam empat
kelompok. Ada kelompok yang memiliki :

7
1) Inteligensi tinggi dan kreativitas tinggi
2) Inteligensi tinggi dan kreativitas rendah
3) Inteligensi rendah dan krativitas tinggi
4) Inteligensi rendah dan kreativitas rendah
Mereka yang tinggi kreativitas dalam inteligensinya lebih peka menanggapi peluang
dengan mendemonstrasikan rasa percaya diri disertai upaya mewujudkan cita-citanya. Karena
itulah teramati mereka yang ber-IQ tinggi tetapi kurang kreatif sering gagal. Sementara itu yang
ber-IQ rata-rata tetapi kreatif mengembangkan berbagai keunggulan dalam sifat kepribadiannya
berpeluang berhasil dalam kehidupan bersama.

2. Penampilan Dalam Kelas


Kemampuan kelas, siswa berbakat unggul banyak mengaukan pertanyaan atau
permasalahan. Guru-guru professional yang kreatif akan gembira dan menghargai guru yang tak
siap serta kurang menguasai materi dan metode pengajaran, akan merasa terganggu bahkan
jengkel dengan pertanyaan atau permasalahan yang diajukan siswa terbakat unggul. Terlebih
bagi guru yang kurang memiliki wawasan atau pemahaman tentang kehadiran siswa berbakat
unggul. Siswa berbakat unggul yang tak tersalur ide kreatifnya sering merasa jemu pada guru
tertentu atau sekolahnya. Diantaranya ada yang malas belajar, akhirnya putus sekolah.
Kekeliruan layanan guru akan mendorong siswa-siswa berbakat unggul untuk membolos
dari kelas/sekolahnya, menemukan sebaya terlantar dalam lingkungan yang berdampak pada
perkembangan menyimpan dalam kepribadian bersama perilakunya. Yang berbakat unggul
cenderung berpikir kreatif. Dengan bimbingan pendidik mereka akan melakukan kegiatan
inovatif, berkarya dengan cara kerja yyang lebih efisien, efektif dan produktif. Nampak pula
kemampuan emosi serta kreativitas mereka memimpin rekan sebaya baik dalam kelas/sekolah
maupun luar kelas/masyarakat dalam lingkungannya. Kemapuan memimpin Nampak dalam
caranya, merencanakan kegiatan, mengatur pembagian tugas, membangun dinamika kelompok,
serta mewakili atau menyuarakan kepentingan bersama, untuk mewujudkan tujuan. Diantara
mereka muncul siswa unggul dalam bidang seni, lukis, ukir, drama, syair, lagu, dan tulis-
menulis atau menampilkan karya orang lain secara memukau di hadapan audiens.

D. Berbagai hambatan
Hambatan – hambatan berupa kelainan dan gangguan dalam bakat, mungkin terjadi juga
muncul secara fisik. Psikis emosional. Atau social. Hambatan pada suatu aspek tidak selalu
menghambat aspek selanjutnya. Yang terganggu atau terhambat mental atau kurang sempurna
fisiknya. Sering berkomposisi. Sehingga ia maju dan ungul pada aspek lainnya.

1. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat terjadi atau di alami misalnya pada kelainan: otak, susunan saraf,otot,
dan alat indra. Conny semiawan berpendapat bahwa “ struktur otak memang telah terbentuk
sejak lahir. Tetapi berfungsinya otak itu sangat di tentukan oleh caranya lingkungan berinterakasi

