Bab III (Sukses)
Bab III (Sukses)
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
Autoanamnesis (27 November 2017, Pukul 11.15 WIB)
Keluhan Utama
Timbul satu benjolan pada telinga sebelah kanan sejak ± 1 tahun yang
lalu.
Keluhan Tambahan
Tidak ada.
12
13
Namun sejak ± 2-3 bulan yang lalu, pasien mengaku ia merasa bahwa
benjolan yang ada di telinga sebelah kanan itu semakin lama semakin
membesar seperti biji jagung. Awalnya pasien sudah mulai terganggu
penampilannya dengan adanya benjolan pada telinga kanan pasien kemudian
pasien berusaha untuk menghilangkan benjolan tersebut dengan cara
menggaruk tetapi tidak berhasil.
Selama ± 10 hari yang lalu, pasien sering memegang benjolan di telinga
sebelah kanan menggunakan tangannya. Karena pasien merasa makin sangat
terganggu dengan benjolan yang ada di telinga sebelah kanannya. Padahal
pasien tidak merasakan gatal pada benjolan tersebut. Kemudian benjolan itu
menjadi lecet dan di keropek dengan tangan hingga berdarah dan pasien
menutupnya dengan kapas. Beberapa hari setelah itu, jika benjolan tersenggol
dengan baju atau terkena rambut benjolan menjadi sangat mudah berdarah.
Kemudian pasien bersihkan darah dengan kapas. Jika masih tetap berdarah
kemudian pasien kasih hansaplas di benjolan yang berdarah. Hansaplas diganti
2 kali sehari. Dan hansaplas digunakan selama tiga hari.
Kemudian pasien berobat ke klinik “sayang bunda” takut benjolan di
telinga sebelah kanan berdarah lagi dan dikasih tau oleh dokter di klinik
bahwa benjolan ditelinga sebelah kanan mau dibakar (sinar) namun dokter
klinik menyarankan untuk periksa lagi ke THT. Kemudian pasien dirujuk ke
poli tht rumah sakit daerah palembang bari. Kemudian dari poli tht
dikonsulkan ke poli kulit. Pada saat di poli kulit pasien mengeluh ada benjolan
di telinga sebelah kanan yang mengganggu penampilan pasien. Benjolan tidak
terasa gatal, tidak nyeri, dan tidak terasa sakit. Benjolan seperti biji jagung,
bertangkai, dan berwarna merah.
Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama tidak ada
10
14
Riwayat Kebiasaan
Pasien sering menggaruk telinga terutama saat merasa melakukan kesalahan
atau merasa canggung.
B. Fisik Khusus
Kepala : Normocephali
Mata : konjungtivapucat (-), hiperemis (-/-), sklera
ikterik (-), mata cekung (-),edema palpebra (-),
sekret (-/-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
Telinga : sekret (-/-)
Hidung : sekret (-)
Mulut : sianosis (-)
Leher : pembesaran KGB (-), JVP 5-2 cmH2O,
bruit (-)
Thoraks : simetris, retraksi (-/-)
Paru : vesikuler (+/+) normal, ronchi (-/-),
wheezing (-/-)
Jantung : BJ I/II (+) normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, lemas, timpani, bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
lihat status dematologikus.
11
15
12
16
3.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah dilakukan elektrokauterisasi
dengan anestesi lokal. Dan setelah dilakukan elektrokauterisasi diberikan
pengobatan dengan antibiotik sistemik siprofloksasin 2 x 500 mg selama lima
hari.
3.9 Prognosis
Prognosis dalam kasus ini, yaitu:
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungsionam :bonam
Quo ad sanasionam : bonam
Quo ad cosmetica : bonam
13