Anda di halaman 1dari 10

Mr.

Tommyanto

#QTK1 Percakapan di Rumah Kopi

Q: Ka, bagaimana membuat paduan suara yang baik. Anggota paduan suara saya sering ga datang
latihan.

TK: Buat penyanyi senang! Buat latihan semenarik mungkin! Apa yang penyanyi senang? Buat sesuai
minat anggota, nanti pelan-pelan bangun aspek lainnya.

Q: Bikin senang bagaimana? Mulai dengan apa?

TK: Pilih lagu yang akan disukai penyanyi. Yang mudah dikuasai, jadi penyanyi merasa mampu. Pelan-
pelan kenalkan aspek artistik seperti nyanyi keras lembut, pengucapan yang bermakna, nyanyi
dengan "hati"

Q: Dengan hati?

TK: Ya, kalau lagu mudah, lalu dibahas bagus-bagusnya, akan meresap dalam hati. Nanti penyanyi
ekspresif menyanyinya.

Q: Jadi ga perlu lagu sulit ya?

TK: Ya tidak selalu. Intinya kita harus buat penyanyi merasa mampu, merasa berprestasi, dan "fun"

Q: Fun bagaimana?

TK: Fun .. ya fun! Jangan tegang latihannya, apalagi menakutkan, ga ada yang mau datang lagi. Bisa
sekali-sekali buat "games" di latihan, atau interaksi dinamis antara penyanyi.

Q: Uhmm

#QTK02 Percakapan di Rumah Kopi

Q: Ka apakah pemanasan suara sebelum latihan itu perlu ya? Penyanyi di paduan suara saya maunya
langsung nyanyi lagu saja.

TK: Ya "warm up" atau pemanasan suara sangat diperlukan sebelum mulai latihan. Sama seperti
dalam olah raga, menyanyi juga menggunakan otot-otot tubuh, kalau tiba-tiba dipakai nyanyi bisa
merusak otot-otot dan pita suara.

Q: Wah kebanyakan penyanyi malas warm up, apalagi mereka berpendapat cuma penyanyi amatir
hahaha..

TK: Nah justru penyanyi amatir harus dibiasakan untuk melakukan kebiasaan penyanyi pro. Biasanya
penyanyi pro datang di latihan sudah melakukan warm up sendiri sebelumnya dan siap menyanyi.
Dan sebetulnya kesempatan warm up bukan hanya untuk pemanasan suara saja.

Q: Uhmm... maksudnya?

TK: Ya biasanya pemanasan suara cuma latihan beberapa serial not tanpa memperhatikan betul atau
tidak produksi suaranya, malah cenderung asal teriak meraih nada sangat tinggi. Beberapa penyanyi
yang tidak mampu juga ikut teriak.

Q: Jadi sebaiknya bagaimana?

TK: Sebetulnya waktu warm up bisa dengan latihan sederhana dan sesuai jangkauan suara masing-
masing. Selain memanaskan suara bisa sambil belajar beberapa hal, seperti penempatan suara yang
baik, pembentukan vowel (bunyi a, i u, e,o) yang lebih bulat, homogen dan konsisten. Atau sambil
melatih pendengaran, harmoni, ritme dan aspek artistik lainnya.

Q: Bagaimana melakukannya?

TK: Ada banyak latihan yang bisa dilakukan. Misalnya dalam nada dasar D, Bass menyanyi nada do,
Alto nyanyi mi, Soprano nyanyi sol dan Tenor nada do tinggi dengan "hum" untuk memastikan bunyi
yang tepat. Lalu berganti ke bunyi "mu..." Perhatikan kualitas bunyi nya, baru beralih ke nada lain,
kemudian dengan bunyi vowel lainnya atau konsonan lainnya.

Q: Apa tujuannya?

TK: Penyanyi selain memanaskan suara tanpa paksaan, juga berlatih mendengar nada dan harmoni
yang kokoh, sekaligus memperindah bunyi yang lebih homogen.

Q: Bisa ada manfaat lain?

