PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Peraturan :
2
2.2 Skenario Kasus
Bento, 30 tahun , di siang hari di siang hari yang paas terik tiba tiba ia
berlari karena dikejar anjing. Satu jam sebelumnya, Bento makan siang yang
banyak pada saat istirahat kerja. Bento berlari kencang sekuat tenaga, tidak
lama kemudian ia mulai merasakan nyeri di daerah ulu hati, pusing, dan kaki
terasa pegal. Bento tetap berlari meskipun nafasnya udah mulai terasa sesak,
wajahnya memerah dan banyak mengeluarkan keringat. Setelah berlari sejauh
1 km selama kurang lebih 5 menit , Bento pingsan.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis didapatkan kondisi bento
sadar dengan seluruh kulit kering , wajah terlihat kemerahan , denyut jantung
118x/mnt , tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi pernapasan 28x/mnt dan
temperature 39,50c .
2.3.Klarifikasi Istilah
1. Paramedis : Orang yang bekerja di lingkungan kesehatan sebagai pembantu
dokter.
2. Nyeri ulu hati : Perasaan tidak nyaman, yang disebabkan oleh rangsangan
ujung ujung saraf di bagian epigastrica.
3. Temperature : Pernyataan tingkat panas/dingin dengan menggunakan skala
khusus.
4. Terasa sesak : Tersendat.
5. Pingsan : Tidak sadar atau tidak ingat.
6. Pegal : Berasa kaku tulang sendi dan sebagainya.
7. Pusing : Sakit kepala yang berputarputar atau berbelit belit.
8. Keringat : Air yang keluar dari pori pori tubuh.
9. Tekanan darah : Tekanan yang dihasilkan oleh pompa jantung untuk
menggerakkan darah keseluruh tubuh.
10. Denyut jantung : Gerak jantung dan sebagainya yang naik turun dengan
berirama.
3
2.4 Identifikasi Masalah
1. Bento, 30 tahun , di siang hari di siang hari yang paas terik tiba tiba ia
berlari karena dikejar anjing. Satu jam sebelumnya, Bento makan siang
yang banyak pada saat istirahat kerja. Bento berlari kencang sekuat
tenaga, tidak lama kemudian ia mulai merasakan nyeri di daerah ulu
hati, pusing, dan kaki terasa pegal.
2. Bento tetap berlari meskipun nafasnya udah mulai terasa sesak,
wajahnya memerah dan banyak mengeluarkan keringat.
3. Setelah berlari sejauh 1 km selama kurang lebih 5 menit , Bento
pingsan.
4. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis didapatkan kondisi
bento sadar dengan seluruh kulit kering , wajah terlihat kemerahan ,
denyut jantung 118x/mnt , tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi
pernapasan 28x/mnt dan temperature 39,50c .
4
pendinginan dan diberikan minum air dingin dengan suhu
antara 5-10 oC. Pendinginan ini akan menyebabkan terjadinya
vasokontriksi pembuluh darah dan akhirnya akan menjadi
normal.
2. Heat cramp (kejang panas). Gejala kelinan ini adalah rasa nyeri
dan kejang pada kaki, tangan, dan perut dan ditandai dengan
pengeluaran keringat yang banyak. Hal ini disebabkan karena
ketidakseimbangan cairan dan garam selama melakukan
olahraga yang berat di lingkungan yang panas dan lembab.
Olahragadalam waktu lama, mengeluarkan banyak garam yang
keluar bersamaan dengan keringat yang hanya diganti dengan
air putih.
3. Heat exhaustion (kelelahan panas) merupakan reaksi tubuh
terhadap terpaan panas dalam waktu yang lama (dapat berjam-
jam atau berhari-hari) yang diakibatkan oleh berkurangnya
cairan tubuh atau volume darah. Kondisi ini terjadi jika jumlah
keringat yang dikeluarkan melebihi air yang diminum selama
terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit
pucat, lemah, pening, mual, pernapasan pendek dan cepat,
pusing dan pingsan. Suhu tubuh berkisar antara 37 - 40 oC.
