Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok homeostasis, stress, adaptasi, dan metabolisme adalah blok
pertama di semester II dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Di
dalam blok ini diajarkan mengenai sistem respon tubuh dalam
mempertahankan keadaan seimbangnya, yaitu homeostasis.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari


sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Tutor : dr.Tamzil Burmawi, MPH
Moderator : M. Rizki Perdana
Sekretaris papan : Anindia Elok Susanti
Sekretaris meja : Aufaa Rifqi Rizqullah
Anggota :
1. Erwin Dwitama
2. Meysa Rosalina Agda
3. Neva Fiyolla Palupi
4. Melisa Nopa Belia
5. Indah Kurniasari
6. Miranda Jamaiyah
7. Vira Mega Sari
8. Marta Adi Chandra
Waktu : Tutorial Sesi 1
Senin, 9 April 2018 (pukul 08.00–10.30 WIB)
Tutorial Sesi 2
Rabu, 11 April 2018 (pukul 08.00-10.30 WIB)

Peraturan :

1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.


2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argument.
3. Izin saat akan keluar ruangan.
4. Tenang dan memperhatikan saat tutor memberi pengarahan.
5. Selama tutorial berlangsung menjaga sikap dan perkataan.

2
2.2 Skenario Kasus

”Kejarlah Daku Kau Kutangkap”

Bento, 30 tahun , di siang hari di siang hari yang paas terik tiba tiba ia
berlari karena dikejar anjing. Satu jam sebelumnya, Bento makan siang yang
banyak pada saat istirahat kerja. Bento berlari kencang sekuat tenaga, tidak
lama kemudian ia mulai merasakan nyeri di daerah ulu hati, pusing, dan kaki
terasa pegal. Bento tetap berlari meskipun nafasnya udah mulai terasa sesak,
wajahnya memerah dan banyak mengeluarkan keringat. Setelah berlari sejauh
1 km selama kurang lebih 5 menit , Bento pingsan.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis didapatkan kondisi bento
sadar dengan seluruh kulit kering , wajah terlihat kemerahan , denyut jantung
118x/mnt , tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi pernapasan 28x/mnt dan
temperature 39,50c .

2.3.Klarifikasi Istilah
1. Paramedis : Orang yang bekerja di lingkungan kesehatan sebagai pembantu
dokter.
2. Nyeri ulu hati : Perasaan tidak nyaman, yang disebabkan oleh rangsangan
ujung ujung saraf di bagian epigastrica.
3. Temperature : Pernyataan tingkat panas/dingin dengan menggunakan skala
khusus.
4. Terasa sesak : Tersendat.
5. Pingsan : Tidak sadar atau tidak ingat.
6. Pegal : Berasa kaku tulang sendi dan sebagainya.
7. Pusing : Sakit kepala yang berputarputar atau berbelit belit.
8. Keringat : Air yang keluar dari pori pori tubuh.
9. Tekanan darah : Tekanan yang dihasilkan oleh pompa jantung untuk
menggerakkan darah keseluruh tubuh.
10. Denyut jantung : Gerak jantung dan sebagainya yang naik turun dengan
berirama.

3
2.4 Identifikasi Masalah
1. Bento, 30 tahun , di siang hari di siang hari yang paas terik tiba tiba ia
berlari karena dikejar anjing. Satu jam sebelumnya, Bento makan siang
yang banyak pada saat istirahat kerja. Bento berlari kencang sekuat
tenaga, tidak lama kemudian ia mulai merasakan nyeri di daerah ulu
hati, pusing, dan kaki terasa pegal.
2. Bento tetap berlari meskipun nafasnya udah mulai terasa sesak,
wajahnya memerah dan banyak mengeluarkan keringat.
3. Setelah berlari sejauh 1 km selama kurang lebih 5 menit , Bento
pingsan.
4. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis didapatkan kondisi
bento sadar dengan seluruh kulit kering , wajah terlihat kemerahan ,
denyut jantung 118x/mnt , tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi
pernapasan 28x/mnt dan temperature 39,50c .