TK: Ya, setiap setelah kualitas bunyinya baik, bisa diminta merubah dinamika, kadang nyanyikan
latihan tadi lembut lalu minta "crescendo", sambil minta penyanyi ikuti aba-aba conductor. Dengan
demikian latihan itu bukan saja memanaskan suara, tapi melatih pendengaran, pembentukan suara
yang homogen, perubahan tangga nada, harmoni, dan membiasakan penyanyi memperhatikan aba-
aba conductor.... juga meningkatkan interaksinya.

Q: Berarti bisa juga melatih kemampuan lain seperti melatih interval/jarak nada, ritme, jangkauan
nada ya? Bukan cuma pemanasan saja tapi sebetulnya membangun suara, pengetahuan, berbagai
keterampilan dan komunikasi 😊😊

TK: Yup 👍👍

#QTK03 Percakapan di Rumah Kopi

TK: Ayo minum dulu, mumpung kopinya panas.

Q: Uhmm, menarik sekali ya melatih paduan suara. Tapi katanya harus disiplin sekali ya kalau
paduan suaranya mau bagus?

TK: Iya sih ... Musik itu sendiri sudah minta disiplin yang tinggi karena harus dibunyikan dengan
sungguh-sungguh dan teliti. Penyanyi yang serampangan ga mungkin menyanyi dengan baik. Nada
yang dibunyikan harus betul, ketukan harus dihitung, kecepatan ketukan harus sesuai, berhenti dan
bernafas harus pada tempatnya, pengucapan kata-kata harus jelas, dan banyak lagi hal yang harus
dilakukan dengan disiplin tinggi!

Q: Waduuuh? Disiplin itu bukannya harus datang tepat waktu? Disiplin itu selalu datang latihan, ga
bolos atau ga sering-sering ijin ga datang?

TK: Ya, disiplin kehadiran di latihan itu penting sekali. Tapi cuma satu aspek saja dari disiplin.
Bayangkan kalau kehadiran penyanyi sesukanya saja? Minggu ini datang, latihan berikut ga datang.
Penyanyi datangnya giliran, ga pernah lengkap. Kapan lagu-lagu akan dikuasai? Penyanyi yang
datang terlambat saja bisa ketinggalan penguasaan teknik. Apalagi sering bolos, pasti ketinggalan
penguasaan materi latihan. Ini yang menyebabkan paduan suaranya ga bisa bagus.

Q: Tapi kan tadi katanya disiplin bukan cuma kehadiran?

TK: Iya sih, lebih ke "attitude" dan karakter penyanyi. Makanya disiplin ini harus dibangun pada
setiap penyanyi. Karena kalau datang dari diri sendiri akan lebih kuat dan tidak terpaksa.

Q: Cara membangunnya bagaimana?

TK: Mulai dari yang kecil, seperti biasakan latihan mulai dan selesai pada waktu yang ditentukan, jadi
kalau datang setelah dimulai, penyanyinya ngerasa terlambat. Kalau latihan tunggu orang datang
semua, latihan ga pernah mulai tepat, lama-lama semua menganggap datang terlambat itu ga apa-
apa.

Penting menerapkan semua peraturan secara konsekwen dan konsisten untuk semua anggota.
Kebiasaan kecil yang selalu ditaati dengan sungguh-sungguh akan membentuk disiplin yang tinggi.
Attitude positif ini akan terbawa saat menyanyi. Kalau penyanyi disiplin membaca musik juga
disiplin, pasti paduan suara jadi lebih baik.

Q: Ribet tapi harus ya???

TK: Sudah sruput dulu kopinya, ntar dingin kopinya ga enak.

#QTK04 Percakapan di Rumah Kopi

TK: Kopinya enak ga?

Q: Hmmm (sambil menghirup aroma harum dan menyeruput dari mug) ... enak banget. Kopi apa ini?
Harumnya forte banget... hahaha. Rasanya juga kopi banget. Ini kopi istimewa banget!

