Anda di halaman 1dari 31

PANDUAN

MANAJEMEN RISIKO FASILITAS

BLUD RUMAH SAKIT KONAWE


Jalan Diponegoro No. 305 Unaaha Kabupaten Konawe
PERATURAN DIREKTUR BLUD RUMAH SAKIT KONAWE
NOMOR ...... TAHUN 2019

PANDUAN

MANAJEMEN RISIKO FASILITAS

Kini Lebih Baik

BLUD RUMAH SAKIT KONAWE


Jalan Diponegoro No. 301 Unaaha Kabupaten Konawe
Website :http://rsud web.id . Email: bludrskonawe@gmail.com
2019
PERATURAN DIREKTUR BLUD RUMAH SAKIT KONAWE
NOMOR ............ TAHUN 2016
TENTANG
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS

Disusun Oleh:
Sekretaris Komite K3,

..........................................................

Disetujui: Ketua
Komite K3,

.......................................................

Ditetapkan Oleh:
Direktur,

dr. H.M. Agus S. Lahida, MMR

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 3


TIM PENYUSUN

.................................

................................................

................................................

KONTRIBUTOR

...........................................
................................................

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 4


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Buku
Panduan Keselamatan dan Keselamatan Kerja ini dapat terselesaikan dengan baik.

Buku panduan ini merupakan tuntunan bagi seluruh staf BLUD Rumah
Sakit Konawe dalam melakukan implementasi prinsip-prinsip kesehatan dan
keselamatan kerja. Dengan buku panduan ini, diharapkan semua staf BLUD
Rumah Sakit Konawe mendapat kemudahan dalam menjalankan aktifitas yang
selalu berorientasi pada keselamatan pasien.

Namun demikian, demi perubahan ke arah yang lebih baik, kami menyadari
masih terdapat kekurangan dalam penyusunan panduan ini. Oleh karena itu, kami
mengharap saran dan kritik perbaikan atas panduan yang telah tersusun ini.

Semoga Buku Panduan Manajemen Risiko Fasilitas ini bermanfaat bagi


semua pihak yang membutuhkan, serta tidak lupa ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku
panduan ini.

Konawe, Februari 2019

Tim Penyusun

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 5


SAMBUTAN DIREKTUR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya kita dapat menyelesaikan penyusunan salah satu dokumen regulasi
BLUD Rumah Sakit Konawe yaitu Panduan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
BLUD Rumah Sakit Konawe.

Memahami dan mengimplementasikan isi yang ada pada dokumen regulasi yang
telah disusun dan ditetapkan berdasarkan aturan serta standar akreditasi rumah
sakit, merupakan langkah awal bagi setiap unit kerja di BLUD Rumah Sakit Konawe
dalam membentuk sistem dan budaya kerja yang terstandar, efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan. Semoga dokumen regulasi ini bermanfaat dan menjadi
tuntunan bagi pihak-pihak yang membutuhkan di BLUD Rumah Sakit Konawe.

Akhirnya, berbekal motto “Kini Lebih Baik” kami mengajak semua pihak di BLUD
Rumah Sakit Konawe untuk dapat membawa nilai-nilai yang menjadi dasar BLUD
Rumah Sakit Konawe dalam memberikan pelayanan yakni Ramah, Peduli,
Profesional, Rendah Hati, dan Integritas dalam implementasi standar-standar
akreditasi di BLUD Rumah Sakit Konawe.

Unaaha,
Direktur BLUD RS Konawe,

dr. H.M. Agus S. Lahida, MMR

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 6


DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................... i


Halaman Judul Bagian Dalam ............................................................. ii
Halaman Pengesahan......................................................................... iii
Tim Penyusun ..................................................................................... iv
Kata Pengantar ................................................................................... v
Sambutan Direktur .............................................................................. vi
Daftar Isi ............................................................................................ vii

BAB I DEFINISI MANAJEMEN RISIKO ....................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Pengertian ................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................... 2
D. Peran dan tanggung jawab dalam manajemen resiko ............... 2

BAB II RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO ...................................... 4


A. Risiko terkait Pelayanan Pasien ................................................. 4
B. Risiko terkait Staf Medis ............................................................. 4
C. Risiko terkait Karyawan .............................................................. 4
D. Risiko yang berhubungan dengan Property ............................... 4
E. Risiko Keuangan ........................................................................ 4
F. Risiko Lainnya ............................................................................ 5