8
dengan anak manusia”. Dampak interaksi dengan lingkungan dapat membawa perubahan fisik
dalam struktur biologis yang menghambat perkembangan bakat. Hambatan penlihatan seperti
butah total, buta warna, mata biasa tetapi perlu berkaca mata. Peserta didik yang buta total akan
sukar mengikuti pendidikan pada sekolah umum. Mereka memerlukan sekolah luar biasa dengan
proses belajar mengajar. Media pelajaran serta teknik belajar mengajar yang khusus. Tunanetra
diajar dan belajar dengan praktek perabaan (tactual) atau melalui pendengaran (audiktif).
Sekolah umum yang di lengkapi perlengkapan dan tenaga professional pendidikan kusus
memungkinkan mereka yang menggalami hambatan fisik dapat belajar bersama dalam kelas
dengan rekan – rekan siswa siswi biasa. Tunarungu yang terhambat pendengarannya dilayani
sama atau serupa dengan tunanetra, yaitu menggunakan pendekatan pendidikan khusus melalui
indra yang tak terhambat, keterhambatan indra sering tak sejalan dengan hambatan lainnya.
Seperti ditampilkan Hellen Adam Keller yang buta tuli. Belia mampu belajar sampai meraih
gelar doctor dengan bimbingan Miss Anne Sullivan, gurunya. Mereka yang terhambat
penglihatannya mungkin memerlukan oprasi, atau memakai kaca mata. Gangguan pendengaran
yang lebih ringan dapat terbantu dengan alat pendengaran.
Hambatan fisik lainnya. Misalnya kelainan tulang dan otot. Seperti pada yang pincan atau
lumpuh, juga mereka yang mengalami berbagai gangguan kesehatan atau kerusakan fisik.
Hambatan – hambatan itu mungkin terbawa sejak lahir. Diperoleh kemudian, akibat kecelakaan,
atau akibat penyakit. Hambatan fisik yang mungkin muncul kemudian seperti gangguan jantung,
tekanan darah tak normal, atau akibat penyakit kronis seperti malaria, TBC, ada yang mengalami
gangguan perkembangan saraf dan otak. Mereka dapat terganggu dalam: fungsi motoric,
kemampuan pengindra, keseimbangan tubuh, atau ketrampilan berbicara. Secara keseluruhan
hambatan fisik dapat menggangu perkembangan normal potensi bakat serta perkembangan sehat
aspek – aspek lainnya.
Ukuran fisik di bawah rata – rata, tak menutup peluang munculnya bakat dalam bidang
lain. Ateng yang bertubuh pendek tampi sebagai pelawak luar biasa. Napoleon yang relative
kecil di banding warga negerinya, muncul ditenga situasi Negara menjadi pemimpin yang
beribawa. Ia mampu mengalakan hampir semua panglima perang dan jendral Negara – Negara
Eropa dalam zamannya. Di pedesaan teramati orang – orang berbakat unggul yang merespons
tantangan. Pandai membawa diri berprestasi dalam kepemimpinan dan berhasil dalam
kehidupannya. Diantaranya muncul sebagai petani, nelayan, peternak, dan pekebun unggul yang

9
berhasil dalam kehidupannya. Sebaliknya cukup banyak orang berbakat unggul yang bakatnya
tidak tersalur lalu tampil menyimpang dari norma – norma dalam masyarakat beradab.
Menghasilkan penjahat nakal yang pada giliranya tampil sebagai penjahat ulung.

2. Hambatan Mental
Orang yang terhambat mental (mentally retarded), atau dibawah normal (subnormal). Akan
sukar atau sama sekali tak mampu mengikuti program pengajaran bersama anak – anak rata- rata.
Mereka memerlukan kelas, sekolah atau layanan khusus diperlukan pendidik yang penuh kasih
saying, kesungguhan dan kesabaran dalam proses pendidikan. Kepada yang terhambat mental
perlu diberi layanan khusus atau perlakuan ekstra oleh pendidik.
Anak – anak terhambat mental yang bakatnya jauh dibawa normal tampil sebagai idiot, debil
atau imbesil. Masyarakat menyebut mereka sebagai orang pander, dungu, bodoh luar biasa. Yang
masih dapat dididik sebaiknya dimasukkan kedalam belajar disekolah luar biasa. Yang berbakat
rendah akan makin buruk perkembangannya jika diseratai hambatan dan gangguan fisik pada alat
indra. Kekurangan atau kerusakan fisik umumnya serta hambatan oleh berbagai penyebab
didalam perkembangan kepribadiannya.
Hambatan mental tertentu tak mematikan bakat lainnya. Stephen Wiltshire berusia 19 tahun,
seorang pemudah inggris yang bisu, tingkat intelegensinya terkesan rendah, tetapi ia berbakat
ungul dibidang seni, bakat seninya terkembang disekolah. Ia mampu menggambar dengan capat
dan akurat suatu bangunan yang teramati. Ia mampu menangkap bunyi music karya Mozart dan
menganalisisnya (suara pembaharuan 1993), hambatan – hambatan seperti dialami Hellen Keller
Wiltshire ternyata dapat teratasi dan menghasilkan manusia luar biasa dalam bidang lainnya.