TK: Kopi ini kopi andalan dari Bandung, yang harumnya forte, yang ini kopi Arabica, yang agak pahit
rasanya kopi Robusta. Yang istimewa ini proses pengolahannya. Setelah biji kopi terbaik dari seluruh
Indonesia dikumpulkan dan diproses lalu dijemur di bawah panas matahari. Kalau sudah kering,
disimpan selama delapan tahun untuk meningkatkan kualitas dan rasa kopinya.

Q: Waduh.. disimpan delapan tahun? Ga kelamaan tuh?

TK: Iya saya kira juga lama banget. Tapi saya lihat sendiri gudangnya, tumpukan karung kopi banyak
banget dengan catatan tahunnya.

Q: Kaya anggur ya ka, "wine" yang disimpan lama semakin meningkat kualitasnya dan tambah mahal
harganya.
TK: Iya yang berkualitas itu perlu waktu. Wine disimpan bertahun-tahun supaya rasanya special dan
mahal. Berlian juga batuan mahal, adalah batuan karbon yang berproses selama ribuan tahun.

Kopi ini disimpan delapan tahun untuk mengurangi rasa asam sehingga rasa dan harumnya fortisimo
... hahaha. Semua yang berkualitas itu perlu proses dan ga bisa instan.

Q: Nyanyi juga ga bisa langsung bagus kan ka?

TK: Yes! Yes! Perlu proses panjang dan terus belajar. Perlu pengetahuan dan keahlian yang terus
ditambah. Makanya sering lihat konser paduan suara lain, ikut workshop dan pelatihan paduan
suara. Kalau ga nambah pengetahuan bagaimana mau lebih ahli?

Q: Iya ya ka.

TK: Harus berproses terus dan nambah pengalaman. Pengalaman itu berjalan linier dengan waktu,
ga bisa dipercepat dan ga bisa dibeli di toko.

Q: Kopinya dahsyat nih ka, boleh ajak temen datang nyeruput bareng? Hahaha..

TK: Boleh... boleh dong. Biar tambah rame. 😊😀

#QTK05 Percakapan di Rumah Kopi

TK: Hi apa kabar nih. Mana katanya mau bawa temen.

Q: Iya ka, nanti dia datang weekend. Temenku orang Jakarta, dia pengen banget ketemu ka.

TK: Ok, ayo ngopi. Ini ada brownies special coklatnya, pasti ketagihan.

Q: Ka, aku masih kesulitan buat suara yang bagus di choir-ku, suaranya ga bisa "blending"! Gimana
ya choir-ku cuma duapuluhan orang, suaranya macam-macam kaya seratus orang hahaha..

TK: Nyanyi itu mudah sebetulnya, kalau ngerti buatnya, saya kasih istilah "beautiful easy singing"

Q: Gimana tuh ka...

TK: Penyanyi tuh harus ngerti cara terbentuk suara, mesti ngerti mekanisme bunyi/voice
mechanism.

Q: Uhmm susah amat...

TK: Hahaha sabar! Maksudnya setiap penyanyi harus melaksanakan prosedur pembentukan suara
yang benar, kalau semua membuat bunyi dengan cara sama, akan mudah jadi blend. Suara itu
getaran bunyi yang harus dipantulkan di tempat yang betul supaya bunyinya betul.

Q: Ga boleh sembarangan, gitu?

TK: Ya. Penempatan yang bunyinya bagus ke arah tulang hidung dan dahi. Gema disekitar tempat ini
sangat kokoh, fleksibel dan indah.

Q: Bagaimana melatihnya?
TK: Menyanyi itu materi utamanya nada dan kata-kata. Sebetulnya seperti orang bicara saja, jadi kita
bisa mulai dengan mengucapkan kata. Coba ucapankan kata "sayang" .. lalu tahan bunyi "ng..." Nah
begitu akan dapat penempatan bunyi natural yang fleksibel. Ulang dan latih dengan berbagai nada,
sampai dapat penempatan yang benar.

Q: Sayang ... yang.. ng... Oke! Oke! Lalu?