BAB III TATA LAKSANA MANAJEMENRISIKO ....................................... .... 6


A. Alur Proses Manajemen Risiko ................................................... . 6
B. Pengkajian Risiko ......................................................................... 7
C. Pengelolaan Risiko ...................................................................... 16

BAB IV DOKUMENTASI MANAJEMEN RISIKO........................................ ... 18


A. Pelaporan Risiko ............................................................................ 18
B. Alur Pencatatan dan pelaporan Risiko .......................................... 19

Lampiran ........................................................................................................ 20

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS VII


BAB I
DEFINISI MANAJEMEN RISIKO

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan risiko dapat terjadi sewaktu-waktu. Risiko merupakan
kemungkinan-kemungkinan apa yang terjadi pada waktu mendatang. Risiko
dapat juga terjadi pada lingkungan rumah sakit, pasien dan keluarga serta
pegawai rumah sakit. Mengingat risiko dapat timbul secara tiba-tiba,maka
kita senantiasa belajar bagaimana menghadapi apa yang akan terjadi pada
masa mendatang.
Sesungguhnya risiko hampir tidak dapat dicegah atau disingkirkan,
sehingga diperlukan pengelolaan (manajemen) risiko agar tidak menimbulkan
kerugian lebih banyak dan dipergunakan untuk perbaikan mutu dan
keselamatan pasien dan pegawai rumah sakit. Sehingga dapat dikatakan
bahwa manajemen risiko merupakan suatu kegiatan untuk mengantisipasi,
mengurangi dan atau mencegah terulangnya kejadian pada pelanggan internal
dan eksternal rumah sakit.
Manajemen risiko melekat pada masing-masing unit kerja yang ada di
rumah sakit, dikarenakan pada setiap unit disadari atau tidak terdapat risiko-
risiko yang dapat berpengaruh pada keselamatan pasien maupun petugas.
Diperlukan ketajaman untuk dapat mengenali risiko di masing-masing unit dan
inovasi untuk dapat memitigasi hal- hal tersebut sehingga tidak berakibat buruk
bagi kelangsungan pelayanan.
Proses manajemen risiko merupakan proses dengan sistematika yang
terstruktur dan berkeseinambungan yang dapat diolah melalui elemen-
elemen manajemen risiko (pengelolaan risiko) seperti :
a. Identifikasi risiko (inventarisasi risiko-risiko)
b. Analisa
risiko c.
Evaluasi risiko
d. Penanganan risiko
e. Monitoring dan review
Melakukan monitoring dampak risiko, melakukan review efektifitas
kegiatan dan melakukan perubahan prioritas risiko
f. Komunikasi dan konsultasi
Apabila terjadi risiko atau dampak dari risiko, maka kita harus
melakukan komunikasi pada yang terkait dan berkonsultasi dengan yang
berwenang
B. Pengertian
1. Risiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses
kegiatan saat sekarang atau kejadian di masa mendatang
2. Risiko klinis adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap pencapaian
pelayanan pasien yang bermutu tinggi, aman dan efektif

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 1


3. Risiko non klinis adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap
tercapainya tugas pokok dan kewajiban hukum dari rumah sakit sebagai
korporasi
4. Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,
menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk
menghilangkan atau meminimalkan dampaknya
5. Pengkajian risiko adalah proses untuk membantu organisasi menilai
tentang luas dan besarnya risiko yang dihadapi, kemampuan untuk
mengontrol frekuensi dan dampak risiko

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 1


6. Manajemen risiko terintegrasi adalah proses identifikasi, analisis, penilaian
dan pengelolaan semua risiko yang potensial dan diterapkan terhadap
semua jenis pelayanan di rumah sakit pada setiap level

C. Tujuan
1. Mengembangkan pelaksanaan manajemen risiko untuk menunjang
terwujudnya tata kelola yang baik
2. Terciptanya budaya keselamatan kerja di BLUD Rumah Sakit Konawe.
3. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas / aset dan lingkungan di BLUD
Rumah Sakit Konawe
4. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas / aset yang
ada di BLUD Rumah Sakit Konawe bagi karyawan, pasien dan
pengunjung.
5. Meningkatakan kepercayaan mitra atau stakeholder akan kapasitas
manajemen BLUD Rumah Sakit Konawe.

