Pendahuluan
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat diagnostik mutahir untuk
memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet dan gelombang
frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X ataupun bahan radioaktif.
Hasil pemeriksaan MRI adalah berupa rekaman gambar potongan penampang
tubuh/organ manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 –
1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.
Beberapa faktor kelebihan yang dimilikinya, terutama kemampuannya membuat
potongan koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh
pasien sehingga sangat sesuai untuk diagnostik jaringan lunak.
Teknik penggambaran MRI relatif kompleks karena gambaran yang dihasilkan
tergantung pada banyak parameter. Bila pemilihan parameter tersebut tepat, kualitas
gambar MRI dapat memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan
yang kontras, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara
teliti.
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat diag-
nostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik
penggambaran MRI, antara lain :
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat
diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik
penggambaran MRI, antara lain :
5. Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati , ginjal, kantong dan saluran empedu,
pakreas, limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli
6. Pemeriksaan Thorax untuk melihat : paru –paru, jantung.
Pada pemeriksaan MRI perlu diperhatikan bahwa alat-alat seperti tabung oksigen,
alat resusistasi, kursi roda, dll yang bersifat fero-magnetik tidak boleh dibawa ke
ruang MRI. Untuk keselamatan, pasien diharuskan mema-kai baju pemeriksaan dan
menanggalkan benda-benda feromagnetik, seperti : jam tangan, kunci, perhiasan
jepit rambut, gigi palsu dan lainnya. Screening dan pemberian informasi kepada
pasien dilakukan dengan cara mewawancarai pasien, untuk mengetahui apakah ada
sesuatu yang membahayakan pasien bila dilakukan pemeriksaan MRI, misalnya:
pasien menggunakan alat pacu jantung, logam dalam tubuh pasien seperti IUD,
sendi palsu, neurostimulator, dan klip anurisma serebral, dan lain-lain.
Transfer pasien menuju ruangan MRI, khususnya pasien yang tidak dapat berjalan
(non ambulatory) lebih kompleks dibandingkan peme-riksaan imaging lainnya. Hal
ini karena medan magnet pesawat MRI selalu dalam keadaan “on” sehingga setiap
saat dapat terjadi resiko kece-lakaan, dimana benda-benda feromagnetik dapat
tertarik dan kemungkinan mengenai pasien atau personil lainnya. Salah satu upaya
untuk meng-atasi hal tersebut, meja pemeriksaan MRI dibuat mobile, dengan tujuan
: pasien dapat dipindahkan ke meja MRI di luar ruang pemeriksaan dan da-pat
segera dibawa ke luar ruangan MRI bila terjadi hal-hal emergensi. Selain itu meja
ca-dangan pemeriksaan perlu disediakan, agar dapat mempercepat penanganan
pasien berikutnya se-belum pemeriksaan pasien sebelumnya selesai. Upaya untuk
kenyamanan pasien diberikan, anta-ra lain dengan penggunaan Earplugs bagi
pasien untuk mengurangi kebisingan, penggunaan penyangga lutut / tungkai ,
pemberian selimut bagi pasien, pemberian tutup kepala .
Untuk persiapan pelaksanaan pemeriksaan perlu dilakukan beberapa hal berikut. 5
Persiapan console yaitu memprogram identitas pasien se-perti nama, usia dan lain-
lain, mengatur posisi tidur pasien sesuai dengan obyek yang akan diperiksa.
Memilih jenis koil yang akan diguna-kan untuk pemeriksaan, misalnya untuk
pemerik-saan kepala digunakan Head coil, untuk peme-riksaan tangan, kaki dan
tulang belakang digu-nakan Surface coil. Memilih parameter yang tepat, misalnya
untuk citra anatomi dipilih para-meter yang Repetition Time dan Echo Time
pendek, sehingga pencitraan jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan
berwarna hitam. Untuk citra pathologis dipilih parameter yang Repetition Time dan
Echo Time panjang, sehingga misalnya untuk gambaran cairan serebro spinalis
dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan tampak berwarna putih. Untuk kontras
citra antara, dipilih parameter yang time repetition panjang dan time echo pendek
sehingga gambaran jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan tampak
berwarna abu-abu.
Artefak adalah kesalahan yang terjadi pada gambar yang menurut jenisnya dapat
terdiri dari :kesalahan geometrik, kesalahan algoritma, kesalahan pengukuran
attenuasi.
Sedangkan menurut penyebabnya terdiri dari :
III. Pembahasan
Magnet pada MRI mempunyai fungsi sebagai penentu kualitas image, semakin
besar kuat medan magnet semakin besar spectrum usur yang dapat diolah sehingga
gambar semakin tajam.Magnet pada MRI juga berfungsi sebagai penyearah dari
proton-proton, Namun besarnya medan magnet untuk aplikasi medis dibatasi
hanya sampai 1,5 Tesla, sedangkan untuk riset yang menggunakan tubuh
manusia dibatasi sampai 3 Tesla.