TK: Kalau sudah mantap bunyi "ng..." nya, bawa dengung nya ke arah dahi, sampai menggema di
seluruh tulang kepala bagian atas. Nah.... begitu. Bisa rasakan gema sangat kuat? Mulai dengan
bunyi nada yang nyaman, lalu pelan-pelan naik "semi-tone". Rasakan perubahan letak pantulan
gema karena peralihan nada tersebut. Kalau sudah mantap bisa diperluas ke nada lain.

Q: Wah asik ya gemanya terasa di bagian depan aras wajah kita.

TK: Ya ini yang disebut "forward singing", cara menyanyi ini akan menghidari keterangan di leher.
Pertahankan gema di tempat tadi dan bayangkan getarannya ke arah atas...

Q: Nah ini lagi ka suka bilang bayangkan bunyi dibawa ke atas...gimana tuh...

TK: Hahaha panjang nih ceritanya, minum dulu kopinya. Coba nih browniesnya lezat, ga ada di
tempat lain.

#QTK06 Percakapan di Rumah Kopi

Q: Wah betul nih, nyoklat banget nih browniesnya. Delizioso... hahaha..

TK: Wah bisa ngomong bahasa Italia ya..

Q: Ya sedikit-sedikit belajar. Sejak belajar nyanyi Aria Opera karya Verdi, saya sedikit belajar bahasa
Italia.

TK: Ya begitulah belajar nyanyi juga jadi tahu pelajaran bahasa.

Q: Hehehe iya ka... (sambil nyeruput kopi yang harumnya forte) .... lalu bagaimana membuat
imajinasi membawa suara ke atas supaya lebih power gitu?

TK: Bukan cuma power sih, tapi juga membuat suara kokoh, berenergi dan indah. Teknik ini saya
menyebutnya "psychomotor approach". Kita bisa memanipulasi gerakan untuk memperoleh efek
pikiran.

Q: Gimana tuh ka caranya?

TK: Coba taruh tangan di depan tulang hidung, sambil latihan dengung "ng..." gerakan tangan ke
atas. Rasakan gema seperti ikut posisi tangan. Lalu gerakan tangan ke belakang kepala (seperti
gerakan orang menyisir rambut), maka getaran di tulang kepala seperti bergerak letaknya lebih atas.
Sensasi di kepala ini akan membuat penyanyi menempatkan bunyi di kepala. Orang kebanyakan
menyebutnya "head voice".

Q: Oh gitu ya ... mudah sekali dilakukan.


TK: Ya dengan pendekatan ini penempatan bunyi yang baik bisa langsung dirasakan dan dibangun.
Sekarang taruh kedua tangan lurus di muka tulang hidung, lalu buat tangan bergerak menjauh
seperti membuka. Rasakan gema suara jadi melebar.

Q: Okey!

TK: Sekarang buat gerakan seperti berenang di udara, angkat dua tangan di atas lalu buka seperti
orang berenang, getaran suara akan meluncur ke depan. Buat gerakan melemparkan bola dari atas
kepala ke arah depan seperti membuat garis parabolik, suara akan terbawa ke arah pendengar
dengan indah. Saya sering bilang, seperti membuat garis pelangi ke depan jauh. Gema suara akan
semakin kuat.

Q: Wah ini memang merangsang imajinasi ya ka...

TK: Ya latihan ini bisa mengembangkan bunyi lebih powerful dan kaya gemanya.

Q: Bisa dengan latihan bunyi lain?

TK: Ya bisa, bisa dengan latihan "ng .." atau bunyi lainnya, dan kombinasi bunyi lainnya. Harus
banyak berlatih. Mau dilanjutkan...?

Q: Uhmm...

#QTK07 Percakapan di Rumah Kopi

Q: Ayoo lanjut ka ...

TK: Ok sudah paham mengenai penempatan bunyi di tulang hidung dan dahi ya?