D. Peran dan tanggung jawab dalam manajemen risiko


1. Dewan Pengawas
Bertanggung jawab dalam hal monitoring pelaksanaan prinsip-prinsip
tata kelola organisasi yang baik termasuk mengembangkan proses dan
sistem pengendalian keuangan, pengendalian organisasi, tata kelola
klinis dan manajemen risiko dan berperan untuk mengarahkan,
mendukung, memonitor, persetujuan pembiayaan dan legalisasi
kebijakan dan strategi
2. Direktur
Menetapkan kebijakan tentang manajemen risiko rumah sakit
Memastikan bahwa tanggung jawab dan koordinasi dalam manajemen
risiko dilaksanakan dengan baik dan dalam hal pengembangan strategi
manajemen risiko ini
Direktur mendelegasikan tanggung jawabnya kepada Komite
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
3. Wadir Pelayanan
Bertanggung jawab kepada Direktur dalam hal implementasi
dan pengembangan manajemen risiko klinis, fasilitas, keselamatan dan
keamanan pasien, pengunjung dan petugas
Identifikasi risiko pada fasilitas keamanan dan keselamatan di area
klinis dan non klinis
Merencanakan pelaksanaan manajemen risiko pada fasilitas
keamanan dan keselamatan di area klinis dan non klinis
Monitor pelaksanaan manajemen risiko pada fasilitas
keamanan dan keselamatan di area klinis dan non klinis Monitor
pelaksanaan pelaporan insiden
Melakukan pemantauan dan evaluasi manajemen risiko pada
fasilitas keamanan dan keselamatan di area klinis dan non klinis

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 2


Melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja manajemen risiko
pada fasilitas keamanan dan keselamatan di area klinis dan non klinis
4..Wadir.Umum.dan.Keuangan...................................................................
Bertanggung jawab kepada Direktur dalam hal implementasi dan
pengembangan manajemen risiko di Bagian Umum dan Keuangan
Identifikasi risiko pada fasilitas keamanan dan keselamatan di di Bagian
Umum dan Keuangan
Merencanakan pelaksanaan manajemen risiko pada fasilitas keamanan dan
keselamatan di Bagian Umum dan Keuangan
Monitor pelaksanaan manajemen risiko pada fasilitas keamanan dan
keselamatan di Bagian Umum dan Keuangan
Melakukan pemantauan dan evaluasi manajemen risiko pada fasilitas
keamanan dan keselamatan di Bagian Umum dan Keuangan
Melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja manajemen risiko pada
fasilitas keamanan dan keselamatan di Bagian Umum dan Keuangan
5. Bidang / Bagian, Instalasi dan Tim
Mengusulkan risiko yang ada pada unit kerja masing-masing
Melaksanakan manajemen pada unit kerja
Melaporkan hasil pemantauan manajemen risiko kepada Komite Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
6. Seluruh staf memiliki tanggung jawab
pribadi dalam hal pelaksanaan manajemen risiko dan seluruh tingkatan
manajemen harus mengerti dan mengimplementasikan strategi dan kebijakan
manajemen risiko. .............................................................

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 3


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 4
BAB II
RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO

Manajemen risiko dibagi dalam 2 bagian, yaitu manajemen risiko


klinis dan manajemen risiko non klinis.
Dalam proses pengobatan terhadap pasien itu sendiri, risiko akan selalu melekat.
Secara umum, risiko-risiko yang ada di lingkungan rumah sakit dapat
dikelompokkan menjadi 6 (enam) kategori, antara lain:
A. Risiko yang terkait dengan perawatan pasien (patient care-related risks)
1. Terkait langsung dengan asuhan pasien
2. Kerahasiaan (confidentiality)
3. Informasi kepada pasien tentang risiko
4. Nondiskriminasi
5. Pasien terkait dengan penelitian
6. Kepulangan pasien
B. Risiko yang terkait dengan tenaga medis (medical staff-related risks)
1. Kredensial
2. Kompetensi dan prosedur baku
3. Tenaga kesehatan yang terlatih
C. Risiko yang terkait dengan karyawan (employee-related risks)
1. Risiko keselamatan dan kecelakaan kerja
2. Lingkungan yang aman:
Mengurangi risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat pekerjaan
Kompensasi untuk kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
D. Risiko yang berhubungan dengan properti (property-related risks)
1. Kebakaran, gempa, bajir
3. Berkas-berkas (catatan medik, arsip administrasi lainnya)
4. Penanganan barang-barang berharga
5. Asuransi
E. Risiko keuangan (financial risks)
1. Bad Debt
2. Meningkatnya suku bunga
3. Krisis keuangan global
F. Risiko lain (other risks)
1. Manajemen bahan berbahaya: limbah kimia, radioaktif, infeksius
2. Peraturan dan perundangan (legal & regulatory risks)
3.Risiko reputasi

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 4


BAB III
TATA LAKSANA MANAJEMEN RISIKO

A. Alur Proses Manajemen Risiko


MEMBANGUN KONTEKS :
- Faktor Yang Mendukung Dan Yang
...menghambat
- Tentukan Tujuan Dan Sasaran
- Struktur Organisasi Manajemen Risiko

IDENTIFIKASI RISIKO :
- Apa yang bisa terjadi
- Bagaimana kejadiannya
- Mengapa hal itu bisa terjadi
- Kapan hal itu bisa terjadi
- Dimana hal itu bisa terjadi
- Siapa yang bisa tertimpa
kejadian tersebut

ANALISA RISIKO
- Dampak & probabilitas
- Siapa yang terlibat
- Tingkat risiko
- Kendali yang sudah ada
...dan yang diperlukan

KOMUNIKASI MONITOR

EVALUASI RISIKO
- Bandingkan tingkat risiko
DAN dengan kriteria AUDIT
- Analisa untung rugi
- Risiko diterima atau tidak

KONSULTASI REVIEW

Resiko
Risiko diterima
tidak
diterima

PENGELOLAAN RISIKO
- Tetapkan alternatif / pilihan
- analisa untung rugi
- pilih tindakan yeng paling
sesuai
- perencanaan tindakan &
implementasi

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 5


B. PENGKAJIAN RISIKO
Pengkajian risiko terdiri dari identifikasi risiko, analisa risiko dan evaluasi /
penilaian risiko
1. Identifikasi
Risiko
Adalah Proses untuk mengidentifikasi apa yang bisa terjadi,
mengapa dan bagaimana hal tersebut terjadi.
Instrumen identifikasi dapat berupa:
a. Laporan insiden
b. Komplain dan litigasi
c. Risk profiling
d. Survei / audit
e. Tuntutan dan insiden yang belum terjadi
Pada proses ini peran staf untuk berpartisipasi dalam mengidentifikasi /
invnetarisasi risiko-risiko sangat diharapkan.
Identifikasi risiko yang mungkin dapat terjadi di BLUD Rumah Sakit Konawe,
yaitu :
a. Risiko yang berkaitan pengelolaan klinis
b. Risiko yang berkaitan dengan administrasi dan manajemen rumah sakit
c. Risiko yang berkaitan dengan sarana dan prasarana rumah sakit
d. Risiko yang berkaitan dengan Staf medis
Area / unit kerja yang memiliki risiko adalah semua area pelayanan yang
melibatkan sumber daya baik tenaga maupun peralatan penunjang yang
mempunyai dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap pasien,
karyawan, dan lain-lain
Berikut adalah risiko yang diidentifikasi :

Area

Pengelolan klinis Salah asesmen klinis / pemeriksaan tidak lengkap / in


adekuat (misassessment)
Salah diagnosis (misdiagnosis) Salah penatalaksanaan /
tindakan
Gagal monitoring dan kajian selama perawatan
Penghentian yang tidak patut atas asuhan pasien /
abandonment
Terlambat melakukan tindakan
Gagal mengontrol sehingga tertinggal benda asing
Persiapan tindakan tidak adekuat terjadi reaksi yang tidak
dapat diprediksi
Persiapan tindakan adekuat tapi terjadi reaksi yang tidak
dapat diprediksi
Salah mengambil keputusan / kesimpulan untuk
melakukan penatalaksanaan / tindakan (misjudgement)
Melakukan tindakan tidak sesuai prosedur / indikasi
Melakukan tindakan diluar kewenangan
Salah melakukan tindakan / salah bagian yang dioperasi /
terpotong
Terlambat / gagal memperkirakan akibat yang tidak
diharapkan dalam perawatan