4. Heat stroke (kegawatan panas) adalah penyakit gangguan panas
yang mengancam nyawa yang berkaitan dengan olahraga pada
lingkungan yang panas dan lembab. Kelainan ini dapat
menyebabkan koma dan kematian. Gejalanya adalah detak
jantung cepat, suhu tubuh sekitar 40 oC atau lebih, kulit kering
dan tampak kebiruan atau kemerahan, Tidak ada keringat di
tubuh korban, pening, menggigil, mual, pusing, kebingungan
dan pingsan. Kelainan yang diakibatkan oleh stres panas ini
disebabkan karena naik turunnya suhu inti tubuh. Bila berubah
naik turun 2 oC dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi
tubuh. Pada saat olahraga temperatur tubuh dapat mencapai 40
5
oC yang menyebabkan meningkatkan metabolisme pada otot.
Akan tetapi suhu inti tubuh yang tinggi, akan mempengaruhi
sistem saraf oleh hipotalamus yang menghambat pelepasan
panas tubuh. (Ganong, 2012; Guyton dan Hall, 2012).
Jawab :
6
juga meningkat selama inspirasi sehingga menurunkan
kemungkinan refluks isi lambung yang asam ke dalam
esofagus pada saat ketika tekanan intrapleura yang
subatmosferik akan mendorong pergerakan kembali isi
lambung. Jika isi lambung akhirnya mengalir balik
meskipun terdapat sfingter, keasaman isi lambung ini
mengiritasi esofagus, menyebabkan rasa tidak nyaman di
esofagus yang dikenal sebagai nyeri ulu hati atau
heartburn.
(Sherwood, L. 2014. Hal 632)
2. Nyeri ulu hati adalah gejala lain penyakit esofagus yang
sering terjadi yang ditandai dengan sensasi panas, trebakar
yang biasanya sangat terasa di epigastrium atas atau
dibelakang prosesus xifoideus dan menyebar ke atas. Nyeri
ulu hati dapat disebabkan oleh refluks asam lambung atau
sekret empedu kedalam esofagus bagian bawah, keduanya
mengiritasi mukosa. Refluks yang menetap disebabkan
oleh inkompetensi sfingter esofagus bagian bawah dan
dapat terjadi dengan atau tanpa esofagitis.
(Price and Wilson, 2006)
3. Nyeri yang timbul biasanya dialihkan ke permukaan
anterior dada atau abdomen atas dari sedikit dibawah
jantung sampai kira-kira 1 inchi dibawah prosesus
xifoideus. Nyeri ini sering digolongkan sebagai nyeri
terbakar dan menyebabkan keadaan ini sebagai
heartburn/rasa terbakar di ulu hati.
(Guyton, 1990. Hal 450)
7
d. Apa saja sistem yang terlibat pada kasus ini?
Jawab:
1. Sistem saraf
Pada sistem saraf otonom (simpatis) sistem saraf Simpatis
mendorong respons-respons yang mempersiapkan tubuh
aktivitas fisik. Respons ini biasanya disebut respons “berjuang
atau lari”. Pada sistem saraf Somatik, neuron motorik yang
akson-aksonnya membentuk system saraf somatik, menyarafi
otot rangka dan menyebabkan terjadinya gerakan. Terminal
akson neuron motorik mengeluarkan Asetilkolin yang
menimbulkan eksitasi dan kontraksi sel-sel otot yang disarafi.
(Sherwood, 2014).
2. Sistem endokrin
Ketika sesorang berlari di lingkungan yang panas
mempertahan volume plasma menjadi hal yang sangat penting
bagi homeostasis. Berlari dalam cuaca panas menyebabkan
pengeluaran cairan dalam jumlah besar melalui keringat.
Secara bersamaan, dibuthkan pegaliran darah ke kulit agar
menjadi pendinginan dan peningktatan aliran darah untuk
memberi makan otot-otot yang aktif, untuk mempertahankan
curah jantung, aliran balik vena juga harus memadai. Sistem
neurosekretorik hipotalamus-hipofisis posterior berperan
terhadap berbagai kebutuhan cairan yang saling bertentangan
ini dengan mengeluarkan vasopresin penghemat air sehingga
menurunkan pengeluaran urine untuk menjaga volume plasma.
(Irfanuddin, 2008)
3. Sistem kardiovaskular
Saat kerja berlebihan mekanisme pengeluaran panas akan
menyebabkan tekanan darah menurun dan lama-kelamaan
akan pingsan. Berkeringat ekstensif mengurangi curah jantung
dengan mengurangi volume plasma, dan vasodilatasi kulit
8
yang mencolok sehingga menyebabkan turunnya resistensi
perifer total. Karena dampak dari vasoldilatasi kulit tersebutlah
terlihat dengan wajah Bento memerah (Sherwood, 2014).