Q: paham 😊

TK: Nah kalau penempatan ini sudah kokoh, penyanyi sudah bisa diminta untuk mulai memakai
langit lunak ("soft palate") di belakang untuk memperkaya gema suara. Langit lunak harus diangkat
ke atas seperti orang menguap, mekanisme ini mudah dilakukan. Atau kalau anak-anak kecill bisa
diminta membayangkan menaruh "baso bulat besar" di belakang mulutnya.

Q: Baso? Makanan maksudnya?

TK: Ya. Baso makanan. Anak-anak akan mudah membayangkan seperti may menelan baso besar di
mulutnya.

Q: Oooh... Okey ...

TK: Kalau langit lunak ini terangkat akan membentuk ruangan yang menyerupai "gua/cave" atau
kubah. Gemakan bunyi yang sudah kuat bergetar tadi di ruangan tersebut.

Q: Bagaimana melakukannya?

TK: Supaya lebih mudah, mulai lagi dengan membunyikan kata-kata yang bisa membantu. Coba
ucapan "bu-ku .." atau "ku-ku...". Kata bermakna ini biasanya direspon dengan mudah dan benar.
Lalu bunyikan dengan satu nada yang nyaman. Jiika sudah dikuasai ganti nadanya.
Q: Uhmm... saya coba ya.. "bu... bu... ku... ku... " hmm ya terasa bergetar di langit lunak sampai
belakang.

TK: Nah latih terus sampai otot langit lunak kuat dan secara otomatis mengangkat untuk setiap
bunyi. Ingat pantulan gema tetap di muka, di tulang hidung dan dahi, selalu bawa ke atas. Pelan-
pelan dan hindari tekanan dari leher. Tidak perlu kuat atau berteriak, latihan dengan dinamika piano
atau pianisimo saja...

Q: Uhmm jadi tidak perlu keras-keras ya?

TK: Ya! Latihan suara kuat biasa kurang fokus dan merangsang otot-otot leher aktif, dan biasanya
jadi tegang. Otot leher bisa mengunci dan suara jadi kaku, kasar dan cenderung berteriak.

Q: Mulut juga tidak perlu dibuka besar ya ka?

TK: Ya, secukupnya saja untuk membuat bunyi yang bagus.

Q: Saya belajar sebelumnya harus buka mulut lebar, harus masuk tiga jari?

TK: Hehehe iya itu cara melatih yang lalu untuk membiasakan buka rongga mulut, tapi cara ini akan
mengunci rahang dan otot-otot sekitar mulut dan leher. Sehingga menyanyi kaku dan suara kurang
indah. Mulut yang terbuka besar juga membuat suara jadi gelap dan kurang cemerlang, karena
kehilangan fokus.

Itu sebabnya saat melatih suara perhatikan bunyi yang dihasilkan, bukan hanya bagaimana mengatur
otot-otot saja. Bunyi itu harus terdengar indah, berenergi, fleksibel dan fokus. Dengar bunyi yang
sedang kita latih, harus terasa rileks tapi kokoh.

Q: Banyak tahapan yang harus diperhatikan ya, ka?

TK: Ya. Makanya saya mulai dulu dengan bunyi vowel "uuuu..." karena bunyi vowel ini di belakang
jadi mudah merangsang otot-otot langit-langit lunak. Latih kalimat ini: " buku buku ku ...." dengan
not sederhana do re do re mi ... atau kalimat "kuku kuku ku ...

Q: Okey...

TK: Kalau sudah mahir dengan bunyi "u" bisa mulai dengan vowel lainnya. Tapi terus perhatikan
konsistensi atau kesamaan kualitas bentuk bunyinya.

Q: Okey...

TK: Coba dengan kata-kata " kuku kaka ku ..." atau "kuku kaki ku.." atau "kaki kaka ku ..." atau " kiki
kaka ku..." ...

Q: Latihan ini seperti kombinasi kata yang bermakna ya, ka?