Gagal monitor / observasi setelah tindakan


Perpanjangan waktu perawatan / LOS
Tidak melakukan monitor / observasi selama perawatan
Dokumentasi Salah menulis identitas pasien / no rekam medik pasien
Informed consent tidak dilakukan / tidak ada Pelanggaran
kerahasiaan
Catatan medis tidak diisi / tidak lengkap (termasuk
instruksi dokter)
Catatan medis tidak terbaca / salah baca
Catatan medis hilang
Catatan medis tertukar
Salah menulis hasil test / pemeriksaan diagnostik Tidak
menulis hasil test / pemeriksaan diagnostik Tidak menulis
instruksi yang diterima melalui telpone Tidak menulis
assessment pasien
Terinpeksi terkait Flebitis
pelayanan kesehatan Gagal dalam sterilisasi / kontaminasi alat
Infeksi silang
Pembuangan limbah infeksius
Medikasi Salah obat Salah dosis Salah label Salah orang
Salah rute / cara pemberian
Pemberian obat yang menjadi kontraindikasi Reaksi obat
yang tidak diharapkan / alergi Proses medikasi (Medication
Process) Peresepan obat
Persiapan / peracikan obat Monitoring pemberian obat
Kualitas dan penyimpanan obat Pemberian informasi obat
Penulisan resep tidak terbaca
Darah/Produk Darah Pemeriksaan pre-transfusi Penulisan permintaan transfusi
Penyiapan transfusi
Pemberian transfusi
Kualitas dan penyimpanan kantong darah
Monitoring efek samping pemberian transfusi
Salah menuliskan identitas pasien pd produk darah
Permintaan produk darah yang berlebih
Pemeriksaan Penunjang Salah pemeriksaan / interpretasi hasil
Sampel hilang
Sampel tertukar
Sampel tidak dapat diperiksa karena salah cara
pengambilan
Sampel rusak / pecah karena salah penyimpanan
Pemeriksaan tidak sesuai dengan indikasi / berlebihan
Order tertukar
Hasil pemeriksaan melewati standar waktu

Kecelakaan Pasien Pasien jatuh


Kekerasan terhadap pasien
Terpeleset
Terpapar / eksposur (radiasi, luka bakar, bahan kim ia dll)
Komunikasi Salah informasi saat komunikasi lewat telephon Salah
informasi saat serah terima / operan Salah interpretasi
informasi lisan / salah dengar Tidak ada serah terima
2. Risiko yang terkait dengan staf medis / karyawan

Infeksi Terkait Tertusuk jarum


Layanan Kesehatan Terkena infeksi
Infeksi silang
Petugas Jumlah petugas tidak sesuai dengan beban kerja
(kuantitas)
Kompetensi petugas kurang (kualitas) Kecelakaan kerja
(terpapar bahan berbahaya)
3. Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana RS
Bencana Kebakaran
Kebanjiran
Gempa Bumi
Alat medis Alat tidak tersedia
Alat rusak
User / operator error
Alat tidak steril
Infrastruktur/bangunan Kerusakan bangunan
Kualitas/design bangunan tidak standar
Keterbatasan ruangan
4. Risiko yang terkait dengan keuangan

Piutang tak terbayar


Cost recovery rate negtif
Kelebihan bayar dari pasien

7
2. Analisa Risiko
Alat / tools yang dapat digunakan untuk melakukan analisa risiko antara lain:
a. Non statistical tools: untuk mengembangkan ide, mengelompokkan,
memprioritaskan dan memberikan arah dalam pengambilan keputusan. Alat-
alat tersebut meliputi Fish bone, Bagan alur, RCA, FMEA, risk grading matrix
b. Statistical tools seperti Diagram parato, lembar periksa (check sheet)

Root Causes Analysis (RCA)