4. Sistem Respirasi
Pada Saat Bento berlari disiang hari yang terik pada sistem
respirasi Bento mengalami fase inspirasi dan fase ekspirasi.
Pada saat fase inspirasi terjadi kontraksi otot diafragma
kebawah dan kontraksi otot-otot dinding sehingga rongga dada
mengembang (volumenya meningkat). Pada saat fase ekspirasi
otot diafragma dan otot-otot dinding dada berelaksasi sehingga
dengan daya elastisitasnya , diafragma akan kembali keatas
dan otot-otot dinding dada kembal seperti semula. (Irfanuddin,
2008)
9
bagian bawah mengiritasi mukosa sehingga menyebabkan nyeri
pada ulu hati (Price dan Wilson, 2014).
a. Nyeri nosiseptif
10
Nosiseptif berasal dari kata “noxsious/harmful nature” dan
dalam hal ini ujung saraf nosiseptif, menerima informasi
tentang stimulus yang mampu merusak jaringan. Nyeri
nosiseptif berdifat tajam, dan berdenyut.
b. Nyeri neuropatik
Nyeri neuropatik mengarah pada disfungsi di luar sel saraf.
Nyeri neuropatik terasa seperti terbakar kesemutan dan
hipersensitif terhadap sentuhan atau dingin. Nyeri spesifik
terdiri atas beberapa macam, antara lain nyeri somatik, nyeri
yang umumnya bersumber dari kulit dan jaringan di bawah
kulit (superficial) pada otot dan tulang. Macam lainnya adalah
nyeri menjalar (referred pain) yaitu nyeri yang dirasakan di
bagian tubuh yang jauh letaknya dari jaringan yang
menyebabkan rasa nyeri, biasanya dari cidera organ visceral.
Sedangkan nyeri visceral adalah nyeri yang berasal dari
bermacam-macam organ viscera dalam abdomen dan dada.
(Guyton & Hall, 2008).
11
dalam darah masuk ke dalam sel-sel tubuh menjadi energi. Hal
ini disebabkan karena fungsi pankreas menurun akibat kadar
gula yang melonjak karena pola makan yang tidak terkontrol.
3. Tubuh banyak menghasilkan radikal bebas
Makanan yang kita konsumsi secara berlebihan setiap hari
belum tentu sehat dan berguna bagi tubuh, sebagai contoh
makanan yang digoreng atau dibakar. Sebuah penelitian
menyebutkan bahwa setiap makanan yang digoreng atau
dibakar sangat tidak baik bagi kesehatan. Makanan-makanan
tersebut mengandung banyak radikal bebas yang dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit seperti jantung,
kanker, penuaan dini, stroke, kanker usus dan sebagainya.
4. Dapat menghambat pertumbuhan psikologis dan kecerdasan
Pola makan yang berlebihan dapat menghambat proses
perkembangan psikologis dan kecerdasan pada anak-anak yang
masih dalam masa pertumbuhan. Hal ini terjadi karena banyak
zat yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi
sebenarnya sangat tidak baik bagi tubuh terutama bagi
perkembangan otak, seperti: MSG, pewarna makanan,
pengawet makanan, dan sebagainya.
5. Kolesterol tubuh meningkat
Resiko menderita penyakit kolesterol tinggi meningkat,
sehingga memungkinkan seseorang terserang darah tinggi,
serangan jantung, maupun stroke di usia muda. Dalam ambang
batas normal sebenarnya kolesterol sangat diperlukan oleh
tubuh sebagai zat pembentuk hormon reproduksi, zat
pembentuk hormon korteks adrenal yang penting bagi
metabolisme dan keseimbangan garam dalam tubuh, dan
sebagai pelapis membran sel dan pembungkus jaringan saraf
6. Asam urat tinggi
12
Makan berlebihan apalagi yang mengandung zat purin
tinggi akan meningkatkan asam urat. Asam urat tinggi sangat
berbahaya bagi kesehatan karena dapat memengaruhi fungsi
organ ginjal, dan menyebabkan jantung koroner.
7. Gangguan pencernaan
Berbagai macam keluhan pencernaan seperti mual, diare,
dan sembelit sering dialami oleh mereka yang memiliki pola
makan berlebihan, karena makanan yang dikonsumsi hanya
mengandung karbohidrat tinggi, tetapi sedikit mengandung
vitamin dan serat yang diperlukan dalam proses pencernaan.