E. Hal-hal yang mempengaruhi bakat khusus


Sifat kepribadian yang menetap menurut jesiid (1960) bersumber pada bakat atau pengaruh
lingkungan yang mendalam terutama pada masa kanak-kanaknya. Perkembangan bakat sebagian
besar tergantung pada intervensi lingkungan. Negara-negara esar terlebih yang bersaing amat
memperhatikan kembangan bakat unggul karyanya. Amerika serikat terdorong lebih
memperhatikan perkembangan bakat unggul karyanya setelah dipacu kemajuan uni Sovyet
meluncurkan Sputnik (1957) ke angkasa luar bumi. Untuk pengembangan bakat hal yang harus
diperhatikan.

10
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik seperti: fasilitas hunian, kebiasan makan, gizi makanan kesehatan,
suasana santai rekreasi, kerja, juga olah raga, berdampak pada perkembangan bakat khusus
seseorang. Lingkungan dapat mendorong, atau sebaiknya menekan menghambat perkembangan
bakat. Potensi bakat dalam gen, perkembangan penampilannya dapat dipengaruhi dengan
berbagai cara. Bioteknologi menunjukan bahwa gen dapat ditekan atau dimodifikasi sehingga
terjadi mutasi atau perubahan Intervensi lingkungan terprogram dan teratur pelaksanaannya
menjanjikan terwujud perkembangan optimal bakat seseorang.
Intervensi lingkungan terhadap gen dan perkembangan fisik tampak perubahan fisik
anak-anak Indonesia sejak kemerdekaan. Anak-anak yang dilahirkan dan dibesarkan di sekitar
tahun 1970-1980-an teramati umumnya lebih besar dan tinggi tubuhnya disbanding masa-masa
sebelumnya. Mereka hidup dilingkungan yang mengalami kemajuan pembangunan ekonomi,
dengan kesehatan, makanan gizi, pendidikan juga latihan yang relative makin baik.
Keberhasialan pembangunan yang patut disyukuri dan ditingkatkan: terus menurus masyarakat
bangsa dan pemerintah negara.

b. Lingkungan Sosial Psikologi


Interaksi terhadap bakat dengan lingkungan. Turut membentuk kepribadian terwujud
dalam perilaku, dan prestasi setiap orang. Temuan para antropolog dan yang diriviu Erich
Fromm (1977) terhadap puluhan suku terasing di dunia menuntun warganya. Kitapun
mengamati dampak lingkungan social olah raga, atau seni dan bakat anak-anaknya. Teramati
banyak anak dalam keluarga menghasilkan olahraga atau atlet berprestasi. Demikian pula di
bidang seni menghasilkan seniman.
Prestasi anak manusia umumnya dalam jenis serupa atau sama dengan tuanya. Kecuali jika
bidang tersebut kurang menjanjikan. Anak-anak keluarga umumnya tak memilih profesi guru.
Dalam keluarga arah pengembangan bakat anak-anak dipengaruhi suatu daya tarik lingkungan
jamanya. Sebaiknya bakat akan merana, kerdil, bahkan hilang jikatidak dipiu, kurang didorong,
atau sedikit didukung keluarga dan masyarakatnya.
Pengaruh lingkungan dapat mengubah arah pengembangan bakat, yang teramati pada
penampilan kepribadian, pilihan profesi dan capaian dalam pengajaran dan pendidikan.
Lingkungan psikologis dan sisial yang baik dapat membantu menumbukan bakat seperti pada

11
potensi inteligensi anak. Kehangatan emosional dan rasa aman mendukung perkembangan bakat
khusus seseorang sebagai peserta didik sepanjang hayatnya.