RS memastikan bahwa seluruh staf yang terkait mampu melakukan analisis akar
masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa masalah tersebut terjadi untuk
kemudian menyusun rencana tindak lanjutnya. Analisis akar masalah (RCA)
dilakukan untuk melakukan identifikasi apabila ditemukan permasalahan dalam
pemenuhan indikator mutu dan manajerial serta pengelolaan insiden.
Langkah-langkah melakukan RCA :
a. Investigasi kejadian
b. Rekonstruksi kejadian
c. Analisis sebab :mengidentifikasi penyebab masalah
d. Menyusun rencana tindakan
e. Melaporkan proses analisis dan temuan

Bagan alur / diagram alur / flow chart :


Digunakan untuk menggambarkan urutan langkah dari suatu proses spesifik yang
dipakai untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah serta menentukan
“ideal path” dalam perencanaan perbaikan.
Simbol-simbol yang digunakan pada Bagan Alur ditunjukan pada gambar dibawah
ini:

No. Simbol Maksud


Lingkaran atau oval untuk menggambarkan
informasi atau kegiatan (input) untuk
1 memulai atau proses (start) atau
mengakhiri proses (finish), suatu terminal

Kotak atau segiempat untuk indikasi proses


kerja, laporan untuk dipersiapkan atau riset
2 yang dikerjakan

Simbol belah ketupat, indikasi keputusan.


Biasanya isinya sebuah pertanyaan yang
3 perlu dijawab Ya / Tidak
Gambar segitiga terbalik, untuk meyimpan
suatu obyek yang dijaga atau dilindungi
terhadap penghapusan, pemindahan atau
4 pemusnahan oleh yang tidak berwenang

Penyimpanan dokumen, untuk


review, penelitian dan lain-lain
5.

Lingkaran dengan huruf atau


angka didalamnya, identifikasi suatu

6.
A rincian dari flowchart atau dilanjutkan
ke berikutnya atau kolom berikutnya

Setengah lingkaran atau huruf D


dalam Flowchart adalah untuk identifikasi
tempat dalam proses dimana kegiatan
7. ditunda atau ditunggu untuk kegiatan
lainnya

FMEA (Failure Mode and Cause Analysis)


Suatu alat mutu untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci dan mengenali model-
model adanya kegagalan / kesalahan pada suatu prosedur, melakukan penilaian
terhadap tiap model kesalahan / kegagalan dan mencari solusi dengan melakukan
perubahan disain / prosedur.
Proses mengurangi risiko dilakukan paling sedikit satu kali dalam setahun dan
dibuat dokumentasinya, dengan menggunakan FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis). Proses yang dipilih adalah proses dengan risiko tinggi.
Delapan tahap FMEA (JCAHO, 2005)
a. Memilih proses yang berisiko tinggi dan membentuk tim
b. Membuat diagram proses atau alur proses dengan flow chart yang rinci
c. Menentukan dampak / effects
d. Memprioritaskan modus kegagalan
e. Mengidentifikasi penyebab
f. Desain ulang proses
g. Analisa dan ujicobakan proses yang baru
h. Implementasi dan monitor proses yang sudah didesain ulang/proses baru
Catatan: Risk Priority Numbers (RPN)
Severity (Keparahan) : 1. (Minor), 2 (Moderate), 3 (Minor Injury), 4 (Mayor
Injury), 5 ( Terminal injury/death)
O = Occurence (Keseringan) : 1 (Hampir tidak pernah terjadi), 2 (jarang), 3
(kadang-kadang), 4 (sering), 5 (sangat sering dan pasti)
D = Detectable (Terdeteksi) : 1 (selalu terdeteksi), 2 (sangat mungkin
terdeteksi), 3 (Mungkin terdeteksi), 4 (Kemungkinan kecil terdeteksi),5 (Tidak
mungkin terdeteksi)

3. Evaluasi / penilaian risiko


Kegiatan yang dapat dilakukan saat evaluasi risiko-risiko yang telah dikaji adalah:
Risk ranking
Prioritas risiko
Cost benefit analysis
Dengan cara-cara ini, tindakan pencegahan / meminimalkan risiko dapat
dilaksanakan dengan baik dan terstruktur dengan tetap memperhatikan
skala prioritas kegiatan yang harus didahulukan.
Perhitungan besarnya risiko dapat menggunakan
rumus: Probabilitas / Frekuensi X Dampak / tingkat keparahan