Selain untuk keamanan kalau magnet terlalu besar kontras yang dihasilkan tidak
bagus karena terdapat peristiwa yang dikenel dengan chemical shift artifact.Pada
saat ini MRI menggunakan 3 jenis magnet utama, yaitu:
A. Magnet Permanent
Keuntungan utama dari magnet permanent ini adalah tidak membutuhkan supply
listrik untuk magnetisasinya, oleh karena itu biaya pengoperasiannya relative
rendah. Arah medan magnet utama (Bo) dari selatan ke utara atau dari bawah ke
atas sehingga dapat digunakan untuk open configurasi.Kelemahannya
kekuatan medan magnet kecil dan tidak merata sehingga kualitas gambar
rendah.Sedangkan dari segi fisik sangat berat.
B. Magnet Elektromagnet
Kuat medan magnetnya tergantung dari banyaknya dan diameter kawat
gulungan ,juga besarnya arus listrik pada kawat tsb. Untuk menghasilkan medan
magnet yang besar dibutuhkan banyak kawat yang dibuat pararel. Namun pada
MRI tidak mungkin dibuat susunan kawat pararel, untuk menghasilkan efek yang
sama maka satu kawat dibuat menjadi suatu lilitan.Keuntungannya; magnet
dapat di hidup atau dimatikan secara langsung, kekuatan medan magnet lebih besar
dari permanent.Secara fisik rimgan. Kelemahannya; membutuhkan daya listrik
yang besar, suhu disekitar magnet sangat panas. berat.
C. Magnet Superkonduktor
Kelemahan dari system elektromagnetik adalah adanya nilai tahanan pada kawat
lilitan sehingga membutuhkan daya yang besar.Untuk menhilangkan tahanan maka
bahan kawat diganti dari jenis superkonduktor.Pada superkonduktor nilai tahanan
adalah nol. Saat ini MRI menggunakan superkonduktor Nb-Ti (Niobium Titanium)
yang bersifat superkonduktor pada suhu Helium cair (-273° C). Untuk tetap bersifat
superkonduktor maka lilitan harus tetap terendam helium cair, apabila volume
helium cair dibawah standart yang ditetapkan maka akan terjadi peristiwa Quench.
Pada peristiwa Quench akan terjadi pelepasan arus didalam lilitan sehingga magnet
hilang, selain itu juga terjadi perubahan helium cair menjadi helium gas. Perlu
diketahui apabila 1 liter helium cair menjadi gas akan menghasilkan 6 liter gas
helium, sedangkan didalam tangki MRI terdapat sekitar 1400 liter helium cair untuk
keamanan maka disediakan saluran keluar khusus Quench. Quench sangat
dihidarkan karena apabila terjadi maka sama dengan membeli baru MRI.Namun
Quench dapat digunakan untuk alasan keselamatan apabila terjadi keadaan pasien
terhimpit oleh metal (tabung gas) dan dapat membahayakan nyawanya maka
Quench harus diaktifkan.Keuntungannya; medan magnet sangat kuat, resolusi
gambar tajam, tidak menggunakan daya listrik untuk magnetnya.Kelemahannya;
biaya maintenance besar karena membutuhkan pengisian helium setiap helium
level mencapai 50%.
IV. Kesimpulan
Pemanfatan MRI untuk memeriksa bagian dalam tubuh sangat efektif karena memi-
liki kemampuan membuat citra potongan koronal, sagital, aksial tanpa banyak
memanipulasi tubuh pasien dan diagnosa dapat ditegakkan dengan lebih detail dan
akurat. Pesawat MRI menggunakan efek medan magnet dalam membuat citra
potongan tubuh, sehingga tidak menimbulkan efek radiasi pengion seperti
penggunaan pesawat sinar X.
Gambaran yang dihasilkan oleh pesawat MRI tergantung pada ketepatan pemilihan
parameternya. Dalam pengoperasiannya dapat terjadi kecelakaan yang bisa
membahayakan pa- sien, petugas serta lingkungannya. Mengingat biaya
pemeriksaan MRI bagi seorang pasien cukup mahal dan efek sampingnya,
( terutama efek latennya) yang belum diketahui maka perlu pertimbangan yang
matang sebelum pasien dikirim untuk pemerikaan MRI.
Penelitian perlu dilakukan untuk menge- tahui ada / tidaknya efek samping bagi
pasien, petugas maupun lingkungannya (terutama efek latennya ), mengingat
kekuatan medan magnet- nya cukup tinggi. Perlu tindakan pecegahan kecelakaan
dalam pemeriksaan MRI.