F. Perbedaan Bakat Khusus Individu


Keunggulan bakat khusus yang unik pada individu terwujud sebagai kemampuan istimewa
dalam bidang-bidang tertentu. Bidang-bidang itu seperti seni, olahraga, karya monumentai, dan
kepemimpinan terhadap sesamanya. Karya monumental tubuh dari rasa percaya diri. Pikiran dan
jiwa besar (D.J.Schwartz) yang positif disertai upaya sistematis penuh keyakinan serta konsisten
melibatkan pihak terkait. Tunjukan keberhasilan orang lain serta dorong peserta didik dengan
ungkapan bersemangat seperti. “jika orang lain mampu. Mka kaupun bisa”.
Ungkapan-ungkapan adat masyarakat seperti “sei reen” (Tdn.Mnhs) membuat rasa percaya
diri seseorang setelah ia terbukti mewujudkan kemampuannya prestasi unggul. Masyarakat
menunjukan ungkapan selamat atas kemampuannya maraih prestasi tinggi. Rasa percaya diri
untuk mampu berprestasi unggul dalam ungkapan “sei reen” adalah modal mental warga
masyarakat mengaktulisasikan dari seoptimalnya. Agar seseorang mampu mewujudkan rasa
percaya diri dengan berprestasi unggul, ia wajib menyiapkan diri sambil mengembangkan bakat
terutama dengan langka-langka konkret terpusat untuk mengaktualisasi dari seoptimalnya.

1. Bakat Psikis
Secara psikis perbedaan bakat pada individu tampak pada kadar potensi kognitif, afektif
atau psikomotorik yang dimiliki masing-masing. Potensi dan kemampuan kognitif diukur dengan
alat ukur test IQ, yang hasilnya mengambarkan intelektual bakat afektif dapat diamati pada
keberhasilan seseorang karena kearifan emosi sebagai emotional quotient (EO).bakat seni unggul
menampilkan seniman-seniman, sedang yang lain mengkin tumpul rasa seninya. Secara analog
dengan kemampuan kognitif, maka bidang efektif juga dapat diklasifikasi sebagai subnormal,
normal dan subpranormal. Disekolah kemampuan kognitif dapat dikenali melalui hasil capai
pelajar dan penampilan berwujud prestasi belajar luar biasa pada semua jenjang kelas yang
dilewati. Juga mungkin muncul dan berkembang kemudian dalam prestasi sesuai bakat dan
minat, yang meningkatkan rasa percaya dirinya.

2. Bakat Fisik
Bakat fisik Nampak dalam olahraga, yang dapat dikembangkan dengan interferensi
lingkungan melalui pengaturan gizi makanan, pemeliharaan kesehatan, dan latihan-latihan

12
memandai. Prestasi optimal tetapi sebatas bakatnya. Untuk memperoleh prestasi maksimal perlu
seninya dilakukan pengembangan fisik dan latihan-latihan fisik yang sesuai, diikuti seleksi
calon-calon atlet berbakat. Sudibyo Setyeobroto (SP, 10 Oktober 1992) menunjuk pendapat
Alderman bahwa untuk penampilan punjak seorang atlet, diperlukan empat dimensi berikut.
(1) Kesegaran jasmani
(2) Keterampilan
(3) Bakat kemampuan fisik
(4) Psikologik
Anak berbakat fisik jasmaniah dapat diamati sejak mudah dalam kegiatan serta minat olahraga.
Sepanjang jenjang pendidikan dan kehidupannya, mereka yang berbakat dilatih pertama oleh
orang tua, kemudian diluar rumah dijaring melalui seleksi. Manusia berbakat akan tampil pada
urutan teratas sebagai juara-juara dalam saing tanding atau kompetisi. Penting pelaksanaan
pertandingan sinabung terprogram pada semua jenjang pendidikan dalam dan luar sekolah juga
ditengah masyarakat umum, untuk menjaring mereka yang berbakat unggul. Hasil capai setiap
orang terlebih juara hendaklah dicatat secara kumulatif (cumulative record). Dari data
kumulatif individual juara-juara itu teramati mereka yang memerlukan layanan khusus, untuk
pengembangan bakat fisik seoptimalnya disertai mental menjadi juara.