Probabilitas / kemungkinan:

LEVEL FREKUENSI KEJADIAN AKTUAL

1. Sangat jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun

2. Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun

3. Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun

4. Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun

5. Sangat sering Terjadi dalam minggu / bulan

Dampak / tingkat keparahan

LEVEL DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 8
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 9
Probabilitas / kemungkinan:

LEVEL FREKUENSI KEJADIAN AKTUAL

1 Sangat jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun

2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun

3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun

4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun

5 Sangat sering Terjadi dalam minggu / bulan

Dampak / tingkat keparahan


LEVEL DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI

1 Insignificant Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil

2 Minor Cidera ringan, dapat diatasi dengan pertolongan


pertama,
kerugian keuangan sedang

3 Moderate Cidera yang memerlukan perawatan lanjutan dan


kehilangan waktu kerja

4 Major Cedera serius dan memerlukan perawatan di


rumah sakit (Rawat Inap), tidak menimbulkan
kecacatan permanen
Kerugian keuangan besar

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 10


5 Cathastropic  Cedera serius yang menyebabkan kecatatan
permanen atau kematian
 Kerugian keuangan sangat besar.

DAMPAK
FREKUENSI /
PROBABILITAS Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
1 2 3 4 5

Sangat Sering Terjadi


(Tiap minggu /bulan) Moderate Moderate High Extreme Extreme
5

Sering terjadi
(Beberapa kali /tahun) low Moderate Moderate High Extreme
4

Mungkin terjadi
(1-2 tahun/kali) Low Moderate Moderate Moderate High
3

Jarang terjadi
(2-5 tahun/kali) Low Low Moderate Moderate Moderate
2

Sangat jarang sekali


(>5 tahun/kali) Low Low Low Low Moderate
1

Dapat diatasi Pengendalian risiko Pengedalian risiko Pengendalian risiko


dengan mengikuti harus dilakukan paling dilakukan dilakukan harus dialkukan
prosedur yang ada lambat 1 minggu untuk dalam waktu 1 – 2 hari segera oleh Wakil
oleh Kepala Ruang menghilangakan atau untuk menghilangakan Direktur terkait,
/ Instalasi yang meminimalkan risiko atau meminimalkan sepengetahuan
tidak memiliki oleh Kepala Ruang / risiko oleh Kepala Direktur
Kepala Ruang Instalasi yang tidak Instalasi / Kepala
memiliki Kepala Ruang Bidang / Bagian

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 12


C. PENGELOLAAN RISIKO
1. Pengendalian risiko
a. Pengendalian risiko Level 1 Eliminasi potensi bahaya
Pengendalian potensi bahaya yang paling efektif adalah dengan cara
mengeliminasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan atau
mengganti dengan alternatif produk / peralatan lain. Jika potensi bahaya
tersebut tidak bisa dihilangkan / dieliminasi, maka dapat diminimalisir dengan
pengendalian risiko yang lebih rendah.
b. Pengendalian Risiko Level 2
Pengendalian Risiko Level 2 digunakan untuk meminimalkan risiko dengan
menggunakan salah satu atau kombinasi dari beberapa cara pengendalian
berikut ini :
- Subtitusi mengganti bahan atau metode, untuk mengurasi risiko
- Isolasi membatasi kontak potensi bahaya dari tempat kerja atau pekerja,
seperti Gudang B3, dikunci dan hanya orang yang memiliki kompetensi
yang boleh memasukinya
- Engginering control Rekayasa/ Engineering merupakan upaya
menurunkan tingkat risiko dengan mengubah desain tempat kerja, mesin,
peralatan atau proses kerja menjadi lebih aman
c. Pengendalian Level 3
Pengendalian ini merupakan pilihan terakhir. karena tidak dapat
mengendalikan sumber bahaya tetapi hanya mengandalkan perilaku manusia /
pekerja atau supervise dan hal ini kurang efektif.
- Administrasi
Mengembangkan metode atau prosedur kerja untuk menurunkan kondisi
yang berisiko, contohnya pembuatan SPO, sitem shift kerja dan pelatihan
karyawan untuk pelaksanaan SPO yang benar
- Alat Pelindung Diri (APD) dan Pelatihan Penggunaanya
Merupakan tingkatan proteksi paling rendah, dan hanya digunakan sebagai
usaha terakhir dalam pengendalian potensi bahaya yang tidak dapat
dihilangkan atau dikurangi dengan pengendalian yang lain, contohnya :
memegang bahan kimia dengan sarung tangan, kacamata pelindung dan
aprons.