TK: Ya harus bermakna, supaya sekaligus melatih menyanyi dengan memikirkan artinya... Otak kita
akan terstimulasi dengan aktif daripada asal berlatih. Perhatikan kemajuan setiap penyanyi kalau
mau choirnya bisa lebih homogen. Hasil akhir dari setiap penyanyi akan tampil sebagai paduan
semua bunyi, makanya disebut paduan suara bukan aduan suara... hahaha.

#QTK08 Percakapan di Rumah Kopi


TK: Ayoo habiskan kopinya

Q: Iya ka, banyak nih yang harus dikerjakan.. (sambil mengangkat cangkir kopi tapi tidak
meminumnya) harus membangun tiap penyanyi ya ...

TK: Iya kalau choir-nya mau bagus, mau hebat harus mulai bangun penyanyinya jadi bagus dan
hebat. Tidak "fair" kalau mau nuntut penyanyi bagus tapi tidak menolong penyanyi. Mereka kan
bukan penyanyi "pro" jadi harus dibentuk dulu.

Q: Kalau gitu conductor juga harus ngerti "voice" ya, ka?

TK: Ya pastinya gitu. Seorang "choral conductors" harus mengerti "voice mechanism concept" dan
"methodology" nya kalau mau membangun choir-nya. Soalnya "voice" itu materi utama dari
menyanyi di paduan suara. Conductor suka marah-marah kalau penyanyi salah atau "false", tapi
tidak diajari cara menyanyi yang baik. Kasihan penyanyinya.

Pernah lihat acara "Master Chef" di tivi? Saya kaget banget loh kalau di acara hebat itu, di babak
eliminasinya saat "pressure test"-nya malah disuruh rebus telur setengah matang? Harus pas tingkat
kematangannya! Ga boleh terlalu keras, harus meleleh waktu dipotong.

Q: Hahaha iya ya ..

TK: Atau malah diminta potong bawang bombay dengan ukuran yang sama, kalau bentuk dan
ukuran ga sama, eliminasi tuh.

Q: Uhmm..

TK: Belum lagi urus tingkat kematangan kalau membuat "steak"... ga boleh masih merah harus pink,
kalau masih merah tandanya masih mentah atau "undercooked" atau ga boleh terlalu matang
karena "overcooked"... Wah banyak banget tuntutannya jadi "Master Chef". Nah sama juga kalau
mau menyajikan choir di panggung, sama dengan menyajikan masakan di piring, harus bersih, cantik,
dan enak...

Q: Wah.. wah ...

TK: Makanya harus disempatkan untuk membangun kemampuan "voice skills" setiap penyanyi.
Harus diberikan "voice building" untuk choir-nya. Saya selalu bilang ke choir yang saya latih "KALAU
PADUAN SUARA MAU HEBAT, SEMUA PENYANYI HARUS HEBAT! KALAU MAU PADUAN SUARA
RUSAK CUKUP SATU ORANG! Ini jadi hukum yang pertama dan utama buat paduan suara. Harus jadi
semacam "Credo" ...

Q: Hahaha sadis bingitz ka...

TK: Ya gitu deh. Ga ada cara lain untuk bikin choir bagus, ya harus dibangun semua. Saya pernah
bilang melatih paduan suara Kan bukan seperti sulap, bisa langsung jadi.

Kecuali dapat kiriman penyanyi yang sudah siap, atau nyomot penyanyi yang sudah jadi.... Hahaha
ini hal lain lagi. Ayo minum dulu saja. Jadi panjang nih bicaranya

#Q+J+TK09 Percakapan di Rumah Kopi


Siang akhir pekan kemarin saya menunggu Q datang di Rumah Kopi bersama temannya J yang
datang dari Jakarta.

TK: Selamat datang lagi di Rumah Kopi.

Q: Selamat siang ka, ini saya kenalkan J dari Jakarta, dia datang dari Jakarta mau banyak bertanya
seputar paduan suara anak-anak.

TK: Oh ya, silakan masuk. Mau ngopi apa nih hari ini.

Q: Kopsu saja ka? Yang pakai susu kental manis. J juga sama.

TK: Ok. Ayoo duduk.