3. Bakat dan Kemampuan Sosial


Bakat yang tampil sebagai kemampuan sosial bervariasi pada populasi manusia. Perbedaan
kemampuan sosial, membawa pada kesanggupan menyesuikan diri atau mengubah suasana
ruang sambil membawa diri sebaik-baiknya dalam lingkungannya. Cara dan bentuk penyesuaian
diri manusia bervariasi. Manusia yang berhasil membawa diri muncul sebagai individu yang
disukai, atau dipilih menjadi pemimpin masyarakat lingkungannya. Yang gagal menyusuikan diri
mencul sebagai orang yang bermasalah dengan prilaku menyimpang seperti pada remaja nakal,
atau pelanggar dan penjahat dimasa mendatang.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang nakal yang parah, berkaitan dengan kesalahan antara
perkembangan potensi bakat serta sesuai diri sejak masa anak dan remaja temuan A.E.
Sinolungan (1979) yang dilaporkan dalam Disertasi membuktikan besarnya saran orang tua pada
kecenderungan nakal putra putri dalam keluarganya pertama oleh dampak dua factor dominan
yaitu suasana ketidakutuhan dan ketidakterlibatkan orang tua memimbing anak-anaknya.
Suasana dan kondisi serta prilaku negative orang-orang dalam lingkungan berpengaruh besar

13
pada perkembangan kepribadian serta aktualisasi bakat social seseorang dalam penampilan
prilakunya.

G. Impilikasi Keberbakatan Dalam Pendidikan


Masyarakat baru negeri ini patut menumbuhkan kesadaran akan kepedulian kepada warga
berbakat unggul, sebagai asset bernilai tinggi bagi keluarga, Negara, dan kemanusiaan, merespon
tantangan masa depan. Tanpa dukungan masyarakat, banyak bakat latin yang potensial
anugerahNya bagi warga berbakat khusus bersia-sia atau tidak teraktualisasi. Sebab itu anak
berbakat unggul perlu diidentivikasi seninya, apa kemampuaannya optimal dikembangkan sesuai
potensi dalam tahap perkembangannya. Mengidentifikasinya dengan berangkat tes bangku teruji,
disertai opserfasi dan analisis sistimatis terhadap rasa ingin tau (curiosity) mengebuh, kreatifitas
dan prestasinya.
Sesuai kemampuan masyarakat dan sekolah, maka dapat diadakan tim bimbingan
profesianal untuk mengidentifikasi seninya dan melayani peserta didik berbakat antara lain
tentang berbagai tantangan masa depan bagi masyarakat dan dunia. Kepada siswa seluruhnya
diberi informasi tentang vasilitas tersedia dimanapun serta prospek masa regional, dan global,
respons. Kegiatan serta perkembangan bakat dan prestasi peserta didik dipantau terus menerus
dan ditindak lanjuti dalam keluarga dan sekolah.
Orang tua patut menyadari kehidupan sehat dan makanan bergizi ibu sejak berada dalam
kandungan serta lingkungan mendidik dalam keluarga. Bagi siswa berbakat dan berprestasi
unggul luar biasa di sekolah, dapat diloncatkan satu atau dua tingkat diantara kelasnya untuk
suatu kurun waktu. Siswa berbakat unggul diberi layanan khusus serta prioritas pendukung
berwujud prasyarana, sarana, personal, dana, bimbingan konservasi serta peluang belajar dan
berlatih berkelompok, atau individual baik dalam atau diluar sekolah. Program sekolah unggulan
hendaknya tidak menginsoler kegiatan belajar dan komunikasi anak berbakat dengan sebaya
serta kehidupan bersama dalam masyarakat.
Otoritas yang mendidik yaitu: orang tua, guru, pelatih, pembimbing, dan pemimpin,
dipanggil untuk turut mengamati warga berbakat unggul serta melayani atau memfasilitasi
perkembangan kemampuan mereka. Dalam keluarga orang tua mendukung dengan makanan
bergizi, memberi peluang dan fasilitas latihan sesuai minat dan bakat putra putrinya.
Pendidikan sekolah syogyanya memprogram peningkatan layanan bimbingan konseling
serta kesempatan berekspresi untuk mengungkapkan minat dan menampilkan potensi bakat