8. Radang lambung
Kapasitas lambung orang dewasa umumnya berkisar antara
1-1,5 liter, namun hal ini tergantung dari ras dan tinggi badan
seseorang. Ketika seseorang makan secara berlebihan,
lambung dipaksa menampung makanan di luar batas
kemampuan, sehingga lambung dapat mengalami peradangan
akibat luka-luka yang disebabkan oleh kelebihan makanan.
13
j. Bagaimana peran hormon pada kasus?
Jawab:
Peran endokrin pada kasus adalah ketika seseorang berlari di
lingkungan yang panas mempertahan volume plasma menjadi hal
yang sangat penting bagi homeostasis. Olahraga dalam cuaca
panas menyebabkan pengeluaran cairan dalam jumlah besar
melalui keringat. Secara bersamaan , di butuhkan pengaliran darah
ke kulit gar terjadi pendinginan dan peningkatan aliran darah
untuk memberi makan otot – otot yang aktif, untuk
mempertahankan curah jantung, aliran balik vena juga harus
memadai. Sistem neurosekretorik hipotalamus-hipofisis posterior
berperan terhadap berbagai kebutuhan cairan yang saling
bertentangan ini dengan mengeluarkan vasopresin penghemat air
sehingga menurunkan pengeluaran urine untuk menjaga volume
plasma.(Sherwood, 2014)
2. Bento tetap berlari meskipun nafasnya udah mulai terasa sesak, wajahnya
memerah dan banyak mengeluarkan keringat.
a. Apa makna bento terasa sesak dan wajah memerah?
Jawab:
Makna Bento terasa sesak karena Seseorang dalam
keadaan normal yang mengalami lelah berlebih karena
kegiatan fisik (Lari) yang berat dapat meningkatkan kerja
pernapasan sehingga meningkatkan resistensi elastik paru
sehingga kecepatan ventilasi melebihi kebutuhan
metabolik tubuh terhadap pengeluaran CO2.. Akibatnya,
CO2 dikeluarkan lebih cepat dan O2 yang disalurkan ke
alveolus lebih banyak dibandingkan yang disampaikan ke
jaringan.
Makna Wajah memerah karena Mekanisme pengeluaran
panas berada di bawah kontrol Hipotalamus, saat panas
14
tubuh meningkatkan pengeluaran panas ke lingkungan.
Semakin banyak darah yang mencapai kulit dari bagian
inti tubuh yang hangat, semakin dekat suhu kulit dengan
suhu inti tubuh. Pembuluh darah kulit menghilangkan
efektivitas kulit sebagai insulator dengan membawa panas
ke permukaan, karena itu vasodilatasi arteriol kulit yang
meningkatkan aliran darah hangat ke kulit sehinggan
meningkatkan pengeluaran panas.Respon vasomotor kulit
ini dikendalikan oleh Hipotalamus melalui sistem saraf
simpatis. Peningkatan aktivitas simpatis ke arteriol kulit
menyebabkan vasodilatasi untuk penghilangan panas pada
pembuluh darah sebagai respon terhadap pajanan panas
(Sherwood, 2014)
15
bertujuan untuk menghilangkan panas di dalam tubuh atau
menurunkan suhu inti tubuh.
16
hipertermi membuat tubuh untuk homeostasis dengan cara evaporasi
atau berkeringat secara berlebihan. Ketika alitan darah difokuskaj
untuk evaporasi suhu inti ke kulit, dan penggunaan energi pada otot,
suplai oksigen ke otak berkurang sehingga menyebabkan bento
mengalami penurunan kesadaran dan pingsan. (Shewood,2014)
17
b. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan vital sign?
Jawab :
Denyut jantung 118x/menit Takikardi (60-100)
Tekanan darah 110/70 mmHg Normal (120/60)
Frekuensi pernapasan 28x/menit Takipnea
Temperature 39,5 ° C Hipertermia (36,5-37°C)
(Sudoyo, 2009).
2.6 Kesimpulan
Bento 30 tahun, mengalami penurunan kesadaran, hipetermi, dehidrasi karena
heat syncope akibat gangguan sirkulasi darah.
Dikejar anjing
Hipertermi Metabolisme
Evaporasi
anaerob
Heat Penumpukan
Dehidrasi
syncope asam laktat
18
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia, dari Sel ke Sistem. Ed. Ke-8. Jakarta:
EGC.
Aru W, Sudoyo.2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.
Guyton A.C , dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
11.Jakarta : EGC.
Guyton A.C , dan Hall, J.E. 1990. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 5
Bagian 1.Jakarta : EGC.
19