J: Terimakasih ka. Wah asik banget Rumah Kopi ini. Asri banget tempatnya.. banyak anggrek
berbunga lagi. Saya pecinta anggrek juga. Terutama jenis Phalaenopsis yang putih ini. Besar sekali ini
bunganya sehat dan cantik, daunnya juga besar dan sehat sekali.

TK: Wah penggemar anggrek juga ya. Ngerawat anggrek gampang-gampang susah, harus perhatian
dan dengan kasih sayang... Anggrek sensitif sekali, kalau dipupuk cukup, penyiraman dan sinar
matahari cukup akan tumbuh sehat dan berbunga terus. Seperti melatih paduan suara juga harus
telaten dan disertai kasih sayang, apalagi melatih paduan suara anak.

J: Iya, saya kesulitan mengatur anak-anak, mereka ga bisa diam. Lari-lari terus dan bicara terus.
Perhatiannya mudah teralih dan sifatnya macam-macam. Gimana tuh ka cara mengatasi anak-anak
yang ga bisa diatur?

TK: Hahaha... iya sih anak-anak itu aktif bergerak dan konsentrasi mereka tidak bisa terfokus lama,
jadi harus kreatif dan menarik perhatian mereka terus.

J: Wah kreatif yang bagaimana ka?

TK: Anak-anak senang bermain, jadi kita bisa memberikan pengetahuan dan skill musik dengan cara
bermain, bukan hanya mengajar searah. Kita bisa melatih anak-anak dengan permainan atau
"game".

J: "Game"?

TK: Ya "game"! Kita ajak anak-anak berlatih dengan 'permainan". Misalnya kita minta anak-anak
memperhatikan kita bertepuk empat kali, lalu minta anak-anak mengulang. Lalu rubah dengan
menepuk dada 4 kali, lalu anak-anak mengulang gerakan yang sama. Kemudian ganti pola gerakan
seperti empat kali menepuk bahu, kepala, kaki, mata, telinga dan seterusnya bergantian. Permainan
ini akan melatih konsentrasi dan belajar pola ritme dan tempo dalam hitungan empat. Selanjutnya
bisa dengan menghentak kaki atau bergerak kiri-kanan atau maju-mundur. Apa saja kombinasi
gerakan bisa dipakai untuk permainan ini.

J: Menarik sekali ya ka.

TK: Ya anak-anak mulai mengenal dan merasakan langsung pola ritmik dan tempo. Latihan ini bisa
dikombinasi dengan merubah tempo, lebih cepat atau lambat, atau merubah dinamikanya dari
lembut jadi kuat dan seterusnya. Atau menambah kombinasi kata-kata juga bisa, tapi dalam
hitungan empat ketukan.
Q: Menarik dan rame nih, ka!

J: Iya ya mereka pasti senang selain belajar fokus, sekaligus belajar beberapa konsep musik. Mereka
belajar menghitung ketukan dan mengontrol tempo, sekaligus melatih kebersamaan (togetherness)
dan keserempakan ketukan (clean beating), sambil belajar selalu melihat conductor dan taat kepada
pelatih, karena kalau tidak melihat dan memperhatikan conductor mustahil bisa mengulangi pola
gerakan yang dicontohkan.

TK: Ya! Permainan sederhana ini menarik untuk anak-anak tapi belajar elemen artistik penting dari
musik yaitu hitungan ketukan (beats) dan menjaga kecepatan lagu atau "tempo".

Kesulitannya bisa ditingkatkan dengan merubah permainannya.

J: Bagaimana ka?

TK: Permainannya masih sama. Minta anak-anak mengulang pola gerakan yang dicontohkan, tapi
sewaktu anak-anak mengulang pola gerakan, pelatih sudah memberikan pola gerakan lain. Jadi
anak-anak selain konsetrasi untuk mengulang pola gerakan, mereka harus melatih berpikir progresif
dan antisipatif.

J: Wah seru ya.. Ayo kita coba sekarang ka.

Anda mungkin juga menyukai