14
dalam kegiatan-kegiatan positif tanpa hambatan pada siswa-siswinya. Ini menyangkut system
pengajaran berdiferisiasi serta layanan kegiatan individual untuk pengembangan bakat beragam
parah siswa. Dalam suasana sekolah yang demikian, bakat potensial akan tampil teramati dalam
perilaku dan prestasi belajar siswa. Suasana positif sekolah bersama dukungan serta informasi
dan keluarga dan masyarakat, menjanjikan keberhasilan pengembangan kemampuan unggul
siswa berbakat.
Pendidik disekolah yaitu guru, pelatih, dan pembimbing yang bersikap luas, serta
mendorong siswa memperluas/memperdalam berbagai pengalaman belajar akan
menampilkan/mengembangkan bakat unggul peserta-pesera didiknya. Pendidik kreatif dalam
menciptakan suasana yang mendukung proses belajar dan latihan, akan memacu muncul dan
berkembangnya bakat peserta didiknya. Mereka dapat memotifasi peserta didik dalam setiap
kesempataan untuk berprestasi tinggi dan bermental juara dalam saing tanding yang sportif.
Disekolah hendaknya disiapkan paket-paket khusus, untuk pengayaan dan pendalaman materi,
atau latihan bidang tertentu serta kegiatan inovatif sesuia bakat dan minat peserta didiknya.
Sekolah dapat memberi penghargaan wajar setelah penampilan prestasi unggul peserta didiknya
dalam bidang positif apapun.
Masyarakat, sekolah dan pemerintah, dapat mengembangkan program layanan untuk
pengembangan bakat khusus: numeric, bahasa, seni, olahraga, dan sebagainya. Pendidik bersama
pimpinan lembaga pendidikan menyiapkan suasa kelas dan sekolah agar layanan khusus bagi
yang berbakat unggul tidak menimbulkan dampak negative seperti rasa iri sesama siswa pada
umumnya.
Pemimpin-pemimpin lembaga adat, politik, pemerintahan, keagamaan dan kemasyarakatan
dipanggil mengupayakan dukungan pendidikan untuk pengembangan bakat unggul warga dalam
masyarakat dan lingkungan kewenangannya. Mereka dapat memberi teladan dalam belajar,
berlatih, sambil membuka peluang, mendorong, serta mendukung dengan perlakuaan wajar
perkembangan bakat unggul warganya dalam proses pendidikan sepanjang hayat. Sengkatnya
semua otoritas, hendaknya menciptakan suasana masyarakat belajar atau learning sociery dalam
lingkungannya.
Warga sadar dalam masyarakat dapat diajak berpartisipasi mengembangkan minat dan bakat
pada semua jalur jenjang dan jenis pendidikan ditengah lingkungannya. Misalnya memprogram
dan melakukan latihan-latihan intensif berkelanjutan didalam dan diluar sekolah bagi masyarakat

15
yang berminat. Mereka secara kolektif akan mampu memodemisasi fasilitas pendukung seperti
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja dan berbagai prasarana yang diperlukan. Menyiapkan
sumber-sumber pembiayaan yang memadai, termaksud beasiswa bagi yang berbakat/berprestasi
unggul tetapi kurang mampu secara finansial untuk mendukung pengembangannya.
Untuk pemberdayaan sumber daya manusia merespon tututan ruang dan waktu, hendaknya
diperhatikan bidang-bidang unggulan terkait yang hendak di sukseskan bersama ruang dan
waktu. Untuk masyarakat bangsa dalam Negara Nusantara dengan sumber-sumber daya alam
bersama penduduk yang terbanyak bergiat dibidang pertanian lingkup luas sebagai warga
berbakat unggul mereka hendaknya dikembangkan terprogram pada pendidikan seumur hidup.
Sumber daya manusia bermutuh akan mampu menghasilkan produk unggulan dalam 4-k yaitu:
kuantitas surplus, menjamin kontinuilitas permintaan pasar serta pasar, serta kualitas yang
kompotitif dalam persaingan pasar bebas global.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek
dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang
dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Bakat adalah kemampuan bawaan yang
merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud.
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual,
dan moral karyawan sesuai dengan kebituhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Hambatan-hambatan bakat terdiri dari :
1. Hambatan fisik
2. Hambatan Mental

Pengaruh lingkungan dapat mengubah arah pengembangan bakat, yang teramati pada
penampilan kepribadian, pilihan profesi dan capaian dalam pengajaran dan pendidikan.
Lingkungan psikologis dan sisial yang baik dapat membantu menumbukan bakat seperti pada
potensi inteligensi anak. Kehangatan emosional dan rasa aman mendukung perkembangan bakat
khusus seseorang sebagai peserta didik sepanjang hayatnya.

B. Saran
Kita harus lebih banyak mencari referensi dari sumber lain supaya materi bakat dan
pengembangannya ini dapat di pahami lebih baik lagi.

17

Anda mungkin juga menyukai