2.5 Analisis Masalah


1. Bento, 30 tahun , di siang hari di siang hari yang paas terik tiba tiba ia
berlari karena dikejar anjing. Satu jam sebelumnya, Bento makan
siang yang banyak pada saat istirahat kerja. Bento berlari kencang
sekuat tenaga, tidak lama kemudian ia mulai merasakan nyeri di
daerah ulu hati, pusing, dan kaki terasa pegal.
a. Apa dampak berlari di siang terik ?
Jawab :
Ada beberapa kelainan patologi tubuh yang diakibatkan
oleh suhu dan kelembaban relatif yang tinggi di antaranya adalah.
(Arief, 2012)
1. Heat syncope (pingsan panas) adalah ganggunan induksi panas
yang serius. Ciri dari gangguan ini adalah pening dan pingsan
akibat berolahraga dalam lingkungan panas dan lembab dalam
waktu yang lama. Kejadian ini timbul dengan adanya
vasodilatasi sistemik berlebihan. Penanggulangannya adalah

4
pendinginan dan diberikan minum air dingin dengan suhu
antara 5-10 oC. Pendinginan ini akan menyebabkan terjadinya
vasokontriksi pembuluh darah dan akhirnya akan menjadi
normal.
2. Heat cramp (kejang panas). Gejala kelinan ini adalah rasa nyeri
dan kejang pada kaki, tangan, dan perut dan ditandai dengan
pengeluaran keringat yang banyak. Hal ini disebabkan karena
ketidakseimbangan cairan dan garam selama melakukan
olahraga yang berat di lingkungan yang panas dan lembab.
Olahragadalam waktu lama, mengeluarkan banyak garam yang
keluar bersamaan dengan keringat yang hanya diganti dengan
air putih.
3. Heat exhaustion (kelelahan panas) merupakan reaksi tubuh
terhadap terpaan panas dalam waktu yang lama (dapat berjam-
jam atau berhari-hari) yang diakibatkan oleh berkurangnya
cairan tubuh atau volume darah. Kondisi ini terjadi jika jumlah
keringat yang dikeluarkan melebihi air yang diminum selama
terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit
pucat, lemah, pening, mual, pernapasan pendek dan cepat,
pusing dan pingsan. Suhu tubuh berkisar antara 37 - 40 oC.
4. Heat stroke (kegawatan panas) adalah penyakit gangguan panas
yang mengancam nyawa yang berkaitan dengan olahraga pada
lingkungan yang panas dan lembab. Kelainan ini dapat
menyebabkan koma dan kematian. Gejalanya adalah detak
jantung cepat, suhu tubuh sekitar 40 oC atau lebih, kulit kering
dan tampak kebiruan atau kemerahan, Tidak ada keringat di
tubuh korban, pening, menggigil, mual, pusing, kebingungan
dan pingsan. Kelainan yang diakibatkan oleh stres panas ini
disebabkan karena naik turunnya suhu inti tubuh. Bila berubah
naik turun 2 oC dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi
tubuh. Pada saat olahraga temperatur tubuh dapat mencapai 40

5
oC yang menyebabkan meningkatkan metabolisme pada otot.
Akan tetapi suhu inti tubuh yang tinggi, akan mempengaruhi
sistem saraf oleh hipotalamus yang menghambat pelepasan
panas tubuh. (Ganong, 2012; Guyton dan Hall, 2012).

b. Bagaimana metabolisme energy saat bento berlari?


Jawab :
Otot rangka dapat melakukan kerja yang sangat kuat selama
beberapa detik tetapi kurang mampu melakukan kerja yang lama.
Sebagian besar energi ekstra yang dibutuhkan selama kerja yang
kuat tidak didapatkan dari proses oksidatif biasa karena proses
tersebut terlalu lambat untuk memberikan respons. Sebaliknya,
energi ekstra berasal dari sumber anaerobik yaitu:
1. ATP yang tersedia didalam sel otot.
2. Fosfokreatin di dalam sel.
3. Energi anaerobik yang dilepaskan oleh pemecahan
glikolitik dari glikogen menjadi asam laktat.

Pelepasan energi oleh glikolisis dapat terjadi lebih cepat


daripada pelepasan energi oksidatif, akibatnya sebagian besar
energi ekstra yang dibutuhkan selama kerja yang hebat selama
lebih dari 5 sampai 10 detik tetapi kurang dari 1 sampai 2 menit
didapatkan dari glikolisis anaerob, sehingga, kandungan glikogen
otot selama kerja yang hebat akan berkurang, sedangkan
konsentrasi asam laktat darah akan meningkat. (Guyton dan Hall,
2008).

c. Bagaimana mekanisme nyeri pada ulu hati?