d. Pembiayaan risiko
Pembiayaan risiko di BLUD Rumah Sakit Konawe dibebankan kepada rumah
sakit melalui Wakil Direktur Umum dan Keuangan

Pengendalian risiko (risk control) dapat dilakukan sebagai berikut:


Area Risiko Analisa / Risk control
Area terkait Risiko – risiko klinis yang telah diidentifikasi tersebut telah
pengelolaan Klinis dibuatkan SPO terkait atau Panduan Pelayanan Kedokteran /
Clinical Pathway untuk mengatur semua kegiatan sejak pasien
melakukan admisi, pada ruang perawatan hingga keluar dari
rumah sakit.

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 13


 Terkait pengelolaan / perawatan pasien
 Dokumentasi pengelolaan pasien
 Pencegahan & pengendalian infeksi
 Tata laksana (medikasi, transfusi, dan lain-lain)
 Pemeriksaan penunjang
 Pencegahan kecelakaan pada pasien
 Komunikasi antar petugas, petugas-pasien
Area terkait petugas SPO terkait pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja
Pendidikan & pelatihan berkelanjutan bagi petugas
Rekruitmen petugas sesuai kebutuhan dan kompetensi
Area terkait sarana SPO terkait pencegahan & pengendalian bencana
prasarana SPO terkait pengadaan & pemeliharaan / kalibrasi peralatan medis
SPO terkait pemeliharaan infrastruktur / bangunan
SPO terkait sterilisasi peralatan / bahan medis
Adanya sistem evakuasi
Area terkait SPO terkait piutang
keuangan

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 14


BAB IV
DOKUMENTASI MANAJEMEN RISIKO

A. Pelaporan Risiko
Mengkomunikasikan risiko dan hasil pengelolaannya, BLUD Rumah Sakit
Konawe telah mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal.
Laporan menggunakan formulir laporan Insiden Keselamatan Pasien dengan
memperhatikan SPO Pelaporan Insiden (terlampir).
Sistem informasi pencatatan dan pelaporan mencakup unit-unit sebagai
berikut : Bagian Pengadaan, Bagian SDM, Bagian Hukmas, Bagian Keuangan,
Instalasi Rekam Medis, Instalasi Farmasi, Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi,
Instalasi Rehabilitasi Medik, Instalasi Gizi, Unit Transfusi Darah, IPSRS, Instalasi
Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rawat Darurat,
Instalasi Rawat Intensif, Komite PPI, Tim Ponek, Komite PMKP dan Komite K3.

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 15


B. Alur pencatatan dan pelaporan seperti dibawah ini:

Direktur
Analisa dan tindak lanjut
rekomendasi

Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Analisa laporan bulanan
2. Susun rencana tindak lanjut dan rekomendasi
3. Serahkan laporan ke Direktur

“LAPORAN BULANAN KOMITE K3RS“

Tim terkait
1. Analisa laporan bulanan
2. Susun rencana tindak lanjut dan rekomendasi
3. Serahkan laporan ke Direktur melalui Komite
K3RS

“LAPORAN BULANAN “

INSTALASI
1. Rekap laporan bulanan dan analisa
2. Serahkan laporan ke Tim terkait

Unit
Lakukan sensus harian terkait
risiko dan pengelolaannya

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 16


Lampiran 1
Pengkajian Risiko
Unit Kerja :
Tanggal :

No Identifikasi Dampak Probabilitas Skor (D Tingkat Rangking Tindakan Rekomendasi Biaya Penanggung
Risiko X P) Risiko Risiko yang Tindakan Jawab
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 - 25 L M H E sudah Lain
ada (cantumkan
tanggal)

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 17


Lampiran 2
RISK REGISTER

No Kategori Dampak Probabilitas Skor Tingkat Rangking Tindakan Biaya


Risiko (D X P) Risiko Risiko Pencegahan/Mitigasi
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 - 25 L M H E

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 18

Anda mungkin juga menyukai