Jawab :

1. Sfingter gastroesofagus yang merupakan otot polos tetap


berkontraksi dengan cara aktivitas miogenik. Kontraksi

6
juga meningkat selama inspirasi sehingga menurunkan
kemungkinan refluks isi lambung yang asam ke dalam
esofagus pada saat ketika tekanan intrapleura yang
subatmosferik akan mendorong pergerakan kembali isi
lambung. Jika isi lambung akhirnya mengalir balik
meskipun terdapat sfingter, keasaman isi lambung ini
mengiritasi esofagus, menyebabkan rasa tidak nyaman di
esofagus yang dikenal sebagai nyeri ulu hati atau
heartburn.
(Sherwood, L. 2014. Hal 632)
2. Nyeri ulu hati adalah gejala lain penyakit esofagus yang
sering terjadi yang ditandai dengan sensasi panas, trebakar
yang biasanya sangat terasa di epigastrium atas atau
dibelakang prosesus xifoideus dan menyebar ke atas. Nyeri
ulu hati dapat disebabkan oleh refluks asam lambung atau
sekret empedu kedalam esofagus bagian bawah, keduanya
mengiritasi mukosa. Refluks yang menetap disebabkan
oleh inkompetensi sfingter esofagus bagian bawah dan
dapat terjadi dengan atau tanpa esofagitis.
(Price and Wilson, 2006)
3. Nyeri yang timbul biasanya dialihkan ke permukaan
anterior dada atau abdomen atas dari sedikit dibawah
jantung sampai kira-kira 1 inchi dibawah prosesus
xifoideus. Nyeri ini sering digolongkan sebagai nyeri
terbakar dan menyebabkan keadaan ini sebagai
heartburn/rasa terbakar di ulu hati.
(Guyton, 1990. Hal 450)

7
d. Apa saja sistem yang terlibat pada kasus ini?
Jawab:
1. Sistem saraf
Pada sistem saraf otonom (simpatis) sistem saraf Simpatis
mendorong respons-respons yang mempersiapkan tubuh
aktivitas fisik. Respons ini biasanya disebut respons “berjuang
atau lari”. Pada sistem saraf Somatik, neuron motorik yang
akson-aksonnya membentuk system saraf somatik, menyarafi
otot rangka dan menyebabkan terjadinya gerakan. Terminal
akson neuron motorik mengeluarkan Asetilkolin yang
menimbulkan eksitasi dan kontraksi sel-sel otot yang disarafi.
(Sherwood, 2014).
2. Sistem endokrin
Ketika sesorang berlari di lingkungan yang panas
mempertahan volume plasma menjadi hal yang sangat penting
bagi homeostasis. Berlari dalam cuaca panas menyebabkan
pengeluaran cairan dalam jumlah besar melalui keringat.
Secara bersamaan, dibuthkan pegaliran darah ke kulit agar
menjadi pendinginan dan peningktatan aliran darah untuk
memberi makan otot-otot yang aktif, untuk mempertahankan
curah jantung, aliran balik vena juga harus memadai. Sistem
neurosekretorik hipotalamus-hipofisis posterior berperan
terhadap berbagai kebutuhan cairan yang saling bertentangan
ini dengan mengeluarkan vasopresin penghemat air sehingga
menurunkan pengeluaran urine untuk menjaga volume plasma.
(Irfanuddin, 2008)
3. Sistem kardiovaskular
Saat kerja berlebihan mekanisme pengeluaran panas akan
menyebabkan tekanan darah menurun dan lama-kelamaan
akan pingsan. Berkeringat ekstensif mengurangi curah jantung
dengan mengurangi volume plasma, dan vasodilatasi kulit

8
yang mencolok sehingga menyebabkan turunnya resistensi
perifer total. Karena dampak dari vasoldilatasi kulit tersebutlah
terlihat dengan wajah Bento memerah (Sherwood, 2014).
4. Sistem Respirasi
Pada Saat Bento berlari disiang hari yang terik pada sistem
respirasi Bento mengalami fase inspirasi dan fase ekspirasi.
Pada saat fase inspirasi terjadi kontraksi otot diafragma
kebawah dan kontraksi otot-otot dinding sehingga rongga dada
mengembang (volumenya meningkat). Pada saat fase ekspirasi
otot diafragma dan otot-otot dinding dada berelaksasi sehingga
dengan daya elastisitasnya , diafragma akan kembali keatas
dan otot-otot dinding dada kembal seperti semula. (Irfanuddin,
2008)

e. Apa hubungan bento berlari kencang sekuat tenga dengan


keluhannya?
Jawab:
Saat berlari kaki akan terus bergerak, hal ini menyebabkan
tekanan pada otot perut meningkat. Tekanan otot perut ini, juga
menekan ke bagian diafragma. Pada saat yang bersamaan,
pernafasan yang cepat memperluas bidang paru-paru, yang juga
akan menekan ke arah bawahnya yaitu ke diafragma. Dua tekanan
dari atas dan bawah ini menyebabkan aliran darah dan oksigen ke
diafragma terhambat. (Muir, Braid. 2009)

f. Apa dampak berlari setelah makan siang yang banyak?


Jawab:
Makan banyak 1 jam sebelum olaahraga menyebabkan
transport bahan makanan di lambung terganggu (karena pada
dasarnya sistem digestive itu mencerna makan dalam waktu 4 jam,
lalu refluks asam lambung atau secret empedu kedalam esophagus

9
bagian bawah mengiritasi mukosa sehingga menyebabkan nyeri
pada ulu hati (Price dan Wilson, 2014).

g. Apa klasifikasi dari nyeri?


Jawab :
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yaitu nyeri
akut dan nyeri kronis. Klasifikasi ini berdasarkan pada waktu atau
durasi terjadinya nyeri.
a. Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam kurun waktu
yang singkat, biasanya kurang dari 6 bulan. Nyeri akut yang
tidak diatasi secara adekuat mempunyai efek yang
membahayakan di luar ketidaknyamanan yang disebabkannya
karena dapat mempengaruhi sistem pulmonary,
kardiovaskuler, gastrointestinal, endokrin, dan imonulogik
(Potter & Perry, 2005).
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung selama lebih
dari 6 bulan. Nyeri kronik berlangsung di luar waktu
penyembuhan yang diperkirakan, karena biasanya nyeri ini
tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan
pada penyebabnya. Jadi nyeri ini biasanya dikaitkan dengan
kerusakan jaringan (Guyton & Hall, 2008). Nyeri kronik
mengakibatkan supresi pada fungsi sistem imun yang dapat
meningkatkan pertumbuhan tumor, depresi, dan
ketidakmampuan. (Potter & Perry, 2005).

Berdasarkan sumbernya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri


nosiseptif dan neuropatik

a. Nyeri nosiseptif

10
Nosiseptif berasal dari kata “noxsious/harmful nature” dan
dalam hal ini ujung saraf nosiseptif, menerima informasi
tentang stimulus yang mampu merusak jaringan. Nyeri
nosiseptif berdifat tajam, dan berdenyut.
b. Nyeri neuropatik
Nyeri neuropatik mengarah pada disfungsi di luar sel saraf.
Nyeri neuropatik terasa seperti terbakar kesemutan dan
hipersensitif terhadap sentuhan atau dingin. Nyeri spesifik
terdiri atas beberapa macam, antara lain nyeri somatik, nyeri
yang umumnya bersumber dari kulit dan jaringan di bawah
kulit (superficial) pada otot dan tulang. Macam lainnya adalah
nyeri menjalar (referred pain) yaitu nyeri yang dirasakan di
bagian tubuh yang jauh letaknya dari jaringan yang
menyebabkan rasa nyeri, biasanya dari cidera organ visceral.
Sedangkan nyeri visceral adalah nyeri yang berasal dari
bermacam-macam organ viscera dalam abdomen dan dada.
(Guyton & Hall, 2008).

h. Apa dampak bagi tuuh ketika makan berlebih?


Jawab:
1. Kegemukan
Kegemukan yang dialami oleh orang dewasa dan anak-anak
umumnya terjadi karena yang bersangkutan tidak mampu
mengontrol nafsu makannya. Makanan yang mereka konsumsi
sudah lebih dari cukup dan tubuh tidak memerlukannya lagi.
Akhirnya zat-zat yang terkandung di dalam makanan tidak
mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh tubuh dan malah
menumpuk menjadi lemak.
2. Kencing manis
Kencing manis terjadi ketika pankreas tidak mampu
menghasilkan hormon insulin yang bertugas membawa gula

11
dalam darah masuk ke dalam sel-sel tubuh menjadi energi. Hal
ini disebabkan karena fungsi pankreas menurun akibat kadar
gula yang melonjak karena pola makan yang tidak terkontrol.
3. Tubuh banyak menghasilkan radikal bebas
Makanan yang kita konsumsi secara berlebihan setiap hari
belum tentu sehat dan berguna bagi tubuh, sebagai contoh
makanan yang digoreng atau dibakar. Sebuah penelitian
menyebutkan bahwa setiap makanan yang digoreng atau
dibakar sangat tidak baik bagi kesehatan. Makanan-makanan
tersebut mengandung banyak radikal bebas yang dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit seperti jantung,
kanker, penuaan dini, stroke, kanker usus dan sebagainya.
4. Dapat menghambat pertumbuhan psikologis dan kecerdasan
Pola makan yang berlebihan dapat menghambat proses
perkembangan psikologis dan kecerdasan pada anak-anak yang
masih dalam masa pertumbuhan. Hal ini terjadi karena banyak
zat yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi
sebenarnya sangat tidak baik bagi tubuh terutama bagi
perkembangan otak, seperti: MSG, pewarna makanan,
pengawet makanan, dan sebagainya.
5. Kolesterol tubuh meningkat
Resiko menderita penyakit kolesterol tinggi meningkat,
sehingga memungkinkan seseorang terserang darah tinggi,
serangan jantung, maupun stroke di usia muda. Dalam ambang
batas normal sebenarnya kolesterol sangat diperlukan oleh
tubuh sebagai zat pembentuk hormon reproduksi, zat
pembentuk hormon korteks adrenal yang penting bagi
metabolisme dan keseimbangan garam dalam tubuh, dan
sebagai pelapis membran sel dan pembungkus jaringan saraf
6. Asam urat tinggi

12
Makan berlebihan apalagi yang mengandung zat purin
tinggi akan meningkatkan asam urat. Asam urat tinggi sangat
berbahaya bagi kesehatan karena dapat memengaruhi fungsi
organ ginjal, dan menyebabkan jantung koroner.
7. Gangguan pencernaan
Berbagai macam keluhan pencernaan seperti mual, diare,
dan sembelit sering dialami oleh mereka yang memiliki pola
makan berlebihan, karena makanan yang dikonsumsi hanya
mengandung karbohidrat tinggi, tetapi sedikit mengandung
vitamin dan serat yang diperlukan dalam proses pencernaan.
8. Radang lambung
Kapasitas lambung orang dewasa umumnya berkisar antara
1-1,5 liter, namun hal ini tergantung dari ras dan tinggi badan
seseorang. Ketika seseorang makan secara berlebihan,
lambung dipaksa menampung makanan di luar batas
kemampuan, sehingga lambung dapat mengalami peradangan
akibat luka-luka yang disebabkan oleh kelebihan makanan.

i. Bagaimana mekanisme pegal?


Jawab:
Ketika oksigen dalam fosforilasi oksidatif tidak dapat memenuhi
kebutuhan ATP, maka serat-serat otot akan mengandalkan
glikolisis untuk menghasilkan ATP. Dalam glikolisis, glukosa
akan diubah menjadi piruvat. Ketika tidak ada oksigen maka
piruvat akan diubah menjadi laktat. Pembentukan laktat yang terus
menerus akan menimbulkan penumpukan laktat yang
menyebabkan pegal. (Sherwood, 2014).

13
j. Bagaimana peran hormon pada kasus?
Jawab:
Peran endokrin pada kasus adalah ketika seseorang berlari di
lingkungan yang panas mempertahan volume plasma menjadi hal
yang sangat penting bagi homeostasis. Olahraga dalam cuaca
panas menyebabkan pengeluaran cairan dalam jumlah besar
melalui keringat. Secara bersamaan , di butuhkan pengaliran darah
ke kulit gar terjadi pendinginan dan peningkatan aliran darah
untuk memberi makan otot – otot yang aktif, untuk
mempertahankan curah jantung, aliran balik vena juga harus
memadai. Sistem neurosekretorik hipotalamus-hipofisis posterior
berperan terhadap berbagai kebutuhan cairan yang saling
bertentangan ini dengan mengeluarkan vasopresin penghemat air
sehingga menurunkan pengeluaran urine untuk menjaga volume
plasma.(Sherwood, 2014)

2. Bento tetap berlari meskipun nafasnya udah mulai terasa sesak, wajahnya
memerah dan banyak mengeluarkan keringat.
a. Apa makna bento terasa sesak dan wajah memerah?
Jawab:
 Makna Bento terasa sesak karena Seseorang dalam
keadaan normal yang mengalami lelah berlebih karena
kegiatan fisik (Lari) yang berat dapat meningkatkan kerja
pernapasan sehingga meningkatkan resistensi elastik paru
sehingga kecepatan ventilasi melebihi kebutuhan
metabolik tubuh terhadap pengeluaran CO2.. Akibatnya,
CO2 dikeluarkan lebih cepat dan O2 yang disalurkan ke
alveolus lebih banyak dibandingkan yang disampaikan ke
jaringan.
 Makna Wajah memerah karena Mekanisme pengeluaran
panas berada di bawah kontrol Hipotalamus, saat panas

14
tubuh meningkatkan pengeluaran panas ke lingkungan.
Semakin banyak darah yang mencapai kulit dari bagian
inti tubuh yang hangat, semakin dekat suhu kulit dengan
suhu inti tubuh. Pembuluh darah kulit menghilangkan
efektivitas kulit sebagai insulator dengan membawa panas
ke permukaan, karena itu vasodilatasi arteriol kulit yang
meningkatkan aliran darah hangat ke kulit sehinggan
meningkatkan pengeluaran panas.Respon vasomotor kulit
ini dikendalikan oleh Hipotalamus melalui sistem saraf
simpatis. Peningkatan aktivitas simpatis ke arteriol kulit
menyebabkan vasodilatasi untuk penghilangan panas pada
pembuluh darah sebagai respon terhadap pajanan panas
(Sherwood, 2014)

b. Bagaimana keadaan tubuh saat mengeluarkan banyak keringat?


Jawab:
Peningkatan suhu tubuh oleh hipotalmus yang merupakan
sistem termoregulator yang terdapat di otak. Hal ini berarti
hipotalamus itu berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu. Ketika
terjadi peningkatan suhu tubuh hipotalamus akan merespon dengan
meningkatkan aktivitas-aktivitas saraf simpatis. Saraf simpatis
kemudian akan menyekresikan asetilkolin ujung sarafnya yang
merupakan pembawa pesan kimia untuk mempengaruhi organ
targetnya. Pada kelenjar keringat ini terdiri dari dua bagian yaitu
bagian duktus dan bagian bergelung. Bagian bergelung ini
merupakan tempat diekskresikannya keringat dan dipersarafi oleh
saraf simpatis tadi. Jadi kompensasi tubuh ketika terjadi
peningkatan suhu ialah hipotalamus akan meningkatkan aktivitas
saraf simpatis, saraf simpatis akan mempengaruhi kelenjar keringat
untuk menyekresikan lebih banyak keringat akibat dari
peningkatan suhu tubuh tadi pembentukan keringat ini sendiri

15
bertujuan untuk menghilangkan panas di dalam tubuh atau
menurunkan suhu inti tubuh.

c. Apa yang menyebabkan wajah bento memerah dan banyak


mengeluarkan keringat?
Jawab:
Berkeringat, Perubahan suhu kulit menstimulus
termoreseptor perifer kulit dan perubahan suhu inti menstimulus
termoreseptor sentral di hipotalamus, organ abdomen dan tempat
lain sehingga menimbulkan sinyal di pusat hipotalamus untuk
termoregulasi yang mengaktifkan saraf simpatis untuk
mengeluarkan keringat (Sherwood, 2015).
Wajah memerah, Mekanisme pengeluaran panas berada di
bawah kontrol Hipotalamus, saat panas tubuh meningkatkan
pengeluaran panas ke lingkungan. Semakin banyak darah yang
mencapai kulit dari bagian inti tubuh yang hangat, semakin dekat
suhu kulit dengan suhu inti tubuh. Pembuluh darah kulit
menghilangkan efektivitas kulit sebagai insulator dengan
membawa panas ke permukaan, karena itu vasodilatasi arteriol
kulit yang meningkatkan aliran darah hangat ke kulit sehinggan
meningkatkan pengeluaran panas. Respon vasomotor kulit ini
dikendalikan oleh Hipotalamus melalui sistem saraf simpatis.
Peningkatan aktivitas simpatis ke arteriol kulit menyebabkan
vasodilatasi untuk penghilangan panas pada pembuluh darah
sebagai respon terhadap perjalanan panas (Sherwood, 2014).

3. Setelah berlari sejauh 1 km selama kurang lebih 5 menit , Bento pingsan.


a. Apa penyebab bento pingsan?
Jawab :
Dikarenakan adanya stressor panas dari lingkungan yg bersuhu
tinggi lebih dari suhu tubuh, membuat bento menjadi hipertermi,

16
hipertermi membuat tubuh untuk homeostasis dengan cara evaporasi
atau berkeringat secara berlebihan. Ketika alitan darah difokuskaj
untuk evaporasi suhu inti ke kulit, dan penggunaan energi pada otot,
suplai oksigen ke otak berkurang sehingga menyebabkan bento
mengalami penurunan kesadaran dan pingsan. (Shewood,2014)

b. Apa mekanisme pingsan?


Jawab :
Pingsan terjadi akibat dari timbulnya vasodilatasi pembuluh pada
orang yang memiliki temperatur panas tinggi sebagai usaha untuk
melakukan pendinginan, yang dimana tekanan arteri akan menurun
dengan cepat, yang dapat menurunkan aliran darah ke otak disebabkan
aliran darah di fokuskan ke kulit yang sedang mengeluarkan panas dan
dapat menyebabkan pingsan.Menurunnya tekanan arteri disebabkan
oleh penurunan tekanan vena dan diastol jantung (Guyton dan Hall,
2008).

4. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis didapatkan kondisi bento


sadar dengan seluruh kulit kering , wajah terlihat kemerahan , denyut
jantung 118x/mnt , tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi pernapasan
28x/mnt dan temperature 39,50c .
a. Bagaimana mekanisme kulit kering?
Jawab:
Tidak terjadi pengeluaran keringat lagi meskipun suhu tubuh
sangat meningkat karena pusat kontrol suhu hipitalamus tidak
berfungsi dengan benar dan tidak dapat mengaktifkan mekanisme
pegeluaran panas. Selain itu juga bento mengalami dehidrasi karena
volume plasma menurun sehingga tubuh memberhentikan evaporasi
yang terjadi. (Sherwood, 2014)

17
b. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan vital sign?
Jawab :
 Denyut jantung 118x/menit Takikardi (60-100)
 Tekanan darah 110/70 mmHg Normal (120/60)
 Frekuensi pernapasan 28x/menit Takipnea
 Temperature 39,5 ° C Hipertermia (36,5-37°C)
(Sudoyo, 2009).

5. Apa NNI pada kasus?


Jawab :
“Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang bagus-bagus setiap
(memasuki) masjid. Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan.” (QS. Al-
A’raf (7) : 13)

2.6 Kesimpulan
Bento 30 tahun, mengalami penurunan kesadaran, hipetermi, dehidrasi karena
heat syncope akibat gangguan sirkulasi darah.

2.7 Kerangka Konsep

Dikejar anjing

(intensitas aktivitas meningkat)

Hipertermi Metabolisme
Evaporasi
anaerob

Heat Penumpukan
Dehidrasi
syncope asam laktat

Takipnea Pingsan Pegal


Takikardi Sesak
evaporasi
evaporasi evaporasi
evaporasi
nafas
evaporasi

18
DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia, dari Sel ke Sistem. Ed. Ke-8. Jakarta:
EGC.

Irfannuuddin. 2008. Fungsi Tubuh Manusia. Fakultas Kedokteran Universitas


Sriwijaya.

Aru W, Sudoyo.2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.

Guyton A.C , dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
11.Jakarta : EGC.

Guyton A.C , dan Hall, J.E. 1990. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 5
Bagian 1.Jakarta : EGC.

Price, SA, Wilson, LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit.volume 2 ed/6. Hartanto H, Susi N, Wulansari P, Mahanani DA,
editor. Jakarta : EGC.

Potter,P.A, Perry,A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,


dan Praktik. Edisi 4 . vol 2. Ahli bahasa : Renata Komalasari, dkk.
Jakarta:EGC.

(QS. Al-A’raf (7) : 13)

19

Anda mungkin juga menyukai